Dunia Online

Shi Dakai Adalah Pengecut



Shi Dakai Adalah Pengecut

3Dengan jatuhnya Kota Satelit, langkah kedua strategi operasi militer Pasukan Ekspedisi kali ini telah berhasil dilaksanakan dengan lancar.       0

Mendekati siang hari, suara bergemuruh tiba-tiba menyebar dari luar Kota Rabat. Wakil Panglima Pasukan Ekspedisi, Baiqi, bersama dengan tiga legiun akhirnya bergerak menyerbu Rabat. Sebanyak 200 ribu prajurit menyelimuti area luar Kota Rabat dan orang-orang tidak bisa melihat ujung pasukan mereka. Di dalam jarak pandang mereka hanyalah para prajurit berzirah hitam, yang terlihat dingin dan gemerlap.     

Di dalam pasukan yang sangat banyak itu, bendera berkibar, zirah berkilauan serta tombak dan golok diacungkan. Bahkan sebelum pasukan ini bisa mendekat, orang-orang dapat merasakan aura dingin yang menyebar dari mereka.     

Di atas tembok kota, ketika mereka melihat formasi yang sangat megah itu, baik para pengawal istana maupun para pemain Maroko menjadi sangat terkejut hingga kehabisan kata-kata.     

Seperti kata pepatah, 'Jika tidak mulai mendaki gunung, orang-orang tidak akan tahu betapa tingginya gunung tersebut; jika orang tidak menyelam ke dalam laut, orang-orang tidak akan tahu betapa dalamnya lautan tersebut.'      

Setelah menyaksikan secara langsung kekuatan dari Pasukan Xia Raya, para pemain Maroko baru tahu seperti apa pasukan kuat yang sebenarnya. Tidak semua orang di atas tembok kota adalah Petualang, beberapa pernah menjadi Penguasa. Namun, mereka tidak beruntung, sehingga akhirnya mereka dimusnahkan oleh rimba belantara. Dan semua orang tersebut kini dipenuhi oleh berbagai macam perasaan ketika mereka melihat pasukan tersebut. Jika dibandingkan, pasukan mereka di masa lalu sama sekali tidak ada apa-apanya dan bahkan tidak pantas untuk dibandingkan.     

Kekuatan Dinasti Xia Raya benar-benar luar biasa.     

Memikirkan hal ini, keresahan di hati mereka menjadi semakin membesar. Beberapa pemain tidak bisa menekan suasana yang mencekam itu, sehingga kaki mereka mulai gemetar dengan wajah yang memucat, Jika tidak melihat secara langsung kekuatan Pasukan Dinasti Xia Raya, orang lain pasti tidak akan bisa memahami apa yang mereka rasakan.     

Game yang dirancang oleh Gaia ini memang terlalu nyata.      

Baik Korps Naga maupun Korps Pengawal, mereka sudah melewati ratusan pertempuran, setiap prajurit memancarkan aura membunuh yang telah dirancang oleh Gaia. Aura ini menekan para pemain yang bermental lemah. Para Petualang yang selalu bertarung melawan monster tidak pernah melihat formasi seperti itu.      

Alasan kenapa Gaia menciptakan kondisi seperti itu adalah untuk membuat para pemain terbiasa dengan suasana medan tempur. Dengan begitu, para pemain tidak akan merasa terlalu takut ketika mereka tiba di Planet Harapan.      

Pasukan pemain yang belum ditempa api perang bahkan tidak akan mampu menahan satu pukulan dari pasukan ini.     

…     

Lima mil di luar Kota Rabat, Baiqi yang tengah dijaga oleh Pasukan Pendekar Pedang Elang Besi, sedang berjalan di bagian tengah formasi pasukan. Ketika Baiqi menatap Rabat, sebuah kilau terang muncul dari matanya.     

Baiqi bukannya tidak mengenali kota tersebut, karena dia pernah bermalam di sana. Baiqi tahu bahwa bahkan Ibu Kota Kerajaan yang paling lemah sekalipun tetap sangat kuat. Untuk bisa merebutnya, mereka perlu bersikap sabar dan tidak gegabah.     

Berpikir seperti itu, Baiqi mengatakan, "Sampaikan perintahku, dirikan kemah di sini. Perintahkan Shi Dakai untuk memimpin Legiun 5 agar memasuki Kota Satelit dan menghilangkan semua penghalang, tidak boleh ada kesalahan."      

Perintah dari Baiqi terlihat sangat santai, tapi di dalamnya terdapat sebuah makna tersembunyi.     

Pertama-tama, Shi Dakai baru saja diberi kepercayaan untuk memimpin sebuah pasukan dan masih belum memiliki jasa apa pun, sehingga Baiqi berusaha memberinya kesempatan. Kedua, Baiqi ingin menggunakan kesempatan ini untuk menilai kemampuannya. Sang Raja memang sudah merekomendasikannya, tapi Baiqi ingin melihatnya secara langsung.     

Memimpin pasukan bukan hal yang sepele, sehingga menyerang kota yang tidak berdaya sekalipun juga menguji kemampuan sang jenderal. Jenderal Dewa seperti Baiqi mampu menilai banyak hal dari tindakan seperti itu.     

"Siap!" Pembawa pesan langsung bergegas pergi.     

Setelah beberapa waktu, Pasukan Xia Raya akhirnya berhenti bergerak. Angin laut berhembus, tapi Pasukan Xia Raya sama sekali tidak bersuara. Mereka bagaikan patung di tengah rimba belantara, sama sekali tidak bergerak.     

Ketika para penduduk Maroko melihat hal itu, hawa dingin seakan menjalari tulang punggung mereka.      

Di saat yang sama, Legiun 5 yang ada di sayap kanan mulai memisahkan diri, mereka bergerak menuju timur ke arah Kota Satelit.     

"Apa yang mereka lakukan?" Para pemain Maroko sama sekali tidak mengerti.     

Seseorang merasa ragu, "Lihat arah tujuan mereka; mereka akan menyerang Kota Satelit."     

"Dengan menyerang Kota Satelit sekarang, sepertinya mereka terlalu berhati-hati, benar bukan?" Para pemain Maroko telah kehabisan kata-kata.     

"Apa kita akan menghentikan mereka?"     

"Tidak, ini mungkin adalah rencana mereka untuk memecah pasukan kita agar mengurangi perlawanan yang mereka akan hadapi ketika menyerang Rabat. Kita tidak boleh tertipu oleh mereka."     

"Benar. Kota Satelit hanyalah sebuah kota kosong. Jika mereka ingin mengambilnya, silahkan saja."     

Karena itu, para penduduk Maroko memutuskan untuk diam dan menunggu perubahan. Sedangkan para pengawal kerajaan, tanpa perintah militer, mereka tidak akan meninggalkan posisi mereka. Tugas mereka adalah untuk mempertahankan Ibu Kota Kerajaan, sehingga bagaimana mungkin mereka akan memedulikan sebuah Kota Satelit? Terlebih, tempat itu hanyalah sebuah kota kosong.     

Tentu saja, meminta para pasukan pengawal kerajaan untuk keluar dari kota dan menyerbu musuh bukanlah sesuatu yang mustahil.     

…     

Pada saat itu, sembari memimpin Legiun 5 Shi Dakai segera bertindak.      

Kenyataan membuktikan bahwa Shi Dakai tidak mengecewakan Baiqi. Mereka memisahkan diri dari pasukan utama dan mencapai Kota Satelit dalam waktu kurang dari setengah jam, tapi Shi Dakai tidak memerintahkan pasukan untuk menyerbu. Dia dengan serius merapikan formasi pasukannya seperti jika mereka akan menyerbu sebuah benteng. Kemudian dia memerintahkan infanteri pedang perisai sebagai pasukan perintis untuk mendobrak gerbang kota.     

Setelah memasuki kota, Shi Dakai membentuk sebuah regu pengintai kavaleri untuk memeriksa situasi. Setelah memastikan bahwa di dalam Kota Satelit sama sekali tidak terdapat pasukan penyergap, dia langsung menghancurkan prasasti kota. Selama proses itu berjalan, Shi Dakai selalu dalam kondisi siaga penuh.      

Selama proses ini, Shi Dakai tidak mempedulikan desakan dari Legiun 5 atau protes dari pasukan tengah. Dia hanya terus memimpin mereka dengan tenang dan tanpa ekspresi. Karenanya, Legiun 5 menghabiskan 1,5 jam untuk merebut sebuah kota kosong. Selama proses itu berjalan, para pemain di Rabat tidak berani berteleportasi untuk melawan mereka.     

Hanya setelah Legiun 5 telah masuk dan mulai mempertahankan lokasi-lokasi penting yang ada di kota tersebut barulah Shi Dakai mengirim seseorang untuk melapor bahwa Kota Satelit telah resmi direbut.     

Ketika Baiqi mendengar hal itu, dia mengangguk dan berpikir pada dirinya sendiri, 'Benar-benar memiliki pembawaan seorang jenderal'.     

Namun tanpa bisa dihindari, Shi Dakai dijuluki sebagai pengecut. Julukan semacam itu bukanlah sesuatu yang bagus di dalam sebuah pasukan militer. Para prajurit memandang Shi Dakai dengan ekspresi aneh. Namun, Shi Dakai terlihat begitu serius, dan tidak ada yang bisa melihat adanya keanehan dari penampilannya.     

…     

Setelah Legiun 5 berhasil merebut Kota Satelit, Pasukan Ekspedisi tentu saja tidak memiliki alasan lagi untuk membangun kemah di luar Kota Rabat. Baiqi segera memerintahkan mereka untuk masuk ke dalam Kota Satelit. Dengan begini, mereka telah mendapatkan sebuah markas super dan menghemat banyak waktu serta usaha.      

Pasukan Ekspedisi Dinasti Xia Raya datang dari jauh dan peralatan yang mereka bawa jauh dari cukup untuk membangun sebuah kemah prajurit. Jika mereka membangun sebuah kemah di rimba belantara, maka hal itu akan menjadi sangat sulit. Belum lagi nyamuk yang ada di sana saja sudah merupakan sebuah masalah besar.     

Dalam semalam, selagi Pasukan Ekspedisi tengah berkemah di samping lautan, 200 orang dari mereka telah digigit oleh nyamuk dan menderita penyakit, tubuh mereka juga mengalami pembengkakan.      

Nyamuk di musim panas benar-benar sangat mengerikan. Penyakit yang mereka bawa adalah masalah yang besar. Jika di dalam pasukan itu terjadi penyebaran penyakit secara besar-besaran, maka itu akan menjadi sebuah bencana.     

Jika Pasukan Ekspedisi masuk ke dalam Kota Satelit, selama mereka mengatur kebersihan, maka situasi ini tentu saja akan membaik.      

Baiqi sangat ketat mengendalikan mereka. Setelah pasukan memasuki Kota Satelit, selain dari pasukan yang bertugas untuk mencari barang-barang yang dibutuhkan, yang lainnya langsung diberi tanggung jawab menjaga zona pertahanan.     

Para pemain Kota Satelit pergi secara terburu-buru, sehingga mereka meninggalkan barang-barang. Selain beras, ada juga obat-obat murah di dalam toko serta panah di dalam toko senjata. Yang lebih penting lagi, para pengrajin di dalam Pasukan Ekspedisi bisa menggunakan bahan-bahan mentah untuk membuat lebih banyak panah dan mengisi kembali persediaan pasukan. Jika tidak begitu, kenapa pasukan di zaman kuno sangat suka membangun markas pasukan di dalam kota? Inilah alasannya.     

…     

Di atas tembok Kota Rabat, para pemain Maroko benar-benar terkejut.     

Melihat serangan dari Dinasti Xia Raya, di atas tembok kota, baik para pemain ataupun pasukan pengawal, mereka semua diam dan menunggu; mereka sudah siap menghadapi pertempuran penentuan. Mereka tidak menyangka bahwa musuh bahkan tidak memedulikan mereka dan malah merebut Kota Satelit, lalu dengan santai memasukinya.     

"Apa yang terjadi? Apa mereka tidak tahu bahwa ini adalah Perang Negara, kenapa mereka terlihat begitu santai?"     

"Mereka benar-benar meremehkan kita!"     

"Apa mereka ingin mengurung kita di dalam Kota Rabat? Jangan bergurau."     

Berdasarkan logika para penduduk Maroko, karena kedua belah pihak telah berperang, mereka seharusnya sudah mulai saling bertempur. Dinasti Xia Raya sudah berhasil merebut Kasbah Udaya dan menembus gerbang utara Kota Rabat, sehingga mereka tidak memiliki alasan untuk tidak terus menyerang. Pindah ke dalam Kota Satelit di saat seperti sekarang benar-benar sebuah lelucon.     

"Kenapa aku merasa kita sepertinya telah jatuh dalam perangkap?" Para pemain Maroko saling bertukar pandang, dan mereka mulai mendapatkan firasat buruk.     

Walaupun Pasukan Xia Raya memiliki kekuatan yang hebat, sepertinya mereka tidak benar-benar yakin dapat menang. Karenanya, mereka tidak langsung menyerbu dan ingin merebut sebuah lokasi untuk melakukan pertempuran jangka panjang.     

"Jika kita tahu bahwa akan begini, kita harusnya menyerang keluar dan memberi mereka pelajaran."     

"Benar, kita terlalu berhati-hati."     

Sebenarnya, hal itu bukanlah karena mereka terlalu berhati-hati. Melainkan, karena aura musuh telah menghancurkan kepercayaan diri para pemain Maroko. Dalam situasi seperti itu, bagaimana mungkin mereka berani menyerbu?     

"Itu belum tentu. Jika kita menyerbu, mereka mungkin sudah menyiapkan perangkap lain bagi kita." Hibur seseorang.     

"Benar. Ini semua karena musuh yang terlalu licik!"     

Walaupun mereka berbicara seperti itu, para pemain tetap merasa menyesal. Jika mereka tahu, mereka tidak akan mungkin mundur dari Kota Satelit semudah itu.     

"Kita tidak perlu menjadi panik, jika pertempuran ini berlangsung lebih lama, maka situasi mereka akan semakin memburuk. Jangan lupa kalau kita masih memiliki tiga teritori Penguasa di dalam negara ini. Begitu mereka datang untuk membantu, musuh akan berada dalam masalah besar." Di antara para pemain ini, ada banyak orang berbakat.     

"Benar sekali, kita memiliki perbekalan yang cukup di sini. Jika kita terus mengulur waktu, maka situasi kita akan menjadi lebih baik. Sebaliknya, mereka datang dari jauh, dan perbekalan yang mereka bawa tidak akan bertahan lebih dari seminggu. Karena mereka ingin memperlambat jalannya pertempuran, maka kita akan mengikuti permainan mereka."     

"Ikuti permainan mereka!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.