Raja Bucinnya Kanaya

Raja Bucin Vs Bocah Ingusan



Raja Bucin Vs Bocah Ingusan

0Saat ini pasangan bucin yang baru saja resmi menyandang status Suami istri duduk di singgasana mereka sebagai Raja dan Ratu sehari, Kanaya dan Al tampak sangat cantik dan tampan dengan mahkota yang ada di kepala mereka yang menunjukan jika mereka berdua dalah pasangan pengantin yang sangat serasi yang cocok untuk menyandang gelar Seorang Raja dan Ratu sehari.     
0

Sayang nanti senyumnya jangan terlalu manis ya, aku gak rela berbagi senyuman manis mu dengan laki-laki yang lain. Ucap Al dengan posesif.     

Al memang sangat egois jik berkaitan dengan Kanya yang memang seseorang wanita cantik yang sangat bermakna dalam hidupnya tentunya setelah Mamanya, walaupun saat ini Al dan Kanaya sudah menikah tapi sikap posesif Al bukannya berkurang malah bertambah.     

"Mas kita sedang mengadakan resepsi pernikahan dan tentunya tamu undangan datang untuk memberikan ucapan selamat dan mendoakan kebahagian kita, dan kita harusnya tersenyum bahagia karena telah mendapatkan doa dan ucapan selamat dari tamu undangan." ucap Kanaya yang memang selalu tersenyum manis sejak duduk sebagaai Ratu dan Raja sehari bersama dengan Al.     

Al tidak menoleransi alasan apapun yang berkaitan dengan Kanaya, bagi Al saat ini adalah hanya miliknya karena Kanaya telah menjadi istrinya. Tentunya yang ada di dihadapannya Al istri tercintanya Kanaya hanya boleh tersenyum manis padanya saja, karena Al takut banyak orang yang jatuh hati dan mengancam keamanan dari istri tercintanya tersebut.     

Al tidak masalah jika harus dicap sebagai laki-laki yang sangat posesif pada istrinya karena menurut Al itu lah bentuk cintanya dan penjagaannya pada Kananya, bagi Al Kanaya terlalu berharga dan tentunya Al tidak rela bebagi keindahan perhiasan dunia akhiratnya itu pada orang lain.     

"Sayang ingat harus jaga pandangan. Ingat Aku suamimu dan kamu istri ku." Ucap Al dengan berbagai alasan berusaha untuk selalu membuat Kanaya hanya memandang dirinya saja.     

Sungguh Kanaya tidak mengetahui bagaimana pola piker suamianya terbut walaupun Kanaya baru menikah dengan Al tujuh jam yang lalu, tapi Kanaya tidak akan mungkin melupakan kanya sesingkat itu. Lagi pula kanya masih tau batasan yang segarusnya karena Selain saat ini Kanaya adalah seorang istri Al yang merupakan seorang Raja bucinnya.     

"Iya suamiku." Ucap Kanya.     

"Awas saja jika sampai ada wanita cantik datang dan tidak bisa menjaga pandanganagannya aku akan mendiamkannya." Batin Kanya.     

Tentunya mendengar jawaban dari istri tercintanya terebut mebuat hati Al lebih tenang, setidaknya Kanaya mengingat bisa mengingat dan menghargainya sebagai seorang suami saat ini walaupuan ucapan Kanaya sebelumanya sepertinya terdengar sedikit kurang menyakinkan bagi seorang Al. Sejak tadi Al memang betah menatap wajah istrinya yang terlihat sangat cantik yang duduk manis disamapinya.     

Untungnya saat ini tamu undangan Al dan Kanaya tidak terlalu ramai sehingga sesekali Al memngengam tangan Kanaya dengan lebut, dengan begitu Al lebih merasa tenang dan aman. Tanggan mungil dan lembut milik istrinya itu selalu membuat Al nyaman, walaupun memang sesekali terlihat kesal saat tanagnya yang baru saja menyalami tamu perempuan langsung digengem oleh Al seakan-akan Kanya akan pergi jika Al melepaskan tangan Kanaya lebih lama.     

Kanaya sebenarnya tidak terlalu kesal hanya saja Kanaya merasa sedikt malu di perhatikan oleh banyak tamu undangan karena ualah Al yang sangat mengemaskan bagi Kanaya.     

"Mas aku rasa kita tidak akan pergi menyebrang jalan sehingga tidak perlu pegangan tangan terus." ucap Kanaya yang menunduk karena merasa malu diperhatikan tamu undangan yang membuatnya sedikit malu dan tidak nyaman.     

"Gak mau, nanti kamu lupa kalau aku adalah suami mu jika aku melepaskan tangan mu." ucap Al yang terdengar sangat serius dengan ucapannya.     

Kanaya mulai berfikir keras seharusnya apa yang kanyalakukan saat ini, haruskan hanya berstukur atau mengeluh mendapatkan suami seperti Al yang sekarang merupan seorang bocaah yang takut ditinggalkan oleh ibunya pergi, tapi kali ini masalahnya Al bukan anak-anak lagi melainkan seorag pria dewasa yang bahakan sebentar lagi hampir menginjak umur 30 tahun.     

"Hay Rara....., asalamuaikum. Aku harap kamu tidak melupakan sahabat mu yang sangat tampan ini." ucap Denis dengan percaya diri.     

Waalaikummusslam.. ucapa Kanaya yang terputus.     

"Siapa yang mengundangmu?" ucap Al yang saat ini memandang Denis dngan tatapan dingin.     

Tentunya Al masIh mengingat Denis yang merupakan sahabat dari istrinya yang diam-diam teramat sangat mencintai Kanaya. Al pun pernah beratem dengan bocah ingusan yang saat ini telah berada dihadapannya dengan setelanja hitam dan kemej merah dan juga celan kain dengan warna senanda yang membut Denis terlihat tampan tapi tentunya tidak setampan Al yang tentunya adalah pria yang palin tampan walaupun terkenal dengan tatapan dingainnya.     

"Tentunya Uma Shopia dan tante Rahma yang engundang ku, tolong lepasin tangan kanya bentar Om gue mau salaman dank lo boleh si meluk Kanaya juga bentar." ucap Denis yang meminta izin dengan Al secara tidak langsung.     

"Gak boleh!" ucap Al dengan tegas, jika bukan karena Al saat ini teramat menghargai mertuanya yang telah mengundang bocah tengil itu suadah dipastikan pastikan saat ini Al telah membuat wajah bocah ingusan yang kurang ajar itu babak belur.     

"Sabar Mas....., Denis kita tidak bisa bersalaman lagi sekarang aku telah memiliki suami dan aku hanya bisa bersentuahan dengan yang sesame mahrom saja, kamu bisa bersalaman dan memeluk suami ku yang tampan ini jika kamu tulus ingan memberikan selamat dan doa untuka kami. Ucap Kanaya sambil tersenyum manis.     

"Sayang," ucap Al yang tidak rela melihat istrinya tersentum manis pada boch ingusan yang merupakan sahabat dari Kanaya itu.     

"Baikalan aku tidak keberatan     

Selamat ya Om...., jaga sahabat ku ini dengan baik. Jika sampai Om gagal menjagnya aku akan merebutnya." ucap Denis yang tiba-tiba langsung memeluk Al tampa sungkan.     

Hal itu bahkan tidak akan pernah terjadi dalam mimpi mu sekali pun. ucap dingin Al yang terpaksaa membalas pelukan dari Denis karena mengingat tidak rela jika Denis harus memeluk istri tercinyanya itu.     

"Aku rasa kalian sangat cocok jika saling bersahabat, kalian terlihat sangat kompak dan sama-sama tampan, Tapi tentunya suami yang panling tampan." ucap Kanaya sambil tersenyum manis menunjukan ketulusan yang membuat kedua laki-laki itu terpesona karena kecantikan hati dan wajah Kanaya.     

"Aku tau kamu terpaksa mengatakan hal itu karena om tua ini telah menjadi suami mu," ucap Denis dengan jail yang sengaja ingin memancinga kemaraharan Al yang sepertinya hari ini terlihat lebih tenang.     

"Jaga ucapan mu bocah. Bilang saja ku iri dengan ketampannan ku dan aku berhasil mendapatkan hati istriku tercinta dengan menjadi seoranga Raja dengan Kanaya sebagai Ratu ku. Kamu hanyalah bocah ingusan yang masih jomblo." ucap Al yang kali ini meluapkan emosinya dengan balik mengejek Denis yang memang masih jomblo. Al yang tidak bisa menonjok Denis secara langsung bengan tangannya kali ini mengunakan kata-kata untuk menyadarkan bocah ingusan itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.