Dunia Online

Setiap Orang Memiliki Rencana Tersendiri



Setiap Orang Memiliki Rencana Tersendiri

1Usulan dari Andre menyebabkan mata dari Caroline dan Rainier menjadi cerah. Ketiganya dengan cepat mencapai kesepakatan dan sudah siap untuk mencari bantuan dari para Penguasa Mediterania. Pilihan pertama mereka tentu saja adalah Spanyol, yang sangat membenci Dinasti Xia Raya dan berjarak paling dekat.     2

Tentu saja, Spanyol saja tidak akan cukup, dan mereka bertiga lebih memilih untuk menggerakkan seluruh Mediterania.     

Dalam waktu kurang dari satu jam, Casillas, Juan, Henry, Caesar, dan Penguasa terkuat dari Portugal, Pedro, telah menerima berita bahwa Perang Negara antara Maroko dan Dinasti Xia Raya sudah dimulai.     

Kota Atlantis, yang sudah sangat ramai dan sibuk, menjadi lebih sibuk lagi karena hal tersebut. Dengan koordinasi serta komunikasi dari ketiga Penguasa Maroko, pemikiran para Penguasa Mediterania berhasil dipengaruhi.     

Melihat hal itu, Kalia membatalkan aktifitas hari itu untuk agar para Penguasa dapat melakukan apa pun yang mereka ingin lakukan. Karenanya, semua orang tentu saja merasa gembira, dan para Penguasa segera mencari kawan untuk saling berdiskusi. Untuk menangani masalah ini, banyak hal yang harus didiskusikan oleh para Penguasa.     

Seseorang tidak bisa menahan diri dan mulai bertanya, "Serangan Dinasti Xia Raya terhadap Maroko bukanlah sesuatu yang terjadi secara mendadak. Apa ini sudah direncanakan?"     

"Ini pasti sudah direncanakan sejak lama." Kata yang lainnya.     

"Bagaimana bisa?"     

"Perang Negara bukanlah sebuah permainan. Bagaimana mungkin terjadi secara tiba-tiba? Lihat saja wajah dari ketiga Penguasa Maroko; mereka pasti benar-benar merasa kaget."     

Penguasa itu mau tidak mau mengangguk sembari dengan cemas mengatakan, "Jadi Maroko mungkin akan runtuh?"     

"Ini sulit untuk dikatakan. Bagaimanapun juga, kita tidak memahami situasi di garis depan. Namun, dari ekspresi mereka, Situasinya sepertinya tidak terlalu bagus. Sepertinya pasukan Dinasti Xia Raya langsung menyerang Ibu Kota Kerajaan, Rabat."     

Salah satu Penguasa mengatakan, "Dengan cara mereka membuat rencana serta tindakan mereka yang biasanya, Dinasti Xia Raya tidak akan bergerak kecuali mereka benar-benar yakin. Menurut pendapatku, kemungkinan besar, Maroko akan musnah."     

"Itu benar, baik dalam hal membuat rencana atau mengendalikan pasukan, siapa yang berani bersaing dengan Dinasti Xia Raya? Mereka bagaikan pembunuh yang senang menghancurkan musuh sekali serang."     

Berbagai pencapaian yang didapat oleh Dinasti Xia Raya di rimba belantara telah membuat semua Penguasa di seluruh dunia merasa takut pada mereka. Tentu saja, ada banyak dari mereka yang setuju tapi ada juga dari mereka yang tidak sependapat.     

Beberapa Penguasa mengatakan, "Itu belum tentu benar, kita seharusnya tidak boleh menilai mereka terlalu tinggi. Tidak peduli sekuat apa pun mereka, itu hanyalah di Cina. Mereka harus pergi sangat jauh dari sana untuk mencapai Benua Afrika. Pertama, mereka tidak memiliki markas logistik, dan kedua, mereka bahkan tidak memiliki sekutu. Sebaliknya, Maroko memiliki keuntungan sebagai tuan rumah, sehingga mereka belum tentu akan kalah."     

"Kau benar." Ada beberapa Penguasa yang juga setuju, "Dinasti Xia Raya terlalu berani dan angkuh. Mereka benar-benar mengira bahwa setelah mendirikan kerajaan mereka bisa memandang rendah negara-negara lain? Aku pikir mereka telah membuat kesalahan besar."     

"Ini…" Para Penguasa Mediterania mulai saling bertukar pandang, mereka tidak tahu siapa yang harus dipercaya.     

Tepat di saat itu, seseorang mengajukan masalah lain, "Apa kalian sudah berpikir tentang apa yang akan terjadi pada Mediterania jika mereka benar-benar berhasil merebut Maroko?"     

Mendengar kata-kata tersebut, ekspresi di wajah mereka menjadi sangat beragam. Mereka semua merupakan orang yang pintar dan hanya dengan berpikir sedikit, mereka akan mengerti betapa canggungnya situasi ini.     

Jika Dinasti Xia Raya berhasil merebut Maroko, mereka bagaikan mendapat satu lagi lokasi strategis. Dengan begitu, akan memecahkan separuh masalah yang dihadapi Dinasti Xia Raya akibat bubarnya Aliansi Mediterania.      

Alasan untuk analisa ini juga tidak sulit untuk dipahami.      

Dengan bubarnya Aliansi Mediterania, mustahil bagi Squadron Mediterania untuk terus berkuasa, Squadron Spanyol yang tidak Terkalahkan, Squadron Roma, dan Squadron Galia tidak akan membiarkannya. Namun, Penguasa yang cerdas akan berpikir lebih dalam.     

Bagaimana jika mereka tidak mengincar hal tersebut dan hanya ingin menjaga pintu masuk menuju Mediterania? Dengan adanya Kota Jidian dan Maroko, menjaga Selat Gibraltar bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan.      

Jika hal itu terjadi, apa gunanya ketiga negara itu berhasil mengambil alih Mediterania? Pada saat itu, Dinasti Xia Raya akan menjadi sosok yang mirip dengan Atlantis saat ini yaitu sebuah keberadaan supernatural di Mediterania. Setiap negara yang ingin berdagang harus menurut kepada mereka.     

Inilah alasan kenapa mereka sekarang berada di posisi canggung.     

Beberapa Penguasa mulai mengatakan, "Jadi kita harus membantu Maroko?"     

"Jika kalian tidak ingin Dinasti Xia Raya menginjak-injak kepala kita di masa depan, lebih baik jika kita bertindak."     

"Maroko berada sangat jauh dari teritori kita, jadi bagaimana bisa kita membantu mereka?" Keluh beberapa Penguasa.     

Pada dasarnya, Maroko bukanlah bagian dari Mediterania. Negara ini memiliki posisi geologis yang unik, yang artinya negara itu tidak terlalu terhubung dengan Afrika dan kurang lebih merupakan tanah terpisah. Satu-satunya jalan untuk mencapai Maroko adalah melalui rute laut.     

"Bagaimanapun juga, setiap bantuan yang kita bisa berikan merupakan hal yang baik."     

Karena hal ini melibatkan kepentingan banyak pihak, mereka tidak bisa saling memaksa. Hasil akhir dari diskusi mereka benar-benar beragam.     

Seperti yang diharapkan, Casillas dan Juan setuju untuk membantu Maroko.      

"Dinasti Xia Raya memiliki ambisi seperti seekor serigala. Kita tidak boleh membiarkan mereka begitu saja." Kata Casillas.     

Bagi Casillas, ini merupakan kesempatan pemberian Tuhan untuk menghancurkan Squadron Mediterania. Dia tidak ingin melewatkan kesempatan seperti ini. Yang lebih penting lagi, dia sangat yakin dengan kekuatan dari Squadron Spanyol yang Tidak Terkalahkan.     

"Squadron Tidak Terkalahkan harus mendapatkan kemenangan mutlak demi mengumumkan kembalinya negara kita." Casillas telah merencanakan semuanya, dia ingin bangkit di tempat dia jatuh.     

Namun, Henry menggunakan alasan tidak ingin ikut campur dengan politik Internal Maroko sebagai alasan untuk tetap netral. Bagaimanapun juga, setelah berkembang selama setengah tahun terakhir, Squadron Galia yang sekarang tidak lebih lemah dari Squadron Spanyol yang Tidak Terkalahkan. Jika keduanya bisa bekerja sama, maka kekuatan mereka pasti akan cukup untuk menghancurkan Squadron Mediterania.     

Henry tidak ingin ikut campur karena dia jauh lebih memahami Dinasti Xia Raya dibandingkan siapapun. Jika Perang Negara masih belum dimulai, dan dia menyadari pergerakan prajurit Dinasti Xia Raya, Henry mungkin akan muncul untuk menghentikan Ouyang Shuo.      

Tapi pasukan Dinasti Xia Raya sekarang sudah tiba di Rabat, sehingga sekarang sudah terlambat bagi dirinya untuk muncul. Henry merupakan orang yang sangat berhati-hati dan tidak akan mengambil risiko yang tidak perlu.     

Dengan mundur selangkah, bahkan jika Dinasti Xia Raya berhasil merebut Maroko, situasi tersebut tidak akan terlalu buruk bagi Teritori Vic. Ini bahkan bisa menjadi sebuah kesempatan. Karenanya, Henry memutuskan untuk tidak terlibat.     

Dia merasa cukup senang hanya duduk dan menyaksikan tindakan penuh semangat dari Casillas dan yang lainnya.      

Yang tidak dipahami oleh Andre dan yang lain adalah sikap dari Penguasa Portugal, Pedro. Awalnya, Pedro terlihat berniat untuk membantu. Namun, setelah dia mengetahui bahwa Spanyol akan turun tangan, tidak disangka dia akan memilih untuk diam.     

Sepertinya permusuhan antara Portugal dan Spanyol benar-benar tidak bisa lagi didamaikan.     

Pedro tentu saja memiliki alasan dan logika tersendiri dibalik tindakannya ini. Portugal di dunia nyata merupakan negara maritim yang tangguh dan membagi dua negara-negara koloni di seluruh dunia dengan Spanyol, dan memiliki sejarah yang hebat.     

Sebagai Penguasa terkuat di Portugal, Pedro juga memiliki angkatan laut yang tangguh. Namun, karena dia selalu merendah, orang-orang tidak mengetahui hal tersebut.     

Bahkan setelah Aliansi Mediterania dibubarkan, Pedro tidak berniat untuk berebut kekuasaan. Alasan kenapa dia memilih untuk tidak bergerak adalah Spanyol. Ini merupakan sesuatu yang tidak bisa dilepaskan oleh Portugal dan juga Pedro.     

Pedro menyadari bahwa Dinasti Xia Raya yang berhasil merebut Maroko bukanlah hal yang baik bagi Portugal. Bagaimanapun juga, siapa yang ingin bertetangga dengan seekor harimau? Tapi melihat Squadron Spanyol sudah turun tangan, Pedro menahan dirinya.     

Jika dia kembali teringat dengan orang misterius yang ditemuinya sebelum ini, Pedro terpikir akan kemungkinan yang lain. Karena itulah, Pedro sudah siap bersikap seperti Henry dan menunggu perubahan.      

'Siapa pun pemenangnya, Portugal akan bekerja sama dengan mereka'. Itulah ide Pedro.     

Yang terakhir adalah Caesar.      

Italia terletak di wilayah belakang Mediterania, dan mustahil bagi dirinya untuk mengirimkan prajurit. Bahkan jika dia melakukannya, Henry dan Casillas mungkin tidak akan senang.     

Pertempuran memperebutkan hak atas lautan baru saja dimulai, dan belum ada pemenang di antara ketiga squadron. Bagaimana mungkin Henry dan yang lain akan membiarkan Caesar mengulurkan tangannya menuju Maroko?     

Walaupun Caesar tidak mengirim pasukan, dia benar-benar sangat mendukung. Dia membawa ketiga Penguasa Maroko berkeliling untuk menghubungkan mereka dengan para Penguasa lain untuk mencoba mendorong mereka agar bersedia mengirim bala bantuan.     

"Mari kita bersatu melawan musuh!"      

Namun, para Penguasa bukanlah orang bodoh dan setiap Penguasa memiliki pertimbangan masing-masing.      

Sebagian besar dari mereka memilih untuk diam dan menyaksikan. Bahkan Kalia bersikap netral dan memutuskan untuk tidak ikut campur dalam Perang Negara ini. Jika tidak ada kepentingan yang dilibatkan, siapa yang ingin berperan?     

Para Penguasa Maroko pergi berkeliling, dan satu-satunya Penguasa besar yang berhasil mereka undang adalah Squadron Spanyol yang Tidak Terkalahkan. Selain dari Spanyol ada beberapa negara kecil yang bersedia untuk mengirim sebagian prajurit mereka.      

Tentu saja, para Penguasa tersebut adalah sekutu dari Spanyol. Lingkaran sosial dari Penguasa Mediterania tidaklah setenang dan sedamai yang terlihat.      

Melihat hasil yang diperoleh, ketiganya tentu saja menjadi sangat kecewa. Ketika mereka kembali teringat akan Perang Negara, mereka menjadi sangat cemas.     

Pada akhirnya, mereka bertiga memutuskan untuk membiarkan Andre tetap diam di Atlantis untuk mencoba membujuk lebih banyak orang. Sementara, Caroline dan Rainier akan ikut dengan Squadron Spanyol yang Tidak Terkalahkan kembali ke Maroko     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.