Dunia Online

Ular Beracun yang Dingin dan Kejam



Ular Beracun yang Dingin dan Kejam

2Para bandit gurun ini telah memilih untuk menyerang tepat pada pukul 8 malam ini. Di waktu ini, para prajurit sudah mulai tertidur. Seluruh kemah benar-benar sangat sunyi. Satu-satunya suara yang terdengar hanyalah hembusan angin malam yang membuat api unggun di kemah itu bergoyang.      0

Melihat ke angkasa, bintang-bintang bersinar dengan terang. Bima Sakti tergantung terbalik, sementara rembulan tergantung tinggi. Bersama dengan gurun pasir yang luas dan tidak berujung membuat orang-orang merasakan perasaan kesepian tapi begitu damai.     

"Siapa?" Prajurit yang bertugas untuk mengawasi sekeliling kemah menyadari ada beberapa obor di kejauhan     

'Puchi!' Malah sebuah anak panah tajam yang menjawab pertanyaannya.      

Para bandit gurun yang telah menunggu lama ini akhirnya memamerkan taring mereka. Empat puluh hingga lima puluh ribu bandit gurun menyerbu dari semua arah dan mengepung kemah mereka. Obor yang mencapai angka puluhan ribu menerangi gurun pasir.     

Tembakan panah tanpa henti mulai menghujani prajurit yang menjaga kemah ini. Jeritan rendahnya membuat kaget para prajurit yang tengah berpatroli. Setelah itu, seluruh kemah pun terbangun. Dalam sekejap, suara ramai menggantikan keheningan.      

Karena mereka tengah bergerak di gurun pasir, Ouyang Shuo sudah memberikan perintah yang ketat. Selain dari mengatur masalah patroli, semua prajurit harus tidur dengan mengenakan zirah dan senjata siap di sisi mereka. Semua ini untuk memastikan agar mereka bisa siap bertempur kapan saja. Bagaimanapun juga, Ouyang Shuo tetap mencemaskan para pemain lainnya. Siapa sangka bahwa malah para bandit gurun dan bukan pemain yang akan menyerangnya terlebih dulu?     

"Bagaimana situasinya?" Tanya Ouyang Shuo sambil mengambil pedang dan berjalan keluar dari tendanya, dia memancarkan aura yang tegas dan ganas.      

"Paduka, para bandit gurun telah menyerang kita." Chen Dameng, si prajurit setia, telah bergegas bergerak menuju tenda panglima.      

"Bandit gurun?" Ouyang Shuo merasa terkejut, "Mereka benar-benar berani."     

Suara Ouyang Shuo tidak terlalu keras, tapi semua orang dapat merasakan nafsu membunuh yang terkandung di dalamnya.      

"Pengawal Raja!" Ouyang Shuo sekali lagi menghunus pedangnya.     

"Siap!"      

"Ikut denganku untuk maju bertempur!" Ouyang Shuo sudah siap untuk turun tangan secara langsung kali ini.      

"Baik paduka!"     

Seluruh kemah sudah berada tenggelam di dalam pembantaian gila-gilaan, dan tempat ini sudah menjadi sangat kacau. Untuk membentuk formasi tempur hanyalah sekedar mimpi. Satu-satunya solusi adalah untuk bertempur secara langsung melawan para bandit gurun ini. Mereka harus mengalahkan mereka dengan telak dan menghancurkan para bandit ini.     

Karena itu, Ouyang Shuo bahkan tidak perlu memikirkan perintah apa yang harus dikeluarkannya. Dia hanya mengangkat pedang dan membawa para pengawalnya untuk maju ke medan tempur.      

Harus dikatakan, para bandit gurun ini benar-benar memilih waktu terbaik. Mereka sangat ahli dalam perang malam hari, terutama untuk bertempur dalam gelap. Situasi seperti sekarang merupakan keahlian mereka, dan mereka sangat mengenali setiap aspek pertempuran sejenis ini.     

Di sisi lain, pasukan aliansi ini di serang secara mendadak, dan mereka tengah berada dalam kondisi yang tidak siap. Yang lebih penting lagi, 9000 prajurit ini semuanya adalah kavaleri. Sekarang, kavaleri ini harus bertempur jarak dekat melawan para bandit gurun, bukan bertempur dengan serbuan cepat yang terbiasa mereka lakukan. Inilah yang ditakuti oleh semua orang!      

Untungnya, mereka memiliki 3000 Pasukan Pengawal Dewa Tempur yang berdiri di barisan terdepan. Mereka merupakan pasukan yang dapat bertempur sebagai infanteri maupun kavaleri. Di atas kuda, mereka merupakan kavaleri yang tidak terkalahkan. Turun dari kuda, mereka merupakan prajurit infanteri yang paling gagah.     

"Bunuh!" Beberapa dari bandit gurun menyadari keberadaan Ouyang Shuo dan pasukannya, sehingga para bandit itu segera mengepung mereka.     

Ouyang Shuo hanya tertawa dingin; dia memutar Pedang Chixiao dan mulai menebas, membunuh satu bandit gurun. Setelah itu, dia bergerak maju, dan masuk ke tengah para bandit gurun dan mulai membantai mereka.      

Ilmu Pedang Pembunuh merupakan ilmu pedang yang dibuat untuk medan tempur. Bagaimana mungkin bandit gurun biasa bisa menjadi lawan Ouyang Shuo? Terutama jika dilihat dari perlengkapan pasukan mereka, apabila dikatakan sebagai perlengkapan yang mereka pakai itu sederhana dan kasar, itu akan benar-benar meremehkan buruknya kualitas barang-barang itu. Semua perlengkapan mereka benar-benar tidak berguna!     

Di antara para bandit gurun ini, tidak ada satu pun yang memiliki zirah besi. Kebanyakan hanya menggunakan zirah kulit yang tergantung longgar di tubuh mereka, beberapa bahkan hanya mengenakan linen dan kain biasa.      

Ouyang Shuo tidak bisa membayangkan hal apa yang membuat mereka begitu berani untuk menyerang pasukan miliknya. Level pertahanan mereka tidak berbeda dari tahu di hadapan Pedang Chixiao. Ouyang Shuo lalu memimpin para pengawal pribadinya untuk membantai di sepanjang medan tempur.Tidak lama setelahnya, lebih dari sepuluh mayat bandit gurun terbaring di bawah kakinya. Pemandangan ini membuat semangat para prajuritnya langsung meroket.      

Pemimpin para bandit gurun ini bukanlah orang tolol, dan dia segera menyadari perubahan di medan tempur ini. Para prajurit biasa bahkan tidak bisa mendekati Ouyang Shuo. Apa dirinya harus menembakkan panah?     

Para pengawal pribadi Ouyang Shuo terlihat hanya berdiri di sekitarnya dengan posisi yang buruk, tapi sebenarnya, mereka melindungi Ouyang Shuo dengan ketat.     

Para bandit gurun ini akhirnya menyadari betapa mengerikannya pasukan elit yang sebenarnya. Mereka benar-benar jauh berbeda dengan regu pengawal kereta dagang yang biasa mereka lawan.      

Setelah pasukan aliansi ini berhasil melewati masa-masa terkacau, meskipun mereka tidak memiliki keuntungan dari segi jumlah, mereka tetap berhasil untuk melawan dengan sikap yang teratur. Para prajurit mulai berkumpul dalam squadron dan mulai bergerak keluar masuk medan tempur.      

Sebaliknya, para bandit gurun inilah yang sekarang menjadi kacau. Situasi ini mulai menjadi semakin memburuk bagi para bandit gurun. Perasaan menyesal mulai meningkat di hati pemimpin bandit gurun ini. Sayangnya, busur yang telah ditarik harus ditembakkan.      

Pemimpin bandit gurun ini akhirnya telah siap untuk secara langsung memasuki medan tempur. Targetnya adalah Ouyang Shuo. Dia mengumpulkan bandit gurun paling elit dan langsung menyerbu tepat ke arah Ouyang Shuo.     

"Akhirnya ada sedikit tantangan?" Kata Chen Dameng dengan garang, dia pun mulai mengayunkan golok raksasanya dan mulai membacok ke arah kepala para bandit gurun. Dari caranya berbicara dan juga nada suaranya, dia bahkan jauh lebih terbelakang daripada para bandit gurun ini.     

Namun, kapten pasukan pengawal pribadi Ouyang Shuo ini bukanlah orang yang bisa dianggap remeh. Di bawah didikan langsung Ouyang Shuo, kekuatan tempurnya terus meningkat setiap harinya. Bahkan Wang Feng membutuhkan lebih dari seratus ronde untuk menjatuhkan Chen Dameng. Pemimpin bandit gurun ini akhirnya bertemu lawan tandingnya.     

Kedua orang kasar ini saling beradu, hal ini membuat orang lain sulit untuk membedakan mereka berdua.      

Ouyang Shuo, yang berdiri di samping, tidak memiliki pikiran untuk membunuh pemimpin bandit ini untuk memamerkan kekuatannya. Baginya, pertempuran ini merupakan tempat terbaik untuk melatih ilmu pedang pembunuhnya. Bahkan para bandit elit juga bukanlah lawan bagi ilmu pedang pembunuh yang sangat tajam. Terutama seiring berjalannya pertempuran ini. Kabut darah sekali lagi berkumpul di atas permukaan Pedang Chixiao yang membuatnya terlihat memukau.     

'Dang!'     

Pedang Chixiao miliknya menghantam sebuah pedang panjang.      

"Ada yang tidak beres!" Begitu kedua pedang ini beradu, Ouyang Shuo merasa bahwa bandit gurun ini bukanlah orang biasa. Pedangnya terlihat lemah, tapi dia menyerang dari sudut yang sangat pas. Serangan pedang dari bandit ini juga sangat cepat, dan setiap serangan begitu mematikan.      

"Pendekar ahli!" Ouyang Shuo menatap musuh itu, tapi ini hanyalah bandit gurun yang terlihat biasa saja.     

"Hen!" Ouyang Shuo hanya mendengus dan kembali mengangkat pedangnya sekali lagi. Dia tidak percaya bahwa seseorang yang dapat menandinginya akan muncul di antara para bandit gurun ini.     

Semakin lama mereka bertarung, semakin Ouyang Shuo merasa bahwa ada hal yang salah di sini.      

Musuh ini memang selicik rubah, atau bisa dibilang malah seperti ular yang berbisa. Dia menggunakan fleksibilitas dan juga mobilitas tubuhnya, dan tidak maju dari depan untuk melawan Ouyang Shuo. Malah, dia menggunakan orang-orang di sekitarnya sebagai tembok pelindung.      

Dia terus menyerang di kala Ouyang Shuo tidak menyadarinya. Setiap kali dia menyerang, itu membuat Ouyang Shuo kaget dan terkejut.     

"Hina!" Musuh ini membuat Ouyang Shuo murka. Pedang Chixiao miliknya sangat tajam dan setiap serangannya sangatlah mematikan, "Karena kau ingin terus bersembunyi, aku akan membantai semua yang ada di depanku."      

Ouyang Shuo berpikir kembali kenapa dia begitu murka. Semenjak dia melatih Ilmu Tenaga Dalam Kaisar Kuning dan Ilmu Pedang Pembunuh, dia tidak pernah menghadapi situasi seperti ini. Dia bahkan berani untuk melawan Chiyou. Tapi sekarang ada orang tidak bernama yang telah berani menghalanginya. Bagaimana mungkin dia tidak murka?     

Pedang Chixiao juga sepertinya mampu merasakan pikiran dari Ouyang Shuo, karena pedang ini juga menjadi semakin bersemangat. Ouyang Shuo dapat merasakan dengan jelas roh pedang di dalam Pedang Chixiao mulai menyebarkan perasaannya ke dalam dirinya.     

"Kerahkan semuanya?" Gumam Ouyang Shuo, "Baiklah, sesuai dengan keinginanmu!" Kali ini, Ouyang Shuo menggunakan energi primordial di dalam tubuhnya.      

Energi Primordial Emas mulai menyelimuti Pedang Chixiao. Emas dan merah mulai bercampur. Energi Primordial ini membuat Pedang Chixiao semakin tajam. Bahkan sebelum musuhnya dapat mendekat, mereka dapat merasakan ketajaman dari pedang ini. Hawa pedang ini begitu tajam dan menusuk mereka bagaikan jarum. Begitu senjata dari bandit gurun itu menyentuh Pedang Chixiao, pedang bandit itu langsung terbelah dua.     

Kesaktian Pedang Chixiao ini benar-benar tidak ada tandingannya.      

Ouyang Shuo terlihat seakan dia membantai secara sembarangan, tapi sejujurnya, lebih dari separuh energinya terfokus untuk bertahan dari serangan diam-diam bandit gurun ini. Kali ini Ouyang Shuo benar-benar ingin membunuh bandit gurun yang satu itu.     

Seperti yang diperkirakan oleh Ouyang Shuo, bandit gurun yang terlihat begitu biasa itu setelah melihat Ouyang Shuo begitu tenggelam dalam pembantaian, mulai menyeringai dan diam-diam bergerak ke belakang Ouyang Shuo. Pedang panjang di tangannya bergerak bagaikan ular yang berbisa dan menikam tepat ke arah jantung Ouyang Shuo.      

"Akhirnya, kena kau!" Ouyang Shuo menyeringai dingin, dia segera menggerakkan kaki dan tubuhnya, dan mendadak bergeser ke samping dan menghindar dari serangan bandit gurun itu. Tubuhnya belum berbalik sepenuhnya, tapi Pedang Chixiao sudah bergerak di sepanjang bilah pedang musuh.      

Pedang Chixiao berkilau dan seakan memiliki kesadaran tersendiri, ia langsung menikam tepat ke arah musuh. Dan baru saat itu Ouyang Shuo membalik badannya.      

Begitu dia berhasil, Ouyang Shuo jelas tidak akan memberi ampun pada musuh. Dia memutar Pedang Chixiao dan mencabutnya, hingga membuat organ musuh menjadi hancur.      

Wuu!     

Bandit gurun itu menatap ke arah Ouyang Shuo dengan tatapan tidak percaya dan dia pun rubuh ke tanah.     

"Ketua!" Para bandit gurun yang ada di sana mulai berteriak.      

"Tidak heran!" Ouyang Shuo merasa seakan ada bola lampu yang menyala di kepalanya.     

Ternyata bandit gurun yang terlihat begitu biasa ini adalah pemimpin dari kelompok bandit gurun yang lain. Sementara pemimpin bandit gurun yang satunya tengah bertempur dengan Chen Dameng, pemimpin yang ini telah menyusup ke samping Ouyang Shuo untuk membunuhnya secara diam-diam. Siapa sangka, pada akhirnya, dia tetap akan kehilangan nyawanya di bawah Pedang Chixiao.     

Begitu sang pemimpin terbunuh, para bandit gurun ini kehilangan niat tempur mereka. Seluruh medan tempur mulai mereda.      

Ketika pemimpin yang tengah bertempur melawan Chen Dameng melihat situasi ini, wajahnya menggelap dan dengan tegas dia berteriak, "Mundur!" Dia langsung berbalik dan menghilang dari medan tempur dengan dilindungi oleh pengawal pribadinya.     

"Bajingan!" Ketika Chen Dameng melihat mereka kabur, dia benar-benar murka. Dia merasa telah kehilangan muka .     

Bersama dengan mundurnya pemimpin bandit gurun itu, para bandit gurun lainnya mulai mundur seperti banjir yang surut. Benar-benar ular lokal, tepat ketika Pasukan Shanhai ingin mengejarnya, mereka telah menghilang.     

Orang tidak sadar ketika bandit ini tiba, dan mereka juga tidak sadar kapan para bandit ini menghilang. Pada akhirnya, tidak ada lagi yang bisa mereka lakukan.      

Sementara itu, Ouyang Shuo dengan santai mengambil sebuah token. Pemimpin bandit gurun ini telah menjatuhkan token ini setelah kematiannya. Selain dari itu tidak ada benda yang lainnya.     

Setelah pertempuran besar ini, poin kontribusi pertempuran Ouyang Shuo langsung meningkat sebesar puluhan ribu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.