Dunia Online

Kegilaan Sebuah Agama



Kegilaan Sebuah Agama

3Semenjak Militer Shanhai menjalankan sistem pangkat militer, pangkat bagi para prajurit Shanhai sudah bagaikan nyawa dan kehormatan mereka.       2

Para prajurit ini tidak mengira bahwa Panglima Utama Baiqi akan bersikap begitu murah hati dan mempromosikan mereka satu tingkat, ini merupakan sebuah imbalan yang luar biasa.      

Ketika Er'Lai melihat reaksi mereka ini, perasaannya juga menjadi sangat baik. Sambil tertawa dia mengatakan, "Anak-anak, mari kita pergi dan menikmati daging panggang. Jika kita terlambat, daging yang enak mungkin sudah menghilang!" Sambil berbicara, Er'lai sudah mulai berjalan ke arah kemah.     

"Hua la!"     

Para pejuang Suku Barbar Gunung, yang tadinya bergelimpangan di atas tembok Benteng Mulan, tiba-tiba merasakan gelombang energi di tubuh mereka dan langsung berlari lebih cepat dari seekor kelinci ke arah kemah.     

"Haha!" Tawa Er'Lai yang bagaikan tawa iblis ini pun pecah ketika melihat kejadian ini.     

Dibandingkan keramaian di Benteng Mulan, kemah Pasukan Selatan Negara Taiping terlihat pahit dan sedih.      

Rasa sakit atas kegagalan berturut-turut yang mereka alami ketika menyerang Benteng Mulan, di tambah dengan musuh yang berhasil menangkap wakil jenderal Li Xiucheng, telah membuat kekuatan mental mereka yang teguh dan kuat menjadi semakin pudar.     

Setelah mundur dari medan tempur, sisa pasukan Li Xiucheng mendatangi tenda panglima dan berteriak-teriak, mereka menuntut Jenderal Yang Xiuqing agar mengirimkan pasukan untuk menyelamatkan Li Xiucheng besok. Kelancangan para prajurit ini benar-benar membuat Yang Xiuqing murka.     

Para prajurit yang memimpin aksi ini di tangkap dan di hukum 20 kali cambukan. Memperhatikan kemarahan jenderal mereka, para prajurit Negara Taiping merasa dingin secara emosional. Seluruh kemah menjadi diam, dan tidak ada lagi yang berani untuk bersuara. Ketika para prajurit sedang makan, mereka juga tidak berani lagi berbicara dengan keras.      

Yang Xiucheng sendiri sedang mengurung diri di tendanya dan tidak mau menemui siapapun; dia bahkan melewatkan makan malamnya. Barulah pada pukul 9 malam, dia tiba-tiba memanggil semua jenderal untuk mengadakan rapat perang.      

Tidak lama kemudian, para jenderal ini telah berkumpul di tenda panglima, jantung mereka terus berdebar dengan kencang. Dan yang memimpin para jenderal ini jelas adalah Lin Fengxiang dan Chen Yucheng.     

Lin Fengxiang yang telah memimpin pasukan sayap kiri merupakan jenderal terkenal dari pasukan penyerbu utara. Dia juga lahir sebagai petani. Dia bergabung dengan Pasukan Taiping sebagai anggota Pengawal Istana dan berhasil mendaki hingga mendapatkan gelar Lord Jinghu.     

Saat itu, pasukan penyerbu utara dari Negara Taiping telah jatuh ke dalam situasi yang buruk karena mereka masuk terlalu dalam tanpa perbekalan yang cukup. Terlebih lagi, waktu itu adalah waktu musim dingin. Tahun 1854, mereka akhirnya mundur dari Kota Fu, di mana Ji Wenyuan akhirnya tewas, dan mereka mundur lebih jauh hingga Kota Dongguang Lian.     

Di bulan februari tahun 1855, pasukan Dinasti Qing menyerang Kota Dongguang Lian. Panglima Lin Fengyang bertempur dan berhasil memberikan pukulan berat pada pasukan musuh. Di bulan Maret, Kota Dongguang Lian akhirnya direbut oleh pasukan Dinasti Qing dan Lin Fengxiang juga tertangkap oleh mereka. Setelah itu, dia pun bunuh diri di Beijing. Saat itu, dia baru berumur 31 tahun. Dan setelahnya, Hong Xiuquan memberikan Lin Fengxiang gelar Raja Qiu.     

Walaupun Lin Fengxiang bukan berasal dari keluarga bangsawan, dia merupakan jenderal yang sangat tenang di medan tempur dan dia dapat memimpin pasukan dengan efektif. Karena itulah, dia menjadi jenderal penting di Negara Taiping.     

Jenderal pasukan sayap kanan, Chen Yucheng, juga merupakan seorang jenderal muda yang sama terkenalnya dengan Li Xiucheng. Mirip dengan jenderal lain di Negara Taiping, Chen Yucheng merupakan orang Hakka. Dia kemudian mendapatkan gelar Raja Ying setelah bertempur dengan gagah berani pada setiap pertempurannya. Cheng Yucheng memiliki tahi lalat di bawah kedua matanya, sehingga daya lihatnya disebut-sebut seperti orang yang memiliki empat mata.     

Tahun 1862, pengkhianat Negara Taiping Miao Peilin menipunya dan mengirimnya menuju kemah pasukan Qing. Di depan musuh Cheng Yucheng tetap bersikap setia dan tidak menyerah, karena itu dia memilih untuk membunuh dirinya sendiri. Saat itu dia baru berumur 26 tahun.     

Chen Yucheng juga merupakan salah satu orang di antara pasukan Negara Taiping yang ahli dalam ilmu bela diri. Semenjak masih kecil, dia telah berlatih ilmu tombak. Sebagai hasilnya, dia mendapatkan gelar 'Tiga Puluh Tusukan Punggung Tombak Yang Luar Biasa'.     

Keduanya duduk di kedua sisi kursi panglima, satu di kanan dan yang lain di kiri, sementara para jenderal lain duduk berdasarkan posisi dan pangkat mereka.     

Yang Xiuqing, duduk di depan, dan benar-benar tanpa ekspresi. Dia melihat ke sekitarnya dan mengatakan, "Kegagalan hari ini tidak cukup untuk menentukan hasil akhir dari peperangan ini. Kita masih memiliki keuntungan dan inisiatif dalam pertempuran ini."     

Setelah mengatakan hal ini, Yang Xiuqing berhenti sejenak, seakan dia harus mendorong kepercayaan dirinya sebelum menyampaikan kalimat berikutnya dengan lantang, "Karena itu, kita tidak boleh membiarkan semangat juang pasukan kita jatuh, dan kita tidak boleh memiliki pikiran lain yang tidak sepatutnya kita miliki. Aku memulai rapat ini dengan sesuatu yang terdengar buruk, tapi tidak peduli berapa pun harga yang harus kita bayar, kita haru merebut benteng musuh ini."     

"Kami bersumpah akan setia sampai mati pada sang Raja!"     

Jawab prajurit bersamaan, dengan penuh gairah dan semangat.      

Harus dikatakan bahwa cuci otak yang dilakukan Hong Xiuquan benar-benar sangat luar biasa. Dalam hal ini, Ouyang Shuo sangat jauh ketinggalan.      

Dalam pasukan Negara Taiping, baik itu jenderal ataupun prajurit, mereka semua adalah penganut fanatik atas dunia yang digambarkan oleh Hong Xiuquan. Kekuatan keyakinan ini benar-benar mengerikan.     

Walaupun pasukan Negara Taiping telah menderita kekalahan berturut-turut selama 3 tahun, kekuatan keyakinan inilah yang membuat semangat juang pasukan tetap tidak terpengaruh, dan mereka masih tetap semangat untuk berperang.     

"Bagus sekali" Yang Xiuqing tiba-tiba bangkit berdiri dan berkata, "Karena itu, besok, kita akan menyerang habis-habisan. Jika satu lubang masih belum cukup, kita akan membuat dua atau bahkan tiga lubang. Bahkan jika Benteng Mulan ini terbuat dari tembaga dan besi, ia tetap tidak akan bisa menahan tekad kita."     

"Bertempur hingga mati!"     

Ketika para jenderal mendengar hal ini, mereka menjadi semakin menggila dan bersemangat. Bahkan Lin Fengxiang dan Chen Yucheng juga merasa darah mereka mulai mendidih.      

Tentu saja, saat ini, para jenderal jelas tidak menyinggung Li Xiucheng yang tertangkap. Bagaimana pun juga, bagi jenderal dari Negara Taiping, begitu tertangkap, bunuh diri merupakan pilihan terbaik bagi mereka. Tidak ada yang akan mengira bahwa Li Xiucheng masih hidup. Sang Raja telah mengatakan bahwa jika prajurit mati karena kesetiaannya, mereka akan mendapatkan kehidupan abadi di negara langit.     

Karena alasan inilah, tindakan dari pasukan Li Xiucheng yang tersisa membuat Yang Xiuqing menjadi murka. Para prajurit ini telah menyentuh sebuah luka besar dari pasukan ini.     

"Pergi dan bersiaplah!"     

Yang Xiuqing bukan mengumpulkan para jenderal untuk memikirkan strategi. Dia hanya ingin menaikkan semangat mereka. Sedangkan untuk taktik, selain dari terus memaksa menyerang, mereka tidak memiliki jalan lain.     

Setelah membubarkan mereka, Yang Xiuqing menghembuskan napas panjang. Yang Xiuqing menyadari dengan jelas situasi mereka saat ini dibandingkan semua orang yang ada di tempat ini. Jika kondisinya terus berjalan seperti ini, maka bahkan jika mereka berhasil merebut benteng ini, mereka masih akan kehilangan separuh pasukan mereka. Dan setelah berhasil merebut benteng ini, sebuah pasukan besar pastilah telah menanti mereka di belakang gunung. Apakah semua pengorbanan ini sepadan hanya demi sebuah pelabuhan?     

Keputusan Hong Xiuquan ini membuat Yang Xiuqing merasa sangat ragu. Dia mengakui bahwa membangun kapal perang dapat menunjukkan kekuatan dari meriam. Tapi, bukankah mereka terlalu terburu-buru?     

Kemajuan dari pasukan barat tidak semulus yang telah mereka bayangkan. Setelah mendapatkan beberapa kemenangan di awal perang, mereka kini menghadapi pertahanan musuh yang sangat keras kepala. Dan ini membuat kondisi pasukan barat berada dalam kebuntuan.      

Saat ini, mengorbankan pasukan selatan tanpa alasan seperti ini sangat tidak sepadan. Baik untuk memberi bala bantuan pada pasukan barat atau menyerang ke utara, keduanya merupakan pilihan yang bagus. Yang Xiuqing juga tidak mengerti kenapa sang Raja tidak mau mengubah keputusannya ini.     

Sejujurnya, ketika Yang Xiuqing pertama kali muncul di rimba belantara ini, dia dapat merasakan keraguan dan kecemasan dari sang Raja. Keraguan ini benar-benar tidak bisa dimengerti oleh Yang Xiuqing.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.