Dunia Online

Kavaleri Xiongnu



Kavaleri Xiongnu

2"Qiyue Wuyi, aku pasti akan membalasmu!" Begitu Zhou Yafu gugur, Sha Pojun langsung mengutuk Ouyang Shuo.     3

Sedangkan untuk Ouyang Shuo sendiri, dia sama sekali tidak mendengarkan jeritan Sha Pojun. Ouyang Shuo segera mengambil Roh Jenderal milik Zhou Yafu, dan juga sebuah kitab. Kemudian berbalik dan bersiap untuk pergi. Dia takut bahwa jika dia terus tinggal di sana, maka Sha Pojun akan benar-benar menelannya.      

Masih ada alasan lain kenapa Ouyang Shuo harus pergi secepat mungkin. Jimat Haus Darah memiliki masa aktif selama setengah jam. Jika dia tidak pergi sekarang, maka dia pasti akan terbunuh.      

Ketika Zhou Yafu terbunuh, pasukan di sekelilingnya juga menjadi kacau. Di sisi lain, semangat dari Pasukan Pengawal Dewa Tempur langsung naik setinggi langit.     

Dengan pengawal pribadinya sekarang bertindak menjadi pasukan perintis, mereka dengan gagah berani bergerak menerobos pertahanan musuh.      

Sha Pojun benar-benar murka, dan diapun langsung memimpin pasukannya untuk mengejar. Namun, bahkan kuda perang mongol tingkat elit sekalipun tidak bisa dibandingkan dengan Kuda Perang Qingfu. Setelah mengejar sejauh sepuluh mil, Pasukan Pengawal Dewa Tempur sudah menghilang ke balik cakrawala. Sha Pojun begitu murka sehingga menggigit bibirnya hingga darah mengalir dari mulutnya. Ouyang Shuo benar-benar merupakan bintang kesialan Sha Pojun.     

Sha Pojun telah merencanakan semua ini dengan rapi. Namun pada akhirnya, dia malah mencelakai dirinya sendiri. Kavaleri yang baru dibangun oleh Teritoir Asura akan kehilangan arah tujuan mereka karena mereka telah kehilangan panglima pasukan mereka. Kebangkitan Teritori Asura akan tertahan begitu saja.     

Sha Pojun benar-benar sial, tapi Ouyang Shuo juga tidak berada dalam kondisi yang baik pula. Tidak lama setelah lolos dari kepungan, efek samping jimat itu mulai mempengaruhinya. Ouyang Shuo tidak bisa mengerahkan kekuatan apa pun dalam tubuhnya, dan dia bahkan tidak bisa memegang tali kekang kudanya. Jika Qingdian bukan seekor kuda yang cerdas, Ouyang Shuo mungkin sudah jatuh dari punggungnya.      

Pengejaran dari Sha Pojun benar-benar membuat Ouyang Shuo merasa ngeri.      

Keberuntungan tidak pernah datang dua kali; musibah tidak pernah datang sendirian. Tidak lama setelah Pasukan Pengawal Dewa Tempur lolos dari pengejaran, tepat ketika Ouyang Shuo baru akan bernapas lega, satu pasukan kavaleri Xiongnu mulai menyerbu ke arahnya.     

Kavaleri Xiongnu ini bagaikan kawanan serigala yang telah melihat domba, mereka pun meraung dan menyerbu.      

'Wuahhula!' Dari jarak ini, bisa dirasakan kokoh dan kejamnya para orang dari Suku Xiongnu ini. Golok perang mereka yang melengkuk berkilau dingin.     

Jika diperhatikan lebih seksama, maka dapat disadari bahwa ada noda darah dan juga potongan daging yang menempel pada senjata pasukan Xiongnu ini. Ini merupakan kawanan serigala yang sebenarnya.      

Ouyang Shuo sekali lagi telah kembali mendapatkan pemahaman baru mengenai status keberuntungannya. Ketika orang sedang sial, bahkan minum air dingin saja bisa membuat celah di gigi menjadi tertutup.     

Sebelum ini, meskipun Pasukan Pengawal Dewa Tempur berhasil meloloskan diri dengan gagah berani, mereka juga menderita kerugian besar. Sekitar 600 prajurit telah gugur di medan tempur. Sekarang, mereka harus kembali menghadapi ribuan kavaleri Xiongnu, sehingga mereka benar-benar harus mempertaruhkan nyawa mereka. Namun, mereka tidak memiliki pilihan lain dan hanya bisa terus bertempur.     

Pertama, kuda perang Xiongnu semuanya adalah kuda perang elit. Terlebih lagi, para prajurit Xiongnu merupakan prajurit ahli dalam hal menunggang kuda, sehingga sulit sekali untuk bisa lolos dari pasukan Xiongnu seperti ketika mereka lolos dari pasukan Sha Pojun.     

Kedua, dataran ini merupakan wilayah dari Suku Xiongnu. Bahkan jika mereka dapat lolos untuk sementara waktu, mereka tidak akan bisa menutupi jejak pasukan mereka. Pada akhirnya, mereka tetap harus bertempur. Siapa tahu, jika mereka kabur, mungkin saja mereka malah menarik lebih banyak lagi kavaleri yang menyerbu mereka. Karena itulah, satu-satunya jalan sekarang adalah dengan menghadapi masalah ini secara langsung dan bertempur dengan gagah berani.     

Namun, Ouyang Shuo sekarang benar-benar dalam kondisi lemah, dan tidak memiliki tenaga untuk memimpin mereka. Di pertempuran ini, Wang Feng-lah yang harus memimpin barisan pasukan dan membentuk formasi. Zhao Kuo yang ikut dengan pasukan ini, akan menggantikan Ouyang Shuo sebagai komandan pasukan.      

Selama pertempuran ini berlangsung, Pasukan Pengawal Raja tidak akan bisa berpartisipasi. Misi mereka saat ini adalah untuk memastikan keamanan dari Ouyang Shuo. Ouyang Shuo yang tadi baru saja meraih hasil yang bagus, sekarang malah menjadi beban dari pasukannya. Hanya berpikir seperti ini saja sudah membuat orang-orang merasa tidak berdaya.     

Di bawah kepemimpinan Wang Feng, ke-2000 Pasukan Pengawal Dewa Tempur harus menghadapi 4000 Kavaleri Xiongnu. Para prajurit Xiongnu ini mengira bahwa mereka akan menghadapi kawanan domba. Mereka tidak mengira bahwa musuh mereka saat ini adalah kawanan singa yang sedang turun dari gunung. Ini adalah pertempuran antara serigala dan singa.     

Kedua sisi tidak memiliki jalur mundur. Kavaleri Xiongnu ini pada umumnya terdiri dari kavaleri ringan. Terutama dalam hal pasukan yang terpencar semacam ini, mereka benar-benar terdiri dari kavaleri ringan.      

Dalam pertempuran mereka melawan Pasukan Han, mereka telah menggunakan taktik fleksibel untuk membuat pasukan Han menderita banyak kerugian. Namun, mereka harus menghadapi pasukan yang begitu tangguh saat ini.     

Taktik kavaleri dari Pasukan Pengawal Dewa Tempur tidak memiliki tandingan dan juga tidak pernah dilihat di zaman ini. Ouyang Shuo telah mengundang jenderal kavaleri seperti Luo Shixin dan Shi Wanshui untuk mengajari Pasukan Pengawal Dewa Tempur. Dengan dilatih oleh mega bintang seperti ini, bagaimana mungkin pasukan yang telah dilatih oleh mereka ini dikatakan lemah? Bahkan Wang Feng juga terpengaruh oleh mereka dan mulai mempelajari taktik pasukan kavaleri.     

Penasihat Zhao Kuo juga sangat mengenali taktik semacam ini. Negara Zhao dalam sejarah telah mendorong taktik menembak sambil berkuda. Sebagai jenderal di zaman itu, bagaimana mungkin dia tidak mengetahui taktik kavaleri?      

Wang Feng dan Zhao Kuo benar-benar pasangan yang serasi. Satu bertugas di depan pasukan, dan yang lain memberi komando dari belakang yang membentuk pasangan yang tidak bercela. Tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa dalam hal pertempuran kavaleri, bahkan pasukan Huo Qubing juga bukan tandingan dari Pasukan Pengawal Dewa Tempur. Bagaimanapun juga, taktik dan strategi kavaleri dari Huo Qubing masih belum sempurna.      

Karena itu, dari awal pertempuran, kavaleri Xiongnu ini telah berhasil ditekan sepenuhnya. Taktik kebanggaan mereka bagaikan permainan anak-anak dibandingkan dengan Pasukan Pengawal Dewa Tempur.     

Dalam hal keahlian berkuda, Pasukan Pengawal Dewa Tempur sebanding dengan pasukan kavaleri Xiongnu.      

Dalam hal berpanah, walaupun teknik memanah mereka belum bisa dikatakan bagus, tetap teknik mereka sedikit lebih baik daripada pasukan Xiongnu berkat perbedaan kualitas busur mereka.     

Dalam hal perlengkapan, jelas kedua pasukan ini sama sekali tidak sebanding. Kaisar Tang telah secara khusus merancang Zirah Mingguang untuk menghadapi kavaleri Turk. Bahkan Bangsa Turk yang tangguh juga tidak bisa apa-apa di hadapan Zirah Mingguang. Apalagi orang-orang Xiongnu di masa ini?      

Busur mereka jauh lebih buruk dari busur yang digunakan Bangsa Turk. Menghadapi Zirah Mingguang yang bisa menangkal panah, orang-orang Xiongnu ini merasa begitu tertekan hingga mereka bisa muntah darah.     

Meski begitu, pertempuran ini tetap berjalan sangat sengit.      

Suku Xiongnu tetaplah Suku Xiongnu. Tidak peduli siapapun lawannya, kebrutalan dan nyali mereka tidak akan berubah. Menggunakan kelebihan jumlah mereka, pasukan Suku Xiongnu ini terus memberikan kerugian yang lebih besar bagi Pasukan Pengawal Dewa Tempur. Kedua belah pihak saling bertempur dan mencabut nyawa, hingga membuat langit berubah warna.      

Dengan berlalunya waktu, keseimbangan pertempuran ini akhirnya bergeser ke sisi Pasukan Pengawal Dewa Tempur. Kavaleri Xiongnu yang angkuh akhirnya merasakan pahitnya kekalahan karena meremehkan musuh. Jika mereka tahu bahwa mereka akan bertemu musuh sekuat ini, maka mereka tidak akan menyerbu segegabah ini.     

Sejarah dari kavaleri Xiongnu memang tidak begitu menakjubkan. Bukan kebetulan mereka lewat di area ini karena mereka merupakan sisa pasukan yang selamat dari medan tempur. Jenderal jenius. Huo Qubing, yang bagaikan bintang jatuh yang melintas di angkasa ini, telah mengalahkan mereka.      

Empat hari yang lalu, Huo Qubing telah memimpin pasukannya dan memerintahkan orang-orang Xiongnu yang berhasil ditangkap olehnya untuk menjadi pasukan perintis dan membantu membuka jalan bagi Pasukan Han. Mereka melintasi gurun pasir dan menangkap menteri Zhang Qu dan membunuh Raja Cheqi Utara. Kemudian, mereka berbalik dan menyerang sayap kiri musuh yang memiliki dua jenderal dan berhasil mendapatkan panji musuh dan juga genderang perang. Pertempuran ini bahkan dapat mengagetkan langit.     

Huo Qubing telah mengagetkan para Suku Xiongnu ini dan rasa takut yang ditimbulkan oleh Huo Qubing bahkan bertahan hingga berhari-hari.      

Nama Huo Qubing menggema ke seluruh padang rumput. Jenderal muda ini bagaikan bayangan besar yang membayangi langit yang ada di atas Suku Xiongnu, dan menekan mereka hingga mereka tidak bisa bernapas. Beberapa orang bahkan menyebarkan berita bahwa Huo Qubing adalah dewa yang dikirim untuk menghukum para Suku Xiongnu.      

Sehari yang lalu, Huo Qubing telah memimpin pasukannya kembali dari perjalanan mereka yang jauh. Kavaleri ini merupakan bawahan dari Raja Cheqi Utara yang kalah, yang telah meninggalkan medan tempur di tengah kekacauan pertempuran. Siapa sangka mereka malah bertemu dengan Pasukan Pengawal Dewa Tempur.      

Mereka memiliki banyak rasa frustasi yang tertahan setelah menderita kekalahan di tangan Huo Qubing, sehingga bagaimana mungkin mereka melepaskan kesempatan seperti ini? Di mata mereka, Huo Qubing si iblis itu masih berada sangat jauh dari posisi mereka. Pasukan Han yang ada di belakang harusnya adalah pasukan cadangan yang tidak bisa menandingi kekuatan mereka. Karena itu, mereka ingin menghancurkan pasukan ini untuk melampiaskan kemarahan mereka.     

Siapa sangka bahwa pasukan ini sama kuatnya dengan pasukan Huo Qubing. Dengan perkembangan situasi ini, panglima kavaleri Xiongnu sudah nyaris menangis. "Sejak kapan kavaleri Han menjadi sekuat ini?"     

Pada awalnya mereka memiliki Huo Qubing. Sekarang, bahkan pasukan cadangan mereka juga sangat tangguh? Sebagai panglima kavaleri Xiongnu, orang ini merasa sangat tertekan. Dia tidak bisa tidak merasa cemas akan masa depan dari sukunya.     

Pasukan Han yang sebelumnya dapat mereka tangani dan bunuh dengan mudah telah menjadi begitu tangguh! Hidup para Suku Xiongnu yang terbiasa menjarah dengan bebas akan segera berakhir.     

Sebelum matahari terbenam, ke-4000 kavaleri Xiongnu berhasil dihancurkan. Dalam pertempuran ini, 3000 dari mereka terbunuh, sementara sisanya memilih untuk menyerah. Keberanian dari Pasukan Pengawal Dewa Tempur telah membuat panglima kavaleri Xiongnu ini kehilangan keberanian untuk terus bertempur. Dari sudut pandangnya, ini semua merupakan ulah dari sang takdir, dan tidak ada yang bisa merubahnya.     

Tentu saja, para Suku Xiongnu ini juga telah membuat Pasukan Pengawal Dewa Tempur membayar harga yang mahal. Delapan ratus Pasukan Pengawal Dewa Tempur telah gugur; mereka akan dikuburkan di padang rumput ini.      

Dari ke-3000 Pasukan Pengawal Dewa Tempur yang berangkat ke dalam Battle Map, separuh telah gugur hanya dalam 3 pertempuran. Perang memang sangatlah kejam. Untunglah, ini adalah Battle Map. Setelah prajurit gugur, Penguasa dapat menggunakan poin kontribusi pertempuran untuk membangkitkan prajurit tersebut. Jika tidak, kerugian berat dari Pasukan Pengawal Dewa Tempur ini akan membawa banyak masalah bagi Ouyang Shuo.     

Namun, untuk membangkitkan kembali prajuritnya, dia harus menunggu hingga Battle Mmap ini berakhir. Karena itu, dalam beberapa pertempuran berikutnya, Ouyang Shuo hanya bisa mengandalkan 1500 prajurit yang tersisa. Dan jika mengingat kembali bahaya yang telah mereka lewati sejauh ini, ini merupakan pertama kalinya Ouyang Shuo merasa tidak yakin akan jalan yang ada di depannya.      

Rangkaian tantangan ini, apa ini merupakan usaha Gaia untuk mendorongnya jatuh ke jurang? Ouyang Shuo berani bertaruh bahwa bukan kebetulan mereka telah bertemu dengan kavaleri Xiongnu.      

Entah bagaimana kondisi kedua anggota Aliansi Shanhai yang lainnya? Ketika mereka berusaha menerobos kepungan, situasi di sana sangatlah kacau. Hingga Ouyang Shuo tidak memiliki waktu untuk memperhatikan apakah yang lain berhasil lolos atau tidak. Jika mereka berhasil lolos, apakah mereka juga bertemu sesuatu yang mirip dengan kavaleri Xiongnu? Dalam kondisi seperti itu, mereka hanya bisa bertempur sendiri.      

Saat malam telah tiba, Ouyang Shuo memerintahkan pasukan untuk berkemah malam itu. Di waktu yang sama, dia bisa menginterogasi para prajurit yang menyerah. Selain kecemasannya mengenai jalan ke depannya, Ouyang Shuo paling mencemaskan arah yang tengah dituju oleh Pasukan Huo Qubing.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.