Dunia Online

Keindahan Kota Taman



Keindahan Kota Taman

2Pada pukul 3 sore, waktu-waktu terpanas telah berlalu.     2

Setelah membersihkan medan pertempuran, Kavaleri Harimau dan Macan Tutul membawa 100 ribu tawanan perang dan bergerak menuju Casa Blanca. Mereka harus mencapai kota sebelum malam tiba, atau mereka harus menghabiskan malam di rimba belantara.     

Ketika teringat akan kawanan nyamuk, mau tidak mau dahi Huo Qubing mulai berkerut, "Ma Chao!"     

"Siap!"      

"Buka jalan bersama Divisi 1 dan 2. Kau harus merebut Casa Blanca sebelum langit menjadi gelap." Pasukan yang membawa para tawanan perang tidak bisa bergerak dengan cepat. Satu-satunya jalan adalah mengirim pasukan perintis untuk pergi lebih dahulu.     

Ma Chao membeku sebelum akhirnya membungkuk sesuai tata cara kemiliteran. Kilau semangat muncul di matanya. Kilauan itu memperlihatkan sebuah hasrat untuk menumpahkan darah segar dan mendapatkan jasa perang ketika akhirnya dia menjawab dengan lantang, "Siap!"     

Huo Qubing mengingatkan, "Pergi, dan berhati-hatilah!"     

Setelah mengalahkan 130 ribu prajurit dari ketiga teritori Penguasa Maroko, bukan hanya Casa Blanca saja yang menjadi tidak berdaya, kedua teritori lainnya juga tidak memiliki satu prajurit pun. Secara logika, Ma Chao tidak akan menghadapi masalah apa pun. Huo Qubing mengingatkannya agar berhati-hati adalah demi mencegah agar Ma Chao tidak teledor. Apa yang terjadi pada pasukan Maroko masih segar di dalam ingatan mereka semua.     

"Jenderal tidak perlu khawatir!" Walaupun Ma Chao adalah seorang jenderal ganas, dia bukan orang yang hanya mengandalkan otot. Bahkan sebenarnya, dia adalah orang yang sangat teliti.     

Setelah beberapa waktu, Divisi 1 dan 2 memisahkan diri dari pasukan utama lalu bergerak menyapu ke arah selatan dan perlahan menghilang dari pandangan. Ketika para tawanan perang dari Casa Blanca melihat hal ini, wajah mereka berubah menjadi pucat. Jelas sekali mereka menyadari apa yang akan dilakukan oleh pasukan kavaleri ini. Mereka bahkan lebih yakin lagi bahwa tiga ribu prajurit yang disisakan untuk menjaga Casa Blanca tidak akan mampu menghentikan pasukan kavaleri tersebut.     

Di tengah rasa takut itu terdapat juga rasa hormat pada pasukan kavaleri ini. Seperti yang telah dikatakan Ma Chao, pertempuran tersebut tidaklah mudah bagi Kavaleri Harimau dan Macan Tutul. Jika dilihat secara seksama, zirah mereka juga sudah basah kuyup. Bahkan, mereka terlihat seakan baru saja keluar dari dalam sungai.     

Di bawah cuaca yang sepanas ini, bahkan para penduduk Maroko juga tidak bisa bertahan, apalagi Kavaleri Harimau dan Macan Tutul yang mengenakan zirah berat. Para prajurit merasa jauh lebih kepanasan, dan panasnya bahkan lebih tidak tertahankan lagi.     

Pada pertempuran ini, selain memiliki stamina luar biasa dan juga kekuatan tempur yang hebat, mereka juga memiliki kebulatan tekad dan kegigihan yang lebih tinggi.     

Setelah pertempuran berakhir, beberapa prajurit langsung pingsan karena renjatan panas. Meski begitu, mereka hanya bisa melepaskan zirah secara diam-diam. Setelah napas mereka mulai kembali teratur, mereka kembali mengenakan zirah itu. Sedangkan untuk keringat, hal ini mereka anggap sebagai bekas pertempuran.     

Sebuah kemenangan yang cantik merupakan hadiah terbaik bagi Kavaleri Harimau dan Macan Tutul.     

Dalam kondisi seperti ini, Legiun Harimau dan Macan Tutul tidak berani bersikap santai, dan mereka terus bergerak dalam formasi yang serius. Ma Chao bahkan tidak mau repot-repot beristirahat, dan sekali lagi bergerak menuju medan tempur.     

Jika dibandingkan, pasukan ketiga teritori Maroko terlihat terlalu manja. Bahkan tanpa kejadian tepi sungai, mereka tetap akan mengalami kekalahan.      

"Dikalahkan oleh Pasukan Xia Raya, kita benar-benar pantas untuk kalah."     

…     

Tepat ketika Huo Qubing memimpin pasukan mereka menuju Casa Blanca, semua pemain Maroko yang tewas dalam penyergapan itu dibangkitkan kembali di dalam Aula Reinkarnasi Ibu Kota Kerajaan.      

Di dalam aula yang gelap, berbagai roh yang tidak bisa hidup kembali, mulai menangis pilu.      

Dengan cepat, berita bahwa pasukan gabungan ketiga teritori telah disergap dan dihancurkan menyebar ke seluruh Rabat.     

Kali ini, Ibu Kota kerajaan menjadi sunyi senyap.     

"Kenapa ini bisa terjadi?" Ketika Mohammed VI mendengar berita tersebut, dia bergumam, dan kerutan di dahinya menjadi semakin dalam.      

Sayangnya, tidak ada satu orang pun yang bisa menjawab pertanyaan sang raja.     

Hancurnya pasukan gabungan ketiga teritori tidak diragukan lagi merupakan pukulan besar bagi para penduduk Rabat. Jika mereka terus merasa stres seperti ini, mereka mungkin akan hancur.      

Harapan untuk mendapatkan kemenangan terlihat menjadi semakin kecil. Sementara itu, keresahan di dalam Kota Rabat menjadi semakin besar. yang membuat semua orang menjadi sulit untuk bernapas. Bahkan para prajurit Pasukan Pengawal Kerajaan juga tidak sepercaya diri sebelumnya. Ibu Kota kerajaan tiba-tiba telah menjadi sebuah kota terasing.     

Pada saat ini, Amadee yang merupakan Pemimpin Kelompok Tentara Bayaran Emas melangkah maju dan mengatakan, "Kita masih jauh dari kata putus asa, selama kita bisa bertahan hingga Squadron Spanyol yang Tidak Terkalahkan tiba, kita akan memenangkan perang ini."     

"Itu benar, masih ada Squadron Spanyol yang Tidak Terkalahkan. Kita masih bisa menang." Kata mereka semua.     

Seakan setuju dengan kata-kata Amedee, satu batch kapal perang dan kapal dagang tiba di luar Kota Rabat. Sayangnya, mereka bukanlah Squadron Tidak Terkalahkan milik Spanyol yang mereka nanti-nantikan.     

Berdasarkan waktu keberangkatan, Squadron Spanyol yang Tidak Terkalahkan seharusnya masih berada di wilayah Laut Mediterania. Setelah menerima berita ini, Casillas masih memerlukan waktu untuk kembali ke teritorinya dan mengumpulkan pasukan. Kurang lebih, mereka masih membutuhkan waktu sehari lagi.     

Yang tiba di pelabuhan adalah Divisi 2 Squadron Mediterania dan juga kapal dagang dari Dinasti Xia Raya. Mereka di sini untuk membawakan perbekalan bagi pasukan ekspedisi dan mengirimkan berbagai macam barang kepada Kota Satelit.     

Melihat hal ini, para rakyat jelata yang hidup di dalam Kota Rabat menjadi kehilangan semangat, "Wah, musuh tidak kekurangan perbekalan. Kita bahkan tidak memiliki kekuatan untuk melakukan perang jangka panjang dengan mereka."     

Semangat para penduduk Maroko sedikit demi sedikit menjadi semakin menyusut.     

Di saat yang sama, Legiun 5 yang dipimpin oleh Shi Dakai bagaikan sebuah alat musik luar biasa yang terus menerus menguji pertahanan Ibu Kota Kerajaan. Bagaikan seorang pembunuh yang ahli, mereka dengan sabar mencari titik lemah dari pertahanan musuh.     

Dinasti Xia Raya yang sekarang memiliki kemampuan untuk menjalankan sebuah Perang Negara skala besar dengan efisien. Setiap pasukan dapat berjalan secara mandiri tapi juga terus berhubungan, yang membuat rencana perang mereka berjalan dengan semakin sempurna.     

Sebaliknya, Maroko terus didesak mundur.     

…     

Pada pukul 7 malam, Casa Blanca sudah berada dalam jarak pandang mereka.      

Siang hari di musim panas berlangsung sangat panjang. Meskipun waktu sudah memasuki pukul 7 petang, malam baru saja tiba. Bulan menggantung tinggi di angkasa, bintang-bintang bersinar dengan terang. Di kejauhan, senja hari menyelimuti matahari.      

Jika rimba belantara di Maroko tidak memiliki sekelompok nyamuk yang mencari mangsa, maka malam seperti ini akan menjadi malam yang sempurna.     

Obor menerangi Casa Blanca yang diselimuti oleh langit malam.     

Ma Chao, yang sudah berangkat lebih dulu, tidak mengecewakan Huo Qubing. Dia bukan saja berhasil merebut Casa Blanca, tapi melihat situasi yang terjadi, walaupun seluruh kota diliputi oleh kecemasan, semuanya masih berjalan dengan teratur.      

Pasukan Dinasti Xia Raya telah memastikan bahwa mereka tidak akan mengganggu kehidupan rakyat.     

Setelah Ma Chao memasuki kota, dia menghancurkan prasasti teritori, dan melucuti senjata semua prajurit yang tersisa di dalam kota. Dia kemudian mengirim prajurit untuk mempertahankan gerbang masuk, tembok kota, berbagai jalanan penting dan juga area-area penting lainnya. Di saat yang sama, dia juga menyiapkan satu resimen kavaleri untuk berpatroli di dalam kota dan menenangkan keresahan rakyat.     

Pasukan yang tersisa mulai memasuki barak yang ada di dalam kota. Mereka membersihkan ruangan-ruangan di dalamnya dan menyiapkan makanan bagi pasukan utama. Ma Chao yang teliti bahkan sudah mempersiapkan kemah untuk para tawanan perang.     

Tentu saja, hanya Ma Chao seorang diri tidak akan bisa melakukan semua itu. Sistem kemiliteran dari Pasukan Xia Raya telah disempurnakan. Dulu sekali, ketika Baiqi baru saja tiba, di dalam setiap pasukan ditempatkan penasihat, perwira perbekalan, juru tulis, dan staf pendukung lainnya. Keberadaan mereka adalah kunci jalannya setiap operasi dari Pasukan Xia Raya.     

Mirip dengan para penduduk Ibu Kota Kerajaan, para penduduk Casa Blanca juga sudah mendengar berita tentang hancurnya pasukan teritori mereka. Sebagai kota taman, ini adalah kota yang tenang dan romantis, satu-satunya yang kurang dari kota itu adalah aura pembunuh.     

Karenanya, ketika Ma Chao memimpin pasukan kemari, Casa Blanca langsung memilih untuk menyerah. Para sesepuh di dalam kota mengajukan sebuah permintaan yang aneh; Pasukan Ma Chao boleh mengumpulkan makanan tapi mereka tidak boleh menghancurkan bunga-bunga dan lingkungan di dalam kota.     

Ketika Ma Chao mendengar hal tersebut, dia hanya terdiam.      

Karena para penduduk juga sangat kooperatif, Ma Chao tentu saja tidak akan mengerahkan seluruh kekuatannya.     

Ketika Huo Qubing dan pasukannya tiba, para penduduk telah kembali ke rumah mereka masing-masing. Melihat pasukan yang baru saja memasuki kota, mereka hanya bisa mengintip lewat celah jendela rumah mereka, dan terus menatap penuh hormat kepada pasukan yang baru saja tiba.     

Ketika mereka melihat barisan tawanan perang, semua pikiran yang ada di benak mereka menjadi sirna. Pada malam ini, penduduk Casa Blanca telah ditakdirkan tidak akan bisa tidur.     

Sedangkan bagi para prajurit Kavaleri Harimau dan Macan Tutul, mereka telah sangat kelelahan setelah bertempur seharian dan akhirnya saat ini mereka bisa beristirahat.     

…     

Para penduduk Casa Blanca bukanlah satu-satunya yang tidak bisa tidur malam ini.     

Malam hari, Wilayah Laut Mediterania.     

Squadron Tidak Terkalahkan milik Spanyol yang besar mulai bergerak melintasi lautan luas. Di siang harinya, mereka sudah melewati wilayah laut di mana Kota Jidian berada dengan lancar.      

Divisi 5 Squadron Mediterania yang berpatroli di perbatasan Kota Jidian, mengirimkan sinyal bahwa mereka akan mempertahankan kota hingga titik darah penghabisan. Melihat hal itu, Casillas tidak berani mencari gara-gara dan mengambil jalur lain.     

Pertahanan Kota Jidian benar-benar sangat menakutkan, Casillas saat ini sama sekali tidak ingin bertempur melawan mereka.     

"Begitu aku selesai menangani Pasukan Ekspedisi, aku akan datang untuk kalian."      

Casillas melirik Kota Jidian, dan sebuah tatapan kejam melintas di matanya. Keberadaan Kota Jidian bagi Casillas dan bagi seluruh pemain Spanyol, merupakan sebuah penghinaan.     

Para penduduk Spanyol yang angkuh benar-benar ingin menghilangkan tumor yang satu itu, tapi mereka tidak memiliki cara untuk melakukannya.     

Kali ini, serangan Dinasti Xia Raya terhadap Maroko tidak diragukan lagi merupakan kesempatan terbaik bagi Casillas. Dinasti Xia Raya sudah ditakdirkan akan menjadi musuh dari seluruh wilayah Mediterania, sehingga Spanyol tidak memiliki alasan untuk tidak ikut campur.      

Keesokan paginya, Squadron Spanyol yang Tidak Terkalahkan akan melintasi Selat Gibraltar. Casillas merasa sangat percaya diri akan mampu mengalahkan Squadron Mediterania.     

Sayangnya, Casillas tidak tahu bahwa pada malam itu, ada seseorang yang wajahnya sudah menjadi pucat pasi dan gelisah. Siapa lagi kalau bukan Penguasa Casa Blanca, Caroline.     

Pada pukul 5 sore, dia telah menerima notifikasi bahwa teritorinya telah direbut oleh musuh. Pada saat itu juga, Caroline sudah nyaris roboh ke tanah.     

Karena tidak sedang berada di dalam wilayah negaranya, Caroline telah lolos dan tidak langsung diteleportasikan menuju Rabat. Karena itulah, Casillas sama sekali tidak menyadari hal apa pun.     

Caroline tidak bisa membayangkan apakah Casillas masih akan membantu mereka atau tidak jika dia tahu bahwa pasukan teritori Maroko telah hancur. Karenanya, apa pun yang terjadi, Caroline tidak akan membiarkan Casillas mengetahui hal yang sebenarnya. Oleh sebab itu, pada saat makan malam, Caroline terus tersenyum lebar dan tidak ada hal aneh yang bisa dilihat di sana.     

Harus dikatakan bahwa wanita adalah aktris yang hebat, terutama para wanita cantik. Casillas yang malang tetap belum sadar dan masih bermimpi untuk menjadi ksatria berkuda putih yang menyelamatkan sang putri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.