Gelora Gairah [R18+!]

Permainan Para Dewa



Permainan Para Dewa

031 Oktober 2020....     
0

Hari ini merupakan Hari yang Sangat Keramat dan Istimewa karena hari ini merupakan Pertemuan dari Empat Hari Raya dari berbagai aliran dan kepercayaan sekaligus, yaitu Samhain atau Halloween atau All Hallow's Eve yang kebetulan juga jatuh bersamaan dengan Hari Raya Tumpek Krulut dan Purnama Sasih Kalima atau disebut juga dengan nama Purnama Ashwin, dimana Bulan Purnama tersebut juga merupakan Purnama Bulan Biru (Blue Moon) karena merupakan Bulan Purnama Kedua yang terjadi dalam Satu Bulan Kalender.     

Di hari yang sangat keramat ini, di sebuah Alam yang terletak nun jauh.... jauh sekali di atas langit.... Melewati batas Tiga Puluh Tiga Lapis Surga. Menembus jauh ke dalam Alam Brahman, Ranah Keabadian Sejati.     

.     

.     

.     

Tiga orang Dewa yang berada di Tingkat Beyond True God (Melampaui Dewa Sejati) sedang menikmati waktu abadi mereka dengan memainkan sebuah Planar Game yang sedang hot – hotnya di kalangan para Dewa Sejati, Monster Evolution.     

Sebuah Game yang cukup sederhana, dimana masing – masing pemain memilih satu ekor makhluk untuk dijadikan petarung mereka.     

Lalu di setiap ronde yang ada, para pemain secara bergiliran memutar sebuah dadu untuk mengumpulkan Action Point yang kemudian dapat digunakan sebagai bayaran untuk melakukan berbagai hal, mulai dari menyerang, bertahan, memperkuat diri hingga mengeluarkan kemampuan khusus.     

Satu Muhurta (48 menit) telah berlalu di alam para Dewa dan permainan ini pun telah memasuki bagian akhir yang sangat seru dan panas.     

Asmadhi (Title: Sovereign of OverGods), satu – satunya lelaki di ruangan ini dan Dewa Tertinggi yang berada di tingkat Ultimate Beyond True God melempar dadunya dan mendapat angka 6.     

"Yes, aku aktifkan kemampuan khusus monsterku, Cosmic Emperor Dragon, untuk menyerang semua monster yang ada di arena, [ Interstellar Burst Stream of Destruction ] !!!!"     

"Ughhh...." "Uuummhhh...."     

Dua orang Dewa yang lainnya, atau lebih tepat nya disebut Dua orang Dewi, yang satu berambut emas berkilauan dan yang satu lagi berambut perak penuh keanggunan melempar dadu mereka masing – masing untuk menghadapi serangan total dari Asmadhi.     

Anahita Kiseki (Title: Goddess of Brilliant Miracles), seorang Dewi yang berada di tingkat Perfected Beyond True God yang mengendalikan seekor Heavensfall Vixen juga mendapatkan angka 6 di dadunya.     

"Yes! Aku aktifkan kemampuan khusus monsterku [ Splendor Sanctuary ] ! Dengan ini aku mendapatkan pertahanan sempurna, di tambah luka – luka yang sebelumnya dialami oleh monsterku pun dipulihkan kembali."     

Anasuya Chikane (Title: Goddess of Myriad Flowers), yang juga merupakan seorang Dewi yang berada di tingkat Perfected Beyond True God sama dengan Anahita Kiseki hanya mendapatkan angka 1 setelah melempar dadunya....     

"Ara – ara.... Apes.... Cuma satu.... Uhmmm.... Aku tumbuhkan lagi 1 kepala World Devouring Serpent milikku dan mencoba bertahan dari serangan Cosmic Emperor Dragon ...."     

.....     

[Catatan Penulis: Gambar Ilustrasi Anahita Kiseki dan Anasuya Chikane dapat dilihat pada Kolom Komentar atau pada Komentar di Judul Chapter ini.]     

.....     

Dan giliran pun berjalan.     

.     

.     

.     

Dimedan tempur tingkat planar, tiga makhluk raksasa dengan kekuatan yang cukup untuk menghancurkan Bumi hanya dengan 1 gesekan saling bertempur memperebutkan supremasi mereka.     

Cosmic Emperor Dragon milik Asmadhi bersinar terang dengan aura penghancur yang sangat merusak menyelimuti sekujur tubuhnya.     

Bagaikan sebuah Matahari Hitam yang penuh keagungan, makhluk tersebut melancarkan serangan yang menyelimuti seluruh area di medan tempur tersebut, menelan 2 makhluk lainnya dalam gelombang serangan yang sangat dahsyat.     

Heavensfall Vixen milik Anahita Kiseki tidak mau kalah dan ikut menyelimuti tubuhnya dengan aura emas penuh vitalitas, bagaikan sebuah bintang terang berwarna keemasan yang cahayanya mencoba menandingi matahari hitam yang menelannya.     

Sementara itu World Devouring Serpent milik Anasuya Chikane hanya bisa pasrah menumbuhkan satu buah kepalanya sambil menggelungkan dirinya, mencoba bertahan dari serangan ganas tak kenal ampun dari Cosmic Emperor Dragon milik Asmadhi.     

Setelah sebuah ledakan dahsyat yang menelan dan menghancurkan semuanya (termasuk suara) bagaikan Supernova dari sebuah bintang yang telah mati, hanya ada dua makhluk saja yang masih tersisa hidup - hidup di arena....     

"Wah..., masih ada yang hidup rupanya...." kata Asmadhi sambil manggut – manggut penuh perhatian.     

"Heh, monster pilihanku gak akan mati semudah itu, sayang...." sahut Anahita Kiseki sambil mengedipkan sebelah matanya penuh pesona.     

"Yah.... Monster ku mati.... Kis..., balaskan dendamku yah..." Kata Anasuya Chikane sambil merajuk kepada temannya.     

"Okay, Chika. Roll...." Anahita Kiseki menyanggupi permintaan Anasuya Chikane yang monsternya telah musnah ditelan matahari hitam milik monster pilihan Asmadhi sambil menggulirkan buah dadu miliknya.     

Dadu tersebut pun berhenti dan menunjukkan angka empat berwarna merah.     

"Empat.... Hmmm.... Aku gunakan serangan All – Out milik Heavensfall Vixen, [ Voracious Avarice ] !!!!"     

"Kuhhh.... Serangan yang sangat gak enak sekali.... Kalau aku tidak salah serangan itu tidak hanya ganas tapi juga mampu memperlemah lawannya." Asmadhi bergumam sambil melempar biji dadu miliknya yang dia putar seperti gangsing di tengah arena permainan. "Aku harus dapat Lima atau Enam kalau mau menang di Putaran ini...."     

[ Roll ] Suara dadu bergulir dan berputar....     

Hingga akhirnya dadu tersebut perlahan berhenti dan menunjukan angka... Enam.     

"Yahooo! Hari ini hari keberuntunganku! Aku dapat Enam lagi!!!! Kali ini kubayarkan semua point yang kumiliki untuk menggunakan kemampuan Counter milik Cosmic Emperor Dragon milikku, [ Berserker Meteor Crush ] !!!!"     

"Tidaaaakkkkk! Serangan Counter itu membalas dua kali lipat damage yang dibuat dari serangan lawan, kalau perlu, sampai menghancurkan seluruh pertahanannya dan membuatnya rentan terhadap serangan – serangan berikutnya...!" Anahita Kiseki menjerit melihat betapa lucknut nya keberuntungan milik lelaki yang merupakan suaminya ini.     

Bagaimana tidak, dia berhasil mendapatkan angka enam dua kali berturut – turut, tepat di saat genting di momen klimaks yang sangat krusial seperti ini.     

"He he, serangan berikutnya? Seolah monster milikmu itu masih bisa hidup saja setelah giliran ini." Seringai Asmadhi sambil tesenyum puas melihat medan tempur planar tempat kedua monster tersebut saling bertarung.     

Cosmic Emperor Dragon milik Asmadhi dengan gagah berani mengambil kuda – kuda seperti seorang petinju kelas Dewa menghadapi serangan ganas Voracious Avarice yang dilancarkan oleh cakar – cakar tajam Heavensfall Vixen milik Anahita Kiseki.     

Dengan penuh kemegahan, sang Kaisar Naga Kosmis menangkis setiap cakaran sang Rubah Peruntuh Surga sambil melancarkan tinju – tinju dengan dampak gelombang hantaman yang sangat dahsyat bagaikan hujan meteor yang berjatuhan dari langit hingga hampir dapat memusnahkan semua bentuk kehidupan di sebuah planet.     

Tak ayal lagi, tubuh raksasa Sang Rubah Emas Berekor Sembilan itu pun akhirnya hancur lumat menjadi bubur beras merah, tak sanggup menahan kebrutalan sang Kaisar Naga Kosmik.     

"Aku Menang!!!!" Seru Asmadhi dengan penuh semangat seperti seorang anak kecil yang berhasil menjuarai sebuah Kejuaran e-Sport Tingkat Antar Galaksi.     

"Aish.... Gomen ne, Anasuya Chikane.... Aku pun tak berdaya menghadapi suami kita." Sahut Anahita Kiseki sambil mencoba menghibur Anasuya Chikane.     

"Aiyah.... Dari dulu sampai sekarang tidak berubah.... Kemungkinan kita berdua untuk menang melawan suami kita ini, bahkan setelah bekerja sama untuk melawan dia pun tidak pernah bisa lebih dari 31%...." kata Anasuya Chikane sambil menghela nafas.     

"Lebih tepatnya, kemungkinan dia menang melawan kita berdua itu 69.69 %." Kata Anahita Kiseki sambil memicingkan kedua matanya yang indah bagaikan batu mulia mutu manikam yang tak tertandingi kemilaunya.     

"Hmmm.... Kita masih punya banyak waktu nih..., mau main yang lain lagi?" Kata Asmadhi sambil membereskan mejanya.     

"Aduh...." Tanpa sengaja, satu butir dadu istimewa yang sedari tadi dia sisihkan di pinggir meja tersenggol dan jatuh dari meja yang terletak di pinggir taman kosmik tersebut.     

Dadu tersebut pun terus bergulir hingga ke pinggir dunia tersebut, dan. . . .     

Plung. . . !     

Dadu tersebut telah jatuh hingga jauh menembus Tiga Puluh Tiga Lapis Surga.     

.     

.     

.      

.     

[Author's Note]     

Yo, Minna - san~ Saya kembali lagi kali ini dengan novel yg baru.     

Saya harap kalian semua menikmatinya yah.     

(-^_^-)/"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.