Raja Bucinnya Kanaya

Malam Pertama Meminta persetujuan (21+)



Malam Pertama Meminta persetujuan (21+)

0Setelah melakukan resepsi pernikahan pada hari ini dengan Kanaya Al merasa sangat senang dan telah berhasil mengumumkan pada seluruh orang jika saat ini Kanaya adalah istrinya.     
0

Sebenarnya Al sudah tidak sabar menunggu malam ini, tentunya mungkin malam ini Al akan benar-benar melaksanakan kewajiban sebagai seorang suami dan tentunya Kanaya sebagai istri yang baik akan melakukan kewajibannya sebagai seorang istri.     

Setelah mati-matian menahan diri untuk menyentuh Kanaya diwaktu yang benar-benar tepat, kali ini Al akan segera berbuka puasa. Al berharap agar tidak ada yang menggangu mereka malam ini.     

"Kenapa Mama tidak juga mengembalikan baju-baju ku yang lebih layak untuk dipakai ya?" ucap Kanaya yang merasa kesal karena isi lemarinya masih saja pakaian kurang bahan.     

Tentu Kanaya tidak punya pilihan lain, tidak mungkin Kanaya terus menggunakan gaun pengantin yang semangkin lama membuatnya semangkin sesak dan kepanasan.     

Al Memang saat ini sedang mandi didalam kamar mandi, dan Kanaya sedang memilih pakaian yang akan dia gunakan saat tidur malam ini. Tidak mungkin Kanaya turun kebawah atau menelpon Mama dan kakak perempuannya yang tentunya saat ini sudah istirahat karena hari sudah mulai larut.     

Sedangkan Kanya tidak mungkin meminta bantuan Abangnya karena mereka berbeda gender tentu saja akan sangat memalukan jika sampai Al yang membawakan baju untuknya.     

"Sayang aku sudah selesai mandi, apakah kamu mau mandi atau kita akan memulainya sekarang?" ucap Al yang saat ini dengan santai memeluk Kanaya dari Belakang tanpa mengunakan pakaian lengkap.     

Kanaya bisa merasakan jika rambut Al masih basah saat Al memeluknya erat dan bahkan meletakkan kepalanya pada bahunya dan memandang lapar Kanaya.     

"Aku.... harus... mandi.... aku merasa panas... dan..... berkeringat." ucap Kanaya yang merasa gugup.     

Saat ini walaupun Kanya masih mengunakan gaun pengantin tapi Kanaya telah melepaskan jilbabnya, Karena Kananya belum terlalu terbiasa dan merasa jika tidak akan terjadi masalah jika Kanaya melepaskan jilbabnya dihadapan Al yang saat ini adalah Suaminya.     

"Aku tidak keberatan untuk menemani mu mandi," ucap Al yang memutar tubuhnya Kanaya hingga membuat Kanaya menghadapnya dengan jarak yang sangat dekat.     

Karena merasa sangat gugup dan sedikit takut Kanaya langsung mundur beberapa langkah kebelakang dan tentunya membuat Al tersenyum dan melangkah maju dengan perlahan sehingga jarang mereka tetap dekat.     

"Suamiku... aku.... belum..." ucap Kanaya yang terpusat karena Al sudah mengecup bibir Kanaya.     

Al bukan hanya mengecup saja tapi juga melumut dan menghisap bibir manis Kanaya, Kanaya hanya terdiam karena belum pernah melakukan ciuman yang menurutnya sangat Aneh.     

"Aaaw...." ucap Kanaya dengan sedikit kaget karena Al yang mengingat bibirnya sehingga membuat mulut Kanaya refleks terbuka.     

Al memperdalam ciuman mereka dan entah sejak kapan ciuman aneh itu membuat kanaya yang tidak berpengalaman juga terbuai dan menikmatinya saja, apa yang dilakukan Al pandanya.     

Dengan refleks Kanya hanya mematung, saat ini Kanaya terlihat seperti seorang bocah yang sedang diperkosa oleh Om-om Karena memang tubuhnya mungil sedangkan tubuh Al yang saat ini sedang memeluknya dan menciumnya sanagat besar, kekar dan mungkin dua kali lipat lebih besar dari tubuh mungilnya.     

Ciuman Al padanya yang sangat menuntut Gambir membuat Kanya kehabisan napas dan kehilangan keseimbangan jika saja Al tidak menyudahi ciuman panas mereka. Dan tentunya tangan Al yang kokoh dengan lembut masih memeluk pinggang Kanaya yang saat ini seperti sedikit lemas.     

"Kita bahkan belum memulainya sayang....," ucap Al sedang suara berat dan beberapa kali mengecupi leher jenjang Kanaya yang putih dan mulus.     

Al telah menyampingkan rambut panjang Kanaya yang terurai Indah. Dan Al juga beberapa kali membuat stempel tanda kepemilikan dileher Kanaya.     

"Aaaaaakh...., Mas... apakah kau sebenarnya adalah vampir?" ucap Kanaya yang kesal karena Al Beberapa kali menghisap lehernya layaknya seorang vampir yang ingin menghisap darah.     

"Hahahaha... gak sayang, aku manusia..., Ayo kita mandi bareng." ucap Al yang langsung gendong-gendongan Kanaya kearah kamar mandi.     

"Sejak kapan dia membuka pakaian ku?" batin Kanaya yang saat ini baru menyadari jika dirinya hanya menggunakan pakaian dalam saja.     

Walaupun beberapa saat yang lalu memang mereka telah melaksanakan sholat sunah dua rakaat yang biasa dilakukan oleh pengantin baru, tapi Kanaya tetap saja merasa gugup.     

"Apakah semua pasangan yang menikah harus berhubungan intim?" tanya Kanaya pada Al.     

Sebenarnya Kanaya hanya berusaha untuk mengukur waktu agar Al tidak menyerangnya saat ini. Kanaya bukannya tidak ingin melaksanakan kewajibannya seorang istri tapi Kanaya hanya sedikit gugup karena belum berpengalaman.     

"Tentu saja sayang, kalau tidak begitu, bagaimana mungkin akan memiliki anak." ucap Al.     

Saat ini Mereka sedang mandi di bathtub yang berukuran sedang tapi cukup untuk menampung tubuh mereka berdua karena Al meletakan Kanaya agak menumpuk dengan tubuh besarnya.     

Al yang melihat keraguan dan kegugupan dimata Kanaya, tentunya Al tidak ingin melakukan sesuatu hal yang akan membuat Kanaya tidak Kanaya sukai. Walaupun saat ini Mereka mandi bersama tapi Al tidak berniat untuk melakukan Hal intim dikamar mandi.     

"Jangan takut, aku tidak akun memaksa mu jika kamu belum siap." ucap Al dengan lembut.     

"Maafkan aku.... kau tidak bermaksud seperti itu.... aku hanya sedikit gugup. Aku tidak berpengalaman walaupun aku pernah pacaran tapi pengalaman ku tidak sejauh ini.     

"Bagiamana mana saja yang pernah disentuh oleh mantan pacar mu?" tanya Al yang sangat ini sedang cemburu.     

"Kami hanya pernah berpegangan tangan dan dia pernah sekali mencium pipi ku." ucap Kanaya dengan jujur.     

" Kalau gitu aku akan membersihkan jejaknya dari tubuh mu." ucap Al yang saat ini langsung mengecupi kedua tangan Kanaya dan kemudian dengan seluruh wajah Kanaya dengan lembut.     

Kanaya sedikit bingung dengan maksud suaminya saat Karnaya ingin bertanya, Al tiba-tiba mengendornya keluar dari bathub dan mereka mandi bersama pada air yang menyiram tubuh mereka dari atas.     

Kanaya saat ini merasa Sangat malu karena melihat tubuh atletis Suami yang sangat mulus, putih alami serta sangat kekar. Otot-otot perut Al membuat Kanaya penasaran dan tanpa sengaja tangan mungilnya menyentuh tubuh suaminya yang sangat terlihat indah itu.     

"Sayang.... kamu sangat nakal, aku telah berusaha menahan diri...," ucap Al yang saat ini terlihat sangat tersiksa.     

"Kalau begitu jangan ditahan bukankah aku adalah Istri?" ucap Kanaya yang entah mendapat keberanian dari mana.     

Kanaya hanya tidak tega melihat Suaminya yang saat ini mati-matian untuk menahan hasrat, karena menyadari jika status mereka saat ini adalah pasangan suami istri tentunya Kanaya tau bahwa Al layak untuk mendapatkan haknya.     

"Apakah kamu sadar dengan yang aku ucapkan sayang?" ucap Al yang saat suaranya mulai berat dan serak kembali setelah sebelum membaik.     

"Iya.... apakah aku tidak layak menjadi seorang istri mu... sehingga kamu meragukan ku.. suami ku?" ucap Kanaya yang saat ini menunduk karena merasa tidak percaya diri.     

Bagaimana mungkin Kanaya bisa mengatakan jika dirinya tidak layak untuk Al, bahkan selama ini Al berniat untuk tidak menikah dengan siapa pun jika bukan Kanaya, tentunya hal itu membuktikan bahwa Kanaya sangat berharga bagi Al.     

"Apa yang kamu katakan Istriku.... kamu sangat berharga... dan hanya dirimu wanita yang paling layak untuk menjadi Istri dan ibu dari anak-anakku nanti." ucap Al dengan tegas tapi juga lembut.     

Apa yang dikatakan oleh Al mampu membuat Kanaya terharu sehingga dengan refleks Kanaya memeluk Al dengan erat, Kanaya merasa sangat beruntung mendapatkan seorang laki-laki sesempurna Al.     

Walaupun dulu sikap Al saat menjadi bosnya sangat menyebalkan dan bahkan sering membuat Kanaya naik pitam. Tapi Al yang kali ini sangat berbeda, yang ada dihadapannya saat ini adalah Al yang penuh kasihan sayang, kelembutan dan kesabaran dalam menghadapi seorang Kanaya yang labil.     

"Kalau begitu buatlah aku benar-benar menjadi istrimu yang sempurna." ucap Kanaya dengan mantap dan yakin.     

Al sebenarnya bukanlah tidak menginginkan hal itu, yang ada dipikiran Al adalah jangan sampai Kanaya merasa tertekan hanya sebuah kewajibannya. Tapi ternyata Kanaya kali ini tampak justru memberikan Izinkan untuk menyentuhnya.     

"Apakah kamu yakin Sayang?" tanya Al.     

Al hanya ingin memastikan jika ini adalah keinginan Kanaya dan keinginan mereka.     

"Iya aku sangat yakin." jawab Kanaya mengangguk dengan yakin sambil menatap kedua mata suaminya yang tampak berbinar mendengar jawaban istrinya.     

Al langsung menyudahi acara mandi mereka. dan kemudian mengangkat tubuh mungil kanannya dan melangkah kearah kamar mereka. Al saat ini benar-benar tidak bisa mengendalikan dirinya setelah mendapatkan izin resmi dari istrinya.     

Padahal itu adalah hanya dan Al sebenarnya tidak perlu meminta izin, tapi karena perasaan cintanya kepada Kanaya yang teramat dalam sehingga membuat Al mati-matian menahan diri. Dengan Lebut bahkan Al telah membuka seluruh pakaiannya yang melekat dalam ditubuh Kanaya setelah sebelumnya telah membaca doa untuk pengantin baru yang akan melakukan malam pertama.     

Untuk membuat Kanaya rileks dan tidak kaget nanti Al memulainya dengan sentuhan lembut dan membuat Kanaya merasa sangat paham jika Dimata suaminya dirinya benar-benar berharga bukan hanya sebetas pemuas napsu.     

Setelah kecupan lembut Al yang sangat menuntut pada tubuhnya membuat Karnaya merasa aneh, ada perasaan seperti panas dan dingin pada tubuh dan ingin pipis secara tiba-tiba.     

"Mas... aku ingin pipis..." ucap Kanya dengan malu.     

"Disini saja." ucap Al dengan enteng seakan bukan masalah besar.     

"Tapi... aakh.... ah...." ucap Kanya yang barusaja pelepasan.     

"Mas....ah.. jangan... disitu kotor.... ah... ah..." ucap Kanaya yang tidak berhenti mendesah.l karena Al yang menjilati bagian intimnya.     

Al tampak sangat bersemangat mendengar desahannya yang sangat seksi dari bibir Kanya, Al. Kali ini Al tidak bisa menjawab pertanyaan istrinya dengan kata-kata, Al akan membuat Kanaya paham dengan praktek langsung.     

"Ah.... Mas Al.... aku... ah.. cukup mas.... ah... aku.... lelah...." ucap Karnaya yang masih mengatur napasnya karena merasa sangat lelah.     

"Kita bahkan belum memulainya sayang," ucap Al yang kali ini berbisik pada telinga Kanaya. Al memberikan kesempatan 5 menit untuk Kanaya mengatur napasnya.     

"Awh...ah... mas.... jangan digigit..." ucap Kanaya karena saat ini Al yang sedang mengulum, dan mempermainkan buah dadanya yang memang agak besar dan tidak sebanding dengan tubuh yang mungil.     

Al fokus mempermainkan puting Kanaya dengan lebih lembut sehingga beberapa kali membuat Kanaya kembali pelepasan. setelah dirasa jalan sudah cukup licin untuk memasukkan senjatanya akan segera dimulai. Al sengaja membuat Kanaya terangsang terlebih dahulu sehingga nanti tidak akan membuat Kanaya sakit saat Al berhasil mengambil mahkotanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.