Dunia Online

Menyelesaikan Semuanya di Gunung Khentii



Menyelesaikan Semuanya di Gunung Khentii

1Ouyang Shuo memimpin pasukannya dari samping medan tempur untuk menusuk langsung bagian belakang pasukan musuh. Raja Kiri Tuqi yang sekarang tengah bersiap untuk mundur, sehingga dia tengah mengumpulkan pasukan pribadinya. Siapa yang bisa menebak bahwa ketika mereka baru bergerak mundur sejauh 100 meter, Ouyang Shuo sudah membuka jalan penuh darah dan tiba di tempat ini?      2

"Raja Kiri Tuqi, kau pikir kau bisa pergi ke mana?" Ouyang Shuo mulai mengalirkan Energi Primordialnya dan berteriak, hingga suaranya bergema ke seluruh rimba belantara. Di medan tempur, kedua sisi pasukan dapat mendengar teriakannya ini.     

Ketika Huo Qubing mendengar suara Ouyang Shuo, matanya mulai menyipit; dia merasa sangat kagum. Dia tidak mengira bahwa pemain Penguasa ini masih belum membongkar semua kekuatannya, dan ternyata dirinya memiliki ilmu tenaga dalam yang sekuat dan sedalam ini.     

"Benar-benar orang yang luar biasa." Gumam Huo Qubing.      

Kekuatan dari Pasukan Pengawal Dewa Tempur saja sudah membuat dirinya kaget. Karena itu, dia cukup penasaran sekuat apa pemimpin dari pasukan yang begitu tangguh ini. Dari teriakan ini, Huo Qubing mulai sedikit memahami hal itu.      

Tanpa sadar, Huo Qubing mulai teringat pada sang Kaisar. Keduanya selalu menyimpan kartu andalan mereka dengan baik. Namun, ketika mereka menunjukkan keahlian mereka, maka ini akan menjadi hal yang benar-benar mengejutkan. Ini merupakan kali pertama Huo Qubing mulai merasa tertarik pada Ouyang Shuo secara pribadi.     

….     

Ketika kavaleri Xiongnu mendengar teriakan ini, mereka semua berbalik dengan ekspresi aneh. Kejadian yang mereka lihat membuat mereka benar-benar tidak percaya. Mereka masih sibuk bertempur di garis depan, tapi raja mereka malah bersiap untuk meninggalkan mereka.     

Kavaleri Xiongnu langsung menjerit. Ini jelas merupakan pukulan fatal pada semangat tempur mereka.      

Huo Qubing memiliki pemikiran yang sangat tajam. Dia segera mengambil kesempatan ini untuk mengerahkan serangan tanpa henti. Di waktu yang sama, dia memerintahkan para prajuritnya untuk merekrut pasukan musuh yang menyerah untuk mempengaruhi semangat dari kavaleri Xiongnu.     

Ketika Raja Kiri Tuqi mendengar teriakan ini, ekspresinya juga menjadi sangat buruk dan dia tidak berani untuk mengangkat kepalanya. Rasa bersalah dan malu mulai menghantui hatinya. Sepertinya akan sangat sulit bagi raja gurun pasir ini untuk mengangkat kepalanya kembali di depan para rakyatnya.     

Melihat hal ini, Ouyang Shuo memutuskan untuk meninggalkan Pasukan Han dan Xiongnu untuk menyerang Pasukan Utama Suku Xiongnu. Dia sendiri akan memimpin Pasukan Pengawal Dewa Tempur untuk mengejar Raja Kiri Tuqi.     

Si Putih yang memiliki harga diri tinggi berlari di depan pasukan ini, dan terlihat luar biasa tangguh. Namun, Ouyang Shuo tidak mengira bahwa pengejaran ini akan berlangsung hingga sepuluh mil lebih.      

Kuda Perang Xiongnu semuanya merupakan kuda yang luar biasa. Terlebih lagi, tunggangan sang raja ini merupakan Kuda Perang Xiongnu tingkat elit yang sebanding dengan Kuda Perang Qingfu. Mengejar mereka bukanlah hal yang mudah. Terlebih, area ini juga merupakan daerah kekuasaan dari sang raja.     

Tidak peduli sefamiliar apa pun Huyan Qiu dengan area ini, pengetahuannya jelas berbeda jauh dengan sang raja yang menguasai tempat ini. Raja Kiri Tuqi ini juga sangatlah cerdik dan dia menggunakan kondisi geografis area ini untuk menipu Pasukan Pengawal Dewa Tempur beberapa kali.      

Saat mereka terus mengejar, jarak di antara keduanya perlahan menjadi semakin melebar. Ini sama sekali tidak mengagetkan, karena pasukan Huo Qubing juga telah mengejar mereka hingga mencapai Gunung Khentii dan tetap gagal untuk menangkap dirinya. Kecerdikan dari Raja Xiongnu ini jauh dari level menengah.      

Setengah jam telah berlalu, Raja Kiri Tuqi telah menghilang dari jarak pandang Pasukan Shanhai. Untunglah, Ouyang Shuo masih memiliki si Putih. Jejak aromanya masih berada dalam jarak penciuman dari si Putih.      

Ketika dia merasa benar-benar tidak ada jalan lain lagi, Ouyang Shuo menggertakkan giginya dan menahan rasa sakit di hatinya. Dia lalu mengeluarkan gulungan yang selama ini disimpan olehnya dan langsung merobeknya.      

Sinar putih bersinar dan melesat ke angkasa, hingga menyelubungi 3000 Pasukan Pengawal Dewa Tempur. Cahaya itu berkilau dan segera menghilang ke dalam tubuh dari Kuda Perang Qingfu. Dan dalam sekejap, setiap Kuda Perang Qingfu mulai menggila dan menyerbu maju.      

Gulungan ini adalah Gulungan Kecepatan Pergerakan Pasukan yang di dapat Ouyang Shuo setelah menghabiskan 200 poin sumber daya pertempuran untuk membelinya. Awalnya, Ouyang Shuo ingin menggunakan item ini untuk tahap akhir balapan untuk mencapai posisi pasukan Huo Qubing. Tapi karena sekarang misi itu sudah ada di tangannya, dia jelas tidak lagi membutuhkan gulungan ini.      

Bahkan pasukan Zhang Liao yang masih tersisa juga berjumlah kurang dari 1000 orang. Zhang Liao juga telah memperjelas posisinya bahwa dia telah menyerah dalam pengejaran ini. Dia tahu bahwa hubungan antara Teritori Harmoni dan Shanhai berada di tahap yang sangat sensitif, sehingga dia jelas harus bersikap sangat hati-hati.      

Untuk membunuh Raja Kiri Tuqi ini, Ouyang Shuo telah membayar harga yang sangat mahal. Bagaimanapun juga, walaupun gulungan ini tidak digunakan untuk menyerbu musuh, gulungan ini juga memiliki efek ajaib dalam area lain.     

Gulungan Kecepatan Pergerakan Pasukan: Setelah digunakan, meningkatkan kecepatan pergerakan pasukan sebesar 50%     

Dengan adanya efek tambahan dari gulungan ini, Pasukan Pengawal Dewa Tempur bagaikan prajurit langit, saat mereka dengan gila-gilaan menyerbu melintasi padang rumput. Dalam waktu kurang dari satu jam, pasukan Raja Tuqi sekali lagi muncul di dalam jarak pandangnya.      

Gemuruh kaki kuda membuat hati sang raja gemetar. Sesaat yang lalu, dia mulai merasa puas diri karena akhirnya berhasil menyingkirkan lalat mengganggu yang mengikutinya. Dia tidak mengira bahwa pasukan musuh akan muncul di tempat ini.     

Melihat pasukan musuh yang telah bergerak semakin mendekat, wajahnya berubah pucat. Dia tidak bisa membayangkan kuda perang macam apa yang mereka tunggangi hingga dapat bergerak secepat ini. Sepertinya tidak ada satu orang pun yang bisa menjawab hal ini.     

Dalam sekejap, Pasukan Pengawal Dewa Tempur telah tiba di depan pintu mereka. Saat ini, kalimat apa pun sama sekali tidak akan berguna. Dalam pertempuran ini hanya ada dua hasil, kau mati atau aku yang hidup.     

Ouyang Shuo telah turun tangan langsung untuk memimpin pasukan ini dan melompat tepat ke tengah formasi musuh. Tujuannya adalah Raja Kiri Tuqi yang dilindungi dengan ketat oleh pasukannya. Bangsawan Xiongnu ini benar-benar sangat ketakutan, hingga menjadi seperti burung yang akan bereaksi dengan satu dentingan suara busur.      

Raja ini hanya memiliki pengawal pribadi yang berjumlah kurang dari 2000 orang. Menghadapi 3000 Pasukan Pengawal Dewa Tempur, mereka jelas tidak memiliki kemampuan untuk menghadapi mereka.      

Perubahan yang terjadi berturut-turut pada hari ini, benar-benar terlalu berlebihan bagi para anggota Suku Xiongnu. Ouyang Shuo yang menunggangi Qingdian dan bersenjatakan Pedang Chixiao yang berkilau dengan cahaya yang dingin, mulai bergerak di tengah pasukan musuh dengan sesuka hatinya. Dia menggunakan teknik Ilmu Pedang Pembunuh yang berguna untuk mengendalikan banyak orang hingga ke puncaknya. Tidak ada yang dapat menghentikan serbuan Ouyang Shuo.     

Lapisan demi lapisan pasukan kavaleri Xiongnu terus ditebas bagaikan selembar kertas. Terutama dengan adanya efek dari gulungan barusan, serbuan dari Pasukan Pengawal Dewa Tempur benar-benar terlihat sangat memikat mata. Tombak kuda yang berukuran besar bagaikan kilat yang menembus formasi pasukan musuh.      

Jika Pasukan Pengawal Dewa Tempur tidak memiliki tubuh yang kuat, kekuatan yang dihasilkan dari benturan tombak kuda akan menyebabkan kerusakan besar bagi kedua belah pihak. Meski begitu, tangan mereka tetap terasa kebas berkat benturan ini.     

Di sisi lain, kavaleri Xiongnu juga berada dalam kondisi yang sama buruknya. Tombak kuda yang bergerak dengan kecepatan tinggi tidak ada bedanya dari sabit sang dewa kematian, karena mereka langsung mencabik tubuh dari beberapa prajurit kavaleri dalam sekali serang.     

Pada serangan pertama, Pasukan Shanhai berhasil menembus lebih dari separuh pasukan kavaleri dan membunuh mereka dalam sekejap. Hasil pertempuran ini bisa dibilang merupakan sebuah keajaiban. Bahkan Pasukan Pengawal Dewa Tempur tidak bisa mempercayai hal ini.      

Hanya wajah Ouyang Shuo yang terlihat tidak berubah, karena dia menyadari dengan jelas bahwa ini merupakan kekuatan dari kecepatan momentum. Awalnya, dia ingin melakukan ini untuk memukau orang-orang.      

Pasukan Pengawal Dewa Tempur mulai mengayunkan tombak kuda mereka. Namun, terdapat terlalu banyak tubuh yang tertancap di sana, sehingga mereka gagal untuk menyingkirkan mayat-mayat itu dari tombak mereka.     

"Buang tombak-tombak kuda itu!" Ketika Wang Feng melihat situasi ini, dia langsung mengambil keputusan.     

'Dang!' Tombak kuda dan mayat yang tertancap semuanya dibuang begitu saja ke tanah. Dan seluruh medan tempur dalam sekejap berubah menjadi neraka.     

"Gunakan golok kalian!" Teriak Wang Feng sekali lagi.      

'Shua!' Mereka segera menghunus Golok Tang mereka dengan serempak.     

Seluruh proses perubahan senjata itu berjalan semulus aliran air, dan hanya memakan waktu kurang dari setengah menit. Dengan ini, bisa dilihat seterlatih apa mereka ini. Ketika para prajurit Suku Xiongnu melihat aksi Pasukan Pengawal Dewa Tempur, mereka semua terpana melihatnya.     

Raja Kiri Tuqi kini berharap bahwa musuh mereka sekarang adalah Huo Qubing. Dia lebih baik menghadapi jenderal itu daripada kumpulan setan yang ada di depannya ini.      

Serangan ini pun terus berlanjut. Pembantaian ini masih jauh dari kata selesai. Ouyang Shuo memimpin pengawal pribadinya dan mulai mendekati posisi Raja Kiri Tuqi. Hanya sebarisan prajuritnya yang paling setia yang masih tersisa di sini.      

"Membunuh semua nyawa!" Aura darah yang terkumpul di permukaan Pedang Chixiao mulai mewujud dan Ouyang Shuo tanpa ragu mengerahkan jurus ke-6 dari Ilmu Pedang Pembunuh.      

Aura darah mendadak melesat dari Pedang Chixiao dan berubah menjadi bilah tajam berwarna merah yang mencabut nyawa demi nyawa. Dalam sekejap, 10 prajurit rubuh berbarengan. Seluruh medan tempur langsung terdiam.     

Raja Kiri Tuqi ini merasa sangat ketakutan hingga dia mulai menjerit. Saat Ilmu Pedang Pembunuh menyerang, darah pasti mengalir. Walaupun raja ini telah berpartisipasi dalam ratusan perang, dia belum pernah melihat serangan pedang sehebat ini.     

Ouyang Shuo menyeringai, saat Pedang Chixiao menebas ke bawah tanpa ragu. Sebelum raja ini dapat bereaksi, kepalanya sudah melayang di udara.      

Raja Kiri Tuqi telah tewas!      

Dalam waktu singkat, Ouyang Shuo berhasil mendapatkan 10 ribu poin kontribusi pertempuran.      

Begitu raja ini tewas, pasukannya yang masih tersisa segera kehilangan keinginan mereka untuk bertarung dan memutuskan untuk menyerah. Namun, Ouyang Shuo tidak menerimanya. Para prajurit ini juga tidak berjumlah terlalu banyak, jadi dia lebih baik membantai mereka semua. Dan yang terpenting, langit sudah menjadi hitam, dan dia masih harus memimpin pasukannya untuk bergerak kembali ke kemah mereka sebelum malam tiba. Efek dari gulungan sebelumnya hanya akan bertahan 2 jam lagi.     

Para Suku Xiongnu taklukan tidak bisa menikmati efek dari gulungan ini. Karena itu, membawa tawanan perang malah hanya akan menjadi beban. Dalam waktu kurang dari setengah jam, sebagian besar pasukan yang tersisa mulai jatuh ke tanah dan tewas. Sedangkan bagi mereka yang berhasil melarikan diri, Ouyang Shuo tidak berniat untuk mengejar mereka.     

Setelah pertempuran ini, Pasukan Pengawal Dewa Tempur dengan cepat membersihkan medan pertempuran ini. Dan yang terpenting, mereka mengambil tombak kuda yang telah mereka jatuhkan di medan tempur. Departemen Logistik Perang telah membuat tombak kuda yang mereka gunakan dan setiap tombak menghabiskan biaya 10 koin emas.      

Ouyang Sho lalu menggunakan kain untuk membungkus kepala dari Raja Kiri Tuqi dan menggantungnya di belakang kuda perangnya. Beberapa saat kemudian, dia memimpin pasukannya maju bagaikan angin topan. Dia bahkan tidak repot-repot memeriksa item yang telah dijatuhkan. Dan hanya langsung menyimpannya di dalam tas serba gunanya.      

Tidak ada yang tahu bahwa Raja Suku Xiongnu telah gugur di tempat ini. Sebelum pergi, Ouyang Shuo mulai mempertimbangkan masalah Gunung Khentii. Tidak ada lagi yang menghalangi jalan mereka dan gunung itu.     

Matahari terbenam di barat. Sisa dari mentari yang tengah terbenam ini dengan enggan menghilang di cakrawala. Rembulan yang bundar perlahan mulai naik ke atas langit malam.      

Di medan pertempuran utama, terjadi pemandangan yang sangat kacau dan bahkan bisa dibilang tragis. Di bawah perintah Huo Qubing, Kavaleri Xiongnu akhirnya menyerah dengan enggan. Setelah pertempuran ini, Raja Kiri Tuqi telah kehilangan sebagian besar pasukannya dan mereka tidak akan lagi menjadi ancaman terhadap perbatasan Dinasti Han.      

Huo Qubing mulai mengendarai kuda perangnya dan berdiri di medan tempur, saat dia mulai menatap kejauhan dalam keadaan terdiam. Ini seakan dia tengah menunggu tibanya seseorang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.