Raja Bucinnya Kanaya

Rumah Impian Raja Bucin



Rumah Impian Raja Bucin

0Sebenarnya Al juga merasa tidak enak karena terlalu terburu-buru dalam meminta izin untuk pindah pada Papa mertuanya yang saat ini memang sedang kurang enak badan. Tapi tentunya Al tidak ingin jika Kanaya dan dirinya segera pindah ke rumah impiannya yang baru dibangun sekitar beberapa bulanan yang sangat Al mengetahui tentang siap sebenarnya sosok Kanaya.     
0

"Tapi jika Papa merasa Kanaya dan mas Al harus tinggal disini beberapa waktu kamu kami tidak apa menunda untuk pindah." ucap Kanaya yang merasa berat untuk meninggalkan Papanya yang memang terlihat sedikit pucat dari biasanya.     

"Tidak Papa nak, Papa baik-baik saja. Karena saat ini Kanaya sudah menikah Kanaya harus menjadi istri yang taat dan berbakti pada suami. Kalian bisa main kesini setiap hari atau setiap Minggu jika sedang benar-benar sibuk iya kan Al?" ucap Jalal yang meminta persetujuan dari menantunya.     

"Insya Allah Papa," ucap Al sambil tersenyum manis dan mengangguk.     

Al tentu saja tidak ingin membuat mertuanya kecewa dengannya, Al akan melakukan apapun demi kebahagian Kanaya. Bahkan jika Kanaya ingin mereka bolak balik setiap hari kerumahnya mertuanya dan rumah mereka Al tidak keberatan sama sekali.     

"Iya lagi pula Mama yakin Al tidak akan membuat kamu tersiksa karena terlalu merindukan kami." ucap Rahma yang sangat percaya sepenuhnya pada menantunya.     

"Oh iya mama lupa jika pakaian Kanya lainnya ada di kamar tamu sebelah kamar kalian." ucap Rahma yang sebelumnya telah berhasil menjalankan rencana menjahili pasang pengantin baru itu.     

"Pantas saja semua pakaian ku yang tertutup hilang, dan yang ada hanya pakai aneh yang tidak bisa disebut pakaian." ucap Kanaya.     

Kanaya menjadi tau bahwa ternyata benar jika Mamanya yang telah menyembunyikan pakaiannya yang layak dia gunakan harusnya, tapi Kanaya hanya mengunakan pakaian terbuka dihadapan Al yang merupakan suaminya tapi tetap saja Kanaya merasa malu.     

"Mengapa pipi mu memerah?, memangnya pakaian seperti apa yang kamu maksud Rara?" tanya Aira penasaran.     

"Ah....tidak, ayo kita pergi kekamar untuk membereskan barang-barang Mas...," ucap Kanaya yang kali ini bersikap manja untuk pertama kalinya.     

"Tentu saya sayang, Pa... ma.. kami keatas dulu." ucap Al berpamitan pada mertua yang tentunya hanya di respon anggukan oleh Jalal.     

Al langsung mengendong Kanaya dan membawa Kanaya kekamar Kanaya atau mungkin saat ini telah menjadi kamar mereka berdua. sebenarnya Al menggetahui jika Kanaya hanya sedang menghindar dari pertanyaan Aira.     

Tentu saja Kanaya tidak bisa menjelaskan pakaian apa yang yang dikenakannya malam ini dan malam kemaren karena hal ini terlalu memalukan untuk Kanaya. Beruntungnya kanaya memiliki Suami yang pengertian dan sanggat peka seperti Al.     

"Mengapa mereka tiba-tiba pergi aku kan sedang bertanya...," ucap Aira.     

"Mereka sepertinya tidak sabar untuk pindah." ucap Ray dengan santai.     

"Tapi pertanyaannya ku belum dijawab, Rara harusnya menjawab pertanyaan ku terlebih dahulu." ucap Aira dengan wajah cemberut karena tidak mendapatkan jawabannya, padahal saat ini Aira sedang kepo akut.     

"Coba bertanya pada Mama dan Papa mungkin mereka paham, aku akan pergi ke kantor dulu....," ucap Ray.     

"Mama.... pakaian aneh apa yang dimaksud Rara sebelumnya?" tanya Aira yang berharap mendapatkan jawaban dari pertanyaannya.     

Saat ini Ray terlah kabur karena dan sengaja melemparkan pertanyaan aneh itu pada mama dan Papanya. Ray tau tentunya adik keduanya sangat jauh dari pergaulan bebas sehingga tidak mengetahui makna pakaian yang dimaksud oleh Kanaya.     

"Hemmmmm... Abang mana?" ucap Rahma yang malah mengalihkan pembicaraan.     

"Udah pergi kekantor Ma, jadi pakaian seperti apa?" tanya Aira yang tetap tidak lupa dengan pertanyaan yang sebelumnya belum dijawab oleh Mamanya.     

Aira memang selalu memiliki rasa penasaran yang tinggi dan tentu saja tidak akan berhenti sampai mendapatkan jawaban dari apa yang diinginkan olehnya tersebut terjawab tanpa menimbulkan tanda tanya.     

"Mama juga kurang paham dengan pakaian yang dimaksud adik mu nak, kamu bisa bertanya langsung nanti pada adikmu agar lebih jelas." ucap Rahma.     

Aira dapat melihat jika tatapan Mamanya terlihat sedikit serius sehingga Aira menyimpulkan jika apa yang dikatakan boleh Mamanya itu adalah benar. Semetara Jalal hanya bisa tersenyum melihat salah putrinya yang memiliki jiwa kepo yang tinggi.     

Aira memang lebih senang bertanya pada Mamanya dan Kanaya ketimbang Papanya dan Ray karena menurut Aira hanya wanita yang bisa paham dengan perasaan wanita, sedang laki-laki biasanya sangat lambat peka menurut Kanaya.     

"Papa kenapa sih sering meluk Mama terus, Mama kan gak pergi kemana-mana." ucap Aira yang sebenarnya juga juga ingin memiliki pasangan hidup yang romantis seperti Kanaya dan Al atau seperti Papa dan Mamanya.     

"Mama Papa kami telah selesai berkemas dan sekarang kami akan pergi." ucap Kanaya yang saat ini masih digendong oleh Al dan tentunya mereka menggunakan pakaian yang berbeda dari sebelumnya.     

"Jangan pergi dulu.... jawab dulu pertanyaan ku... Rara." ucap Aira yang masih sangat penasaran.     

"Pernyataan yang mana ya?" tanya Kanaya yang pura-pura lupa.     

"Pakai aneh apa yang kamu maksud sebelunya, dan mengapa Al selelu mengendong mu.... biasanya kamu sangat aktif???..." ucap Aira penasaran sekaligus curiga.     

"Karena aku ingin bersikap manja pada suami ku, mas gak keberadaan lagi pula Mas gak keberatan kan?" tanya Kanaya pada Al.     

"Tidak bahkan aku sanggup jika harus mengendong mu setiap hari jika kamu menginginkannya Sayang." ucap Al yang memandang Kanaya dengan penuh cinta.     

"Hemmmmm baiklah lalu....." ucap Kanaya.     

"Oh iya sayang sepertianya hari sudah mulai mendung kita harus segera pergi sebelum nanti ada hujan dan badai." ucap Al pada Kanaya.     

Tentunya sebelum Al dan Kanaya telah mendiskusikan untuk saling membantu dan menghindari pertanyaan pakai aneh yang Kanaya maksud. Karena menurut Kanaya hal itu tentu sangat memalukan baginya.     

Untung Al selalu bersedia untuk membantunya,dan Kanaya pun bersalaman dan berpelukan dengan kedua orang tuanya dan Aira , Kanaya yang tentunya sebelumnya Al menurunkan Kanaya dari gendongannya.     

"Aku akan merindukan kalian semuanya... aku pergi dulu....., Mas gendong." ucap Kanaya.     

"Asalamuaikum... kamu pamit" ucap Al dan Kanaya.     

"Waalaikumussalam iya hati-hati... dijalan." ucap Rahma dan Jalal.     

sementara Aira masih memandang adiknya dengan pandangan sedikit kesal karena pertanyaannya tidak dijawab dengan denaygm lengkap oleh Kanaya.     

tentu saja Al pun langsung mengendong kembali Kanaya setelah berpamitan pada mertuanya dan mereka pun pergi dengan mengunakan mobil Al Lamborgini keluaran terbaru yang berwarna biru yang telah diantarkan oleh orang kepercayaannya.     

"Udah kabur aja.... terus pertanyaan aku siapa yang jawab." ucap Aira dengan kesal dan kembali memasuki berumah Setelah melihat Kanaya dan Al sudah tidak terlihat lagi bersama dengan satu mobil lainnya yang membawa barang-barang mereka.     

"Aku rasanya sebenarnya anak kedua kita masih terlalu polos dan ke kanak-kanakkan." ucap Jalal.     

"Iya sepertianya selama ini karena dia lebih sering didalam rumah dan tidak memiliki terlalu banyak teman." ucap Rahma.     

Kanaya dan Al saat ini sudah sampai di suatu tempat dengan ruang yang lumayan besar atau mungkin sangat besar dengan bunga di tamanyang berwarna-warni dan membentuk A,C, dan K.     

"Mas kenapa taman Bungannya membentuk huruf A,C dan K?" tanya Kanaya penasaran.     

"Adalah bukti cinta ku pada mu.... A bermakna nama ku Al, C bermakna cinta dan K bermakna Kanaya karena diawal perkenalan kita nama mu adalah Kanaya dan cinta ku semangkin dalam pada mu... semenjak mengetahui jika kamus adalah Rara kecil." ucap Al menjelaskan.     

Sungguh bagi Al Kanaya sangat romantis, bagaimana bisa Al merencanakan taman bunga semanis ini. Kanaya memang sangat menyukai bunga yang berwarna warni.     

"Terimakasih.".ucap Kanaya.     

"Kamu tidak perlu berterimakasih ini adalah pembuktian Cinta ku pada mu..... Sayang." ucap Al yang tersenyum tulus.     

"Aku rasa rumah ini sangat sederhana dari jauh tapi semangkin dekat terlihat sangat besar dan elegan." ucap Karnaya.     

"Iya memang aku merancang arsitek khusus untuk membuat rumah impian ku ini, yang tentunya hanya aku aku tinggali bersama mu saja." ucap Al pada Kanaya.     

Al langsung turun dari mobilnya dan Tentunya mengendong kembali Kanaya seperti sebelumnya, Al akan menunjukkan isi rumah baru mereka yang tentunya tidak kala indah dengan pemandangan luar dari rumah ini.     

"Rumah ini ternyata sangat luas, mewah dan elegan tapi cup terkesan sederhana." ucap Kanya yang takjub dengan rumah baru mereka yang didominasi dengan warna biru langit dan silver yang merupakan perpaduan dari warna kesukaan dari Al dan Kanaya.     

Ruman ini tampak cukup besar dengan lima lantai, Tentunya terdapat lift didalam ruang mereka. rumah Allah Amerika klasik yang terbilang sederhana namun masih berkesan mewah dan elegan.     

Kanaya sangat bersyukur dan tidak pernah menyangka jika dulu kehidupannya yang tinggal di rumah sederhana dan juga kontrak sederhana kali ini diberi suatu hadiah besar dapat tinggal dirumah suaminya yang sangat Indan mewah dan berkelas.     

"Subhanallah rumah mu ini sangat mewah dan indah mas." ucap Al yang merasa takjub kagum dan tentunya juga bersyukur.     

"Tidak sayang ini bukan rumahku, tapi ini adalah rumah kita dan anak-anak kita nanti. aku sengaja membangun rumah yang besar karena bercita-cita ingin memiliki banyak anak Insya Allah lebih banyak dari gen halilintar." ucap Al sambil tersenyum membayangkan wajah anak-anak yang pastinya akan tampak cantik dan manis seperti Kanaya atau akan tampak tampan seperti dirinya.     

Kanaya merasa senang sekaligus malu dan terkejut mendengar ucapan dari suaminya, bagaimana mungkin mempunyai anak-anak sebanyak atau lebih banyak dari gen halilintar, sedangkan menurut Kanaya melahirkan satu anak saja juga memerlukan sanagat banyak tenaga dan kesabaran.     

Tentunya Kanaya juga tidak melupakan bayi besarnya yang tentunya sangat manja dan cemburuan, Kanaya hanya berharap nanti Al tidak akan cemburuan pada anak-anak mereka.     

"Yang jangan sering melamun, ada beberapa pelayan di rumah ini dan kamu hanya boleh lakukan apapun sesuai dengan keinginan mu jangan sampai terlalu lelah, dan mintalah bantuan pelayanan didalam rumah ini dan ingatlah tidak boleh pergi keluar ruam tanpa izin."ucap Al pada Kanaya.     

Padahal sebelumnya Kanaya hanya sedang membayangkan bagaimana mungkin dirinya sendiri sanggup membersikan rumah sebesar ini sendiri, tapi ternyata Al telah berhasil menebak isi kepalanya dan menjawabnya dengan sangat tepat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.