Dunia Online

Markas Unit Pertahanan Kota



Markas Unit Pertahanan Kota

0

Bulan ke-4, Hari ke-2

0

Dibawah bantuan dari markas utama, pembangunan tembok kota untuk Kota Persahabatan pun selesai. Dari awal hingga selesai para Suku Nomaden tidak menyadari bahwa sebuah benteng militer diam-diam tengah dibangun di bagian utara perbatasan wilayah mereka.

Untuk lebih meningkatkan kekuatan pertahanan dari Kota Persahabatan, Ouyang Shuo mengirim sebuah surat kepada Zhou Haichen untuk memerintahkannya agar segera memulai pengerjaan parit sebagai tempat perlindungan. Model parit perlindungan akan mengikuti model parit yang ada di markas utama. Dari barat akan mengalirkan air dari Sungai Persahabatan dan dari timur akan mengalirkan air dari Sungai Qiushui, membentuk kotak besar dan mengelilingi Kota Persahabatan.

Dengan begini, Kota Persahabatan akan dikelilingi oleh air, dan dengan menggunakan markas air ini, mereka dapat menyerang maupun bertahan, dan memiliki posisi tidak terkalahkan. Sebelum dia selesai membangun Kota Persahabatan menjadi sebuah benteng yang tidak tertembus, Ouyang Shuo tidak akan menghubungi para Suku Nomaden.

Setelah mengurus Kota Persahabatan, dengan ditemani Ge Hongliang dan Tian Wenjing, mereka berangkat menuju tempat Suku Xuanniao. Li Mingliang memimpin Squadron 1 Kavaleri untuk melindungi keselamatan mereka selama perjalanan.

Ketika mereka sampai di Kota Qiushui, Ouyang Shuo beristirahat selama 1 jam disini untuk mendengarkan laporan Zhao Dexian tentang proyek dan situasi kota baru-baru ini. Selain itu, dia juga menyempatkan diri untuk menguji dan memeriksa Squadron Kavaleri Pelindung Kota Qiushui yang baru saja terbentuk.

Festival Qingming sebentar lagi tiba, dan sebagai teritori penghasil makanan, Zhao Dexian telah memulai mempersiapkan para penduduk untuk menyambut festival itu. 20.000 mu lahan pertanian yang merupakan rencana awal kota ini telah selesai direklamasi, dan setelah Jimat Musim Semi digunakan, mereka telah berubah menjadi lahan subur. Ke 20.000 mu lahan itu seluruhnya dipakai untuk menanam padi.

Selain dari reklamasi lahan pertanian, Kota Qiushui juga membangun Lahan Penebangan skala besar di hutan selatan. Suplai kayu disini memiliki kualitas lebih tinggi dibanding di Shanhai, lebih kokoh dan lebih mudah disimpan. Semua bahan baku yang dibutuhkan oleh galangan kapal telah disediakan sepenuhnya oleh Lahan Penebangan ini.

Karena mereka telah masuk ke masa sibuk untuk para petani, proyek tembok Kota Qiushui mau tidak mau harus ditunda dulu. Hanya setelah masa tanam di musim semi telah lewat barulah proyek pembangunan ini dapat diteruskan kembali. Untunglah, di region ini keadaan cukup tenang dan entah proyek ini selesai lebih cepat atau lebih lambat tidaklah terlalu berpengaruh.

Pada pukul 11 siang, setelah 2 jam berjalan, Ouyang Shuo dan pasukannya tiba di pemukiman Suku Xuanniao. Kali ini, perlakuan yang mereka terima berbeda jauh dengan sebelumnya. Pemimpin suku, Shi Xiong langsung menyambut kedatangan mereka secara pribadi diluar benteng.

"Tuan penguasa, selamat datang di Suku Xuanniao!" Sambut Shi Xiong dengan hangat.

Ini adalah sihir dari makanan dan beras. Semenjak Suku Xuanniao mulai bekerja sama dengan Kota Shanhai, mereka semua dapat makan kenyang dan tidak pernah lagi kelaparan. Tentu saja, sikap Shi Xiong akan berubah dan tidak lagi berani bersikap angkuh kepada Ouyang Shuo.

Namun, jika Shi Xiong sadar bahwa yang mereka terima bahkan tidak sampai sepertiga dari yang Tambang Emas Langshan hasilkan, entah bagaimana reaksinya?

Ouyang Shuo pun tersenyum dan berkata, "Halo pemimpin suku, apa Dukun Agung baik-baik saja?"

"Semuanya baik-baik saja! Mari masuk!" Shi Xiong berjalan di depan untuk menuntun mereka selagi Ouyang Shuo berjalan berdampingan dengannya.

Setelah kedua pihak berkumpul dan duduk di Aula Pertemuan, Ouyang Shuo membiarkan Tian Wenjing berbicara dengan Shi Xiong untuk mendiskusikan perihal kelanjutan kerjasama di antara Shanhai dan Suku Xuanniao, sedangkan Ouyang Shuo bangun dan pergi ke kuil benteng ini untuk memberi salam kepada Dukun Agung.

Kuil ini dibangun di puncak dari benteng gunung ini, dan memiliki lebih dari 200 anak tangga. Setelah naik hingga ke puncak, Dukun Agung tengah berdiri di depan kuil dan menyambut Ouyang Shuo. Dia adalah seorang manula yang terlihat sangat renta. Matanya sudah terlihat berkabut dan dia terlihat seakan sudah hampir mencapai akhir hidupnya. Sesepuh ini merupakan pemimpin spiritual dan kebanggaan dari Suku Xuanniao.

"Tamu dari jauh, hamba menyambut kedatanganmu!" Kata sang dukun dengan suara serak.

Ouyang Shuo tidak berani untuk bersikap kasar dan berkata dengan penuh ketulusan, "Salam, Dukun Agung. Hadiah yang kau berikan tempo hari benar-benar merupakan bantuan besar bagi kota kami. Sebagai ucapan terima kasih, aku telah mempersiapkan hadiahku sendiri untuk anda." Ouyang Shuo mengeluarkan sebuah mutiara hitam dari tas serba guna-nya dan memberikannya kepada dukun muda yang berdiri di sebelah Dukun Agung.

Mutiara hitam ini berhasil didapat setelah menghancurkan markas bandit ukuran besar. Karena dukun muda ini belum pernah melihat benda berharga seperti ini, dia benar-benar sangat kaget hingga tidak berani menerimanya.

"Tuan penguasa terlalu sungkan, hadiah tuan terlalu berharga. Berat untuk hamba menerimanya." Sang Dukun Agung memberi isyarat agar si dukun muda menerima hadiah itu sambil dia berjalan kearah Ouyang Shuo dan mengatakan, "Tuanku, mari ikut dengan hamba."

Kuil Suku Xuanniao seluruhnya dibangun dari batu dan merupakan bangunan yang cukup kokoh.

Ouyang Shuo merupakan orang luar, sehingga dia tidak diizinkan untuk masuk ke dalam Aula Pemujaan Leluhur di kuil tersebut. Mereka masuk ke ruang tamu yang ada di sebelahnya.

"Dukun Agung, Kota Shanhai bersedia bekerja dengan berbagai suku pegunungan. Kami ingin tahu apakah anda bisa membantu dalam kami dalam hal ini?" Ouyang Shuo langsung masuk ke inti masalah.

Sang dukun membuka matanya yang berkabut dan berkata, "Suku Xuanniao cukup dekat dengan 4 suku tetangga. Karena tuanku memiliki niat seperti itu, hamba akan mengundang mereka kemari."

"Bila itu bisa terjadi, maka aku akan mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Dukun Agung dan Suku Xuanniao!" Ouyang Shuo benar-benar gembira.

Ketika dia meninggalkan tempat ini, dia meninggalkan Tian Wenjing disana dan memberikan kuasa kepada dirinya untuk bernegosiasi dengan suku lainnya. Detail kerja sama dengan suku-suku lainnya akan mirip dengan detail kerja sama yang disetujui Suku Xuanniao.

Di saat yang sama, untuk membalas hadiah mutiara hitam yang diberikan Ouyang Shuo, sang dukun memberi Ouyang Shuo sepasang burung Feng milik suku Xuanniao. Burung-burung ini sangat cerdas dan dapat terbang dalam jarak jauh untuk mengirimkan pesan.

--------

Bulan ke-4, Hari ke-3. Panen raya ubi Kota Shanhai.

Karena tanah yang kering, hanya ada sekitar 1000 mu lahan ubi, yang dari sana berhasil memproduksi 2,1 juta unit ubi. Teritori mengikuti aturan pajak pertanian dan menerima 70.000 unit ubi, yang akan Ouyang Shuo serahkan kepada Divisi Logistik Tempur sebagai ransum militer.

Dengan hasil panen ubi ini dan dengan sedikit beras dan daging, krisis makanan Kota Shanhai akhirnya berakhir dan tidak perlu lagi ada pembelian beras skala besar di pasar. Setelah selesai memanen ubi, Ouyang Shuo tidak meminta para petani menanam padi, melainkan menanam kapas.

Sesuai pepatah, pakaian dan makan berjalan beriringan, dan kau tidak bisa memiliki yang satu tanpa yang lainnya. Saat ini di Kota Shanhai, bahan kain masih sangat mengandalkan suplai dari pasar. Dan mereka masih belum bisa memproduksinya sendiri. Sedangkan untuk sutra berwarna yang dihasilkan oleh ulat sutra, dia belum membuat rantai industri untuk itu, dan itu juga termasuk sebuah barang mewah kelas atas, dan tidak cocok untuk produksi massal.

Tanaman kapas sangat berbeda. Dengan ini, Shanhai dapat melewati fase linen dan langsung masuk kepada pakaian dari bahan katun. Untungnya, 2000 mu lahan pertanian di Shanhai bukanlah lahan yang subur, jadi andai mereka menanam padi pun hasilnya tidak akan bagus, karena itu menanam kapas merupakan keputusan yang lebih baik.

--------------

Bulan ke-4, Hari ke-4

Setelah Dukun Agung Suku Xuanniao membantu mengatur kerjasama ini, 3 suku lainnya setuju untuk bekerja sama dengan Kota Shanhai. Ketiga suku ini memiliki ukuran lebih kecil dari Suku Xuanniao, masing-masing hanya memiliki kira-kira 2000 orang di dalamnya. Hanya satu suku yang menolak undangan dari Dukun Agung. Suku ini bernama Suku Jifeng, dan suku ini lebih besar dari Suku Xuanniao, memiliki 5000 orang di dalamnya. Ketika mereka mengetahui bahwa Suku Xuanniao bekerja sama dengan Kota Shanhai bahkan bertindak sebagai juru bicara mereka, suku ini benar-benar murka dan menolak untuk bekerja sama.

Ketiga suku yang bergabung dalam aliansi ini membuat jumlah penambang di Tambang Emas Langshan membengkak menjadi 5000 orang. Yang berarti, dengan besar tambang ini, ini merupakan jumlah penambang maksimum, dan tidak dapat ditambah lagi.

Karena Suku Jifeng menolak bekerja sama, Ouyang Shuo memiliki jalan lain selain meningkatkan pertahanan tambang. Dia mengumpulkan 300 orang dari berbagai suku dan membuat mereka menjadi 2 squadron dan membuatnya menjadi Markas Pertahanan Tambang Langshan. Shilang merupakan manajer markas ini, dan kapten yang lainnya, Shibao, dikirim balik menuju Kota Shanhai.

Selain bergabung dalam operasi penambangan, ketiga suku juga mengirim 500 orang prajurit terbaik mereka untuk bergabung dengan Angkatan Darat Kota Shanhai. Jadi, Ouyang Shuo memilih 200 orang prajurit lagi dari Kota Shanhai dan menggabungkan mereka dengan 3 Squadron Infanteri lainnya untuk membentuk 2 Unit Infanteri.

Di Aula Pertemuan, Barak Kota Shanhai, Ouyang Shuo mulai mengatur ulang pasukannya.

"Zhao Sihu!"

"Siap!"

"Aku memerintahkanmu untuk menggunakan Squadron 1 Infanteri untuk bertindak sebagai pasukan inti, dan menambah 200 prajurit dari Kota Shanhai dan 200 orang Suku Barbar Gunung untuk membentuk Markas Unit Pertahanan Kota." Kata Ouyang Shuo.

"Markas Unit Pertahanan Kota?" Zhao Sihu merasa bingung.

"Benar. Fungsi markas ini adalah untuk melindungi teritori pusat. Karena Barak akan ada di dalam kota. Untuk beradaptasi dengan segala situasi sewaktu mempertahankan kota, markas ini akan memiliki 2 Squadron pemanah, 2 Squadron busur silang, dan 1 Squadron pedang-perisai. Infanteri dari Squadron 1 akan menjadi Squadron pedang perisai, 200 orang akan dilatih menjadi Squadron busur silang, dan para Suku Barbar Gunung akan membentuk Squadron pemanah." Jelas Ouyang Shuo.

"Hamba mengerti tuan, jangan khawatir. Hamba akan menyelesaikan tugas ini!" Kata Zhao Sihu dengan lantang.

Ouyang Shuo berbalik ke arah Jenderal Shi dan berkata, "Jenderal Shi!"

"Jenderal Shi disini! Siap menerima perintah!"

"Aku memerintahkanmu untuk menggunakan Unit Infanteri Squadron 2 dan 3 sebagai inti, dan menambah 300 prajurit elit dari berbagai Suku Barbar Gunung untuk membentuk Markas Unit Infanteri Barbar Gunung Zirah Berat."

"Infanteri zirah berat? Tapi kita tidak memiliki zirah berat!" Jenderal Shi pun bingung.

Ouyang Shuo menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kata siapa kita tidak memilikinya? Divisi Pembuatan Zirah kini sedang berusaha memproduksinya, dan Pabrik Senjata tengah menempa Pedang Tang, dan kedua item ini akan menjadi equipment dari unit ini."

Semua perwira lain menatap Jenderal Shi dengan iri. Zirah ini memiliki berat 29 kg, sehingga hanya Suku Barbar Gunung yang dapat menggunakannya. Pedang Tang merupakan senjata tempaan, sehingga setiap prajurit dapat menggunakannya. Tidak ada yang menyangka yang mendapatkannya pertama kali adalah Infanteri Zirah Berat.

Jenderal Shi pun tertawa girang. "Terima kasih atas dukungan tuanku."

"Markas Unit ini akan dibangun di luar batas kota dan jenderal, kau harus meningkatkan latihan mereka, terutama latihan beban. Aku tidak ingin ketika zirah ini selesai dibuat, pasukanmu tidak dapat menggunakannya. Itu akan menjadi lelucon besar." Lanjut Ouyang Shuo.

"Tuanku jangan khawatir, hamba akan melatih mereka dengan baik."

Ouyang Shuo mengangguk dan berkata, "Kalau begitu akan menantikannya. Setelah kau berhasil membentuk unit ini menjadi unit yang layak, aku sendiri yang akan menamai unit ini."

Suatu kehormatan besar. Hingga hari ini, tidak ada unit di Shanhai yang memiliki nama unit pribadi, jadi bisa dilihat betapa besar nilai unit ini bagi Ouyang Shuo.

Darah Jenderal Shi pun mendidih dan hingga dia berteriak lantang, "Hamba tidak akan mengecewakan harapan tuanku!!"


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.