Raja Bucinnya Kanaya

Hari Terikat Dengan Raja Bucin



Hari Terikat Dengan Raja Bucin

0Hari ini Al sangat merasa tidak sabar sekali menunggu pengantinnya yang tidak lain adalah Karnaya, saat ini Al sadang menunggu kedatangan dari calon istrinya yang sebentar lagi akan segera menjadi istri hanya dengan hitungan menit.     
0

"Subhanallah... adek gue... cantik banget...," ucap Ray yang memang saat ini berada di samping Al, Karena mang yang menjadi saksi pernikahan dari adik nya dan sahabatnya.     

Al tamapak terdiam.... melihat wajah calon istrinya yang tampak sangat cantik balutan gaun yang terlihat anggun serta balutan hijab syar'i, pada hari ini Kanaya memang terlihat sangat cantik bagaikan seorang ratu yang terlihat sangat anggun dengan gaun pengantin berwarna putih.     

"Hati-hati kemasukan lalat bro, gue tau adek gue itu memang cantik..... tapi gak usah sambil ngiler gitu juga ngeliatnya." ucap Ray yang menyenggol Al sehingga membual Al tersadar dan langsung menyentuh bagian dagunya.     

"Gila aja lo bro....," ucap Al dengan kesal ternyata Ray membohonginya.     

Saat ini memang Al tampak sangat tampan dengan kemeja putih dan celana kain berwarna hitam, lengkap juga dengan peci hitam yang ada di kepalanya. Walaupun penampilan Al sangat sederhana tapi sudah dapat dipastikan bahwa apapun yang Al pakaian akan terlihat sangat indah dan enak dipandang mata.     

Wajah Al yang tampak seperti bule tampan, rambut kemerah, sedikit brewok tipis, dan kulitnya yang putih membuat Al terlihat seperti seorang bule nyasar. Tentunya Al memang memiliki keturunan bule dari sebelah ibunya uang berada Turki Korea sedang Ayahnya Indonesia asli.     

Rambut kemerah milik Al adalah warna rambut aslinya yang dimiliki Al sejak kecil, sedang meta Al memang sedikit sipit dengan wajah yang terlihat sangat tampan yang terkenal dengan sikap dinginnya jika dihadapkan dengan orang asing, Tapi saat bersamaan dengan Kanaya Al bisa menjadi seorang singa yang penurut.     

"Hahahaha... gue....kan cuma bercanda," ucap Ray sambil tertawa.     

Saat ini jika bukan yang berkata pada Al terus adalah Ray pasti Al akan langsung memberikan pelajaran kepada pelaku. tapi karena pelakunya tersebuat adalah Kakak dari waniata yang sangat di cintainnya tentu saja Al mengurungkan niatnya.     

Melihat tingkah dari Ray dan Al membuat Jalal menggelengkan kepalanya, keduanya pria dewasa yang adalah dihadapannya saat ini terlihat ke kanak-kanakan menurut Jalal.     

"Apakah nak Al siap untuk memulai akad pada malam ini?" tanya pak penghulu Setelah melihat Karnaya yang sudah bersiap duduk de dekat barisan pada perempuan.     

Tentunya pernikahan ini Al hanya kan bisa duduk bersanding dengan Kanaya Setelah berhasil mengucapkan ijab Kabul dengan lancar dan benar Tentunya.     

"Saya siap Pak." ucap Al dengan yakin setelah melihat bidadari nya hidupnya tadi turun dari atas tangga dan saat ini sedang duduk dengan para perempuan lainnya.     

Pak penghulu membantu menuntun Papa Kanaya yaitu Jalal untuk segera melakukan ijab kabul, Karena memang calon pengantin, wali nikah dan saksi sudah datang dan cukup memenuhi syarat untuk menikah.     

Pak penghulu meminta untuk wali nikah Perempuan dan calon pengantin laki-laki yang tidak lain adalah Jalal dan Al agar bersaing berjabat tangan untuk memulai akad.     

"Saya nikahkan engkau Ananda Al- Husain Usman bin Khalid Usman dengan putri kandung saya Aurora Putri Rumi binti Jalaluddin Rumi dengan maskawin Satu set perhiasan emas dan perak, serta uang tunai tuju ratus juta rupiah dibayar tunai." ucap Jalal dengan tegas.     

"Saya terima nikahnya Anak kandungan bapak, Aurora Putri Rumi binti Jalaluddin Rumi dengan maskawin satu sangat perhiasan emas dan perak, serta uang tunai tuju ratus juta rupiah dibayar tunai." ucap Al dengan tegas dan tidak terlihat gugup sama sekali.     

"Bagaimana para saksi?" tanya pak penghulu pada para saksi pernikahan Al dan Kanaya.     

"Sah... sah... sah...." jawab saksi dari kedua belah pihak keluarga yang menghadiri akad-nikah Al dan Kanaya.     

Kemudian pak penghulu membacakan doa untuk keduanya pengantin yang saat ini baru saja menjadi terikat dan menjadi pasangan suami-istri.     

"Pengantin wanita silahkan maju dan duduk disamping pengantin pria dan kemudian dipersilahkan untuk menandatangani buku nikah." ucap pak penghulu.     

Mendengar Kanaya yang akan segera duduk disampingnya membuat Al merasa sangat senang, tentunya mereka duduk bersama dengan seratus yang baru membuat Al sangat tidak sabar untuk memeluk Kanaya yang telah terikat sah menjadi istrinya beberapa detik yang lalu.     

Setelah menandatangani buku nikah kemudian adalah sesi foto singkat dengan kedua pengantin berpose sambil memegang buku nikah sebagai bukti bahwa Al dan Kanaya telah menikah.     

"Mempelai perempuan dipersilahkan untuk mencium tangan suamiya sebagai tanda bakti seorang istri pada suaminya." ucap pak penghulu.     

Tentunya saja ini adalah bagian yang sangat ditunggu-tunggu oleh Al, dimana Al bisa bebas untuk mencium Kanaya walaupun saat ini hanya boleh berciuman di kening Kanaya saja tapi Al sangat senang, tentunya berbeda dengan Kanaya yang terlihat malu dan sedikit salah tingkah.     

"Boleh berikan tangan mu...," ucap Kanaya dengan ragu.. karena Al tampak asik senyum manis saja dari tadi.     

Al langsung saja mendekatkan tangannya pada Kanaya, Al terlalu merasa senang saat Kanaya telah menjadi istrinya sehingga lupa dengan apa yang di ucapkan oleh pak penghulu pada mereka.     

Al sedang menahan diri untuk tidak memeluk Kanaya dengan erat saat ini karena Kanaya terlihat cantik mengemaskan apalagi terlihat sangat gugup dihadapan Al sangat ini.     

"Aku sangat mencintaimu Istriku... Kanaya....." ucap Al setelah selesai mengecup lama pucuk kepala Kanaya yang tentunya hal ini dilakukan pada saat Kanaya tadi selesai mencium tangannya.     

Kanaya sangat senang sekaligus malu, mendengar pernyataan cinta Al disaat hari pernikahan mereka ini, Karena memang dengan percaya diri Al mengatakan nya dihadapan semua orang yang tentunya sangat ini sedang menjadikan mereka pusat perhatian.     

"Ya Allah soswit banget adek bontotku...." ucap Ray yang merasa terharu.     

"Lebay amat lu Bang, perasaan yang nikah kan Kanaya ama Bang Al." ucap Aira pada Ray.     

Saat ini memang Aira telah mengganti pangilan nya pada Ray yang sebelumnya kakak menjadi Abang, Aira ikut-ikutan Kanaya. lagi pula Ray memang lebih suka dipanggil Abang dari pada kakak yang menurutnya lebih menunjukkan bahwa Ray adalah seorang laki-laki.     

"Abang... kakak...?"ucap Kanaya yang baru saja selesai sungkeman pada dua orang tuan dan mertuanya dan saat ini tinggal bersalaman kepada Ray dan Aira.     

"Iya adek.... Abang.... selamat ya..., Baarakallahu laka wabarakoa 'alaika wajma'a bainakumaa fii khoir." ucap Ray yang mendoakan Al dan Kanaya yang ada dihadapannya sambil mengusap pelan pucuk kepala Kanaya dan memeluk singkat Kanya dan Al bergantian.     

"Amin ya rabbal alamin. Terimakasih doanya Bang." ucap Kanaya dengan tulus.     

"Iya bro makasih doanya." ucap Al yang malah berusaha bersikap santai. Sebenarnya Al merasa sedikit kesal tadi pada Ray yang sepertinya sengaja memeluk Kanaya tadi.     

"Selamat ya dek bontot... yang udh sah jadi seorang istri." ucap Aira yang memeluk Kanaya.     

"Terimakasih Aira, maksud ku kakak ku yang cantik..." ucap Kanaya yang membalas pelukan dari kakak perempuannya.     

Akhirnya malam Akad-nikah dengan pergantian status Al dan juga Kanaya dari lajang menjadi pasangan suami istri dengan lancar tanpa hambatan. Tentunya setelah para orang tua pulang kali ini Kanaya yang gugup dan bingung memikirkan apa yang akan terjadi setelah itu berbeda dengan Al yang terlihat sangat bahagia dan menantikan hal ini dari sejak lama.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.