Raja Bucinnya Kanaya

Terbebas dari Raja Bucin Bagian 2



Terbebas dari Raja Bucin Bagian 2

0Saat ini Al sangat tersiksa karena tidak dapat bertemu dengan pujaan hatinya yaitu Kanaya hampir dua hari ini, bahkan saat Al ingin mengunjungi rumah Kanaya dengan menyelinap ternyata Jalal telah ada di luar rumah bersama dengan Rayhan.     
0

Tentunya hal itu sulit untuk Al menyelinap bukan hanya itu, penjagaan rumah ayah mertuanya itu begitu ketat sepertinya mereka sangat menjaga Kanaya dengan baik. Tentunya Al menjadi sedikit senang sekaligus sedih karena tidak dapat bicara atau pun melihat pujaan hatinya itu secara langsung.     

Tentunya Al dan Kanaya sebenarnya di larang keluar rumah demi keamanan dari calon pengantin. Padahal Al telah susah payah pergi diam-diam tanpa pengawasan orang tuanya yang memang asik bermesraan didalam rumah.     

Tentunya Al yang merasa Papanya sangat beruntung mendapatkan Mamanya yang sangat cantik, bukan hanya itu bahkan mereka sangat mesra walaupun bukan pengantin baru lagi. Hal ini membuat Al menjadi bertambah merindukan pujaan hatinya yaitu Kanaya.     

"Aduh Aku bisa ketahuan nie nanti, jika aku datang minta izin masuk sudah pasti aku akan di usir." ucap Al pada dirinya sendiri.     

Tapi Al juga terlalu merindukan pujaan hatinya Kanaya. Tentunya walaupun dengan cara apapun Al harus dapat setidaknya melihat wajah cantik calon istrinya itu atau mungkin memeluk Kanaya saat ini agar hatinya bisa merasa tenang.     

Al pun memilih melalui jalan belakang rumah milik calon mertuanya tersebut dan mencoba memanjat dinding karena kebetulan kamar Kanaya berada di lantai dua.     

Untuk saja para bodyguard ternyata tidak terlalu banyak yang di tugaskan di belakang rumah, sehingga Al bisa menghindari mereka dengan mudah dan bahkan menyelinap masuk memanjat dinding yang kebetulan ada tangga berdiri di sana seperti bekas seseorang membetulkan AC.     

Dulu untungnya Al pernah mencoba olahraga panjat tebing setidaknya saat ini Al tidak begitu kesulitan untuk memanjat dan memperjuangkan demi cinta untuk bertemu dengan Kanaya.     

"Bagaimana Bapak ada di sini?" ucap Kanaya yang kaget karena memang saat ini Kanaya baru selesai mandi dan untung saja Kanaya memiliki kebiasaan langsung memakai pakaian yang lengkap setelah mandi.     

Al hanya dapat tersenyum karena dirinya ternyata tidak salah kamar terbukti dengan suaranya merdu Kanaya dan juga wajah cantik kebingung calon istrinya tersebut yang sepertinya sedang berusaha mengeringkan rambutnya yang basah.     

Dengan cepat Al langsung berjalan mendekat kearah Kanaya dan Langung memeluk pujaan hatinya yang saat di rindukan olehnya itu. Menurut Al kedua orang tuanya nya dan juga calon mertua itu keterlaluan sehingga membuat nya tersiksa karena terlalu merindukan Kanaya.     

Tentunya Kanaya juga merasa sangat merindukan Al sebenarnya tapi saat ini pasti papa dan Abangnya nanti akan marah jika melihat Al berada di kamarnya apalagi saat ini mereka sedang dalam posisi berpelukan.     

"Anda membuat saya kesulitan bernapas Pak." ucap Kanaya karena pelukkan Al sangat erat pada tubuh mungilnya itu.     

"Maafkan aku sayang, Aku bisa memberikan mu napas buatan." ucap Al dengan jail sambil melonggarka sedikit pelukannya.     

" Tidak pak, Saya tidak memerlukan napas buatan. Kita sedang dipingit nanti bisa saja kita terkena masalah karena bapak tiba-tiba datang kesini pagi-pagi buta seperti saat ini." ucap Kanaya yang menyadari bahwa ini memang masih jam 6 pagi.     

"Aku sangat merindukanmu. Apakah kamu juga merindukan ku?" ucap Al yang malah bertanya bukannya dan tidak takut ketahuan calon mertua nya.     

Sebenarnya Kanaya bingung akan menjawab apa, Kanaya sebentar merasa sedikit bebas saat Al tidak ada disampingnya walaupun Memnag hari-hari nya lebih berwarna saat Al ada di dekatnya.     

"Emuach... sayang jangan melamun, aku sudah ada dihadapan hadapan mu." ucap Al yang malah mengecup pipi kanan Kanaya, tentunya hal itu sangat membuat Kanaya kaget.     

"Apa yang anda lakukan anda jangan kelewat batas." ucap Kanaya marah sekaligus juga wajah nya memerah karena malu.     

"Aku tidak kelewat batas kamu kan calon istrinya dan ibu dari anak-anakku." ucapa Al yang merasa tidak bersalah sama sekali.     

"Anda tahu itu artinya baru calon bisa saja nanti papa membatalkan ingin memiliki menantu seperti anda yang selalu seenaknya saja." ucap Kanaya dengan kesal.     

"Jika hal itu terjadi aku kan menculik mu sampai Om Jalal merestui kita." ucap Al dengan tersenyum manis.     

Al sengaja memancing kemarahan Kanaya karena memang saat ini Al begitu merindukan semua sikap Kanaya mulai dari marah, kesal, malu ataupun gugup. Bagi Al Kanaya selalu terlihat cantik karena Al memang terlalu bucin dengan Kanaya.     

Tok, tok tok.     

"Nak kamu ada didalam, ayo turun untuk sarapan." ucap Rahma sambil mengetuk kamar Kanaya.     

Untung saja Kanaya selalu memiliki kebiasaan mengunci kamarnya saat sebelum dia pergi mandi, dan selalu membukanya setelah selesai bersiap-siap.     

"Itu suara Tante Rahma...." ucap Al, dengan suaranya sedikit pelan tetapi tetap saja bukan tidak mungkin Mamanya Kanaya bisa mendengarkan hal itu.     

"Iya mama,.... tunggu aja dulu dimeja makan sebentar lagi Rara selesai." ucap Kanaya yang tanpa sadar tangannya tadi telah membekap mulut Al sehingga laki-laki tersebut tidak bersuara tapi tetap menatap nya dengan tatapan jahil.     

Al sanagat senang karena Kanaya ternyata terlihat sangat panik dan mengkhawatirkan Al yang akan ketahuan oleh calon ibu mertuanya itu. Setidaknya perjuangan nya menyelinap dan memanjat dinding tidak sia-sia.     

"Maaf..." ucap Kanaya yang tidak enak karena telah lancang menutup mulut mantan bosnya tersebut.     

Al malah tersenyum dan mengecupi tangan Kanaya yang tadi digunakan Kanaya untuk membekap mulutnya. Al sanagat tidak sabar menunggu hari lusa jadinya Al tidak perlu diceh terus untuk bertemu dengan Kanaya.     

"Sudah cukup, sekarang bapak harus pulang. Jika tidak mungkin nanti Papa akan marah dan membatalkan perjodohan kita, apakah bapak ingin batal nikah dengan saya?" tanya Kanaya.     

Al hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan lesu, tapi Al juga sebenarnya tidak ingin pulang saat ini karena masih merasa merindukan Kanaya.     

"Kalau begitu sekarang pulanglah kita akan bertemu lagi 1 setengah hari lagi jika kita berjodoh." ucap Kanaya.     

"Kita pasti akan bertemu lagi, karena memang hanya kamu yang akan menjadi istri ku dan calon ibu dari anak-anakku." ucap Al dengan tegas dan kembali memeluk erat Kanaya dalam pelukan hangatnya.     

Sebenarnya saat ini Kanaya merasa sangat gugup dan juga bingung tapi pelukan dari Al kali ini berhasil membuat nya sedikit tanang. Walaupun Kanaya sendiri pun tidak tahu sebenarnya perasaan apa yang sebenarnya di rasakan untuk Al.     

Kanaya hanya tau bahwa Al sangat mencintai dan menyayangi nya tapi dirinya sendiri tidak tahu pasti tentang perasaan nya pada Al saat ini, yang pasti Kanaya merasa sangat nyaman dan aman saat ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.