Raja Bucinnya Kanaya

Pulang kerumah mama



Pulang kerumah mama

0Saat ini Karna dan Al sedang dalam perjalanan pulang menuju rumah Mama Rahma. Kanaya sebenarnya masih ingin berada di rumah umanya tapi juga mengkhawatirkan kondisi kakak perempuan nya yaitu Aira dan tentunya merindukan mamanya juga.     
0

"Yang ni kita udah hampir sampai rumah Ayah kamu kok mukanya cemberut aja. Kita putar balik aja ya kalau kamu masih kangen Uma Shopia." ucap Al.     

"Jangan pak.... kita pulang ke rumah mama aj... aku kangen mama dan Aira tapi juga masih berat meninggalkan Uma." ucap Kanaya uang mengungkapkan perasaan nya.     

"Iya nanti hari minggu kita bisa kesini lagi yang. Jadi gak perlu terlalu pusing Uma Shopia juga pasti paham kok." ucap Al.     

"Iya sih....., tapikan..." ucap Kanaya menggantung.     

"Tapi apa lagi Sayang?" tanya Al gemes banget dengan gadis pujaan hati selalu saja menganggap pusing hal yang simpel menurut Al.     

"Gak jadi." ucap Kanaya sambil cemberut.     

"Gitu.... aja ngambek....." ucap Al yang mengacak-acak rambut Kanaya saat mereka sedang berhenti di lampu merah.     

"Apaan sih.... nah kan jadi berantakan." ucap Kanaya dengan kesal dan menepis tangan Al dari atas kepalanya.     

"Makannya senyum dong sayang....., sini aku rapiin ." ucap Al sambil membenarkan dan sedikit menyisir rambut Kania yang agak berantakan karena ulahnya.     

Kania sebenarnya ingin menolah tapi tatapan mata Al yang menyejukkan seakan-akan menghipnotis nya untuk membiarkan apa saya yang ingin dilakukan oleh laki-laki itu pandanya.     

"Nah sekarang udah cantik." ucap Al.     

Al dengan sengaja membuka ikat rambut Kanaya dan menatap wajah cantik Kanaya sangat terpancatkan saat rambutnya tidak di ikat bahkan Kanaya terlihat cantik berkali-kali lipat.     

"Eh kok gak di ikat?" tanya Kanaya yang baru menyadari bahkan rambut tergerai dan membuatnya sedikit risih dan panas.     

"Gitu aja ya yang kamu lebih cantik kayak gitu...." ucap Al.     

"Iya udah nanti kan sekalian mau beli kue dulu buat Mama, sapa tahu nanti pas beli kue ketemuan Cogan." ucap Karnaya sambil senyum-senyum sendiri. Sebenarnya Karnaya sengaja berkata seperti itu agar Al marah dan memberikan ikat rambut nya.     

"Cogan apapaan gak boleh. Aku kan udah tamapan yang dan kamu cuma bisa liat cowok tampan mu ini sesuka hati mu." ucap Al uang langsung mengikat rambut Kania seperti sebelumnya. Kanaya hanya bisa tersenyum presiden menunjukkan deretan giginya yang putih.     

"Hahahaha..... gurawan yang bagus pak." ucap kanaya.     

"Sayang aku lagi serius." ucap Al dengan tegas.     

Lima belas menit kemudian mereka sampai ke tokoh kue, Kanaya membeli kue kering, dan cemilan kesukaan mama dan Aira. karena memang makanan kesukaan 80% mereka sangat sama persis Kanaya tidak perlu susah-susah untuk bertanya terlebih dahulu.     

"Sayang..... emuach." ucap Al yang sengaja mengecup kening Kanaya di depan umum karena tadi ada beberapa cowok yang sepertinya menatap calon istri itu dengan penuh minat. Tentu saja Al lengsung menunjukkan bahwa wanita yang ada di sampingnya itu adalah mutlak miliknya.     

"Apaan sih..... ini tu tempat umum." cicit Kanaya sambil mendelik kesal kearah Al padahal dari tadi Al sudah menggandeng tangannya layaknya Kanaya anak SD yang tidak bisa menyebrang jalan.     

"Aku tidak peduli ini tempat apa.... aku hanya ingin memastikan bahwa tidak ada yang berani mendekati mu di tempat ini selain aku." ucap Al dengan santai.     

Sungguh Karnaya sangat ingin menyimpan mulut Al yang suka seenaknya saja ini, bukan hanya mulutnya yang suka seenaknya tapi juga Bakan tingkahnya juga selalu seenaknya saja tanpa memikirkan dampak dari perbuatannya itu. Lihatlah bahkan saat ini banyak yang menatap aneh kearah mereka berdua dari para pembeli hingga pekerjaan di toko kue itu menatap mereka dengan pandangan anehnya menurut Kanaya tentu hal ini sangat memalukan.     

Karena kesal dengan Kanaya lebih mendiamkan laki-laki menyebalkan itu. Kananya terus berjalan menuju mobilnya tanpa memperdulikan Al yang dari tadi terus menggil-manggil namanya.     

"Kanaya.... sayang..... kok ninggalin aku sih?" ucap Al dengan napas sedikit ngos-ngosan karena tadi saat sibuk memeriksa email-nya dia kehilangan jejak Kanaya yang sudah menuju mobil yang telah terperkir. ternyata Kanaya bisa bergerak sangat cepat jika sedang marah atau kesal.     

Kananya hanya diam saja tanpa berniat untuk menjawab pertanyaan dari Al. Baginya tingkah Al yang tadi sangat membuat nya malu perlu di berikan sedikit pelajaran akan laki-laki itu bisa berhenti bertindak seenaknya di depan umum. Setelah Al ingin membuka pintu mobil sebelah pengemudi yang seharusnya Kanaya duduk sana, tapi Kanaya malah duduk di kursi tengah lalu meletakkan kue yang di belinya tadi di sampingnya.     

"Sayangku.... aku minta maaf... jangan diemin aku..... kita duduk di kursi ya..." ucap Al yang mengenggam erat tangan kanan Kanaya karena mereka saat ini posisi di dalam mobil dengan Kanaya dan Al duduk di kursi tengah.     

Kanaya hanya menggeleng kepalanya bertanda tidak mau mengikuti ucapan Al. Kanaya kemudian fokus bermain handphone dengan mengunaungkan tangan kirinya.     

"Ya udah kita disini aja kalau gitu gak usah pulang." ucap Al dengan santai sambil mengecupi punggung tangan Kanaya.     

"Gak, minggir aku cari ojek aja...." ucap Kanaya yang sudah sangat kesal.     

Al yang mendengar ucapan Kanaya yang malah ingin mencari ojek langsung memeluk erat tubuh mungil Kanaya hingga gadis mungilnya itu tidak dapat bergerak untuk pergi meninggalkan nya.     

"Gak boleh kamu berangkat Ama kau dan akan pulang dengan aku juga." ucap Al dengan tegas.     

Sementara Kanaya hanya terdiam keren tiba-tiba Al yang memeluknya dengan erat saat Kanaya sudah ingin berdiri untuk keluar tadi hingga otomatis saat ini Kanaya berada di pangkuan Al. Tentunya hal ini membuat Kanaya kurang nyaman bahkan tidak baik untuk kesehatan jantung nya yang sepertinya sudah berdetak sangat cepat dari tadi mungkin sebentar lagi Kanaya akan terkena serangan jantung jika posisi mereka lebih lama.     

"Lepaskan Aku..." ucap Kanaya dengan mata berkaca-kaca ingin menagis.     

Tentunya Al yang melihat wajah pujaan hatinya itu bersedih terpaksa melepaskan pelukannya hanyalah pada tubuh mungil Kanaya yang tentunya memberikan penawaran agar Kanaya mau duduk di kursi depan bersamanya.     

Tentunya Kanaya langsung mengiyakan permintaan dari Al tersebut. Dan mereka berdua langsung pindah ke kursi depan yang tentunya Al mengikuti Kanaya dan membukakan pintu untuk memastikan Kanaya tidak kabur dari nya.     

"Jangan sedih yang...," ucap Al sabil membelai lembut rambut Kanaya.     

Kanaya hanya diam tanpa berniat untuk mengeluarkan sepatah katapun karena memang saat ini jantungnya masih berdetak kencang dan hal ini cukup membuat Kanaya sedikit cemas. Mungkin nanti setelah Kanaya sampai rumah Kanaya akan menyala apakah Papa dan Mamanya memiliki penyakit jantung turunan yang memungkin saja akan di turunkan padanya karena Kanaya adalah anak mereka.     

"Yang jangan terlalu cemas kita akan cepat sampai emmuach." ucap Al yang membantu memakaikan sabuk pengaman keselamatan pada Kanaya, lalu Al pun merasakan sabuk pengaman keselamatan untuk dirinya sendiri.     

Kanaya masih saja terdiam meskipun sudah agak tenang dengan mendengarkan ucap dari Al tapi jantung Kanaya menyapa terus berdetak secara tidak normal dan membuat Kanaya terheran harusnya jantung berdetak biasa saja tapi kenapa kali ini tidak biasa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.