Raja Bucinnya Kanaya

Terbebas dari Raja Bucin Bagian 4



Terbebas dari Raja Bucin Bagian 4

0Setelah sebelumnya Kanaya berhasil meyakinkan Mama dan Papanya bahwa memeng Mereka tidak pernah bertemu pada saat mereka sedang di pinggir akhirnya kali ini Kanaya bisa bernapas lega karena Mama dan Papanya tidak bertanya-tanya lagi tentang mereka.     
0

Malahan Mama Kanaya mengaajak anaknya untuk ke salon pagi ini, padahal acara pernikahan Kanaya kan masih besok pagi, tapi karena Kanaya anak yang penurut dia hanya mengikuti saya apa yang diinginkan oleh orang tuanya tersebut tanpa bertanya lagi.     

Walaupun sebenarnya didalam hati Kanaya penasaran. Tapi nanti saja Kanaya akan bertanya langsung kepada Mamanya yang memang sangat sering mengajaknya ke salon sebelumnya tapi Kanaya selalu menolak dengan berbagai alasan, Karena menurut Kanaya terlalu ribet amat hanya untuk terlihat cantik di depan laki-laki.     

Padahal jika memang mereka mencintai kita dengan tulus fisik bukanlah suatu masalah, lagi pula warna kulit Kanya tidak hitam-hitam amat sehingga tidak perlu bolak-balik ke salon terus.     

"Mama.... ingat...., Hati-hati bersama dengan putri kita..." ucap Jalal pada Rahma diakhiri dengan mengecup kening Rahma dengan romantis setelah Rahma mencium tangan Jalal untuk berpamitan.     

Orang tua Kanaya memang terlihat sangat harmonis setelah usai rujuk kembali beberapa bulan yang lalu bersama dengan kedatangan Kanaya lagi di rumah ini untuk tinggal bersama mereka.     

"Iya Papa, mama pamit dan Papa jangan lupa hubungan Tuan Khalid untuk bersiap-siap jangan sampai mereka lupa." ucap Rahma.     

"Aku rasa mereka tidak akan lupa, lagi pula mana mungkin Al melupakannya Kanaya sedangkan mereka sudah berani datang diam-diam memanjat tembok belakang rumah kita hanya untuk menemui putri bungsu kita." ucap Jalal yang memang telah mengetahui semuanya karena telah mengecek rekaman CCTV.     

Kanaya terlihat sedikit menunduk karena ketahuan berbohong, tentu saja Kanaya sangat merasa malu, bukan tidak mungkin ayah juga melihat Al dan kanan Kanaya berpelukan di balkon. Sungguh kali ini Kanaya sangat bingung ingin bereaksi seperti apa didepan kedua orang tuanya, karena memang Kanaya merasa sangat malu.     

"Nak.... lain Kali jangan lakukan lagi didepan umum kalian bisa berpelukan setelah menikah nanti didalam rumah saja atau di tempat yang kira-kira tidak ada orang atau CCTV." ucap Jalal pada bungsunya.     

"Papa sepertianya anak bungsu kita ini terlalu malu, dia bahkan rela berbohong sebelumnya demi untuk melindungi Al dari hukum. Bukannya mereka sangat romantis?"ucap Rahma yang meminta persetujuan suaminya.     

"Iya romantis si mah, tapi percuma juga romantis kalo belum halalkan hanya akan menumpuk dosa." ucap Jalal.     

Mendengar ucapan dari Papanya membuat Kanya tersadar, mungkin Kanaya yang memang secara tidak sengaja seri berpelukan dengan Al atau lebih tepatnya Al yang memeluknya, sering buka pasang jilbab, dan sering berpakaian yang mungkin saja mengudang syahwat kaum Adam. Kanaya merasa bersalah karena mebiarkan kedua keempat orang tuanya itu mungkin akan dekat dengan pintu neraka, terutama Bapak dan Papanya.     

"Ya Allah ampunilah aku..... sesuai janji ku padamu Tuhan ku.... aku akan mengunakan jilbab secara permanen setelah menikah dan besoklah mungkin aku menikah tolong permudahlah jalan hamba jika memang pak Al adalah jodoh hamba." Batin Kanaya yang berdo'a meminta pada Allah.     

"Papa semuanya akan di percepat bagaimana bisa kita pergi jika Papa masih saja betah mengajak kami mengobrol saat ini." ucap Rahma.     

"Iya maaf, Hati-hati dijalan." ucap Jalal pada anak dan istrinya tersebut yang telah memasuki mobil. Rahma membalas lambaian tangan suaminya tersebut sambil tersenyum manis.     

Belakang ini memang Jalal sering bersikap kekanak-kanakan dan lupa sekitar jika sedang asik bicara dengan Rahma, mungkin sikap Rahma yang cuek sebelumnya memang membuat Jalal tersebut terus berusaha banyak bicara agar mengetahui apa yang sebenarnya yang menjadi permasalahan dari Rahma sebagai istri dulu, saat ini dan nanti.     

"Mengapa kamu terlihat murung nak?" tanya Rahma pada anaknya.     

Saat ini mereka sedang berhenti di lampu merah, karena melihat anaknya yang hanya diam saja dari tadi Rahma pun bertanya pada Kanaya. Kanaya cenderung memiliki sikap yang sama seperti Rahma akan menjadi pendiam jika sedang dalam masalah atau sedang sakit, Bahkan tidak jarang dulu Rahma menangis tiba-tiba.     

"Maafkan Kanaya yang berbohong pada Papa dan Mama.....," ucap Kanaya dengan suara pelan.     

Iya saat ini Kanaya juga sambil menangis tanpa suara, karena memang merasa bersalah pada orang tuanya karena telah berbohong dan tidak berkata jujur.     

Rahmah yang menoleh kearah anaknya dan melihat Kanaya menangis pun langsung melepaskan sabuk keamanan, Lalu memeluk putrinya itu sebentar dan menghapus air mata Kanaya.     

"Iya nak tidak apa-apa, lain kali bersikap jujur lebih baik. Udah jangan nangis lagi nak, Mama paham perasaan kamu, sekarang kalian akan menikah. Bersikap lah dewasa dan utamakan kepentingan bersama." ucap Rahma pada anaknya.     

Rahma mengunakan sabuk keselamatan itu kembali setelah melihat lampu lalu lintas yang mulai kuning dan sebentar lagi akan hijau dalam hitungan detik.     

"Iya Ma....." ucap Kanaya yang menganggap mamanya telah memaafkan nya.     

Setelah sampai kesalon tentu salon kecantikan khusus wanita sehingga Kanaya tidak perlu merasa risih jika dia akan di perhatikan oleh laki-laki karena semua Yanga di tempat ini hanya wanita saja.     

Akhirnya mereka mulai perawatan kulit, wajah dan juga rambut walaupun nanti Kanaya juga akan mengunakan jilbab pada saat pernikahan tapi tetap saja perawatan rambut sangat penting, Tentu nya semua itu telah dia atur oleh namanya Kanaya hanya tinggal duduk manis saja sesuai saran mamanya.     

"Mbak sekarang sudah cantik tinggal ganti gaun, sedikit polesan make up dan pasang hijab saja." ucap pegawai salon perempuan itu.     

Kanaya pun mulai berfikir bagaimana bisa mbak-mbak salin ini mengatakan harus pasangan gaun, makeup dan jilbab sedangkan pesta pernikahan mereka bakanya besok. Sedangkan saat ini masih Siang hari dan telah sholat Zuhur juga tentunya.     

Tadi bahkan Kanaya baru saja selesai makan bersama dengan Mamanya, tapi setelah itu Mamanya Rahmah meminta mereka kembali melanjutkan perawatan kecantikan kembali karena memang belum selesai.     

"Mama Kenapa harus di dandani pakai make up dan gaun sekarang?" tanya Kananya penasaran     

"Tentunya saja nak pernikahan kalian kan di percepat, akad nikahnya malam ini secara sederhana dirumah kita." ucap Rahma dengan Entang.     

"Apa ma tapi tadi pagi Mamaknya tidak ada persiapan apa pun?" ucap Kanaya dengan kaget.     

"Iya tentu saja dengan kepintaran mama, Uma Shopia dan calon besan Mama semuanya akan siap dalam hitungan jam bahkan dalam hitungan menit." ucap Rahma.     

Rahma sebelumnya mamang telah berkomunikasi dengan Shopia, Ayana dan tentunya di terima dengan baik oleh Shopia dan Ayana yang memang segera menginginkan cucu sama seperti Rahma dan juga para suami mereka.     

Tentunya jika saat ini Kanaya tau dengan ekspresi kaget karena pernikahan mereka di percepat, lain dengan Al yang malah langsung terlihat sangat bersemangat dan bahkan tidak sabar menunggu malam agar dia bisa langsung mengucapkan ijab Kabul dan memeluk erat Kanaya yang sangat dirindukannya.     

Bahkan Al telah menghapalkan Namanya Kanaya dengan lengkap berserta dengan nama Papa mertuanya itu segera lengkap sehingga biasa langung mengucapkan dengan benar pada saat ijab kabul nanti.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.