Raja Bucinnya Kanaya

Tapi Kita Lebih Romantis



Tapi Kita Lebih Romantis

0Sebenarnya saat ini Aira sedang malu karena pernyataan Arkan padanya barusan, bagaimana mungkin pria yang selama ini menjadi sahabatnya itu melamarnya dengan cara yang tidak biasa dan menurut Aira tidak romantis dan Arkan malah terkesan main-main.     
0

"Jangan bergurau soal lamaran." ucap Aira yang lebih memilih pergi karena tidak ingin terbawa perasaan dengan ucapan Arkan padanya.     

"Aira tunggu sebentar aku belum selesai bicara.....," ucap Arkan yang tidak ingin Aira meninggalkannya.     

Menurut Arkan Aira adalah Gadis cantik yang unik saat banyak gadis yang tergila-gila padanya hanya karena sebuah pujian Aira justru meragukannya sehingga membuat Arkan tertantang untuk segera membuktikan keseriusannya pada wanita cantik yang telah lama menjadi sahabatnya tersebut.     

"Sepertinya dia meragukan keseriusan mu.....," ucap Al pada Arkan.     

"Sepertinya dia salah paham dan berfikir kamu hanya sedang bercanda, atau mungkin dia akan mendapatkan Pria yang lebih tanpan di pesta ini jika kamu terlambat mengejarnya." ucap Kanaya yang bisa menebak jika arka benar-benar mencintai kakak perempuannya.     

"Baiklah selamat untuk pernikahan kalian, aku akan mengejarnya dulu dan mencoba menjelaskan." ucap Arkan yang kemudian pergi menyusul Aira.     

"Baiklah semoga berhasil." ucap Al sedikit memberikan semangat pada Arkan yang sepertinya memang benar-benar takut kehilangannya Aira.     

Arkan hanya tersenyum sekilas mendengar ucapan Al yang memberikan semangat kepadanya, dan kemudian langsung fokus mengejar sahabatnya yang sedang ngambek.     

"Mereka adalah pasangan baru yang sangat romantis." ucap Kanaya sambil menatap Arkan yang menyusul Aira.     

"Tapi kita bisa lebih romantis dari mereka Yang." ucap Al pada Kanaya.     

"Romantis apanya, mas Al terlalu sering membuat aku kesal dibandingkan bersikap romantis." batin Kanaya.     

Al berfikir jika istrinya yang cantik tersebut lebih tertarik pada Arkan Karena arka berprilaku romantis pada Aira sebelumnya, tentunya seperti biasa Al selalu merasa cemburu pada siapapun yang telah mencuri perhatian Kanaya darinya.     

"Asalamuaikum Kanaya.... selamat atas pernikahan kalian." ucap Rabia yang baru saja datang bersama dengan Ray.     

Bahkan mereka terlihat lebih akrab dan serasi dari pada terakhir kali bertemu sebelumnya, sehingga hal tersebut membuat Kanaya sedikit curiga pada abangnya yang mungkin telah pacaran diam-diam dengan dokter cantik yang merupakan Kakak perempuan Arkan itu.     

"Waalaikumussalam, Terimakasih kak Rabia." ucap Kanaya yang tersenyum ramah pada Rabia dan berpelukan serta cipika-cipiki ala cewek.     

Kanaya menatap Abangnya penuh tanda tanya Karena melihat kedekatan dari Abangnya dengan Rabia. Tapi tentunya Ray lebih terlihat pura-pura tidak paham dengan tatapan penuh kebingungan dari Kanaya.     

"Selamat untuk kalian berdua, karena sepertianya tamu undangan sudah banyak yang mengantri, Dek Rubi... ayo kita turun dan mencicipi makanan yang tersedia." ucap Ray yang mengajak Rabia turun.     

Seperti dugaan dari Kanaya memang benar jika Abangnya telah mempunyai hubungan khusus dengan Rabia terbukti dengan panggilan khusus Ray pada Rabia.     

Rabia sedikit menoleh pada Ray dan kemudian menoleh kearah belakang Ray yang memang saat ini banyak tamu undangan yang ingin segera mengucapkan selamat pada Al dan Kanaya.     

"Baiklah sepertinya aku terlalu bersemangat dan melupakan bahwa banyak tamu undangan yang sedang mengantri, Semoga bahagia dan jadi keluarga yang samawa." ucap Rabia sambil memberikan kado yang terlah dibawakannya untuk Kanaya.     

"Amin ya rabbal alamin, terimakasih kakak telah datang aku sangat senang. Sepertinya Kakak sangat cocok jika menjadi kakak ipar ku." ucap Kanaya pada Rabia.     

Rabia merasa sedikit malu, bukankah mana mungkin Ray dan dirinya bisa menjadi seorang kekasih sementara harinya saat ini belum sembuh dari penghianatan mantan tunangannya yang sebelumnya telah meninggalkannya dan lebih memilih menikah dengan wanita lainnya.     

Rabia hanya belum siap untuk membuat hati karena tidak siap untuk kembali terluka, sedangkan kedekatan Rabia pada Ray saat ini hanya sebatas teman atau sahabat.     

Rabia tidak ingin berharap terlalu jauh, karena memang sebelumnya mereka lebih dekat karena beberapa kali Ray bertanya tentang keadaan ibu Rahma yang memang sebelumnya ditangani oleh Rabia.     

Tentunya Panggilan Ray pada Rubiah itu adalah keinginan dari Ray sendiri, walaupun sebelumnya memang Rabia pernah mengatakan bahwa tidak menyukai pangilan formal saat sedang berada diluar rumah sakit.     

"Kami hanya berteman." ucap Rabia yang berusaha untuk menjelaskan agar Kanaya dan Al tidak salah paham dengan hubungan mereka.     

Lagi pula tadi saat pertama kali datang ke pesta pernikahan Kanaya dan Al, memang Rabia sempat bertemu dengan Bu Rahma yang sangat ramah pandanya dan bahkan meminta Ray untuk menemaninya mengucapkan Happy wedding pada Kanaya dan Al.     

Sebenarnya Ray merasa tidak setuju pada apa yang baru saja dikatakan oleh Rabia, tapi faktanya memang seperti itu bahwa hubungan mereka saat ini memang tidak lebih hanya sebatas sahabat.     

Tentunya Ray bertekad untuk segera menikah dengan Rabia secepatnya agar status mereka yang awalnya hanya sebatas teman bisa bisa berubah menjadi teman hidup selamanya.     

Tentunya Ray tidak akan ragu untuk mempersunting seorang Rania menjadi istrinya, selain cantik dan Soleha Rabia sangatlah disiplin, cantik dan penyayang.     

"Iya.....," ucap Ray yang melihat tatapan Ribia yang seakan meminta dukungan padanya jika memang hubungan mereka tidak lebih hanya sebatas teman.     

Tentu sebenarnya Ray sedikit tidak fokus saat Rabia menatap dengan wajah meminta persetujuan, Rabia terlihat sangat cantik sehingga membuat Ray sedikit gemas dan ingin segera menikahi dokter cantik yang ada disampingnya saat ini.     

"Kalian tidak perlu menjelaskan apapun jika hubungan kalian hanya sebatas teman, lagi pula kami bisa melihatnya sendiri saat ini." ucap Al yang merasa gemas karena melihat Ray dan Rabia yang lebih terlihat seperti pasangan kekasih yang sedang meminta dan memberikan pendapat mereka.     

Rubia yang menyadari jika dirinya terlalu lama menatap Ray yang terlihat hanya diam setelah mengiyakan pendapatnya, langsung saja dengan cepat menundukkan pandangan karena merasa terlalu bersikap hampir melewati batas.     

"Baiklah sepertinya aku merasa lapar aku akan mencicipi menu yang tersedia." ucap Rabia yang berpamitan pada Kanaya.     

"Tentu saja kakak Rabia jangan ragu untuk mencicipi semuanya." ucap Kanaya yang tersenyum manis.     

Melihat kepergian dari Rabia tentu saja Ray pun ikut menyusulnya. "Abang terlihat seperti seorang suami yang sangat posesif pada istrinya." ucap Kanaya yang baru saja melihat Ray pergi terburu-buru menyusul kepergian Rabia.     

"Mereka sedang pendekatan dan mungkin sebentar lagi akan segera menjalani kehidupan rumah tangga seperti kita." ucap Al yang merasa yakin karena melihat keseriusan dari Ray.     

Kemudian mereka kembali menyalami tamu undangan lainnya yang datang lumayan banyak dan sampai pukul 11. 30 akhirnya mereka bisa beristirahat kembali.     

"Yang kamu laper gak?" tanya Al pada Kanaya karena memang tadi pagi mereka hanya makan roti saja dan sangat sedikit sekali, tentu Al merasa benar-benar lapar saat ini.     

"Lumayan.... tapi malas turun ngambil makanan." ucap Kanaya yang tentunya saat ini mereka telah berada dikamar untuk ber istirahat sebelum melanjutkan sesi resepsi dimalam hari nanti.     

Kanaya dan Al memang tadi pagi hanya makan roti sedikit karena tentu saja tidak ingin riasan mereka menjadi rusak jika makan makanan berat dan tadi pagi Kanaya juga tidak merasa terlalu lapar dan Al juga mengikuti apa yang dimakan olehnya sehingga saat ini mereka merasa benar-benar lapar.     

Tok, tok, tok (suara ketukan pintu)     

"Rara Ini makanan kalian.... nak," ucap Rahma yang sangat ini mengantarkan makanan untuk anaknya karena merasa khawatir sejak tadi pagi Kanaya dan Al tidak sarapan dimeja makan.     

"Mama sangat pengertian...., terimakasih ma..." ucap Kanaya yang merasa senang dan langsung memeluk mamanya setelah membuka pintu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.