Dunia Online

Runtuhnya Pasukan Barat



Runtuhnya Pasukan Barat

1Prefektur Kunming, Kota Harmoni     
2

Bulan ke-11, hari ke-10, pertempuran besar akhirnya berakhir. Dalam waktu 3 hari, satu hari lebih cepat dari yang telah mereka perkirakan, mereka berhasil menyatukan seluruh Prefektur Kunming. Dari pertempuran ini, nama besar dan kekuatan Aliansi Shanhai meledak dan mereka kini tidak memiliki lawan lagi.      

Setelah pertempuran ini selesai, seluruh pasukan kembali ke Kota Harmoni. Divisi Xunlong pimpinan Qin Qiong segera kembali ke Kota Xunlong begitu mereka tiba di Kota Harmoni. Bai Hua membayar seluruh biaya teleportasi mereka. Walaupun kondisi keuangan Kota Harmoni sedang ketat, Bai Hua benar-benar bersikap murah hati dan berjiwa besar.     

Divisi Luo Shixin, setelah beristirahat singkat, juga segera memasuki Prefektur Zhen An yang ada di dalam Provinsi Chunnan dan mengekor Pasukan Barat untuk menyerang Negara Taiping. Ini semua karena ada sebuah pertempuran yang akan berlangsung dan Luo Shixin tidak ingin melewatkannya.     

Untuk membayar bantuan dari Kota Shanhai ini, Bai Hua mengatur agar Zhang Liao memimpin divisi kavaleri elit untuk mengikuti mereka dan memasuki Prefektur Zhen An.      

Walaupun Penguasa lain dari keempat prefektur lain di Provinsi Yunnan tengah bersiap untuk membangun Negara-Kota Yunnan, Bai Hua tidak terlalu mencemaskan hal itu.     

Pertama, karena untuk mendirikan sebuah negara kota bukanlah hal yang mudah. Tanpa adanya pemimpin yang hebat untuk memimpin mereka, maka wajar jika situasi semacam ini akan memakan waktu hingga setengah bulan. Setelah negara kota didirikan sekalipun, pengaturan pembentukan pasukan aliansi juga membutuhkan waktu yang lama.      

Karena itulah, Teritori Harmoni memiliki waktu yang cukup untuk mencerna seluruh teritori yang telah berhasil didapatkannya.     

Setelah melalui pertempuran yang luar biasa besar selama 3 hari, Teritori Harmoni telah menahan 60 ribu tahanan perang, yang berhasil menutupi kerugian prajurit dalam pertempuran melawan Negara Taiping sekaligus. Mereka bahkan berhasil mendapatkan prajurit tambahan.     

Berdasarkan rencana Bai Hua, Teritori Harmoni akan meniru pengaturan pasukan dari Shanhai, mereka akan membangun divisi pertahanan kota, legiun perang, dan Divisi Garnisun Prefektur Kunming.     

Divisi pertahanan kota akan dipimpin oleh Hong Ying, dan pasukan ini akan bertugas untuk mempertahankan Kota Harmoni. Legiun perang akan memiliki lima divisi seperti Pasukan Shanhai dengan total 70 ribu prajurit, Zhang Liao akan menjadi jenderal bagi legiun ini. Sedangkan untuk Divisi Garnisun Prefektur Kunming, pasukan ini jelas akan digunakan untuk mempertahankan Prefektur Kunming. Bai Hua akan menggunakan pasukan besar ini untuk menghadapi Negara Kota Yunnan.     

Satu-satunya elemen negatif adalah bahwa mereka terhubung dengan prefektur yang lain, dan perbatasan mereka sangatlah panjang yang membuatnya sangat sulit untuk dipertahankan.     

Terlebih lagi, bahkan jika Negara-Kota Yunnan berhasil terbentuk, dengan kekuatan Aliansi Shanhai yang sekarang, mereka tidak akan berani untuk menyerang. Jika dilihat dari sisi lain, Negara-Kota Yunnan hanyalah sekedar aliansi pertahanan strategis.      

Mungkin dengan munculnya Negara-Kota Yunnan, banyak negara kota lain yang mulai di bangun di seluruh Cina ini. Tapi sebenarnya, hanya ada satu negara kota yang benar-benar pantas untuk disebut negara kota, dan itu adalah Negara-Kota Lingnan.      

Bahkan Negara-Kota Xiangnan sekalipun memiliki masalah yang tidak terselesaikan. Bagaimanapun juga, setiap Penguasa memiliki ambisinya masing-masing.      

Bergabung ke dalam perjanjian negara-kota memang memperkuat keamanan teritori dan mencegah Penguasa lain untuk menyerbu teritori mereka. Namun, di saat yang sama, ini juga mengurangi kesempatan bagi Penguasa yang bergabung ini untuk memperluas kekuasaannya. Dalam satu provinsi, semua Penguasa akan hidup dalam damai.     

Model seperti ini benar-benar tidak cocok dengan gaya dan cara hidup dari rimba belantara.     

Mereka yang lemah mampu menyelamatkan diri, dan mereka jelas menyukainya. Namun, kekangan ini akan membuat mereka yang kuat merasa tidak nyaman. Begitu ancaman luar berkurang, konflik internal mungkin akan berkembang dari dalam. Kecuali ada satu orang yang benar-benar memiliki kekuatan untuk menyatukan seluruh sumber daya yang ada di dalam negara kota dan menggabungkan seluruh keinginan mereka, maka sistem negara kota tidak akan bertahan lama.     

Di kehidupan Ouyang Shuo sebelumnya, hanya ada tiga negara-kota sejati di seluruh Cina ini.     

Sudah 10 hari semenjak Ouyang Shuo mengirim pasukannya ke Prefektur Xunzhou.     

Dalam 10 hari yang singkat itu, separuh Prefektur Xunzhou telah direbut. Ketiga pasukan Shanhai dengan tekad bulatnya terus menekan maju ke arah Tianjing, dan pertempuran terbesar di barat daya akan segera meledak.     

Di waktu yang sama, Pasukan Barat Negara Taiping pimpinan Shi Dakai hanya berjarak sehari lagi dari Kota Tianjing. Di belakang mereka, dua divisi kavaleri telah membuntuti mereka bagaikan hantu.     

Prefektur Zhen An tetaplah teritori dari Negara Taiping. Karena itu, kedua divisi ini masih terus berada di bawah pengawasan Shi Dakai. Namun, karena perintah dari Hong Xiuquan semakin hari semakin mendesak, Shi Dakai tidak memiliki kesempatan untuk mengurus kedua divisi ini. Menghadapi 'buntut'-nya ini, Shi Dakai hanya bisa menutup mata. Dia hanya menambahkan beberapa prajurit pertahanan di garis belakang. Kehati-hatiannya dalam menggunakan pasukan bisa dibilang biasa saja.     

Di utara Prefektur Xunzhou, Ouyang Shuo memimpin Divisi Independen Suku Barbar Gunung. Mereka sudah berhasil menjatuhkan pertahanan dari kedua terusan. Divisi Pengawal yang telah berhasil menjatuhkan kedua terusan ini tiba-tiba menghilang dari mata Negara Taiping.      

Di selatan, pasukan pimpinan Baiqi dan Han Xin masih terus bergerak maju dengan cepat. Dengan mempertimbangkan situasi ini, Hong Xiuqiuan segera menarik semua pasukan pertahanan di selatan untuk kembali ke Tianjing. Hal tersebut merupakan alasan kenapa bagian selatan dari Prefektur Xunzhou kini bagaikan lahan berburu bagi Pasukan Shanhai dan sekarang area ini sudah benar-benar hancur.     

Dengan ini, bisa dilihat bahwa Hong Xiuquan bertekad untuk menggunakan meriam dan tembok kota Tianjing untuk bertahan. Berdasarkan informasi yang mereka terima, Hong Xiuquan telah memasang 24 meriam di atas tembok Kota Tianjing. Ketika Ouyang Shuo mendengar hal ini, hawa dingin pun menjalar di tulang punggungnya.     

Ketika Shi Dakai berhasil memimpin 150 ribu prajuritnya kembali ke Kota Tianjing, maka bersama dengan 50 ribu prajurit yang sudah ada di dalam, dan juga pasukan pertahanan yang telah dipanggil kembali, Kota Tianjing akan menjadi jauh lebih aman. Siapa tahu, Negara Taiping bahkan bisa saja menghancurkan Pasukan Shanhai.     

Harus dikatakan bahwa rencana Hong Xiuquan pada dasarnya merupakan rencana tanpa cela. Satu-satunya kesalahan rencana ini adalah Hong Xiuquan telah meremehkan Pasukan Shanhai, dia telah meremehkan kekuatan pasukan intelijen dan juga pasukan Shanhai itu sendiri. Dan kesalahan inilah yang akan menyeret mereka ke neraka.     

Di malam itu juga, pasukan barat yang dinanti-nanti oleh Hong Xiuquan tidak akan pernah tiba di Tianjing.     

Ketika Ouyang Shuo mendengar bahwa meriam pertahanan telah dipasang di tembok kota Tianjing, Ouyang Shuo menyerah untuk melakukan penyerbuan kota. Menghadapi pertahanan sekuat ini, dia hanya bisa menggunakan cara yang cerdik untuk menjatuhkannya. Karena itulah, ketika pasukan barat mundur, sebuah siasat besar-besaran telah dimulai. Dan ketika mereka sudah nyaris tiba di Kota Tianjing, rencana ini telah siap untuk dijalankan.     

Malam itu.     

40 km dari Kota Tianjing lereng pegunungan membentang sepanjang beberapa kilometer. Shi Dakai memimpin pasukan barat untuk beristirahat di tempat ini. Setelah malam ini, mereka akan tiba di Tianjing besok. Harusnya saat ini, Shi Dakai sudah bisa bernapas lega. Tapi entah kenapa, dia memiliki perasaan tidak tenang yang sama sekali tidak bisa hilang dari dalam hatinya.     

Di langit malam, bintang-bintang bertebaran. Gugusan bintang yang jarang terlihat di langit kini bersinar terang di angkasa. Bulan menyelimuti seluruh kemah dengan cahaya putih yang memukau, yang menimbulkan sebuah perasaan seakan mereka berada dalam sebuah ilusi.     

Setelah berpatroli mengelilingi kemah untuk kali terakhir dan melihat bahwa semua baik-baik saja, Shi Dakai membuang kecemasannya dan kembali ke tendanya untuk tidur. Besok, sebuah pertempuran besar akan menunggu mereka. Dan saat ini, dia harus beristirahat dengan baik.     

Sejujurnya, keputusan untuk membuat Yang Xiuqing menjadi tahanan rumah telah memunculkan satu lapis ketidak sukaan di hati Shi Dakai. Negara ini mungkin terlihat damai, tapi masalah internal mereka mulai menjadi semakin buruk. Rasa persaudaraan yang mereka tunjukkan ketika pertama kali muncul di rimba belantara ini mulai mengalami perubahan setelah kemenangan mereka.      

Sepanjang penaklukannya ke barat ini, Shi Dakai sebenarnya telah bertemu dengan banyak pemain. Dia bahkan menerima beberapa Penguasa ke dalam pasukannya. Dari mulut mereka, dia memahami sejarah dari Negara Taiping. Setelah dia mempelajari semua masalah ini, perasaannya menjadi sedikit kacau.      

Apakah tragedi dalam sejarah akan terulang kembali? Shi Dakai menggeleng, dan mencoba sebaik mungkin untuk membuang semua pemikiran yang rumit ini, karena sekarang dia telah bersiap untuk tidur.     

Tepat ketika dia sudah nyaris terlelap, suara gemuruh kaki kuda terdengar seakan membelah malam. Suara ini begitu memekakkan telinga dan membuat hati orang-orang menjadi ketakutan dan tidak tenang. Bersamaan dengannya, teriakan perang dan raungan langsung terdengar.     

Shi Dakai merasa kaget, dan dengan cepat dia bangun dan keluar dari tenda. Karena dia merasa tidak tenang, dia bahkan tidak melepas zirahnya ketika dia tidur.     

"Apa yang terjadi?" Shi Dakai langsung menangkap salah satu prajuritnya dan bertanya dengan cemas.     

"Jenderal, jenderal, lihatlah!" Prajurit yang berjaga di luar tendanya ini juga merasa kaget, dia benar-benar kehabisan kata-kata sehingga dia hanya menunjuk ke luar kemah. Matanya dipenuhi rasa kaget dan takut.     

Ketika Shi Dakai mendengar hal ini, dia merasa seakan hatinya tenggelam. Dia langsung mengangkat kepalanya dan menatap ke arah luar tenda dan melihat pasukan yang berbaris rapat berada di luar kemah mereka. Pasukan ini terdiri dari kavaleri dan infanteri. Sebelum mereka menyerbu, hujan panah telah menyerang kemah pasukan barat. Selain dari itu, rentetan panah api juga telah menghujani kemah ini. Seluruh kemah mulai membara, dan langit malam pun menjadi semakin terang.      

Dengan pengalamannya, Shi Dakai tahu bahwa tidak kurang dari 10 ribu prajurit yang menyerang mereka. Terlebih, ada sekelompok bayangan yang ikut memasuki kemah pasukan barat dari belakang pasukan kavaleri yang menyerbu. Ini jelas merupakan serangan yang telah direncanakan dengan matang.     

Dengan sikapnya yang sangat waspada, Shi Dakai tidak bisa membayangkan bahwa serangan yang sebenarnya bukan muncul dari belakang tapi akan datang dari depan di mana semuanya terlihat begitu tenang dan seakan tidak akan ada masalah yang mungkin terjadi.      

Bagaimanapun juga, berdasarkan informasi yang diterima dari sang raja, area di depan pasukannya ini harusnya merupakan area yang damai. Berdasarkan logika, ketiga Pasukan Shanhai harusnya masih berjarak cukup jauh.      

Sejujurnya, ketika pasukan pertahanan selatan bergerak, kedua Pasukan Shanhai di timur dan barat hanyalah sebuah cangkang kosong.      

Pasukan yang sebenarnya diam-diam telah mundur dari mata dan telinga Negara Taiping. Kemudian, mereka berkumpul di lokasi rahasia dan setelah itu bergerak ke barat dan menunggu di rute yang akan dilewati oleh pasukan Shi Dakai. Di waktu yang sama, Divisi Pengawal yang telah menghilang kini kembali muncul.      

Dengan adanya dua legiun di tambah Divisi Pengawal, total prajurit mereka mencapai 140 ribu prajurit untuk melancarkan serangan ini.     

Rencana Ouyang Shuo adalah untuk menenggelamkan pasukan Shi Dakai tepat di luar Kota Tianjing. Dengan begitu, ini akan benar-benar mengirim musuh ke ujung jalan. Negara Taiping akan menjaga sebuah kota kosong dan mereka hanya bisa menyerah dalam damai.      

'Di waktu yang paling mustahil, berikan musuh serangan paling mematikan'. Ini selalu menjadi cara dari Teritori Shanhai untuk bertindak.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.