Gelora Gairah [R18+!]

Malam Kedua di Padang Harta XIX



Malam Kedua di Padang Harta XIX

0Dengan perlahan - lahan Nadhine Alisya pun menekuk tubuh indahnya yang sudah menjadi begitu lentur semenjak sang gadis mulai berkultivasi dan berevolusi ke tingkat yang lebih tinggi.     
0

Tubuh lembut nan lentur Nadhine Alisya pun kemudian memeluk tubuh perkasa sang lelaki dari atas.     

"Ayo dong, Ran.... Masukkan lah...." Pinta Nadhine Alisya dengan nada gemas nan manja.     

Sungguh sangat merangsang sekali tingkah gadis yang biasanya begitu malu - malu ini.     

Atau kah ini sebenarnya sifat aslinya yang hanya akan keluar kalau dia sedang benar - benar birahi dan tidak bisa memikirkan apa - apa lagi selain kepuasan hasrat nafsu yang berkobar - kobar membakar segenap jiwa dan raganya?     

Nadhine Alisya lalu memegangi batangan misil iskandar sang lelaki yang panas keras dan berkedut - kedut di dalam gengaman tangan sang gadis yang begitu lembut.     

Nadhine Alisya lalu memasukkan senjata pusaka kebanggaan sang lelaki tersebut ke dalam liang cintanya yang sudah becek merah merekah dengan penuh antusiasme.     

Kemudian setelah Nadhine Alisya memaskan posisi ujung misil iskandar sang lelaki dengan rekahan dinding liang cinta miliknya, dengan agak kasar sang gadis pun langsung saja menghenyakkan pinggul dan pantatnya yang bohay tak kalah dengan saudari kembarnya tersebut ke bawah hingga senjata pusaka Vivadhi Ranata langsung masuk menghujam dengan sangat dalam ke tubuh belia nan indah sang gadis.     

"Ehhhhh…. AAAaaaHhhhh!!!!!" desah Nadhine Alisya yang meracau dengan begitu kacau seperti seorang bayi kecil yang dengan rakus ingin menetek pada susu ibunya.     

Tubuh Nadhine Alisya langsung bergetar hebat penuh gairah dan liang cinta sang gadis yang sudah begitu ketat dan kencang menjepit dengan semakin rapat meremas - remas senjata pusaka sang lelaki yang tertancap dengan sangat dalam menghujam bagian terjauh di lubang kenikmatannya.     

Sungguh luar biasa nikmatnya jepitan - jepitan dan remasan - remasan maut Nadhine Alisya yang dengan tanpa mengenal belas kasihan seolah - olah ingin memeras dan menghisap segenap bagian senjata pusaka sang lelaki yang sudah terjebak dalam cengkraman penuh gairah sang gadis.     

Masih dalam posisi mengangkang di atas tubuh perkasa Vivadhi Ranata, Nadhine Alisya dengan penuh semangat mulai menggerakkan pinggulnya.     

Nadhine Alisya mulai menaik turunkan pantatnya yang sangat seksi dan bohay untuk ukuran remaja seumurannya tersebut dengan irama yang semakin lama menjadi semakin cepat dan penuh intensitas     

Oh…. Vivadhi Ranata yang tubuhnya kini menjadi tunggangan rodeo Nadhine Alisya pun menikmati sensasi nikmat luar biasa yang langsung menjalar kemana - mana menggerogoti segenap jiwa dan raganya tatkala misil iskandar milik sang lelaki yang berada di dalam cengkraman tanpa ampun otot - otot dinding liang cinta sang gadis dan di gesek - gesek dengan penuh gemuruh bagaikan turbin generator itu bergerak keluar masuk dengan begitu liarnya beradu dengan lubang kenikmatan gadis muda tersebut.     

Sungguh sangat nikmat bercampur geli rasanya.     

Posisi di bawah seperti ini sangat jarang dilakukan oleh sang lelaki.     

Mayoritas karena biasanya Vivadhi Ranata lah yang mengambil posisi dominan dalam hubungan seksual antara dirinya dengan para wanita kekasih hatinya.     

Namun kali ini, Nadhine Alisya yang sedari tadi sudah dengan begitu sabar menunggui gilirannya untuk dinafkahi secara batin oleh sang lelaki telah berubah dari gadis pemalu yang penuh kelembutan menjadi wanita buas yang begitu agresif menyerang sang lelaki secara seksual.     

Tentu saja sebagai seorang lelaki yang berpengalaman, Vivadhi Ranata pun maklum akan betapa "lapar dan haus" nya Nadhine Alisya akan pemuasan hasrat nafsunya sekarang ini.     

Apalagi sedari tadi Nadhine Alisya telah dengan sabar menunggu gilirannya sambil menonton adegan panas antara sang lelaki dengan para kekasihnya saat dirinya menggilir para wanitanya baik satu per satu mau pun sekaligus bertiga.     

Suatu keajaiban bahwa gadis muda belia tersebut mampu menahan hasrat nafsunya untuk tidak langsung menerkam sang lelaki di tengah - tengah permainan cintanya dengan para wanitanya yang lain.     

Untuk hal ini, Nadhine Alisya pun mendapatkan rasa hormat tersendiri di hati sang lelaki.     

Dengan menyunggingkan senyum mesra di bibirnya, Vivadhi Ranata pun mulai mengayunkan pinggulnya mengikuti irama genjotan tubuh sang gadis yang sedang menunggangi tubuhnya dengan penuh keliaran tersebut dan memacu misil iskandarnya untuk beradu dengan semakin dahsyat mengacak - acak seisi liang cinta sang gadis.     

Menerima sodokan - sodokan penuh nikmat dari bawah yang mengalun dengan begitu syahdu mengiringi gerakan pinggulnya sendiri yang mengayun ke atas dan kebawah, Nadhine Alisya dengan lebih giat lagi semakin keras menekan - nekankan pantat bohaynya yang beradu dengan paha sang lelaki.     

Sepertinya sang gadis ingin agar misil iskandar sang lelaki dapat menghujam masuk dengan lebih dalam lagi dan mengacak - acak seisi liang cintanya yang sudah semakin porak poranda tak karuan digempur oleh senjata pusaka sang lelaki yang dengan gencar bergesek - gesekan keluar masuk dan beradu dengan segenap isi lubang kenikmatan Nadhine Alisya.     

Vivadhi Ranata pun tak tinggal diam, dengan kedua tangannya, sang lelaki memegangi pinggul ramping gadis muda tersebut yang semakin menambah keseksian tubuh belianya jika dipadu dengan kedua belah payudara dan pantat sang gadis yang begitu bohay dan montok.     

Vivadhi Ranata memantapkan posisi pinggul Nadhine Alisya sambil terus memacu pinggulnya sendiri menyodok - nyodok liang cinta di tengah - tengah selangkangan sang gadis yang menjadi semakin becek membanjir mengeluarkan cairan kenikmatannya dengan begitu deras.     

Nadhine Alisya begitu menikmati sodokan penuh kenikmatan dari senjata pusaka sang lelaki yang mengaduk - ngaduk seisi liang cintanya dengan begitu buas penuh keliaran hingga membuat cairan nektar cinta yang tertampung di dalam liang senggama sang gadis tumpah ruah muncrat dan berceceran kemana - mana.     

Nadhine Alisya memeluk erat tubuh Vivadhi Ranata dengan kedua lengannya yang melingkari leher sang lelaki, sambil dengan tanpa henti - hentinya terus menerus mengempot - ngempotkan pinggul dan pantat miliknya yang bohay tersebut, memacu selangkangan sang gadis untuk terus beradu dalam simfoni basah penuh keliaran dengan milik sang lelaki.     

Bunyi crek crek crek pun terdengar dengan begitu keras menggema memenuhi seisi kemah.     

Suara - suara nakal yang terdengar begitu basah dan becek tersebut seolah - olah seperti ada seekor Tyranosaurus yang sedang bermain meloncat - loncat di tengah - tengah kubangan air!!!!     

Ditambah lagi kali ini dengan jeritan - jeritan kecil penuh hasrat yang keluar dari mulut Nadhine Alisya.     

Desahan - desahan penuh kenikmatan dan erangan - erangan panas sang gadis seolah seperti ingin bersaing dengan suara basah dan becek dari peraduan selangkangan dirinya dengan sang lelaki!!!!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.