Dunia Online

Masalah di Laut Mediterania



Masalah di Laut Mediterania

2Bulan ke-4 adalah saat ketika matahari musim semi bersinar paling cerah dan bunga-bunga bermekaran.       1

Kota Shanhai juga dipenuhi oleh kehidupan, dan bunga-bunga ada di mana-mana - di dalam taman, di samping teras, dan di atas jembatan; ada banyak orang yang tengah menikmati bunga-bunga tersebut.     

Sudah seminggu semenjak upacara penobatan berakhir dan Kota Shanhai perlahan kembali normal. Namun, hidup tetap terus berubah, dan terkadang orang-orang dapat melihat para penduduk yang memiliki pangkat kebangsawanan berlalu lalang di jalan raya, sambil menikmati tatapan iri dari para rakyat jelata di sekitar mereka.     

Pangkat kebangsawanan menjadi topik panas bagi para rakyat jelata. Dalam kehidupan, selain kesehatan dan kekayaan, kini muncul tujuan baru yang lebih tinggi. Hidup di bawah pangeran langit menambah kebanggaan dan gengsi bagi masyarakat; ambisi seperti itulah yang dibutuhkan untuk memulai sebuah dunia baru.     

Dinasti Xia Raya masih terus bergerak maju.     

…     

Istana Xia, Ruang Baca Kerajaan.     

Setelah melalui masa-masa adaptasi, Istana Kerajaan perlahan mulai berjalan di jalur yang tepat. Namun, sebagai penguasa tertinggi dari Dinasti Xia Raya, Ouyang Shuo terpaksa mengerutkan dahi. Alasannya adalah surat yang sekarang ada di hadapannya. Surat itu datang dari Penguasa Teritori Vic, Henry, dan di dalamnya terdapat berita buruk.     

Kemarin, akhirnya Teritori Vic telah dipaksa oleh petinggi Silver Hand untuk mundur dari Aliansi Mediterania dan di saat yang sama dia juga harus menghentikan pengiriman perbekalan bagi Kota Jidian.      

Kerja sama antara keduanya akan segera berakhir.     

Kemarin, Teritori Vic telah mengirimkan batch perbekalan terakhir bagi Kota Jidian, dan batch tersebut hanya cukup untuk digunakan selama setengah bulan. Tanpa perbekalan itu, Kota Jidian akan berada di dalam situasi lemah.     

Di dalam surat tersebut, Henry menunjukkan penyesalan dan juga meminta maaf karena tidak bisa terus bekerja sama dengan dirinya. Meski begitu, Henry tetap bersikeras mengambil keputusan untuk menghentikan kontrak. Jelas terlihat bahwa tekanan dari Silver Hand merupakan tekanan yang tidak bisa dia abaikan.     

"Apa yang akan terjadi, pada akhirnya pasti akan terjadi!"      

Untunglah Henry masih memiliki sedikit hati nurani dan memberi tahu Ouyang Shuo terlebih dulu. Jika tidak, Kota Jidian akan berada dalam situasi yang sangat gawat.      

Tindakan Henry menunjukkan kontradiksi di dalam hatinya. Pertama Teritori Vic tidak bisa menentang keputusan organisasi. Kedua, Henry sendiri tidak mau benar-benar bermusuhan dengan Dinasti Xia Raya. Cara berpikir seperti ini mungkin sangat umum di dalam Silver Hand. Konflik kepentingan kelompok dan pribadi bukanlah masalah baru.     

Bersama dengan keluarnya Teritori Vic dari Aliansi Mediterania, Aliansi Mediterania yang memang sudah goyah dan lemah sudah berada di ambang keruntuhan. Walaupun masih ada Kalia yang menjaganya, Ouyang Shuo tidak bisa terus tinggal diam. Siapa tahu sebesar apa badai yang akan menerpa Mediterania kali ini.     

Kota Atlantis merupakan sekutu yang paling bisa diandalkan oleh Dinasti Xia Raya di wilayah Laut Mediterania. Melindungi kepentingan Kota Atlantis pada akhirnya juga akan melindungi kepentingan Dinasti Xia Raya. Keduanya bukan hal yang berbeda.     

Untuk hal itu, Ouyang Shuo dapat melihatnya dengan jelas. Sambil memikirkan hal ini, Ouyang Shuo berjalan ke arah jendela. Dia menatap ke arah lautan dan menuju garis cakrawala, dia lalu berkata di dalam pikirannya, "Sudah waktunya untuk pergi ke sana!"     

Pada saat ini, seorang wanita istana datang untuk melapor, "Yang Mulia Raja, Tuan Jiang dan Tuan Kou telah tiba!"     

Kantor kabinet berada di dalam kompleks Istana Xia dan berada tidak jauh dari Ruang Baca Kerajaan. Setelah membaca surat Henry dan mengambil keputusan, orang pertama yang dipanggil Ouyang Shuo adalah kedua sesepuh kabinet ini.     

Sebelum pergi, ada beberapa hal yang harus diselesaikan oleh Ouyang Shuo. Bagaimanapun juga, Dinasti Xia Raya baru saja didirikan; fondasi mereka masih belum kokoh, dan Ouyang Shuo tidak ingin terjadi kesalahan.     

Ouyang Shuo lalu berbalik, "Biarkan mereka masuk!"     

"Baik Yang Mulia Raja!"     

Setelah beberapa saat, Jiang Shang dan Kou Zhun berjalan masuk ke dalam Ruang Baca Kerajaan, sambil membungkuk "Yang Mulia Raja!"      

Ouyang Shuo mengibaskan lengannya, "Pengawal, bawakan kursi!"     

"Coba lihat ini!" Kata Ouyang Shuo sambil menyerahkan surat dari Henry. Jiang Shang kemudian mengambil surat tersebut dan membacanya. Ekspresinya sama sekali tidak berubah ketika dia menyerahkannya pada Kou Zhun.     

Setelah Kou Zhun membaca surat tersebut, Ouyang Shuo kemudian bertanya, "Bagaimana sebaiknya kita menangani masalah ini?"     

Keduanya bertukar pandang; mereka tidak tahu harus mulai dari mana. Kou Zhun jelas tidak bisa berbicara, dia baru saja tiba dan masih dalam proses adaptasi dengan cara kerja dari Istana Kerajaan. Dia juga tidak memiliki pemahaman jelas mengenai operasi luar negeri dari Dinasti Xia Raya. Tentu saja, tidak baik jika dirinya berbicara. Bahkan Jiang Shang sekalipun tidak terlalu paham mengenai hal tersebut karena selama ini dia hanya bekerja di dalam Universitas Xinan. Meminta keduanya untuk mengeluarkan pendapat benar-benar terlalu berlebihan.     

Hanya ada satu hal yang mereka sangat yakin.      

Kota Jidian merupakan titik penting dalam rute perdagangan Dinasti Xia. Perdagangan laut merupakan sumber pendapatan penting bagi Dinasti Xia Raya, sehingga nilai strategis tempat ini benar-benar tidak ternilai.     

Karena itulah, tidak mudah bagi mereka untuk mengambil kesimpulan.      

Keduanya saling menatap cukup lama dan akhirnya Jiang Shang mengatakan, "Mohon Yang Mulia mengambil keputusan!"     

Ouyang Shuo tersenyum dan mengatakan, "Wilayah Mediterania memiliki banyak gelombang; tempat itu juga berkaitan dengan kepentingan dinasti kita dan perlu diselesaikan. Dalam pandanganku, kita bisa mulai menyerang Maroko."     

Jiang Shang merasa tercengang, dan dirinya segera memikirkan alasan kenapa sang Raja telah memanggil mereka. Itu bukanlah untuk meminta pendapat mereka tapi demi alasan lainnya. Jiang Shang kemudian mencoba bertanya, "Yang Mulia Raja berencana untuk turun tangan secara langsung?"     

Ouyang Shuo menatap Jiang Shang dengan tatapan terkesan. Seperti harapannya, Jiang Shang berhasil melihat akar masalahnya.      

"Benar sekali." Ouyang Shuo tidak menyangkal dan mengangguk, "Situasi Mediterania benar-benar kacau. Jika aku tidak turun tangan secara langsung, kita tidak akan bisa menyelesaikan situasi di sana."     

Diam-diam Jiang Shang setuju. Walaupun dia enggan menerimanya, dia juga tidak memiliki alasan untuk menolak.      

Ouyang Shuo dengan perlahan mengatakan, "Sementara aku tidak ada di sini, masalah dinasti akan diserahkan pada kalian berdua!"     

Jiang Shang bertukar pandang dengan Kou Zhun. Dia tahu bahwa sang Raja sudah membulatkan tekadnya, dan tidak ada jalan untuk menghentikan dirinya. Mereka hanya bisa berdiri bersamaan dan membungkuk, "Baik Yang Mulia Raja!"     

Ouyang Shuo bukan sengaja ingin meninggalkan tanggung jawabnya tapi setelah melihat bahwa sistem pemerintahan dinasti telah terbentuk, bahkan jika Ouyang Shuo pergi untuk sementara waktu, semua proses administratif dinasti akan berjalan seperti biasa.     

Sebaliknya, masalah Mediterania tidak boleh ditunda-tunda.      

Setelah mempersilakan keduanya pergi, Ouyang Shuo mulai mempersiapkan diri untuk operasi militer yang akan dipimpin olehnya. Ini merupakan operasi militer pertama semenjak dia naik takhta, dan hal tersebut memiliki makna yang mendalam.     

Pertama-tama adalah memilih siapa yang akan dibawa.      

Ouyang Shuo tentu saja harus membawa Tsing Yi dan Jia Xu. Berikutnya adalah Pasukan Pengawal Dewa Tempur yang dipimpin oleh Xu Chu.     

Zisu yang baru saja diangkat sebagai kepala wanita istana akan memilih dua wanita istana kelas atas dan empat orang pelayan istana yang paling telaten untuk bertanggung jawab atas makanan Ouyang Shuo.      

Lalu masih ada masalah lain seperti transportasi dan hal-hal sejenisnya.      

Ouyang Shuo tentu saja tidak perlu mencemaskan hal ini. Yang harus dia perhatikan adalah pasukan mana yang harus dia gunakan untuk menyerang Maroko. Dia ingin agar dirinya dapat dengan mudah memberikan perintah kepada Kementerian Rahasia untuk bersiap-siap.     

Ouyang Shuo memiliki sedikit informasi tentang Maroko. Setelah Dinasti Xia Raya mengalihkan pandangan mereka ke luar negeri, Pelindung Ular Hitam telah berusaha keras menyelidiki Maroko, dan melakukan usaha awal untuk mempersiapkan penyerangan. Mereka sudah berhasil mendapatkan informasi tentang sebagian besar kota-kota di Maroko yang ada di pesisir barat laut, termasuk juga ibu kota mereka Rabat, kota taman Casa Blanca, kota pelabuhan Tangier, Agadier, dan kota-kota lainnya.     

Masalah kuncinya tetap ada dalam jumlah pemain mereka, yang diperkirakan mencapai 2,5 juta. Ini berarti Pasukan Xia Raya akan menghadapi setidaknya 250 ribu pasukan pengawal ibu kota kekaisaran, 300 ribu Petualang, dan 200 ribu pasukan Penguasa. Karena itulah, dibandingkan dengan Singapura yang telah mereka hancurkan, Maroko bukan negara yang mudah untuk ditaklukan. Untuk menaklukan negara ini, Xia Raya harus menggunakan setidaknya 300 hingga 400 ribu prajurit elit mereka.     

Selain dari itu, mereka juga harus mempertimbangkan bala bantuan yang akan dikirim oleh negara-negara Mediterania seperti Spanyol, Portugal, Prancis, dan negara lainnya. Dan yang lebih parah lagi, pasukan mereka hanya memiliki Kota Jidian yang merupakan markas pasukan berukuran kecil. Tanpa membahas hal yang lain, tapi bisakah tempat itu menampung pasukan sebesar ini? Sedangkan untuk masalah logistik, itu bahkan merupakan masalah yang lebih besar lagi.     

Jika mereka gagal, maka ratusan ribu prajurit akan tewas di luar negeri. Karena itulah, Ouyang Shuo perlu membawa Pasukan Pengawal Dewa Tempur bersama dirinya untuk melakukan persiapan awal. Mereka perlu menunggu waktu yang tepat untuk mengirimkan pasukan mereka.     

Sedangkan untuk pasukan yang akan dikirim, dalam lingkup angkatan darat, Ouyang Shuo memilih Legiun 2 dan 3 dari Korps Pengawal, serta Legiun 1 dan 5 dari Korps Naga.     

Berdasarkan prinsip yang telah ditetapkan oleh Ouyang Shuo, setelah mendirikan kerajaan, dia tidak bisa seenaknya menggerakkan Legiun 1 Korps Pengawal yang ditempatkan di dalam kota raja dan juga Legiun Pertahanan yang ditempatkan di kota luar. Karena itulah, walaupun Pasukan Karang sangat hebat dalam menyerbu kota, Ouyang Shuo tidak bisa menggunakan mereka.     

Dari ketiga Legiun Perang yang ada, kelima legiun dari Korps Harimau tengah menghadapi musuh tangguh di sekitar mereka; Korps Macan Tutul juga diperlukan untuk mempertahankan Kota Satelit dan karena itu mereka tidak bisa digerakkan. Paling-paling, dia hanya bisa menggerakkan Legiun 4 Korps Macan Tutul.     

Setelah mempertimbangkannya masak-masak, Ouyang Shuo memutuskan hanya Korps Naga yang bisa digerakkan. Pada tahap ini, hanya Provinsi Yunnan yang masih berada dalam kondisi baik, perbatasannya juga sangat stabil dan tidak memerlukan banyak prajurit di sana. Korps Pengawal juga bisa dengan mudah digunakan karena mereka dapat berteleportasi langsung dari Kota Shanhai.     

Legiun 1 Korps Naga ditempatkan di luar Kota Harmoni dan bisa berteleportasi menuju Kota Jidian dengan menggunakan Formasi Teleportasi Kota Harmoni. Sedangkan untuk Legiun 5, mereka perlu mencapai Kota Shanhai terlebih dahulu sebelum akhirnya berteleportasi.      

Sedangkan untuk angkatan laut, mereka hanya bisa mengandalkan Squadron Mediterania. Bahkan Squadron Xingzhou yang ada di dekat sana juga membutuhkan waktu terlalu lama untuk bisa membantu. Ouyang Shuo berharap bahwa Squadron Mediterania yang dipimpin Alvaro tidak akan mengecewakan dirinya.     

Setelah menyelesaikan hal tersebut, Ouyang Shuo meninggalkan masalah-masalah lain untuk diselesaikan oleh Kementerian Rahasia. Hari ke-27, bulan ke-4, Ouyang Shuo membawa Pasukan Pengawal Dewa Tempur bersama dirinya dan secara sembunyi-sembunyi meninggalkan Kota Shanhai.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.