Dunia Online

Simpul di Dalam Hati Shi Dakai



Simpul di Dalam Hati Shi Dakai

0Di halaman barat dari istana raja, Yang Xiuqing dan Shi Dakai tengah saling berhadapan.       0

Halaman ini biasanya merupakan kantor dari berbagai menteri dari Negara Taiping. Namun, saat ini tempat ini sangatlah sunyi. Selain dari mereka berdua tidak ada orang lain yang berada di sana.     

Kematian sang raja telah menyebabkan suasana yang kacau dan mengerikan di istana. Para pengawal istana dan juga para kasim melihat ke arah barang-barang yang telah mereka kemas tanpa tahu harus berbuat apa sekarang. Jika bukan karena Shi Dakai dan Yang Xiuqing yang mengambil alih posisi kepemimpinan, maka seluruh Kota Tianjing ini mungkin sudah memasuki kekacauan total.     

Setelah mengetahui bahwa sang raja telah terbunuh, Shi Dakai telah langsung mengatur agar pasukan mulai berpatroli di jalanan. Dia sendiri akan mengerahkan pasukannya ke seluruh kota untuk mencegah terjadinya gangguan apa pun pada kota ini.      

Secara logika, Shi Dakai yang memiliki kekuasaan militer bisa saja langsung merebut posisi raja yang sekarang telah kosong. Sayangnya, berdasarkan sifatnya, ini merupakan hal yang tidak akan pernah dia lakukan. Sejujurnya, dia sama sekali tidak memiliki keinginan untuk mewarisi posisi dari Hong Xiuquan.      

Masa depan dari Negara Taping bagaikan sebuah mimpi bagi dirinya. Sekarang, dirinya yang telah terbangun dari mimpi merasa gamang. Seakan seumur hidupnya yang telah dia jalani dengan mulus dan cepat, mendadak kehilangan arah dan tujuan.     

"Saudara Shi, aku yakin kau tahu mengenai apa yang terjadi pada kita dalam sejarah?" Kata Yang Xiuqing dengan datar sambil mengesap tehnya.     

"Benar!"     

"Kalau begitu, menurutmu, apakah mimpi dari Negara Taiping akan bisa tercapai di rimba belantara ini?"     

"…." Shi Dakai benar-benar tidak tahu harus menjawab apa. Mungkin Hong Xiuquan sendiri juga tidak berpikir seperti itu.     

"Sekarang merupakan zaman kekacauan, jadi hanya seorang penguasa yang hebat dengan pedang tajam di tangannya yang dapat menaklukan seluruh penjuru dunia dan membuka sebuah zaman damai yang baru." Saat dia mengatakan hal ini, Yang Xiuquan mulai menjadi semakin emosional.     

"Penguasa hebat?" Ketika Shi Dakai mendengar hal ini, matanya langsung membeku, karena ini adalah pertama kalinya ekspresinya mulai berubah, "Apakah itu dirimu sendiri?"     

"Bukan." Yang Xiuqing hanya menggeleng dan tertawa, "Aku jelas tidak memiliki kemampuan sehebat itu."     

"Kalau begitu siapa?" Shi Dakai sama sekali tidak mengerti, karena dia berpikir bahwa alasan Yang Xiuqing memanggilnya adalah untuk memintanya menyerah dalam perebutan kekuasaan yang sekarang.     

"Aku akan bertanya pada dirimu, di region barat daya ini, siapa yang paling cocok selain orang itu?" Yang Xiuqing tersenyum tipis, sambil dengan perlahan mulai membuka kartu yang dimilikinya.     

"Maksudmu dia?" Shi Dakai benar-benar kaget dan nyaris meloncat dari kursinya.     

"Benar, dia!" Yang Xiuqing mengatakan hal ini dengan tegas sambil menatap Shi Dakai tepat di matanya.     

"Aku tidak menyangka, benar-benar tidak menyangkanya."      

Ketika Yang Xiuqing mendengar reaksi Shi Dakai ini, dia juga memiliki perasaan yang sedikit rumit. Dia mengerti dengan jelas tentang makna dari kalimat Shi Dakai ini.     

"Jadi, kau sudah pindah lain hati sejak lama?" Shi Dakai tetap menahan emosinya, walau matanya mulai menjadi semakin tajam. Dalam sekejap, niat membunuh memancar dari tubuhnya, aura ini membuat semua orang menjadi lebih waspada.     

Orang ini benar-benar harimau ganas. Biasanya dia terlihat tenang, dan tidak akan menunjukkan taringnya kecuali berada di dalam bahaya. Bahkan Yang Xiuqing sekalipun, yang telah melewati ratusan pertempuran tetap merasa terkejut.     

Shi Dakai, jenderal harimau di antara para jenderal lain, dia benar-benar sesuai dengan reputasinya.     

Yang Xiuqing menyadari bahwa jika dia tidak menjawab hal ini dengan hati-hati, dia pasti akan mati di tempat ini. Untunglah, dirinya juga bukanlah orang biasa. Cangkir yang ada di tangannya tetap tidak bergerak, dan teh yang ada di dalamnya bahkan tidak beriak.     

"Tidak!" Kata Yang Xiuqing sambil menggeleng, "Ketika aku kalah, musuh memang menemuiku. Namun, aku masih belum mengambil keputusan di saat itu. Aku baru membuat keputusan setelah sang raja memutuskan untuk menyingkirkanku."     

Perkataan Yang Xiuqing ini mengandung separuh kebenaran dan separuh kebohongan, sehingga Shi Dakai tidak bisa membaca kebohongan yang ada di dalamnya. Ketika Shi Dakai teringat tentang pembicaraannya dengan sang raja kemarin, Shi Dakai hanya bisa menghela napas panjang. Saat ini, sulit untuk diketahui siapa orang yang setia dan siapa yang tidak.     

"Jadi kematian sang raja, ada keterkaitan denganmu?" Aura pembunuh Shi Dakai tetap terasa ketika dia menanyakan pertanyaan penting ini.     

Ketika pihak istana menemukan bahwa sang raja telah mati, dokter telah bergegas dan melakukan otopsi. Mereka hanya menemukan bahwa sang raja dan selir Chen telah tewas oleh racun yang tidak dikenal. Sedangkan untuk hal lainnya, mereka sama sekali tidak menemukan apa pun lagi.     

Dalam saat-saat terakhir hidupnya, selir Chen telah menempatkan potongan pil itu kembali ke dalam gigi palsunya. Dan dengan begini, satu-satunya petunjuk pun telah menghilang.      

Karena itulah, satu-satunya kesimpulan adalah sang raja telah dibunuh. Tapi berdasarkan apa yang telah digambarkan oleh pengawal istana, tidak ada orang mencurigakan yang telah memasuki ruang tidur dari sang raja. Sehingga pada akhirnya seluruh kasus ini hanya menjadi sebuah misteri besar.     

Tentu saja, beberapa orang mengira bahwa pengawal itu telah berbohong untuk menghindari hukuman. Bagaimanapun juga, tidak akan ada yang bisa mengetahui kebenaran dari kejadian ini dalam waktu singkat. Terlebih lagi, dalam situasi mereka saat ini, siapa di negara ini yang akan memperhatikan kenyataan dari misteri ini?     

Sejujurnya, Yang Xiuqing juga tidak mengira bahwa sang raja akan tewas. Tanggung jawab dari operasi ini semuanya ada di tangan Pelindung Ular Hitam.     

"Itu bukanlah perbuatanku." Yang Xiuqing sama sekali tidak tahu lagi harus berkata apa, sehingga dia hanya mengatakan hal ini..     

"Heh!" Shi Dakai tenggelam dalam pikirannya dan tidak bisa menenangkan dirinya.     

Walaupun Shi Dakai tidak memiliki perasaan terlalu dalam terhadap sang raja, kemurahan hati dan kepercayaan yang diberikan sang raja kepadanya telah menyentuh hatinya. Karena itulah, Shi Dakai jelas ingin membalas dendam bagi sang raja. Sayangnya, dia yang sekarang sama sekali tidak memiliki kekuatan untuk mencapai hal itu. Ini semua karena sebuah bayangan besar tengah membayangi langit Kota Tianjing, dan membuat semua orang kesulitan untuk bernapas.     

Yang Xiuqing mengerti kelemahan Shi Dakai dan mengatakan, "Saudara Shi, demi orang-orang negara ini, tolong jangan melakukan tindakan yang bodoh."     

Ketika Shi Dakai mendengar hal ini, wajahnya menjadi semakin rumit.      

"Untuk membalas dendam sang raja dengan menyeret banyak orang untuk mati bersama denganmu, apakah hal itu sepadan?"     

Shi Dakai harus menghadapi pilihan sulit.     

Hening, kembali tempat itu diselimuti oleh keheningan total.     

Kedua pilar terakhir dari Negara Taiping kini duduk di posisi yang berseberangan dan dipenuhi oleh berbagai emosi. Dibandingkan dengan Shi Dakai, Yang Xiuqing jauh lebih tenang. Dia yakin bahwa dirinya tidak akan salah dalam menilai orang. Ketika seseorang berhasil melihat karakter asli lawannya, maka mereka tidak akan pernah bisa dikalahkan.     

Dan sesuai harapannya, Shi Dakai mulai menghela napas panjang. Dia lalu perlahan mengeluarkan token prajurit yang ada di pinggangnya dan meletakannya di meja, dia lalu mengatakan, "Tolong berikan mereka jalan keluar bagi mereka."      

'Mereka' yang dimaksud oleh Shi Dakai jelas adalah orang-orang yang telah mendukungnya.     

Melihat ini, Yang Xiuqing benar-benar terpana, "Saudara Shi, kau tidak perlu melakukan hal ini. Selama kita mencapai kata sepakat, maka tidak masalah bagi siapa pun yang mengontrol militer."     

"Tidak." Shi Dakai menggeleng, "Aku telah kehilangan semua ambisi dan sudah tidak ingin lagi memimpin pasukan."     

"Saudara Shi masih sangat muda, ini merupakan masa terbaik untuk menciptakan sebuah masa depan, kenapa Anda harus bersikap seperti ini?"     

Ketika Yang Xiuqing mendengar jawaban Shi Dakai ini, dia mengerutkan keningnya. Kata-kata yang dikeluarkannya ini memiliki sedikit rasa marah terhadap Shi Dakai yang tidak ingin terus berjuang. Alasan kenapa Yang Xiuqing merasa seperti ini selain karena merasa sakit melihat Shi Dakai yang telah begitu saja menyerahkan semua masa depannya, juga karena dia memiliki sebuah misi. Marquis Lianzhou yang ada di belakang semua ini telah memberitahukan secara jelas pada dirinya bahwa dia ingin merekrut Shi Dakai.     

"Cukup, tidak ada lagi yang bisa kulakukan!" Shi Dakai sama sekali tidak memiliki niat untuk membela dirinya, sehingga dia hanya berjalan dan pergi.     

"Tunggu!" Yang Xiuqing segera mengejarnya, "Bisakah aku bertanya, kemana tujuanmu?"     

"Rimba belantara ini sangatlah luas, aku bisa pergi kemana pun yang kumau." Shi Dakai tidak berbalik untuk menjawab, suaranya dipenuhi rasa lelah. Dia benar-benar telah letih, dan ini sudah waktunya bagi dirinya untuk beristirahat.     

"Karena Saudara Shi tidak memiliki tempat tujuan, kenapa tidak pergi ke Akademi Pasukan Militer di Kota Shanhai?" Yang Xiuqing mulai memberi saran dengan tulus, "Kepala dari akademi ini adalah War Saint Sun Wu. Jika kau pergi ke sana, kau pasti akan belajar banyak hal. Kau juga bisa menghindari semua konflik ini sekaligus mendapatkan ilmu pengetahuan yang baru, jadi kenapa tidak? Ini jauh lebih baik daripada hanya berkeliling tanpa tujuan di rimba belantara bukan?"     

Ketika Shi Dakai mendengar hal ini, dia berhenti berjalan, tapi tidak mengatakan apa pun dan hanya pergi begitu saja.     

Melihat punggung Shi Dakai, Yang Xiuqing hanya menghela napas. Dia telah melakukan semua yang dia bisa. Bahkan jika sang Marquis memarahinya, memang tidak ada lagi yang bisa dia lakukan dalam hal ini.     

Kekacauan di Kota Tianjing juga dengan cepat berakhir setelah kedua raksasa ini mencapai kata sepakat. Yang Xiuqing memegang token prajurit di tangannya. Dan di bawah dukungan para sekutunya, dia dengan mulus mengambil alih kendali pasukan di kota ini. Bagaimanapun juga, nama besar dan pengaruhnya di dalam kemiliteran tetap masih sangat tinggi. Bersama dengan pengaturan yang dilakukan oleh Divisi Intelijen Militer, segala sesuatu jelas berjalan dengan lancar.     

Di dalam aula, melihat bahwa Yang Xiuqing telah mengambil alih kekuasaan, para pejabat yang tadinya mendukung Shi Dakai merasa sangat ketakutan. Untunglah, Yang Xiuqing telah berjanji tidak akan membunuh mereka dan hanya menjadikan mereka semua sebagai tahanan rumah. Sedangkan untuk Shi Dakai, dia telah menghilang dari Kota Tianjing.     

Setelah berhasil mengambil alih kendali kota ini, Yang Xiuqing tidak naik takhta seperti yang telah diperkirakan semua orang. Perintah pertamanya adalah mengumumkan bahwa mulai hari ini Negara Taiping telah berakhir dan kini mereka semua berada di dalam pemerintahan Kegubernuran Nanjiang.     

Begitu berita ini keluar, seluruh kota menjadi heboh. Para pengikut setia kepercayaan ini jelas merasa tidak senang, sehingga mereka semua turun ke jalan untuk memprotes.      

Namun, sikap Yang Xiuqing sudah sangat teguh, dan dia menggunakan darah untuk menekan mereka semua. Dia mengerti dengan jelas bahwa setelah dirinya memutuskan untuk menyerah pada Marquis Lianzhou, dia tidak bisa bisa membiarkan sedikit pun ancaman yang mungkin bisa menggagalkan hal ini. Untuk membantu sang Marquis membersihkan semua halangan di Kota Tianjing ini merupakan misinya yang paling penting.     

…..     

Kematian Hong Xiuquan, Yang Xiuqing yang mengambil alih kekuasaan, Negara Taiping yang menyerah, semua kejadian ini bagaikan angin puyuh yang menyapu seluruh Provinsi Chuannan dan juga seluruh rimba belantara. Tiba-tiba seluruh dunia pun terkejut.     

Para pemain tahu bahwa pengambilalihan Negara Taiping oleh Teritori Shanhai hanyalah masalah waktu. Yang mengejutkan bagi mereka adalah semua ini berakhir dengan begitu cepat dan dengan jalan yang benar-benar jenius. Mereka semua merasa kagum, dan mulai memikirkan seberapa banyak sebenarnya kartu As yang dimiliki oleh Marquis Lianzhou ini?     

Di waktu yang sama, bersamaan dengan menyerahnya Negara Taiping, sebuah hal yang mengejutkan telah muncul di depan mata semua pemain di Cina. Penguasa Shanhai, Marquis Lianzhou Qiyue Wuyi, secara resmi telah menguasai sebuah provinsi.      

Ketika 90% lebih Penguasa bahkan belum naik ke tingkat prefektur, perluasan dari Teritori Shanhai benar-benar membuat semua orang menjadi putus asa. Hanya seorang raja yang bisa menunjukkan dominasi seperti ini.      

Seluruh dunia pun terkejut, Penguasa hebat generasi ini telah menunjukkan taringnya ke seluruh dunia. Dalam waktu singkat, tidak ada satu Penguasa pun di Cina ini yang bisa menghadapi Marquis Lianzhou.      

Dengan pengaruh dari hal ini, Aliansi Shanhai sekali lagi berada di posisi terdepan. Nama besar Aliansi Yanhuang yang dengan susah payah mereka dirikan telah runtuh sekali lagi. Seluruh region barat daya kini seakan telah ditutupi oleh bayangan Qiyue Wuyi.      

Gelar Gubernur Jenderal Nanjiang kini terlihat semakin masuk akal     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.