Dunia Online

Surat Hutang Dinasti Xia Raya



Surat Hutang Dinasti Xia Raya

1Semua pemain Maroko merasa kebencian yang mendalam yang membuat semangat mereka meningkat. Namun, Pasukan Ekspedisi sama sekali tidak memedulikan mereka. Mereka hanya berkonsentrasi kepada hal yang harus mereka lakukan, dan semua berjalan sesuai dengan rencana.      0

Melihat Legiun Perang telah maju ke medan tempur, Divisi 2 Squadron Mediterania segera mengakhiri serangan mereka terhadap Kota Rabat dan mundur dari pelabuhan, lalu menghilang ke tengah lautan.      

Divisi 2 akan bergerak menuju markas perbekalan luar negeri mereka demi melindungi para kapal dagang yang akan mengirimkan perbekalan dari pulau terpencil menuju para pasukan.      

Bahkan dengan rencana Jia Xu, agar mereka berhasil menyerbu sebuah Ibu Kota Kerajaan akan dibutuhkan dua hingga tiga hari. Karenanya, barang-barang logistik sangatlah penting. Merebut Kota Satelit merupakan bagian dari rencana mereka.     

Divisi 1 Squadron Mediterania kembali ke tepi pantai sebelah utara Rabat, yang menambah tekanan pada wilayah utara kota tersebut sambil bertindak sebagai penghalang psikologis bagi para rakyat jelata. Karena divisi ini memiliki jumlah peluru meriam yang terbatas, daya tembak mereka berkurang hingga 1/5 dari kekuatan puncaknya.     

Selain dari kapal perang utama yang terus meneror Rabat dari sungai, Kapal Perang Meng Chong, lalu kapal-kapal perang kecil dan menengah juga mulai bergerak. Misi mereka adalah untuk membawa semua perbekalan yang telah dikumpulkan dari para kuli, nelayan dan pihak-pihak lainnya dengan kapal perang mereka menuju Kota Satelit.      

Serangan mendadak itu menyebabkan para rakyat yang mengandalkan dermaga sebagai mata pencaharian tidak bisa berlari kembali ke dalam kota. Di awal pertempuran, mereka bagaikan serangga yang tidak berdaya, hanya berdiam diri di dermaga tanpa ada tempat untuk dituju. Jika mereka mencoba untuk bergerak, para pemanah di dalam kapal perang akan menembaki mereka.     

Menghadapi setan seperti mereka, para rakyat jelata hanya bisa mengikuti perintah, mereka memasukkan berkarung-karung beras, berkeranjang-keranjang ikan, serta berkotak-kotak barang lainnya ke dalam kapal perang. Ketika para pedagang melihat kejadian ini, hati mereka terasa seperti berdarah.     

Rabat merupakan pelabuhan yang besar, dan semua barang-barang itu telah dipersiapkan oleh para pedagang bagi kapal dagang. Bukan hanya semua barang-barang itu berjumlah besar dan juga beragam, tapi barang-barang itu juga memenuhi semua kebutuhan dari para kapal dagang. Kali ini, semuanya telah diambil oleh Pasukan Ekspedisi.     

Tentu saja, Dinasti Xia Raya bukanlah bandit. Mereka ada di sini untuk menyelamatkan para rakyat dari api perang dan membagikan kekayaan kepada mereka. Karenanya, mereka hanya meminjam semua sumber daya tersebut. Pasukan Xia Raya juga memberikan surat hutang kepada para pedagang. Begitu perang berakhir, para pedagang bisa menggunakan surat hutang itu untuk menebus sumber daya yang diambil dari mereka atau mendapatkan emas yang nilainya setara dengan barang-barang tersebut.     

Para pedagang tidak tahu apakah mereka harus mempercayainya atau tidak, mereka hanya menyimpan surat hutang itu secara hati-hati.      

Di masa depan, begitu Kantor Gubernur Provinsi Maroko telah didirikan dan mereka mengakui adanya surat-surat hutang tersebut, mereka yang kehilangan surat hutangnya akan merasa sangat menyesal. Sedangkan bagi para pedagang yang telah tewas di dalam perang, itu merupakan sebuah hal yang berbeda.     

Sedangkan bagi Kementerian Administrasi dan Kementerian Rahasia, urusan mengenai apakah tanggung jawab untuk membayar pengeluaran tersebut harus diambil dari pengeluaran administrasi atau militer adalah hal yang berbeda.     

Satu-satunya hal yang pasti. Sebagai orang yang menyebabkan masalah ini dan juga sebagai penanda tangan surat hutang tersebut, Ouyang Shuo akan menemukan cara untuk menghindari Gubernur Provinsi Maroko setiap kali dia datang ke Kota Shanhai.     

Satu pedagang yang cerdik tidak bisa menukar surat hutang itu, sehingga dia memikirkan sebuah ide yang brilian, yaitu adalah menyimpan surat tersebut sebagai barang koleksi. Bertahun-tahun kemudian, sebuah surat hutang yang ditandatangani langsung oleh Raja Shenwu [1][1] akan dilelang seharga 200 ribu koin emas.     

Walaupun mereka melihat bahwa bangsa mereka sendiri tengah dirundung dan direbut harta bendanya, para pemain Maroko tetap tidak berani untuk keluar. Jika mereka dihadapkan dengan Legiun Perang Dinasti Xia Raya, para pemain mungkin akan memiliki sedikit keyakinan. Tapi meminta mereka untuk bertempur melawan Squadron Mediterania sama seperti melemparkan telur kepada batu.     

Hancurnya Kasbah Udaya merupakan sebuah pelajaran berharga.     

Walaupun Maroko memiliki garis pantai yang panjang, karena mereka berada di Afrika, negara ini tidak memiliki angkatan laut yang tangguh.      

Selain menggertakkan gigi, para pemain Maroko hanya bisa menyaksikan kejadian tersebut.     

…     

Pada pukul 2 sore, Ouyang Shuo membawa Pasukan Pengawal Dewa Tempur dan tiba di Kota Satelit. Dalam waktu singkat, Baiqi telah mendirikan sebuah pusat komando di dalam Puri Penguasa Kota untuk menyambut sang Raja.      

Hasil yang didapat oleh pasukan ekspedisi pada pagi hari ini telah membuat Ouyang Shuo puas dan memunculkan senyum di wajahnya.      

Bersamaan dengan tibanya Ouyang Shuo di Kota Satelit, surat dari Kalia juga tiba, surat itu memberitahukan kepada dirinya apa yang telah terjadi di Atlantis. Setelah Ouyang Shuo membaca surat tersebut, wajahnya menjadi semakin santai.     

Reaksi musuh telah mereka perkirakan. Karena Squadron Spanyol berani melangkah keluar, Squadron Mediterania akan menyambut mereka dengan hangat.     

Baru pagi ini, Divisi 4 Squadron Mediterania telah berlayar menuju Selat Gibraltar. Dengan begitu, pada selat yang ada di sekitar mereka, tiga divisi telah bersiaga. Semua sesuai dengan rencana.     

Ouyang Shuo ingin melihat sekuat apa Squadron Tidak Terkalahkan milik Spanyol yang baru itu.     

Sedangkan untuk Caesar, Henry, dan Pedro, bahkan jika Ouyang Shuo tidak berada di sana, dia sudah bisa menebak apa yang terjadi. Melalui surat Kalia, Ouyang Shuo seakan berada langsung di Atlantis, dan menyaksikan semua yang tengah terjadi.     

Ouyang Shuo bukan hanya memiliki pendapat tersendiri mengenai para Penguasa Eropa dari berita yang didengarnya di kehidupan sebelumnya, tapi di kehidupannya yang sekarang dia bahkan mendapatkan informasi yang jauh lebih lengkap melalui Pelindung Ular Hitam.      

Selama para Penguasa itu tidak benar-benar bersekutu, tidak akan muncul perubahan besar dalam serangannya menuju Maroko ini.      

Yang akan terjadi berikutnya hanyalah adu kesabaran.     

…     

Pada siang harinya, setelah beristirahat, Pasukan Ekspedisi bergerak keluar dari kota dan melancarkan serangan percobaan pada Kota Rabat.     

Yang maju pertama masih tetap Legiun 5 Korps Naga. Lu Bu memimpin Legiun 3 Korps Pengawal dan membentuk formasi di luar demi mencegah para pemain Maroko agar tidak menyerang keluar secara mendadak.     

Performa Shi Dakai tadi pagi telah membuat Baiqi mempercayainya. Baiqi meminta Legiun 5 untuk menyerang. Tentu saja, dia ingin menguji dan mencari kelemahan pertahanan musuh. Dia ingin memahami pola bertahan musuh untuk mempersiapkan diri demi pertempuran besar.      

Shi Dakai tentu saja memahami niat Baiqi. Pada siang hari, Legiun 5 menggunakan berbagai cara dan taktik. Mereka tidak berusaha untuk berhasil menyerbu tapi hanya menguji kemampuan musuh. Terkadang mereka hanya saling berpapasan, dan terkadang Shi Dakai mengirimkan banyak prajurit seakan dia benar-benar ingin menerobos. Sebanyak apa pun prajurit yang tewas, Shi Dakai sama sekali tidak berkedip.     

Tujuan Shi Dakai adalah untuk menguji batas kekuatan pertahanan musuh. Dalam hal tersebut, Shi Dakai sangat berpengalaman; matanya benar-benar tajam dan dia juga terlihat sangat tenang. Jika tidak, dia tidak akan mampu menjalankan misi tersebut dengan sempurna.     

Jika misi ini dilakukan oleh jenderal biasa yang tidak setajam dan sekejam Shi Dakai, mereka tidak akan mampu menyadari kelemahan musuh di dalam medan pertempuran yang terus berubah. Karenanya, tidak peduli sebanyak apa pun prajurit yang mereka korbankan, pada akhirnya semua akan sia-sia.     

Seperti kata pepatah, seorang jenderal terkenal akan melaksanakan tugasnya hanya dengan setengah pasukannya, sementara seorang jenderal biasa akan membutuhkan pasukan dua kali lipat lebih banyak untuk menjalankan tugasnya.      

Dengan cara Shi Dakai menjalankan misi tersebut, para prajurit Legiun 5 tidak berani lagi memandang rendah dirinya.      

'Bagaimana mungkin jenderal seperti ini dipanggil sebagai pengecut? Kita benar-benar buta'. Para prajurit mulai berpikir seperti itu.     

Wilayah utara yang sudah tertembus merupakan tempat yang paling sering dicoba. Legiun 5 mengirimkan resimen ke dalam jalanan kota untuk menguji pasukan musuh. Kedua belah pihak memulai pertempuran skala kecil di sekitar reruntuhan. Tidak diragukan lagi, walaupun Pasukan Pengawal Maroko memiliki kelebihan dalam segi geografis, mereka tidak bisa mendapatkan posisi yang lebih menguntungkan. Kedua belah pihak menderita kerugian berat; ini merupakan kerugian yang setara.     

Pasukan Pengawal Kerajaan memiliki satu kelemahan besar, yaitu kurangnya pengalaman tempur. Ketika Gaia menciptakan mereka, mereka bisa mendapatkan semua perlengkapan terbaik, latihan terbaik, dan tingkatan yang tertinggi. Satu-satunya yang tidak bisa diberikan Gaia adalah aura pembunuh dan juga pengalaman tempur. Bagaimanapun juga, ada begitu banyak pasukan pengawal di seluruh dunia.     

Memangnya semenakutkan apa sekelompok prajurit yang belum pernah membunuh siapa pun?     

Walaupun Legiun 5 dibentuk dari para prajurit yang berasal dari berbagai teritori Penguasa di Provinsi Minnan, mereka sudah pernah membunuh dan terus berkembang hingga sekarang, sehingga mereka selevel lebih tinggi dari Pasukan Pengawal Kerajaan.     

Perintah Baiqi juga bertujuan untuk melatih Legiun 5.     

Mata-mata Divisi Intelijen Militer juga bergabung di dalam Legiun 5, mereka menggunakan legiun ini sebagai pengalihan untuk mengumpulkan informasi garis depan.     

Menghadapi pancingan dari Legiun 5, para Pasukan Pengawal Kerajaan Maroko bisa menahan diri tapi tidak dengan para pemain. Semenjak Perang Negara ini dimulai, para Pemain Maroko terus menahan rasa frustasi mereka. Di siang hari, mereka menunjukkan kemarahan mereka terhadap para mata-mata Divisi Intelijen Militer.     

Para pemain membentuk kelompok yang terdiri dari tiga hingga lima orang dan berusaha menangkap para mata-mata.     

Harus dikatakan bahwa para Petualang benar-benar ahli dalam pertempuran skala kecil. Mereka tidak terlalu tangguh dalam pertempuran antar pasukan, tapi dalam pertempuran melawan bandit dan hewan buas, mereka telah mengumpulkan banyak pengalaman. Kali ini, para mata-mata Divisi Intelijen Militer menderita kerugian besar.     

Ketika Baiqi melihat situasi tersebut, dia menaikkan alisnya. Tapi dia tidak akan memerintahkan para mata-mata untuk mundur. Sebaliknya, dia malah memerintahkan Pasukan Pendekar Pedang Elang Besi untuk membantu.      

Ketika para Pemain Maroko melihat hal tersebut, mereka bersorak seakan telah memenangkan peperangan. Sayangnya, mereka sudah bertemu dengan lawan yang sepadan.     

Setiap anggota Pasukan Pendekar Pedang Elang Besi memiliki keahlian yang sangat tinggi, dan pengalaman tempur mereka juga tidak kurang dari para pemain.      

Di siang hari, pembantaian di lokasi-lokasi sempit benar-benar sengit dan penuh resiko meskipun bukan sebuah pertempuran skala besar.     

[1] Di sumber tertulis Raja Xia, tapi supaya sama seperti Raja Wu dari Dinasti Zhou atau Raja Zhou dari Dinasti Shang dan beberapa nama raja lainnya, untuk memanggil Ouyang Shuo sebagai raja saya lebih memilih untuk menggunakan gelarnya 'Shenwu'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.