Dunia Online

Meriam Raja Naga Bawah Air



Meriam Raja Naga Bawah Air

1Tengah malam, Kota Satelit.     
0

Di dalam Puri Penguasa Kota, Ouyang Shuo tersenyum, " Pertempuran Kavaleri Harimau dan Macan Tutul telah dilakukan dengan sangat cantik, jadi besok sudah waktunya medan tempur utama untuk bergerak. Wen He, hubungi para mata-mata di Rabat, besok tepat saat siang hari, bergeraklah."     

"Baik Yang Mulia Raja!"     

Jia Xu berbalik dan pergi, Perang Negara ini akhirnya menyambut hari yang paling penting.     

…     

Tepat ketika Ouyang Shuo sudah siap untuk memberikan Rabat serangan mematikan, sesuatu yang tidak biasa terjadi di Dunia Bawah Tanah yang berada di bawah Kota Satelit.     

Ketika para pemain Maroko meninggalkan Kota Satelit, para pemain di dalam Dunia Bawah Tanah tidak memiliki waktu untuk melarikan diri dan terjebak di dalam Dunia Bawah Tanah. Ketika Pasukan Ekspedisi bergerak masuk, bahkan jika mereka ingin keluar, mereka juga tidak bisa melakukannya.     

Dan para pemain yang bisa memasuki Dunia Bawah Tanah merupakan pemain elit di antara para Petualang. Saat ini, satu kelompok kecil dari para Petualang Kelompok Tentara Bayaran Emas, yang bertugas untuk menjelajahi Dunia Bawah Tanah, tengah saling berbicara.     

Berita mengenai hancurnya pasukan gabungan ketiga teritori Maroko telah mencapai telinga mereka melalui forum. Kali ini, mereka benar-benar murka.     

"Kapten, tidakkah kita seharusnya melakukan sesuatu?" yang berbicara adalah seorang pemuda yang menggenggam sebuah busur. Sekilas, dia terlihat seperti orang yang mampu berpikir dengan cepat.      

Kaptennya adalah adalah seorang pejuang; dia terlihat seperti orang yang kasar dan mengatakan, "Dida, apa pendapatmu?"     

Dida memutar matanya dan dengan dingin mengatakan, "Kapten, apa kau ingat tentang monster iblis paruh bebek yang tempo hari kita hadapi itu?"     

"Tentu saja, mereka begitu menakutkan. Jika kita tidak lari tepat pada waktunya, kita mungkin sudah tewas di sana." Jawab sang kapten. Barulah saat itu dia sadar, dan dengan mata terbelalak dia mengatakan, "Apa kau berencana untuk menggunakan mereka? Apa kau sudah gila?"     

"Kenapa tidak?" Dida sama sekali tidak bergeming, "Kapten, coba kau pikirkan. Jika kita bisa menuntun mereka naik ke permukaan, mereka akan menjadi masalah besar bagi pasukan musuh. Ada 10 ribu hewan roh di sana."     

"Dengan kemampuan kita, bagaimana cara kita menuntun mereka?" Walaupun sang kapten mulai tergoda, dia tidak tahu apa yang tengah dipikirkan oleh Dida.     

Ketika Dida mendengar hal ini, dia tersenyum, "Kapten, apa kau sadar bahwa ketika kita bertemu dengan kawanan iblis paruh bebek, mereka sedang bertelur? Jika kita mencuri telur mereka dan melemparkannya ke dalam Kota Satelit, para monster itu pasti akan mengamuk."     

"Terlebih," Sambil berbicara, ketamakan muncul di matanya, "Monster-monster itu juga menyembunyikan banyak harta karun, sehingga begitu mereka dipancing pergi, bukankah semua harta karun itu akan menjadi milik kita? Jika begitu, bukankah kita akan bisa membalas dendam sekaligus mendapatkan harta karun?"     

Ketika sang kapten mendengar hal itu, dia mengangguk namun juga dengan cepat mengerutkan dahinya, "Idemu memang tepat tapi telur dari raja para monster itu pasti ada jauh di dalam sarang mereka dan dijaga dengan ketat. Untuk mencurinya bukanlah hal yang mudah."     

Dida tersenyum. Tiba-tiba, dia mengeluarkan sebuah item dari tas serba gunanya dan tersenyum, "Perhatikan benda ini."     

"Jimat Gaib?" Teriak sang kapten, "Kau ternyata memiliki item selangka ini?"     

Dida tersenyum, "Aku kebetulan mendapatkannya."     

Sang kapten merasa gembira, dan menepuk bahu Dida, "Dengan adanya pusaka ini maka rencana itu bisa dilakukan. Kau telah bekerja dengan baik. Dari harta karun yang ada di dalam sana, kau boleh memilih tiga buah."     

Dida tersenyum, "Apalagi yang kita tunggu? Ayo berangkat. Kita tidak boleh membuang-buang waktu lagi."     

"Ayo." Kelompok elit itu segera berkemas dan menghilang di dalam gua.     

************     

Hari ke-21, bulan ke-5, hari yang cerah.     

Di pagi hari, langit baru saja menjadi terang dan matahari yang berwarna kemerahan belum benar-benar terbit dari balik Samudra Atlantik. Seperti sedang melangkah ke atas matahari yang kemerahan, Squadron Spanyol yang Tidak Terkalahkan dengan lancar melewati Selat Gibraltar.     

Squadron ini tidak menyadari bahwa ada peti kayu yang mengambang di depan mereka.     

Panglima dari Squadron Spanyol yang Tidak Terkalahkan bukanlah Casillas melainkan jenderalnya. Pria ini merupakan jenderal Spanyol yang terkenal dalam sejarah, sang Duke Parma, Alessandro Farnese.     

Alessandro Farnese adalah putra dari Duke Ottavio Farnese dari Parma, dan ibunya Dutchess Margaret dari Parma, yang merupakan anak haram dari Raja Spanyol dan Kaisar Hapsburg Charles V. Ketika dia masih muda, Alessandro Farnese diambil sebagai sandera dan dikirim ke tempat pamannya dari pihak ibu, Philip II, dan tumbuh besar bersama dengan satu lagi anak haram Charles V, Don Juan de Austria.     

Pada tahun 1571, Alessandro Farnese sebagai wakil dari Don Juan de Austria membantu untuk menghancurkan angkatan laut Kekaisaran Ottoman di dalam Pertempuran Lepanto. Kemudian dia pergi menuju Belanda untuk meredakan Revolusi Belanda. Di tahun 1578, dia bergabung dalam Pertempuran Blou dan menghancurkan pasukan pemberontak Belanda.     

Di bulan Oktober, Gubernur Belanda Don Juan de Austria meninggal dunia karena sakit dan Alessandro Farnese menggantikan posisinya sebagai Gubernur.     

Berbeda dengan cara kedua duke sebelumnya bertindak, dengan Alvaro yang menekan mereka dan Don Juan yang menerima mereka, Alexander Farense menekan Aliansi Utrecht sembari berdamai dengan mayoritas penganut Katolik di selatan.      

Di tahun kedelapan dia menjabat sebagai Gubernur, Alessandro Farnese telah mengumpulkan banyak jasa, merebut kembali 10 dari 17 provinsi yang telah memberontak, sementara sisa wilayah yang lain akhirnya membentuk Belgia. Di tahun 1586, dia mendapatkan gelar Duke Parma.      

Alvaro yang bergabung dengan pasukan musuh tidak diragukan lagi membuat keluarga kerajaan Spanyol menjadi benar-benar murka. Dalam kondisi seperti itu, Alessandro Farnese memutuskan untuk bergabung dengan Casillas demi membangun kembali Squadron Spanyol yang Tidak Terkalahkan. Karena itulah, pertempuran antara Squadron Tidak Terkalahkan dan Squadron Mediterania bagaikan sebuah pertempuran yang sudah ditakdirkan.     

…     

Squadron Spanyol yang Tidak Terkalahkan, Principe de Asturias.     

Casillas berdiri di atas dek. Dia menatap permukaan laut yang tenang dan berbicara kepada Alessandro Farnese, "Jenderal, apa Squadron Mediterania akan menyiapkan sebuah penyergapan di sekitar sini?"     

Kedua sisi Selat Gibraltar sangatlah sempit. Namun, begitu Squadron Spanyol yang Tidak Terkalahkan memasuki Samudra Atlantik, jangankan menyergap, bahkan menemukan mereka akan menjadi sebuah masalah. Oleh karena itu, tempat ini merupakan lokasi terbaik bagi Squadron Mediterania untuk menyergap mereka.     

"Memang ada kemungkinan seperti itu, uhuk uhuk."      

Alessandro Farnese yang muncul di rimba belantara bahkan belum berumur 35 tahun, tapi tubuhnya sudah kurang sehat. Menurut sejarah, Alessandro Farnese meninggal dunia pada tahun 1952 Achslach karena penyakit dan perang yang tidak berjalan dengan lancar.     

Alessandro Farnese berbalik dan mengatakan, "Prajurit!"     

"Siap!"     

"Perintahkan pasukan untuk bersiap di posisi tempur dan tetap mempertahankan kewaspadaan."     

"Baik jenderal!"     

Ketika dia kembali membayangkan pertempuran yang akan segera terjadi, Casillas menjadi sangat bersemangat. Tepat di saat itu, kapal perang muncul dari kedua sisi selat, dan sebuah bendera emas berkibar ditiup angin.     

"Itu adalah Squadron Mediterania dari Dinasti Xia!" Casillas langsung mengenali kapal-kapal itu.     

Ketika Alessandro Farnese mendengar nama itu, dia mengeluarkan sebuah teleskop dan mulai memperhatikan kapal-kapal tersebut. Hanya untuk melihat Divisi 3 dan 4 dengan kapal berjumlah sekitar kurang lebih seratus kapal perang, tengah berlayar ke arah mereka.     

"Apa mereka tidak sedikit terlalu percaya diri?" Alessandro Farnese mengerutkan dahinya. Menggunakan dua divisi untuk melawan Squadron Spanyol yang Tidak Terkalahkan adalah sebuah hal yang benar-benar gila.     

"Jenderal Alvaro, apa yang kau pikirkan?"      

Alessandro Farnese selalu bersikap hati-hati ketika menggunakan pasukannya, tapi dia tidak bisa memahami apa yang sedang dipikirkan oleh musuh.     

"Bagaimanapun juga, karena mereka berani untuk datang, jangan biarkan mereka pulang kembali." Casillas terus tersenyum dan terlihat sangat bersemangat, "Kedua divisi Squadron Mediterania yang lain mungkin masih tertahan di Maroko dan tidak bisa kembali. Kemungkinan, Alvaro telah diperintahkan untuk menghentikan kita, sehingga dia tidak memiliki pilihan selain bertempur dengan kita." Kata Casillas yang mulai memikirkan sebuah penjelasan.     

Ketika Alessandro Farnese mendengar hal tersebut, dia tidak peduli apakah penjelasan itu benar atau tidak, "Mari berharap hal itu memang benar."     

Pada saat ini, sebuah perubahan terjadi.      

Tiba-tiba ledakan terdengar dari dasar laut, 'Duar! Duar! Duar!'.     

Anehnya, ledakan itu berasal dari bawah kapal mereka dan kebanyakan terjadi di bagian depan kapal. Terlebih, suara ledakan itu lebih sering terdengar di depan squadron mereka.      

Dalam waktu singkat, ada sekitar 20 kapal yang rusak dan tidak bisa bergerak. Bagian yang paling menakutkan adalah ledakan itu terus berlanjut dan sama sekali tidak terlihat tanda-tanda akan berakhir.     

"Apa yang terjadi?" Ekspresi Casillas langsung berubah. Ledakan itu terus berlanjut, dan bahkan ada ledakan yang terjadi di bawah kapal induk.     

"Cepat, periksa apa yang sebenarnya sedang terjadi!" Casillas meneriakkan perintah itu, yang menunjukkan bahwa dirinya sudah benar-benar menjadi panik.     

Casillas yang sekarang, tidak menyadari bahwa ekspresi Alessandro Farnese sudah terlihat sangat serius. Alessandro Farnese bergumam, "Ranjau laut, apa ini adalah ranjau laut yang legendaris?"     

Tebakan Alessandro Farnese segera terbukti benar karena pada permukaan laut yang ada di sekitar mereka telah ditempatkan banyak ranjau laut. Bahkan bisa dibilang benda ini adalah leluhur dari ranjau laut modern.     

"Cepat, perintahkan agar seluruh squadron berhenti untuk bergerak!" Perintah Alessandro Farnese.     

Ranjau laut bagaikan sebuah peledak yang diletakkan di bawah air. Benda ini dapat menggunakan berbagai cara untuk diledakkan demi menghancurkan kapal musuh atau mengganggu pergerakan mereka seperti dibenturkan, magnet, suara dan masih banyak lagi.     

Karena itulah, ranjau laut memiliki harga murah tapi sangat kuat. Mereka sangat mudah untuk diletakkan tapi sulit untuk menemukan dan menyingkirkannya. Ini benar-benar sebuah senjata yang fleksibel dan pada umumnya digunakan di dalam sebuah pertempuran.     

Biasanya, biaya untuk menyingkirkan sebuah ranjau laut mencapai 100 hingga 200 kali lipat lebih tinggi dari biaya untuk pemasangannya.      

Berbicara mengenai ranjau laut, orang-orang akan berpikir bahwa ini adalah sebuah senjata modern. Sejujurnya, senjata itu merupakan salah satu senjata laut tertua yang berasal dari Cina.     

Ranjau laut pertama kali diciptakan oleh orang-orang Cina. Pada tahun 1549, Dinasti Ming menciptakan ranjau bawah air, yang merupakan ranjau laut pertama di dunia. Ranjau ini menggunakan peti kayu sebagai cangkang dan dempul untuk menutupnya sementara rantai-rantai yang terhubung dengan jangkar digunakan untuk mengganti kedalaman dan mengaktifkannya secara manual. Ranjau ini digunakan 200 tahun lebih awal dari ranjau yang dibuat oleh orang-orang barat.     

Dinasti Ming kemudian memperkuatnya dan membuat ranjau yang diberi nama Meriam Raja Naga Bawah Air.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.