Dunia Online

Sergapan Bandit Gurun



Sergapan Bandit Gurun

3"Tuanku, di depan ada beberapa bangunan batu. Kita dapat menggunakannya untuk menghindari badai pasir ini." Benar-benar pantas untuk menjadi peta hidup gurun pasir ini. Huyan Qiu telah memperhatikan bangunan yang tidak mencolok di gurun pasir ini dan tahu letak pastinya.     3

Ketika Ouyang Shuo mendengar hal ini, dia menghela napas lega. Hanya dari hal ini saja sudah membuatnya merasa bahwa sangat sepadan bagi dirinya untuk membayar 250 poin sumber daya pertempuran demi mendapatkan Huyan Qiu.     

Ouyang Shuo segera memerintahkan Huyan Qiu untuk memandu mereka, sehingga mereka dapat mengistirahatkan pasukannya di sana sebelum badai tiba.      

Orang-orang yang membuntuti mereka juga langsung ikut mengikuti. Kali ini, Ouyang Shuo tidak lagi membiarkannya begitu saja. Dia segera memerintahkan Pasukan Pengawal Dewa Tempur untuk mengirimkan hujan panah ke arah belakang sebagai peringatan.      

Setelah peringatan ini, sesuai harapan Ouyang Shuo, mereka tidak lagi berani untuk mendekat. Mereka hanya mengatur beberapa pengintai untuk mengawasi pasukan Shanhai. Sedangkan pasukan utama mereka terus bergerak perlahan di belakang.      

Di mata mereka, hari masih sangat panjang, sehingga mereka tidak perlu terburu-buru. Selama mereka mengetahui lokasi dari Pasukan Shanhai, mereka tidak akan takut tersesat di gurun pasir. Hanya saja, mereka tidak tahu bahwa Ouyang Shuo telah menggali lubang untuk mereka dalam bentuk badai pasir ini.     

Setengah jam kemudian, Ouyang Shuo dan pasukannya telah berhasil menemukan bangunan batu tersebut. Ouyang Shuo segera memerintahkan semua untuk turun dari kudanya dan bersikap seolah-olah tengah beristirahat. Padahal sebenarnya, pasukan ini diam-diam mulai membentuk formasi dan mulai mendirikan kemah.     

Saat ini, langit di atas gurun mendadak menjadi mendung dan gelap. Badai pasir yang mengerikan akhirnya tiba. Debu mendadak mulai beterbangan di gurun pasir yang tadinya tenang. Dari jauh, sebuah badai pasir mulai menyapu bagaikan ombak. Langit yang indah dalam sekejap berubah hitam kelam. Dan hanya suara angin yang berhembus dengan kuat yang memenuhi seluruh area ini.     

Baru sekarang para Penguasa yang membuntuti Pasukan Shanhai akhirnya menyadari kedatangan dari badai pasir ini. Mereka juga ingin meniru Pasukan Shanahi dan bersembunyi di bangunan batu tersebut, tapi semuanya sudah terlambat. Sembilan ribu kavaleri elit telah menjaga bangunan tersebut. Setiap musuh yang mendekat akan disambut dengan hujan panah. Kali ini pasukan pemain benar-benar menjadi putus asa.     

Mau dengan cara apa pun mereka bergerak, mereka akan tetap menemui jalan buntu. Badai pasir yang menggila ini bagaikan prajurit kavaleri yang menyapu ke arah mereka.      

Di gurun pasir ini, baik orang dan kuda terpental. Para pemain akhirnya mengetahui sisi brutal dan kejam dari gurun pasir.      

Bahkan Pasukan Shanhai, yang berlindung di dalam bangunan batu ini, nyaris tidak bisa bertahan. Jika mereka tidak memperhatikan dengan baik, maka badai pasir juga akan menyapu mereka.      

Pasukan Shanhai segera mengelilingi Ouyang Shuo yang berdiri di tengah-tegah mereka. Ouyang Shuo sama sekali tidak bisa membuka matanya. Ketika dia mencoba membuka matanya untuk menyaksikan kejadian ini, dia hanya melihat badai pasir yang mengamuk. Ini seakan dia berada di tengah pemandangan hari kiamat.      

Terkadang, dia masih akan mendengar jeritan kesakitan. Setiap detik, setiap menit terasa begitu lama. Di hadapan kekuatan alam, satu manusia terlihat begitu kecil dan tidak berdaya.      

Entah berapa lama mereka menunggu sebelum akhirnya badai pasir itu berlalu dan menghilang di kejauhan. Ouyang Shuo berusaha sekuat tenaga untuk membuka matanya, seluruh tubuhnya kotor dan dipenuhi oleh debu serta pasir. Terlebih lagi, dia bisa dianggap cukup beruntung.      

Tidak jauh dari sana, para pemain yang tidak beruntung dan terkena badai pasir ini berada dalam kondisi yang sangat buruk. Namun, Ouyang Shuo sama sekali tidak bersimpati pada mereka.     

"Jenderal-jenderal sekalian, di mana kalian?" Ouyang Shuo meningkatkan energinya dan mulai berteriak.     

"Hamba di sini!" Jawab Wang Feng, Zhang Liao dan Qin Qiong.     

Sebelum berangkat, telah diputuskan bahwa Ouyang Shuo akan mengambil posisi komandan utama pasukan ini. Dia akan memimpin ketiga pasukan. Karena itu, Zhang Liao dan Qin Qiong sekarang mengikuti perintahnya dengan penuh rasa hormat.      

"Segera kumpulkan pasukan kita dan hancurkan musuh, karena sekarang kondisi mereka sedang tidak stabil dan bertebaran di segala arah." Perintah Ouyang Shuo sambil menghunus pedang dan menunjuk ke depan.     

"Siap!" Ketiga jenderal ini langsung merasa darah mereka mulai mendidih.     

Mereka sangat menyukai perang yang bersih dan terbuka seperti ini. Sedangkan untuk menyerang musuh ketika mereka sedang kesulitan? Ini adalah perang dan bukan permainan. Di sini bukan tempat untuk membicarakan moral dan kesopanan. Setelah beberapa waktu yang singkat, pasukan mereka telah berbaris dengan rapi.     

"Bunuh!" Dengan arahan dari ketiga jenderal, pasukan Shanhai menyerbu keluar.      

Di sisi lain, Ouyang Shuo tetap berada di bawah pelindungan pasukan pribadinya dan memerintah pasukan dari garis belakang.      

Bagi pemain lain, ini benar-benar situasi terburuk. Badai pasir telah membuat mereka kehilangan lebih dari separuh pasukannya. Sebagian besar dari mereka tewas atau terpental jauh dan terkubur di bawah bukit pasir. Jika mereka dapat bergerak untuk menyelamatkan orang-orang tersebut, mereka mungkin dapat memulihkan sebagian besar prajurit mereka. Sayangnya, Ouyang Shuo tidak akan memberikan mereka kesempatan.     

Pasukan Shanhai yang kuat langsung menyerbu ke arah mereka. Dan bagi para Penguasa ini, saat ini bagaikan langit sedang runtuh dan menimpa mereka.     

Menyesal! Ini hanya terjadi karena mereka tergoda oleh tawaran Di Chen.     

Sebuah pertempuran singkat di padang pasir berakhir tanpa kejutan. Dalam waktu kurang dari dua jam, lima hingga enam pasukan pemain yang mengekor Pasukan Shanhai telah berhasil dihancurkan. Bahkan para prajurit yang berceceran dan mencoba melarikan diri berhasil dikejar dan dibunuh.      

Di atas lahan Gurun Gobi yang tandus, banyak mayat yang berceceran. Dan dengan satu hembusan angin, mayat-mayat ini dengan cepat terkubur di bawah pasir. Sebulan yang akan datang, tidak akan ada yang menyadari bahwa sebuah pertempuran telah terjadi di tempat ini. Hanya tulang putih yang terkubur jauh di dalam passir yang dapat menceritakan potongan sejarah manusia ini.      

Inilah gurun pasir, ia memiliki sisi yang tenang namun ganas, lembut namun kejam. Masing-masing sisi ini nyata dan merupakan bagian dari gurun pasir.     

Bagian yang membuat Ouyang Shuo merasa aneh adalah selama pembantaian terjadi, dia dapat melihat bahwa poin kontribusi pertempurannya membengkak. "Membunuh orang di kubu yang sama juga memberikan poin kontribusi?"     

Gaia, Gaia, kau jahat sekali!      

Pertempuran ini benar-benar tidak memiliki orang dalam pihak yang sama! Selama kalian berasal dari teritori yang berbeda, maka kau adalah musuh. Dan hanya akan ada satu orang yang menjadi pemenang dalam Battle Map ini.      

Ouyang Shuo mulai memahami maksud dari Gaia. Dengan ini sepertinya, saling bunuh antar Penguasa akan menjadi semakin kejam. Bahkan jika mereka gagal merekrut Huo Qubing, berhasil mengumpulkan poin kontribusi pertempuran dan poin jasa juga sudah bagus.      

Setelah bertempur, mereka tetap bergerak secepat mungkin, Ouyang Shuo bahkan tidak membersihkan medan tempur. Malah, dia langsung memimpin pasukannya untuk segera pergi. Mereka masih harus bergerak sejauh mungkin sebelum matahari terbenam.      

Beberapa waktu sebelum malam tiba merupakan waktu terbaik untuk bergerak. Saat ini, cuaca mulai mendingin, dan ini tidak terlalu panas ataupun dingin. Jika malam tiba, maka mereka tidak memiliki pilihan selain untuk tidur di dalam tenda.      

Setelah berhasil mengenyahkan 'buntut' mereka, pasukan ini akhirnya dapat bergerak dengan santai.     

'Kepulan asap naik menuju langit malam dari Gurun Pasir yang luas, selagi Sungai Kuning meredup, saat sang mentari terbenam'     

Melihat matahari yang berwarna jingga, Ouyang Shuo mulai teringat akan puisi kuno ini. Apa Wang Wei sang pujangga juga memiliki pemikiran seperti ini?      

Kilauan matahari terbenam menyinari bukit pasir yang berwarna keemasan. Pasukan yang telah bergerak seharian akhirnya memilih tempat mendirikan kemah, sesuai dengan petunjuk Huyan Qiu.      

Tidak lama setelah mereka berhenti, Huyan Qiu membawa satu regu untuk mengambil air. Pasukan kavaleri ini juga membawa tempat air. Jika mereka menggunakan air dengan bijak, maka air ini dapat bertahan selama dua hari.      

Pertempuran tadi siang benar-benar membuat suplai air mereka menipis. Karena itu, mereka harus segera mengisi ulang suplai air mereka pada periode istirahat ini. Jika tidak, mereka tidak akan bisa bergerak besok. Ouyang Shuo tidak bisa membayangkan bagaimana mereka dapat menemukan air dengan mudah di gurun pasir ini tanpa adanya bantuan dari Huyan Qiu.      

Apa Di Chen dan yang lain juga seperti ini? Siapa yang bisa menebak apakah mereka berhasil lolos dari badai pasir tadi siang.      

Berbagai pikiran jahat pun mulai muncul di dalam pikiran Ouyang Shuo      

….     

Selama dua hari berikutnya hari-hari berlalu dengan damai dan tanpa kejadian yang penting. Ouyang Shuo bahkan tidak melihat pasukan pemain yang lainnya. Dia menerka bahwa setelah bergerak jauh ke dalam gurun pasir, para pemain yang beruntung bertahan hidup telah menyebar.     

"Tuanku, dalam tiga hari lagi, kita akan berhasil keluar dari gurun pasir ini!" Setelah selesai mendirikan kemah, Huyan Qiu melaporkan perkembangan perjalanan mereka kepada Ouyang Shuo seperti biasa.     

Ouyang Shuo hanya tersenyum dan mengangguk, "Kami benar-benar menyulitkanmu!" Ouyang Shuo tidak mengatakan hal ini hanya demi sekedar basa basi. Jika mereka tidak mendapatkan bantuan dari Huyan Qiu, maka perjalanan mereka pasti tidak akan selancar ini.     

Huyan Qiu mampu menemukan sumber air di setiap harinya. Pasukan berjumlah 10 ribu orang ini tidak pernah kekurangan air satu hari pun. Dan bisa dibilang bahwa hal ini saja sudah merupakan sebuah keajaiban kecil.     

Selain menemukan air minum, mereka juga berhasil menyadari penanda yang ditinggalkan oleh Pasukan Han di sepanjang jalan. Dan ini membuat Ouyang Shuo sangat bersemangat. Hanya dengan mengingat bahwa pasukan Huo Qubing berjarak tidak jauh dari mereka telah membuat Ouyang Shuo menjadi sangat bersemangat.      

Kecelakaan biasa terjadi ketika orang paling tidak menghendakinya. Di malam ini, Pasukan Shanhai akan menghadapi ujian yang berat.     

Pada bukit pasir yang tidak jauh dari kemah mereka, dua orang mendadak muncul. Kedua orang ini memakai pakaian yang compang-camping dan penuh dengan lilitan kain. Pakaian mereka yang berwarna kelabu membuat orang sulit menyadari mereka ketika berada di padang pasir. Mereka telah melacak Pasukan Shanhai selama lebih dari satu hari.     

"Kak, lihat formasi pasukan mereka, ini tidak terlihat seperti formasi Pasukan Han yang biasa." Kata salah satu dari mereka dengan suara parau.     

"Ini memang tidak biasa." Jawab orang yang sedikit lebih tua.     

"Kalau begitu, apa kita akan menghindari mereka?" Tanya yang lebih muda dengan sedikit keraguan.     

"Menghindar? Aku juga ingin melakukan itu." Dalam nada suaranya, terdapat rasa sedih yang tidak bisa dijelaskan, "Sayangnya, benteng kita sudah tidak memiliki beras lagi, dan jika kita tidak melakukan apa-apa, maka kita tidak akan memiliki apa pun untuk dimakan."     

"Bukankah ini terlalu beresiko?"     

Pasukan Han merupakan pasukan yang tidak bisa diganggu dengan mudah oleh para bandit gurun ini. Begitu mereka menusuk sarang lebah ini, jika mereka tidak berhati-hati, mereka pasti akan terbunuh. Karena itu, tidak menyerang prajurit pada dasarnya telah menjadi peraturan tersembunyi dalam lingkaran bandit. Tentu saja ada pengecualian dalam segala hal.     

Contohnya, ketika tidak ada pilihan lain.      

Pada saat ini, Pasukan Han telah sering menggunakan para prajurit mereka untuk memotong jalur para pedagang. Sebagai hasilnya, kehidupan para bandit gurun ini telah menjadi sangat berat. Pada akhirnya, para bandit ini hidup dari hasil rampokan. Jika mereka tidak memiliki jalan lain untuk hidup, mereka hanya bisa melakukan tindakan gila.     

Dan bukankah hal ini yang terjadi sekarang? Sekelompok bandit gurun telah mengincar Pasukan Shanhai. Mereka menginginkan pil ransum militer yang dibawa oleh pasukan kavaleri ini. Pil ajaib ini telah membuat para bandit gurun meneteskan air liur setelah mereka menyadari keajaibannya.     

Mereka masih belum bertindak karena masih mengumpulkan bala bantuan. Kali ini, 2 kelompok bandit gurun terkuat di Gurun Gobi ini akan bekerja sama. Kedua orang di atas bukit pasir ini hanyalah pengintai yang bertugas untuk mengawasi pergerakan dari Pasukan Shanhai. Pasukan mereka yang sebenarnya berjumlah puluhan ribu. Mereka masih bergerak di belakang, diam-diam terus mengumpulkan pasukan. Mereka telah menentukan waktu mereka menyerang yaitu pada malam hari ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.