Dunia Online

Menutup Gerbang dan Memukul Anjing



Menutup Gerbang dan Memukul Anjing

0Tepat ketika Ouyang Shuo dan kelompoknya mencapai Kota Persahabatan, di dalam Ibu Kota Kerajaan Somalia, Mogadishu; sebuah percakapan tengah terjadi antara Raja Somalia dan para pejabatnya.      3

Raja Somalia tengah memainkan banyak perhiasan batu akik yang terpasang di tangannya, dan matanya menunjukkan niat yang tidak jelas saat dia mengatakan, "Organisasi Perompak Serigala Langit seharusnya sudah tiba di Kota Persahabatan sekarang, benar bukan?"     

Pejabat urusan militer tertawa "Berita terbaru mengatakan bahwa mereka telah mencapai kota luar."     

"Begitu ya? Farrah ternyata memiliki sedikit kemampuan." Setelah terdiam beberapa saat, sang Raja tiba-tiba bertanya, "Apa bala bantuan Xia Raya sudah tiba?"     

"Sementara ini masih belum ada kabar, tapi dengan kecepatan reaksi mereka, mereka pasti akan tiba tepat pada waktunya."     

Raja Somalia mengangguk dan senyum di wajahnya menjadi semakin lebar.     

Ketika pejabat urusan militer melihat hal tersebut, pria itu mulai menunjukkan senyum licik, "Dengan tidak memberitahu Farrah tentang Formasi Teleportasi di dalam Kota Persahabatan, Yang Mulia memang bijaksana. Kali ini, tidak peduli apakah Organisasi Perompak Serigala Langit berhasil menghancurkan Kota Persahabatan atau sebaliknya, keduanya akan tetap menguntungkan bagi kita."     

'Hahahaha!' Raja Somalia tertawa terbahak-bahak.     

…     

Kota Persahabatan, Puri Penguasa Kota.     

Ouyang Shuo berjalan dengan santai menuju puri, dan mengambil alih tanggung jawab garis belakang sementara para prajurit garis depan bertempur dengan sengit.     

Kota Persahabatan terletak di sebuah cekungan dan dikelilingi oleh gunung di ketiga sisinya, sementara sisanya menghadap lautan. Shi Bao memimpin Divisi 3 Legiun Karang keluar dari gerbang selatan, lalu mereka membagi pasukan ke sisi timur dan barat sambil terus bergerak ke arah utara     

Sambil terus bergerak secepat mungkin, dalam setengah jam mereka berhasil merebut kedua gerbang dengan lancar.     

Shi Bao meninggalkan separuh prajuritnya untuk mempertahankan kedua gerbang kota sementara yang lain terus bergerak ke utara menuju gerbang utara. Ketika mereka melewati Pelabuhan Pemberani, mereka akhirnya dikenali oleh para perompak.     

Farrah benar-benar licik dan sangat menyayangi nyawanya. Meski mereka sudah menguasai kota luar, nyaris 10 ribu perompak masih berada di pelabuhan, dan mereka sudah siap untuk mundur kapan saja.     

Sedangkan Farrah, dia bahkan tidak turun dari kapal dan masih menunggu di dalam pelabuhan.     

Melihat pasukan Shi Bao, para perompak masih mengira bahwa mereka adalah Divisi Garnisun, dan para perompak itu mulai mengejek mereka, "Lihat orang-orang ini. Apa mereka setakut itu hingga ingin naik kapal dan melarikan diri?"     

"Harusnya begitu. Benar-benar sekawanan pengecut."     

"Ayo saudara-saudaraku. Jangan biarkan mereka melarikan diri. Bos bilang hari ini kita akan membasuh Kota Persahabatan dengan darah."     

"Basuh Kota Persahabatan dengan darah!"     

Para perompak bersorak saat mereka mengepung Legiun Karang; mereka benar-benar tidak mengenal kata takut.     

Ketika Xu Chu yang tengah bergerak bersama dengan Shi Bao melihat hal itu, dia menyeringai, "Jenderal Shi, pergi dan kunci gerbang utara. Serahkan ikan-ikan teri ini pada kami."     

"Siap!"     

Shi Bao sangat mengetahui kekuatan dari Pasukan Pengawal Dewa Tempur, sehingga dia memimpin para prajuritnya untuk pergi.     

Xu Chu mengayunkan goloknya ke depan sambil berteriak, "Bunuh!"      

"Bunuh!"     

Tiga ribu Pasukan Pengawal Dewa Tempur menghunus Golok Tang Tipe T1 mereka dan segera menyerbu ke depan.     

Pada saat ini, para perompak akhirnya menyadari bahawa ada sesuatu yang salah di sini, dan mereka bergumam, "Ini tidak benar, apa mereka kemari untuk bunuh diri?"     

"Siapa peduli; ayo bunuh mereka dulu!"     

"Benar, ayo kita bunuh mereka!"     

"Bunuh!"     

Kemenangan yang berturut-turut telah membuat para perompak menjadi sombong, dan kepala mereka sudah membesar hingga mereka tidak tahu nama mereka sendiri.     

Dalam waktu singkat, kedua pasukan beradu.     

Tepat ketika keduanya saling berhadapan, para perompak dipenuhi oleh penyesalan dan mereka tahu bahwa sekarang mereka telah menendang sebuah papan baja [1].[1] Dibandingkan dengan Divisi Garnisun, musuh di depan mereka benar-benar terlalu brutal. Dengan satu ayunan golok mereka, satu kepala pasti akan bergulir.     

Dalam hal membantai, pasukan ini jauh lebih brutal dari para perompak.      

Sebaliknya, serangan balik para perompak terlihat sangat lucu, dan serangan mereka yang terlihat ganas lebih sering tidak mengenai musuh mereka.     

Yang tidak mereka ketahui adalah setiap prajurit Pasukan Pengawal Dewa Tempur memiliki keahlian yang luar biasa dan tubuh yang lincah.     

Dalam waktu kurang dari setengah jam, 10 ribu perompak berhasil dihancurkan oleh tiga ribu Pasukan Pengawal Dewa Tempur.      

Beberapa perompak yang cukup cerdas telah menyelinap ke arah pelabuhan dan bersiap untuk pergi.     

Para perompak merasa kecewa. Di sisi lain, Xu Chu merasa ragu. Menghabisi ikan-ikan teri bukanlah tidaklah berarti bagi mereka. Yang Xu Chu incar adalah ikan kakap, pemimpin para perompak ini.     

Melihat ke sekelilingnya, seluruh pelabuhan dipenuhi oleh perompak, tapi Xu Chu tidak bisa menemukan seseorang yang terlihat seperti pemimpin mereka. Melihat beberapa perompak sudah nyaris melarikan diri, Xu Chu menjadi gelisah.     

Xu Chu memutar goloknya, dan memukul seorang perompak dengan punggung goloknya, dia lalu menahan perompak itu dan nyaris membuatnya pingsan. Menggunakan tangan kirinya yang besar, dia menarik kerah si perompak, Xu Chu lalu mengatakan, "Katakan, di mana pemimpinmu?"     

Perompak itu benar-benar terlihat menyedihkan. Menghadapi monsters seperti Xu Chu, dia merasa gugup. Karena ketakutan oleh suara Xu Chu yang lantang, dia tidak berani berlama-lama dan dengan cepat mengatakan, "Dia masih ada di atas kapal."     

"Apa!"     

Xu Chu benar-benar murka. Dia mendorong perompak itu dengan tangan kirinya, hingga memaksa perompak tersebut duduk di atas tanah. Bagaimana mungkin perompak itu berani untuk tetap tinggal di sana? Perompak itu segera berdiri dan melarikan diri.     

Dia sama sekali tidak berani untuk terus berada di tempat seperti ini.     

Xu Chu tidak mempedulikan ikan teri itu. Sambil menatap ke arah permukaan laut, dia hanya melihat kapal-kapal dagang yang terbakar dan asap yang melayang ke angkasa. Sepertinya kapal-kapal ini sudah tidak bisa lagi diselamatkan.     

Di pantai, terdapat banyak pedagang. Menatap kapal-kapal mereka yang terbakar, mereka merasa ingin menangis tapi tidak ada air mata yang mengalir.     

Yang paling menyolok di lautan adalah kapal-kapal para perompak.     

Di tengah kapal-kapal itu, terdapat sebuah kapal layar raksasa yang paling menyolok. Kemungkinan besar kapal tersebut adalah kapal induk dari para perompak. Pasukan Pengawal Dewa Tempur tidak tahu caranya berlayar, sehingga tanpa daya mereka tidak bisa berbuat apa-apa.     

Xu Chu yang kecewa hanya bisa mengalihkan kemarahannya kepada para perompak yang ada di pantai.     

…     

Sementar Xu Chu tengah menatap lautan, Farrah juga menyadari apa yang terjadi di pantai itu.      

Melalui teleskop, dia menyaksikan apa yang sedang terjadi, dan hal itu membuat tulang punggungnya merinding. Kegelisahannya semakin besar dan kuat. Melihat pakaian dari para Pasukan Pengawal Dewa Tempur, hatinya langsung membeku.     

Setahun yang lalu di Somalia, Farrah telah melihat Pasukan Pengawal Dewa Tempur, sehingga dia segera mengenali mereka. Dengan munculnya Pasukan Pengawal Dewa Tempur Dinasti Xia Raya di sini, maknanya sudah sangat jelas.     

"Brengsek, kita telah ditipu." Farrah benar-benar murka.     

Di atas laut, tentu saja Organisasi Perompak Serigala Langit adalah ular lokal. Namun, di daratan, ini merupakan hal yang berbeda. Dengan perlindungan dari Kota Persahabatan, Farrah sama sekali tidak memiliki cara untuk mendapatkan informasi mengenai Formasi Teleportasi.      

Satu kesalahan kecil dapat menghasilkan kekalahan total.     

Farrah merupakan orang yang tegas. Dia tahu bahwa dirinya tidak bisa terus tinggal di sini, dia harus segera pergi. Tapi ketika teringat bahwa semua kerja keras dan harta yang dikumpulkannya selama setahun terakhir hilang begitu saja hanya dalam satu hari, hatinya terasa berdarah.     

"Kota Persahabatan, aku akan kembali."     

Kedua mata Farrah terlihat memerah saat dia sambil menggertakkan giginya dan memerintahkan agar para perompak segera melarikan diri. Sedangkan mengenai masalahnya dengan keluarga kerajaan Somalia, dia akan mengurus mereka setelah berhasil melarikan diri.     

Xu Chu, yang ada di pantai, tengah memperhatikan kejadian yang terjadi di atas laut. Melihat kapal induk para perompak mulai berlayar menjauh, dia tahu bahwa dia mungkin tidak akan bisa menuntaskan misi dari sang Raja.     

Para perompak yang ada di pantai juga tidak bodoh. Melihat bos mereka ingin melarikan diri, mereka semua berharap bahwa mereka memiliki empat kaki saat mereka mulai berlari lebih cepat dari seekor kelinci.     

Sayangnya, mereka tidaklah seberuntung Farrah.     

Dengan kaburnya pemimpin perompak, jasa terbesar akhirnya hilang. Xu Chu tentu saja harus menebus hal itu. Jika dia membiarkan para ikan teri ini lolos, namanya bukan lagi Xu Chu.     

"Mau ke mana kalian!"     

Xu Chu dan para prajuritnya menyerbu ke samping dermaga, sambil berbalik dan berteriak, "Siapa pun yang berani maju selangkah lagi akan dibunuh!"     

"Bunuh!"      

Bersama dengan Xu Chu, Pasukan Pengawal Dewa Tempur menyebar. Aura pembunuh mereka dapat terlihat dengan jelas.     

Ketika para perompak melihat hal tersebut, wajah mereka berubah menjadi pucat, dan mereka tahu bahwa mereka tidak lagi memiliki jalan keluar. Sejujurnya, mereka sudah sangat ketakutan dengan Pasukan Pengawal Dewa Tempur. Mereka saling bertukar pandang dan akhirnya menyerah.     

"Ampuni kami! Ampuni kami!"     

Berbicara tentang perompak, mereka sama sekali tidak memiliki moral. Asal mereka dapat hidup, mereka akan melakukan apa pun.     

"Hen!"     

Walaupun Xu Chu merasa jijik, dia tidak akan membunuh orang-orang yang telah menyerah. Dia lalu memerintahkan Pasukan Pengawal Dewa Tempur untuk mengumpulkan lima ribu perompak yang tersisa.     

Ketika para pedagang di pelabuhan melihat bahwa para perompak ganas itu telah pergi, mereka semua keluar dari tempat persembunyian untuk berterima kasih kepada para Pasukan Pengawal Dewa Tempur.     

Xu Chu tidak bisa menerimanya, "Jangan berterima kasih pada kami. Coba kalian periksa apakah kapal-kapal itu masih bisa diselamatkan."     

"Baik jenderal!"     

Hati para pedagang terasa sakit. Setelah berterima kasih pada Pasukan Pengawal Dewa Tempur, mereka memanggil para pelaut mereka untuk berusaha menyelamatkan kapal.     

Sebagai Ibu Kota Perdagangan, Kota Persahabatan juga merupakan salah satu titik penting dalam perdagangan laut, dan ada ratusan kapal dagang yang akan datang ke Pelabuhan Pemberani.     

Kali ini, para pedagang menderita kerugian besar karena ulah para perompak. Selain menerimanya, para pedagang tidak bisa mencari orang untuk mengganti kerugian mereka dan hanya bisa menyalahkan kesialan mereka sendiri.     

…     

Ketika Xu Chu selesai mengurus para perompak, Shi Bao dan pasukannya sudah mengunci gerbang kota utara.      

Dengan begitu, keempat gerbang berhasil dikunci, dan para perompak di dalam kota tidak memiliki jalan untuk keluar.     

Shi Bao memerintahkan, "Kirimkan sinyal!"     

"Baik jenderal!"     

'Syuut!' sebuah peluru sinyal berwarna merah naik ke udara.     

Ketika Shihu yang ada di dalam kota melihat sinyal itu, dia mengibarkan bendera semaphore. "Maju!"     

"Bunuh!"     

Divisi 1 dan 2 Legiun Karang bagaikan hewan buas yang lepas dari sangkar saat mereka dengan tanpa rasa takut mulai membantai menuju garis depan. Tiba-tiba, semua perompak dibuat kaget.     

Di bawah serangan Divisi Infanteri Berat Suku Barbar Gunung, para perompak berhasil dipukul mundur.     

"Bagaimana bisa situasinya menjadi seperti ini? Muncul dari mana bala bantuan musuh ini?" Pemimpin kedua yang bertanggung jawab atas Organisasi Perompak Serigala Langit mulai mengerutkan dahi dan memberi perintah, "Cepat kabarkan kepada pemimpin, situasi garis depan telah berubah!"     

"Baik!"     

Dalam waktu kurang dari 20 menit, perompak yang bertugas untuk mengirim pesan kembali.     

Pemimpin kedua segera mengamuk, "Kenapa kau kembali begitu cepat?"     

Perompak pembawa pesan itu tergagap, "Pe-pemimpin kedua, gawat, gerbang kota telah ditutup."     

"Apa?"     

Pemimpin kedua itu merasa semangatnya telah runtuh.     

[1] maknanya, terlalu sombong dengan kekuatan sendiri lalu akhirnya berhadapan dengan orang yang lebih kuat dan kalah     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.