Dunia Online

Kacang yang Keras untuk Dipecahkan



Kacang yang Keras untuk Dipecahkan

2Saat senja telah memudar, di langit hanya tersisa bintang-bintang yang tersebar. Bahkan awan merah yang terus menggantung di langit, di bawah selubung langit malam, untuk sementara meninggalkan medan tempur ini.     1

Benteng Mulan yang telah diselubungi oleh kegelapan, bagaikan hewan buas yang tertidur. Tempat ini berbaring dan menunggu di mulut lembah dalam keheningan. Ini merupakan satu-satunya waktu di mana mesin penggiling daging manusia ini akan memancarkan sedikit rasa perasaan hangat.      

Obor demi obor dinyalakan di tembok benteng, dan membentuk barisan naga api di sepanjang tembok.     

Para prajurit yang bertanggung jawab atas patroli malam hari semuanya mengenakan zirah besi dan membawa tombak panjang. Mereka berjuang menahan dinginnya angin malam. Squadron demi squadron berjalan di atas tembok benteng. Malam masih panjang, sehingga para prajurit berkumpul bersama untuk menceritakan kisah kehidupan mereka atau hanya sekedar bergosip.     

Pertempuran besar yang berakhir siang tadi jelas menjadi salah satu topik terpanas dari pembicaraan mereka. Mereka tidak pernah melihat meriam sebelumnya. Kemudian, ada juga kegagahan Jenderal Er'Lai dan kekuatan dari para prajurit Suku Barbar Gunung; masing-masing topik ini sudah cukup untuk membangkitkan minat mereka.     

"Batang besi bundar itu ternyata begitu luar biasa. Terlebih lagi, bola besi yang dilontarkannya bahkan dapat meledakkan tembok benteng hingga berlubang. Aku tengah berjaga di atas tembok dan nyaris mati ketakutan."     

"Er'Gouzi, kau ini benar-benar tidak berguna!"     

"Haha!"     

Para prajurit lain disekitarnya langsung tertawa. Malam ini sangat panjang dan berat, karena itu memiliki sesuatu untuk digoda membuat suasananya terasa lebih ringan     

Wajah prajurit muda yang dipanggil Er'Gouzi itu dalam sekejap memerah. Dia merasa begitu kesal hingga punggungnya langsung menjadi tegak, dia lalu membalas, "San'Pizi, jangan menyombong di depanku. Kenapa kau tidak pergi dan mencobanya sendiri? Hantaman dari bola besi itu sudah cukup untuk membuat seseorang menjadi tuli, dan telingaku masih berdenging hingga saat ini."     

"Baik, akan kucoba, siapa takut!" San'Pizi tidak terlalu tua, tapi dia memang orang yang keterlaluan. Penuh dengan keberanian, dia memukul dadanya, "Besok, aku akan memohon untuk dipindahkan ke sana sebagai pasukan pertahanan."     

"Hebat!"     

Para prajurit di sekitarnya ikut bersorak.     

Ketika San'Pizi mendengar reaksi mereka, dia menjadi semakin gembira, ini seakan dia telah memenangkan sebuah pertarungan.     

"Apa kalian semua sudah dengar?"     

Tepat di saat ini, seorang prajurit menghampiri mereka dan mencoba menarik perhatian semua orang.     

"Apa?"     

"Para pejuang Suku Barbar Gunung yang tadi siang mempertahankan lubang di tembok itu sekarang dipromosikan satu tingkat oleh Panglima Utama. Tadi saat makan malam, mereka juga mendapatkan jatah daging. Mereka benar-benar diperlakukan dengan baik."     

"Haiz, hidup mereka benar-benar enak. Kapan hal bagus semacam itu bisa terjadi pada kita ya?" Prajurit muda belum pernah mengenal rasa takut, mereka hanya menginginkan hadiah dari jasa militer.     

"Kalian ini, ah!" Seorang prajurit tua berjalan menghampiri mereka, "Mereka menukar hadiah itu dengan nyawa mereka. Apa kalian tahu bahwa pertempuran tadi siang itu berjalan dengan begitu brutal? 500 atau lebih dari Suku Barbar Gunung itu telah tewas di medan tempur, bahkan setelah mereka mengenakan zirah yang berharga seperti Zirah Buren."     

"Jika kalian yang pergi ke sana, begitu kalian nongol, kalian mungkin telah mati!"     

"Eh, pak tua, jangan terlalu meremehkan kami."     

Kali ini, prajurit muda itu menjadi tidak senang. Mereka bagaikan anjing liar, saat mereka mulai memprotes prajurit tua itu. Mereka yang tidak tahu apa yang sedang terjadi mungkin akan berpikir bahwa mereka telah menerobos pasukan musuh di bawah perlindungan langit malam.     

"Benar sekali, para Suku Barbar Gunung itu memang luar biasa, tapi kami juga tidak boleh diremehkan."     

Para prajurit ikut bergabung, untuk menunjukkan keberanian mereka. Seperti kata pepatah, tidak ada nomor 1 dalam kebudayaan, tapi tidak ada nomor 2 dalam ilmu bela diri.     

Dalam kemiliteran, berbagai divisi dan berbagai jenis prajurit saling bersaing satu sama lain. Para prajurit ini juga merupakan bagian dari Legiun Naga. Sebagai bagian dari legiun sekuat ini, perangai dan kepercayaan diri mereka jelas jauh lebih tinggi dari prajurit yang lain.      

Selain dari Pasukan Pengawal Dewa Tempur, mungkin tidak ada pasukan lain yang akan membuat mereka mengaku kalah dengan suka rela.     

Ketika prajurit tua itu melihat hal ini, dia hanya bisa menggeleng, matanya bersinar dengan kilau penuh kenangan masa lalu. Jika dia mengenang masa-masanya dulu, dia juga pernah menjadi pemuda berdarah panas yang telah berjuang bersama dengan sang Marquis melalui berbagai situasi hidup dan mati. Menjadi muda memang benar-benar luar biasa!     

Sebuah suara yang tidak jelas apakah itu helaan napas atau karena kenangan tentang masa lalu bertahan di langit malam yang dingin.     

Di tempat yang tengah diceritakan oleh para prajurit itu, di sebuah lubang besar, bunyi 'ping,ping,pang,pang!' yang sangat keras terus terdengar, bahkan di tengah malam sekalipun. Berdasarkan perintah dari Panglima Utama, squadron konstruksi dari berbagai divisi mulai memperbaiki tembok benteng ini. Mereka tengah berusaha menutup lubang besar yang terbuka di tengah malam ini.      

Jika melihat ke tembok benteng itu, dapat terlihat barisan tenda.      

Benteng Mulan itu merupakan benteng militer, sehingga arsitektur yang ada pada tempat ini jelas memancarkan gaya militer yang kuat. Tenda-tenda ini terpasang dengan rapi, dan mereka terlihat sangat menarik untuk dipandang.     

Sebagai benteng yang dibangun di dekat gunung, mereka memiliki batu yang cukup. Terlebih lagi, karena kebutuhan pertempuran, benteng ini biasanya diangun dari batu dan bata hijau. Di sisilain, kayu sangat jarang digunakan di benteng ini.     

Gaya arsitektur dari seluruh benteng ini memiliki gaya militer yang jelas – kokoh, sederhana dan praktis. Bahkan region perdagangan dan region penduduk dalam benteng ini juga bukan pengecualian. Bangunan yang paling menarik di benteng ini jelas adalah markas dari Legiun Naga.     

Pasukan tidak ditempatkan di area biasa. Mereka ditempatkan di sebuah menara batu setinggi lima lantai. Jika naik ke lantai tertinggi dari menara ini dan melihat ke sekeliling, maka pemandangan seluruh rimba belantara bagian utara dapat terlihat dengan jelas.      

Kantor Baiqi dibangun di lantai ini. Jelas ini juga menjadi pusat komando dari seluruh pasukan.     

Langit malam benar-benar berwarna hitam kelam. Namun, cahaya dari ruangan Baiqi terus menyala dengan terang. Para bawahannya juga mengetahui dengan jelas bahwa panglima mereka adalah seorang maniak bekerja.      

Saat ini sudah masuk tengah malam, dan seluruh benteng benar-benar sunyi senyap. Tepat di saat ini, suara langkah kaki terdengar di lantai, dan memecah kesunyian malam. Tidak lama setelahnya, seorang perwira Divisi Intelijen Militer berjalan masuk ke dalam ruangan Baiqi lalu membungkuk.     

"Panglima!"     

"Bagaimana? Apa dia mau mengatakan apa pun pada kita?"     

Baiqi telah mengubur kepalanya di mejanya, dan tengah menulis laporan pertempuran hari ini. Dia telah siap untuk mengirimkannya pada sang Marquis yang berada ribuan mil jauhnya. Melihat perwira intelijen masuk ke ruangannya, Baiqi meletakkan kuasnya dan menanyakan hal ini, sembari mengangkat kepalanya dari meja.     

"Tidak, dia benar-benar keras kepala, dan tidak peduli bagaimanapun kita menyiksanya, dia tidak mau mengatakan satu patah kata pun." Orang keras kepala yang dimaksud ini jelas adalah Li Xiucheng, yang telah ditangkap siang tadi.     

"Benar-benar kacang yang sulit dipecahkan!"     

"Aku telah gagal. Mohon panglima memberikan hukuman!"     

Baiqi tidak berbicara banyak, tapi ini sudah cukup untuk membuat perwira intelijen itu ketakutan. Jelas, dia mengira bahwa Baiqi merasa tidak senang dengan hasil kerja mereka. Jika Baiqi tidak senang, maka jelas dia tidak senang pada kinerja Divisi Intelijen Militer dan para anggotanya. Setelah berpikir sejauh ini, keringat dingin mulai terbentuk di dahi perwira itu.     

Legiun Naga memiliki total 70 ribu prajurit, dan mereka semua takut pada Baiqi. Bahkan Er'Lai dan Shi Wanshui yang merupakan dua jenderal terkenal, merasa tidak nyaman berada di hadapan Baiqi, dan mereka juga tidak berani bersikap melebihi batas. Ini bukanlah karena keganasan Baiqi tapi karena kekejamannya.     

Pada Pertempuran Zhaoqing, kekejaman Baiqi bukan hanya membuat takut para musuhnya tapi juga para sekutunya.     

"Tidak ada yang bilang akan menghukum dirimu." Kata Baiqi sambil mengayunkan tangannya, dia lalu kembali berkata, "Karena situasinya seperti itu, kurung saja orang itu."     

"Baik panglima!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.