Gelora Gairah [R18+!]

Tiga Belas Penyamun II



Tiga Belas Penyamun II

0Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya pun memalingkan wajah sambil menutup mata mereka berdua karena tidak sanggup melihat pemandangan naas yang mereka pikir akan segera terjadi di hadapan mata mereka.     
0

Sementara Faladhina Kiseki serta Myradhia Chikane berusaha keras untuk menahan tawa mereka yang meledak di dalam hati ketika kedua orang wanita yang sangat cantik tersebut melihat kekonyolan seorang Tingkat Tiga yang mencoba menyerang seorang Tingkat Sembilan.     

Wa ta fak men!     

Bahkan jika Vivadhi Ranata sedang tertidur pulas tanpa pertahanan sedikitpun, tidak mungkin lah akan ada orang yang berada Enam Tingkat di bawah nya yang bisa melukai sang lelaki bahkan meski pun lawannya mengerahkan segenap tenaga nya.     

Kecuali tentu saja kalau orang tersebut memegang Senjata Khusus yang memiliki kekuatan Magis atau Supranatural.     

Namun golok besar yang terlihat begitu tajam berkilat – kilat dipegang oleh orang tersebut jelas – jelas hanya lah sebuah senjata biasa buatan para mortal.     

Meskipun golok tersebut bisa digunakan untuk memenggal seekor banteng hanya dengan sekali ayun, memangnya Vivadhi Ranata hanya sekelas dengan seekor gajah?     

Patut diketahui bahwa ketika Vivadhi Ranata mencapai Tahap Evolusi Rookie Tingkat Lima saja, kekuatannya sudah setara dengan para Kaijuu di film – film Jepang, atau pun monster – monster raksasa yang biasa menjadi lawan mingguan di serial Ultraman.     

Dan benar saja, ketika Vivadhi Ranata melihat betapa lambatnya gerakan sang lawan yang mencoba untuk menebas tubuhnya dengan golok....     

Sang lelaki pun akhirnya kehilangan kesabarannya karena sudah bosan menunggu serangan sang lawan untuk mengenai badannya sehingga Vivadhi Ranata pun mengambil inisiatif untuk menyerang lebih dulu.     

Dengan tangan kanannya membentuk sebuah cakar, dengan santai Vivadhi Ranata mengayunkan tangannya untuk mencakar golok yang ada di tangan lawannya.     

[ Pixiu Claw ] !!!!     

Prakkk!!!!     

Dengan satu cakaran tangannya, Vivadhi Ranata mencakar golok sang perampok yang langsung hancur pecah tak bersisa ketika menyentuh ujung jemari tangannya.     

"Hmmm?" Vivadhi Ranata yang merasakan ada sebuah benda kecil yang tiba – tiba saja muncul lagi di dalam genggaman tangannya pun segera membuka telapak tangannya dan mengamati benda apa yang tiba – tiba saja muncul di telapak tangannya saat cakarannya membuat kontak dengan golok yang dipegang oleh lawannya tersebut.     

Dilihat nya ada sekeping koin emas yang paling tidak dapat dijual senilai tiga ratus sampai empat ratus dolar berkilau - kilau di dalam genggamannya.     

Kilauan koin emas yang berada di telapak tangannya tersebut membuat mata Vivadhi Ranata juga ikut berkilau dibuatnya.     

"Cuma menyerang satu kali saja aku sudah dapat uang tiga ratus dolar. Kalau begini terus, aku pasti bakalan kaya raya!" Dengan senyum tersungging di bibirnya, Vivadhi Ranata menyimpan koin emas tersebut di saku bajunya yang dia hubungkan dengan Sumeru Storage Space.     

Sementara itu, lelaki yang tadi mencoba untuk menyerang Vivadhi Ranata dengan golok di tangannya kini diam terpaku menyaksikan kejadian yang baru saja terjadi tersebut.     

Kelima orang pria perampok yang berdiri di belakang lelaki tersebut pun juga ikut tercengang melihat hal yang terjadi di depan mata mereka semua.     

"Eh? Apa? Orang itu.... Dia bisa menghancurkan Golok kita hanya dengan tangan kosong?" Kira – kira seperti itu lah pertanyaan yang berderap – derap menyerbu pikiran mereka semua.     

Sementara itu, Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya yang juga ikut menyaksikan hal tersebut juga turut terdiam.     

Namun berbeda dengan kelima orang perampok yang mengeluarkan ekspresi wajah seolah sedang menghadapi binatang buas, kedua orang saudari kembar tersebut merasa lega karena lelaki yang baru saja datang ke tempat tersebut ternyata tidak terluka sedikit pun menerima serangan dari seorang perampok.     

Malahan dengan penuh rasa takjub, Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya kini melihat Vivadhi Ranata seperti melihat seorang pendekar sakti mandraguna yang biasanya cuma bisa mereka tonton di siaran televisi.     

Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya berbinar – binar matanya ketika melihat Vivadhi Ranata yang dengan santainya menghadapi enam orang perampok yang tadinya membuat kedua orang gadis muda tersebut merasa begitu putus asa dan pasrah saja kepada nasib.     

Sementara itu, Vivadhi Ranata yang sedang menghadapi enam orang perampok tersebut mengacungkan tangannya sambil membuat gerakan provokatif untuk memancing para perampok bersenjatakan golok tersebut untuk maju menyerang dirinya.     

"Kalian semua terlalu lemah! Ayo sini, maju semuanya kalau kalian masih berani!" Kata Vivadhi Ranata kepada enam orang perampok di hadapannya.     

"Bangsxd! Kami, Tiga Belas Penyamun, tidak pernah takut melawan siapa pun!" Kata para perampok tersebut sambil maju bersama – sama menyerang Vivadhi Ranata.     

"Eh.... Tiga Belas...? Tapi kalian cuma berenam?" tanya Vivadhi Ranata sambil menyerang dua orang yang berada paling dekat dengan dirinya dan menghabisi mereka berdua hanya dengan satu cakaran di dada mereka masing – masing yang langsung meremukkan semua tulang dan organ yang berada di dalam rongga dada mereka.     

Lalu dengan mengambil satu langkah maju ke depan, Vivadhi Ranata kembali menyambar dua orang lagi dengan cakaran tangannya dan sekali lagi mengirim kedua orang korbannya langsung ke akhirat setelah leher mereka berdua putus dan kepala mereka terlepas dari badannya.     

Anehnya tidak ada darah yang muncrat keluar dari tubuh kedua orang perampok yang tewas secara mengenaskan tersebut.     

Malahan kedua mayat dengan kepala yang putus tersebut, bersama dengan dua buah mayat yang dada nya telah hancur dan remuk berubah menjadi energi murni yang masuk diserap oleh tubuh Vivadhi Ranata.     

Lalu di tempat keempat mayat tersebut masing – masing muncul dua keping koin emas yang sama dengan yang Vivadhi Ranata dapatkan ketika dia menghancurkan sebilah golok milik salah satu dari enam orang perampok tersebut.     

Dua orang perampok yang tersisa melihat kejadian yang aneh ini, dimana mayat empat orang rekan mereka lenyap seolah di telan bumi dan masing – masing digantikan oleh dua keping koin emas.     

Mereka pun kontan saja merasa ketakutan setengah mati melihat hal aneh yang berada di luar nalar ini.     

Sejak kapan orang kalau mati malah berubah menjadi uang ?     

Memangnya ini dunia di dalam game, yang setiap kali bunuh lawan akan langsung dapat uang dan pengalaman untuk naik level?     

Salah seorang perampok yang tersisa, yang hanya berada di tingkat dua mencoba berbalik dan kabur, namun apa daya, Vivadhi Ranata tiba – tiba saja sudah berada tepat di belakang badannya dan dengan satu cakaran yang menapak ubun – ubunnya, perampok tersebut pun jatuh tersungkur ke tanah sebelum berubah menjadi dua keping koin emas.     

Satu – satu nya perampok yang tersisa adalah seorang perampok yang berada di tingkat tiga yang merupakan orang yang paling kuat di antara keenam orang perampok tersebut.     

Namun dia telah kehilangan senjatanya yang langsung hancur lebur ketika tadi dia pertama kali mencoba menyerang Vivadhi Ranata.     

Tahu kalau dirinya pasti akan menemui akhir yang sama dengan kelima orang rekannya jika dia mencoba melawan, maka lelaki tersebut pun mencoba menakut – nakuti Vivadhi Ranata dengan menggunakan nama kelompoknya....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.