Dunia Online

Memasuki Gurun Pasir



Memasuki Gurun Pasir

2Tepat ketika Ouyang Shuo melumpuhkan sepuluh atau lebih prajurit, gemuruh suara langkah terdengar di tengah kegelapan malam. Mata Ouyang Shuo menegang, sembari dirinya terus memegang pedang di tangannya. Satu squadron prajurit muncul di dalam garis pandangannya. Mereka semua mengenakan seragam yang sama dengan para prajurit yang sebelumnya.       0

"Mereka semua bersekongkol?" Gumam Ouyang Shuo.     

Dalam kondisi satu melawan seratus, Ouyang Shuo harus mempertimbangkan pilihannya dengan hati-hati. Untungnya, dia tidak bertarung sendirian.     

Tepat ketika musuh ingin menyerang dan merebut kembali para saudara seperjuangan mereka yang sedang terluka, gemuruh langkah kaki lain juga ikut terdengar. Ini merupakan langkah kaki dari Chen Dameng dan para pengawal pribadi Ouyang Shuo; mereka langsung memancarkan aura yang menekan.      

Pengawal yang bertugas untuk berjaga di malam hari merasa ada sesuatu yang aneh, sehingga dia segera pergi dan menghubungi kaptennya.      

Chen Dameng akhirnya tiba sebelum kedua sisi mulai bertempur. Kedua pasukan ini berbenturan tanpa sengaja.      

Karena ruang di tempat ini sangatlah kecil dan terbatas, tempat ini terlihat sangat sesak. Aroma mesiu mulai tercium di udara.     

"Paduka!" Chen Dameng menatap tajam ke arah musuh sebelum memberi hormat ke arah Ouyang Shuo.      

"Lumpuhkan mereka!" Ouyang Shuo sama sekali tidak merasa ragu. Squadron musuh yang baru saja tiba ini seharusnya adalah pasukan yang bertugas untuk membersihkan sampah yang tersisa. Karena rencana mereka gagal, mereka ingin menghancurkan mayat-mayat yang tertinggal.     

Bagaimana mungkin Ouyang Shuo membiarkan mereka untuk dapat bertindak sesukanya?      

Setelah menerima perintah, Chen Dameng tidak banyak bicara lagi. Dia hanya memimpin pasukannya dan menyerbu musuh. Di dalam pertempuran, Pasukan Pengawal Dewa Tempur tidak akan takut pada siapa pun. Terlebih lagi, pasukan pengawal pribadi ini terbentuk dari para prajurit paling elit dari Pasukan Pengawal Dewa Tempur.      

Pertempuran di antara kedua belah pihak ini benar-benar menghancurkan kedamaian dan keheningan dalam barak ini. semua orang segera terbangun dan siaga.      

Setelah beberapa waktu, banyak Penguasa yang mulai berkumpul di luar tenda untuk memeriksa situasi ini. Sosok Ouyang Shuo yang tengah berdiri dengan pedang terhunus membuat mereka semua kaget.      

Kemudian mereka menyadari sosok si Putih yang berlumuran darah di sisi Ouyang Shuo, dan mereka mulai menyadari hal apa yang terjadi. Pada akhirnya mereka semua hanya menonton dan tidak membantu pihak manapun. Ouyang Shuo tetap memasang muka datar ketika melihat hal ini.      

Chen Dameng benar-benar tidak mengecewakan dirinya. Ketika patroli Pasukan Han bergegas menghampiri, pasukan Chen Dameng telah berhasil melumpuhkan pasukan musuh.     

"Tuanku, apa yang sedang terjadi?" Tanya kepala pasukan patroli.      

Ouyang Shuo menjelaskan seluruh kejadian yang baru saja terjadi pada kepala pasukan patroli itu. Kali ini, situasi telah benar-benar meledak. Ouyang Shuo juga memiliki bukti hidup dan bukti fisik, sehingga pelaku tidak bisa menghindari tuduhan ini. Namun, karena ini adalah Battle Map. Setiap pasukan Penguasa tidak terdaftar secara individu. Karena itu, untuk menemukan Penguasa mana yang merupakan pemimpin dari pasukan ini menjadi sangat sulit.     

Kepala patroli itu menunjukkan wajah yang kesulitan, dia benar-benar takut bahwa Ouyang Shuo akan menggunakan hal ini untuk mencari masalah.     

Ouyang Shuo melihat ke arah para Penguasa yang ada di sekelilingnya dan berkata dengan dingin, "Kenapa, kau berani berbuat tapi tidak berani bertanggung jawab? Dasar manusia rendahan, kau hanya berani menggunakan cara hina seperti ini."     

"…"     

Seluruh lapangan hanya terdiam. Karena pelaku telah bertindak diam-diam, maka mereka tidak akan dengan bodoh melangkah keluar dan mengakui kesalahan mereka. Baik mereka ada di tempat ini atau tidak, mereka semua adalah tersangka.     

Karena tidak ada yang mengakui hal ini, Ouyang Shuo juga tidak berdaya. Terlebih, karena keterbatasan waktu, maka dia juga tidak bisa menginterogasi orang-orang ini satu persatu.     

"Prajurit, kenapa kau tidak menyerahkan orang-orang ini untuk kutangani?" Kata Ouyang Shuo sambil berbalik dan kembali menatap kepala patroli itu.     

"Silahkan tuanku!" Kepala pasukan itu jelas merasa gembira karena bisa lepas dari masalah ini. Biasanya, untuk pertempuran antar pemain, para NPC Battle Map akan berusaha sebisa mungkin untuk tidak ikut campur.      

Ouyang Shuo lalu mengangguk, Matanya mendadak berubah menjadi dingin, saat dia memberi tanda pada Chen Dameng.      

Chen Dameng memahami hal ini. Dia segera memimpin pasukannya untuk maju ke depan, dan masing-masing dari mereka menghunus Golok Tang yang ada di pinggangnya. Mereka menempelkan golok mereka di leher para musuh dan siap untuk menjalankan keadilan.     

Para prajurit yang tertangkap ini semuanya merupakan pria sejati; tidak ada satu pun dari mereka yang memohon ampun. Melihat ini, Chen Dameng langsung memenggal satu orang dengan Golok Tang miliknya.     

Dalam sekejap, sekitar 100 kepala berjatuhan ke tanah satu persatu dan darah tertumpah ke segala tempat. Darah yang berwarna merah segar itu dengan nyata menggambarkan kekejaman pertempuran ini. Bahkan sebelum pasukan berangkat, para Penguasa sudah mulai saling menusuk.     

Di antara para Penguasa yang hadir, beberapa wajah tanpa sadar mulai menegang. Ketika para Penguasa yang ada di sana melihat kekejaman dari Marquis Lianzhou ini, mereka semua merasa ada angin dingin yang bertiup.     

Ouyang Shuo ingin menggunakan tindakannya untuk memastikan dominasinya, dia ingin memperingatkan musuh-musuhnya agar jangan macam-macam dengan dirinya. Jangan berani-berani untuk menyentuh ekor dari seekor harimau. Jika tidak, maka kau bukan hanya gagal untuk mencuri ayamnya, tapi kau juga akan kehilangan nasi yang telah kau berikan sebagai makanannya.     

Ouyang Shuo sama sekali tidak berniat untuk menemukan dalang kejadian ini di saat ini juga. Selama misi ini belum berakhir, maka ekor rubah dari musuh pasti akan kembali terlihat.      

Setelah kehebohan ini mereda, barak kembali menjadi damai dan hening. Sedangkan apakah beberapa orang bisa tidur dengan nyaman atau tidak, itu adalah masalah yang berbeda. Dan di sisa-sisa malam ini, semua tetap terasa tenteram.     

Pagi-pagi sekali, barak kembali menjadi sibuk. Kejadian semalam sama sekali tidak mempengaruhi semangat dari para Penguasa. Beberapa dari mereka bahkan memimpin pasukannya untuk segera keluar dari barak, dan segera memasuki gurun pasir. Ouyang Shuo sama sekali tidak berlama-lama di barak, dia segera mengumpulkan Zhang Liao dan Xunlong Dianxue lalu pergi bersama-sama.      

Pagi-pagi sekali, matahari yang merah mulai naik. Gurun pasir terlihat begitu tenang; bukit pasir yang ada di sana bagaikan gelombang, karena memiliki banyak naikan dan turunan. Gurun pasir ini terlihat begitu tenang, yang membuat kecemasan para Penguasa terhadap tempat ini menjadi berkurang.      

Hanya Huyan Qiu yang langsung berkonsentrasi begitu dia menginjak gurun pasir ini. Dia segera memperhatikan kondisi sekitarnya, untuk memeriksa bentuk dan kondisi di sekitar gurun pasir, dan dia terkadang menatap ke langit. Ekspresi di wajahnya sama sekali tidak terlihat tenang.     

Ouyang Shuo tengah mengendarai kuda perangnya dan dia pun ikut memperhatikan kondisi sekitarnya. Karena mereka baru saja memasuki gurun pasir, para pasukan masih berada dalam posisi yang berdekatan. Ada beberapa pasukan pemain yang ada di sekitar dirinya. Mata Ouyang Shuo yang tajam juga menyadari ada beberapa Penguasa yang sedang menatapnya dengan aneh.      

Dia telah merasakan tatapan yang sama mengarah pada dirinya tadi malam. Karena itu sejak pagi ini, perasaan aneh ini telah menjadi semakin kuat dan intens. Begitu diselidiki lebih teliti, maka tidak terlalu sulit untuk melihat bahwa ada 6 pasukan yang terus mengikutinya dari belakang mereka.     

Mereka tengah dibuntuti!     

"Kak, ada sesuatu yang salah!" Xunlong Dianxue bukanlah orang bodoh. Dia juga menyadari orang-orang itu, sehingga dia segera bergerak ke sisi Ouyang Shuo.     

"Ini memang tidak benar." Kata Ouyang Shuo sambil mengangguk.     

"Tapi kenapa? Tidak ada alasan bagi mereka untuk langsung berhadapan dengan kita. Mereka tidak akan mendapatkan apa pun sebagai gantinya." Xunlong Dianxue tidak bisa menyembunyikan keraguannya.     

"Biasanya, mereka tidak akan mendapatkan apa pun. Tapi bagaimana jika ada seseorang yang menghasut mereka secara sengaja?" Kata Ouyang Shuo yagn perlahan mulai mengendalikan emosinya.     

"Maksud kakak Di Chen?" Xunlong Dianxue langsung bereaksi.     

"Selain dari mereka, siapa lagi yang akan memainkan permainan semacam ini?" Jawab Ouyang Shuo.     

"Hal apa yang membuat para Penguasa ini bersedia untuk mengambil resiko sebesar ini?" Gumam Xunlong Dianxue sebelum akhirnya berkata, "Item yang didapat dari poin sumber daya pertempuran?"     

Ouyang Shuo mengangguk dan tersenyum, "80% kemungkinan bahwa inilah alasan mereka."     

Hanya dengan adanya peta pergerakan pasukan secara detail saja sudah cukup untuk menggoda para Penguasa ini. Tanpa hal ini, mereka tidak akan memiliki kesempatan untuk memenangkan misi ini. Sebagai hasilnya, para Penguasa ini bersedia untuk mengambil resiko sebesar ini.     

"Benar-benar hina sekali!" Xunlong Dianxue tidak bisa menyembunyikan rasa bencinya terhadap Di Chen dan yang lain.      

Ouyang Shuo sendiri tidak menunjukkan emosinya. Siapa yang tahu, mungkin malah rencana Di Chen dan yang lain bisa saja berbalik dan mencelakakan diri mereka sendiri. Lagipula, untuk dapat masuk ke dalam daftar 50 teritori terkuat, orang-orang itu pastilah bukan orang tolol. Jika dipikir lebih jauh lagi, tidak sulit untuk mencapai kesimpulan tertentu.     

Jika dibandingkan, ketiga pasukan Aliansi Shanhai merupakan tulang yang lebih keras untuk dikunyah. Di Chen dan yang lain pastilah menyadari hal ini.     

Berangkat di pagi ini, Ouyang Shuo memberikan perhatian khusus dan menyadari bahwa ketiga anggota Aliansi Yanhuang itu sudah tidak ada di sana. Meski begitu, Ouyang Shuo yakin bahwa sekelompok tikus juga telah mengikuti mereka. Dalam situasi ini, baik Aliansi Shanhai maupun Yanhuang telah menjadi buruan dari para Penguasa lain.      

"Misi Battle Map kali ini menjadi semakin menarik." Kata Ouyang Shuo sambil tersenyum.     

Xunlong Dianxue hanya memandangnya dengan kaget. Bagaimana mungkin Ouyang Shuo bisa tertawa dalam kondisi seperti ini?     

….     

Dan dengan begini, Ouyang Sho perlahan memimpin pasukannya untuk terus bergerak melintasi padang pasir yang tidak terukur, dengan ekor besar yang terus membuntuti mereka.     

Para Penguasa yang membuntuti di belakang tidak berkeinginan untuk menyerbu maju dan merebut paksa pemandu Ouyang Shuo. Jika mereka bisa membuntuti pasukan Shanhai di sepanjang jalan, kenapa mereka harus melakukan hal yang lebih? Tentu saja, jika ada yang bersedia untuk menjadi pasukan pendahulu, maka itu adalah masalah yang berbeda.      

Pagi ini memiliki suasana yang begitu harmonis dan aneh. Para pemain akhirnya telah masuk jauh ke dalam area gurun. Jika melihat ke kanan dan kiri mereka, hanya ada pasir yang tidak berujung. Di mata mereka, selain dari pasir, hanya ada lebih banyak pasir lagi. Rasa penasaran mereka terhadap gurun pasir, perlahan mulai menjadi rasa bosan dan tidak tertarik.     

Terutama dengan semakin lama waktu berlalu, suhu di gurun ini menjadi semakin tinggi. Di tengah hari, matahari telah berada tepat di atas kepala mereka. Matahari yang panas kemudian mulai membakar bumi, dan membuat orang-orang tidak bisa mengumpulkan tenaga sedikitpun.     

Pasukan para pemain ini tidak memiliki pengalaman dalam pertempuran padang pasir. Karena itu, di bawah kondisi semacam ini, semua pasukan terlihat sangat tidak bersemangat. Bahkan si Putih juga terlihat lemas.     

Semalam, Ouyang Shuo telah memeriksa luka si Putih. Untunglah luka-luka ini hanya sekedar luga gores biasa.     

"Paduka, ada sesuatu yang tidak beres." Tiba-tiba, Huyang Qiu, yang daritadi tidak bicara, segera berlari dengan kudanya ke arah Ouyang Shuo.     

"Ada apa?" Tanya Ouyang Shuo.     

"Melihat situasinya, sepertinya ada badai pasir yang tengah mendekati kita." Kata Huyan Qiu yang melaporkan berita buruk ini.     

Ketika Ouyang Shuo mendengar berita ini, dia segera menatap ke atas, dan melihat bahwa awan-awan mulai menggantung di angkasa. Tidak ada yang terlihat aneh. Tentu saja, Huyang Qiu merupakan pemandu profesional, sehingga Ouyang Shuo mau mendengarkan nasehatnya. Dia segera memerintahkan pasukannya untuk merapatkan formasi mereka.      

Menghadapi badai pasir dari depan merupakan sebuah ide yang buruk.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.