Dunia Online

Pertempuran Ganas di Terusan Guiping



Pertempuran Ganas di Terusan Guiping

2Bulan ke-11, hari ke-22, Terusan Guiping pagi hari.      2

Di bawah mentari pagi, 80 ribu prajurit pasukan aliansi bergerak naik dan terus berjalan dengan penuh percaya diri.      

Di depan Terusan Guiping merupakan jalan yang panjang dan sempit, dengan jalur yang berkelok-kelok. Delapan puluh ribu prajurit dibagi menjadi berbagai squadron, yang memanjang hingga berkilo-kilometer. Jika diperhatikan, maka ujung barisan ini bahkan tidak terlihat, dan gelombang hitam akan terus menekan hati mereka.     

Pasukan yang terus maju dengan penuh percaya diri ini bagaikan naga hitam, yang membelit gunung-gunung dan sungai.      

Jika dilihat lagi, maka orang-orang akan merasakan rasa kagum. Pasukan ini adalah kumpulan singa dan serigala, gabungan para pembunuh berdarah dingin.      

Di bagian terdepan pasukan ini adalah formasi pasukan yang dibentuk oleh infanteri pedang perisai. Mereka akan bertindak sebagai pasukan utama dalam penyerangan ke dalam terusan ini. Di belakang mereka adalah barisan pemanah dan pemanah busur silang.      

Karena jalan gunung ini sangatlah sempit, pasukan aliansi tidak bisa membawa senjata penyerbuan berukuran besar, mereka hanya bisa membawa tangga pendaki. Selain dari itu, mereka juga membawa pendobrak gerbang.      

Terakhir, mereka juga memiliki 10 ribu kavaleri elit. Di bagian tengah formasi kavaleri, ada seorang jenderal paruh baya yang terlihat sangat mencolok. Dia terlihat begitu teguh dan percaya diri. Dia mengenakan jubah merah, zirah perak dan helm emas. Terlebih lagi, dia juga menunggangi kuda perang khusus.      

Pria ini adalah panglima dari pasukan aliansi yang ditugaskan untuk menyerang Terusan Guiping, Panglima umum dari seluruh pasukan aliansi, jenderal terkenal di Periode Negara Berperang, Li Mu.     

Li Mu, adalah jenderal terkenal dari Negara Zhao di Periode Negara Berperang. Bersama dengan Baiqi, Lianpo, dan Wang Jian, mereka adalah 4 jenderal terkenal di Periode Negara Berperang. Selama Pertempuran Changping, Li Mu hanyalah salah satu jenderal yang baik di perbatasan utara Negara Zhao. Dia baru menunjukkan kemampuannya di dekat akhir Periode Negara Berperang.     

Li Mu awalnya berada di utara Negara Zhao, dan bertugas melawan Suku Xiongnu. Setelah itu, karena dia maju dan melawan Negara Qin, dia berhasil mendapatkan gelar Lord Wu An setelah memberikan pukulan besar pada Pasukan Qing di Yi An. Pada 229 S.M., Negara Qin berhasil memperburuk hubungan antara Raja Zhao dan Li Mu, yang membuat sang raja menarik kembali kekuasaan Li Mu atas pasukannya dan membunuhnya tidak lama kemudian. Dan orang yang menanam permusuhan ini adalah Wang Jian. Tidak bisa disangkal, Li Mu merupakan seorang jenderal terkenal yang tidak bisa diremehkan.     

Bersama dengan kemunculan Li Mu, keempat jenderal terkenal dari Periode Negara Berperang telah muncul di rimba belantara. Baiqi setia pada Shanhai, Wang Jian bekerja untuk Kaisar Qin, Lianpo berada di bawah Di Chen, dan Li Mu, majikannya saat ini masih merupakan misteri. Yang bisa diketahui hanyalah orang itu merupakan salah satu Penguasa yang tergabung dalam pasukan aliansi.     

Dengan jenderal sehebat ini memimpin pasukan aliansi, tidak heran mereka dapat merebut separuh Prefektur Guilin dalam waktu 3 hari. Mereka pada dasarnya sama sekali tidak menghadapi rintangan.      

Harus diketahui bahwa jika ingin bepergian ke seluruh Prefektur Guilin, maka dibutuhkan waktu 3 sampai 4 hari untuk melakukannya. Ini karena Guilin memiliki jalan yang sempit di jalur utara menuju ke selatan dan panjang dari arah timur ke barat.     

Li Mu menatap benteng yang ada di kejauhan itu dan tenggelam dalam pikirannya. Pemandangan yang ada di depannya ini seakan lebih dari yang telah dia perkirakan.     

Pertama, Li Mu tidak mengira bahwa pasukan dalam jumlah besar akan disimpan di dalam terusan. Secara logika, karena Negara Taiping telah menyerah, baik Shanhai ataupun Negara Taiping tidak memiliki alasan lagi untuk menyimpan pasukan di dalam terusan ini.      

Jika pasukan mereka memiliki jumlah yang banyak, kenapa mereka tidak bergerak untuk menyerbu Guilin? Semua ini merupakan misteri. Bagaimanapun juga, rencana dan pemikiran Ouyang Shuo bukanlah sesuatu yang dapat diketahui oleh orang lain.     

Kedua, Li Mu tidak mengira bahwa musuh telah menyadari keberadaan mereka. Sistem intelijen dari Shanhai benar-benar membuka matanya. Dengan ini, Li Mu mengaitkan hal ini dengan poin lainnya. Karena musuh di dalam benteng ini mengetahui keberadaan mereka, maka Pasukan Shanhai di Xunzhou juga pasti mengetahuinya. Siapa tahu, mungkin bala bantuan juga sudah berada dalam perjalanan.     

Dengan kesimpulan ini, menyerang Prefektur Guilin sudah bukan ide yang tepat. Begitu bala bantuan Shanhai tiba, Li Mu benar-benar tidak memiliki kepercayaan diri untuk berhasil menjatuhkan mereka semua sekaligus.     

"Rencanaku sepertinya harus mengalami sedikit perubahan." Gumam Li Mu, tapi ekspresinya malah menjadi semakin teguh. Tidak peduli apa pun perubahan yang terjadi, tetap tidak akan mampu menghentikan tujuan strategis mereka; mereka harus menjatuhkan Terusan Guiping!     

Walaupun Li Mu paling ahli dalam bertempur menggunakan kavaleri, tapi dia juga masih menguasai beberapa hal mengenai perang penyerbuan benteng. Ketika dua musuh bertemu di jalan sempit, hanya yang kuat yang akan bertahan.     

…     

Di dalam benteng, di atas tembok benteng.     

Ketika pasukan aliansi yang terlihat mengancam ini muncul di jalur gunung di depan Terusan Guiping, mereka menghadapi sekumpulan pasukan penjaga benteng yang berbaris dengan khidmat. Orang-orang ini telah bersumpah untuk mempertahankan tempat ini hingga mati. Saat ini, darah dari para Suku Barbar Gunung ini mulai mendidih.      

Pada pertempuran ini, mereka akan bertempur demi raja barbar yang baru, untuk membuktikan kesetiaan dan keberanian mereka. Semua kekalahan dan rasa malu akan dibasuh dengan darah dari pasukan musuh. Jasa dalam perang selalu menjadi kejayaan tertinggi bagi seorang pejuang.     

Pejabat tua Pei Ju berdiri di tengah tembok benteng ini, dan melihat ke arah pasukan besar milik musuh yang ada di kejauhan. Dia memasang wajah yang serius. Jumlah musuh telah jauh melebihi perkiraannya. Musuh 10 kali lebih besar dari mereka, jadi berapa lama mereka bisa bertahan?     

Selain dari Terusan Guiping, Pei Ju juga mencemaskan terusan lainnya, Terusan Xuanwu. Namun, bagi Terusan Xuanwu, dia sama sekali tidak bisa melakukan apa-apa. Sejujurnya, dua terusan ini tidaklah tergabung dan terpisah ratusan mil. Karena itu, Pei Ju hanya bisa berusaha sekuat tenaga untuk bertahan dan memastikan Terusan Guiping akan terus berdiri. Sedangkan untuk Terusan Xuanwu, Pei Ju juga masih belum menyerah dan tidak memanggil ke-5000 pasukan Suku Barbar Gunung dari sana.     

Bagaimanapun juga, jika Terusan Xuanwu tidak memiliki satu pasukan pun untuk melindunginya, musuh akan dapat menjatuhkan terusan ini tanpa kesulitan. Mereka bahkan dapat memutari Prefektur Xunzhou dan menyerang Terusan Guiping dari belakang. Karena itu, baik Terusan Guiping maupun Xuanwu, satu pun tidak boleh jatuh. Kedua terusan ini merupakan pintu masuk paling penting bagi Shanhai menuju ke utara. Begitu kedua pintu ini terbuka, mereka akan mengalami kekalahan besar.     

"Wuuuu!"      

Bersama dengan suara sangkakala perang, pertempuran ini pun dimulai tanpa ada tanda-tanda lain. Kedua sisi sama sekali tidak saling memancing, mereka tidak saling menghina satu sama lain. Kedua pasukan langsung memasuki kondisi pertempuran paling intens dari awal.     

Alasan kenapa Pei Ju memiliki sedikit kepercayaan diri untuk mempertahankan terusan ini adalah karena kekuatan dari Suku Barbar Gunung dan juga karena terusan ini memiliki bentuk yang sempit dan tidak cocok untuk penyerbuan skala besar. Karena itu, bahkan jika pasukan aliansi memiliki pasukan besar, mereka hanya bisa mengirimkan prajurit dalam jumlah terbatas setiap waktunya.     

Seperti kata pepatah, jika sebuah terusan hanya mengizinkan satu orang lewat setiap kalinya, meskipun kau memiliki 10 ribu prajurit, tetap saja semua akan menjadi tidak berguna. Terusan Guiping benar-benar tidak salah karena dijuluki sebagai terusan dan titik sempit yang luar biasa.     

Sekarang, mereka hanya perlu menguji kekuatan tempur dan mental dari 8000 Suku Barbar Gunung. Mereka harus bertahan dari serangan musuh yang bertubi-tubi tanpa istirahat. Begitu mereka kelelahan, kelemahan akan muncul dalam pertahanan mereka, yang kemudian bisa dimanfaatkan oleh musuh.      

Teriakan bunuh yang berat bergema ke seluruh lembah. Setiap saat, setiap detik, pasti ada orang yang terbunuh. Batch demi batch pasukan aliansi dilemparkan ke arah benteng dan akhirnya gugur. Kekuatan dari para prajurit Suku Barbar Gunung membuat pasukan aliansi terkejut. Garis pertahanan yang dibentuk oleh ke-8000 Suku Barbar Gunung mampu menghadapi hujan panah dari pasukan aliansi dengan gagah. Mereka bagaikan sekelompok Asura yang membantai musuh dengan efisien.     

Para prajurit ini terlihat dingin, tapi mata mereka dipenuhi oleh gairah. Komandan dari Suku Barbar Gunung, Shi Hu, memimpin para prajurit untuk membantai musuh dengan gagah berani. Para Suku Barbar Gunung lahir untuk bertempur, dan tidak ada musuh yang bisa membuat mereka mundur selangkah pun.     

Selama sepagian, pasukan aliansi telah mengirimkan lima gelombang pasukan, tapi semua berhasil dihancurkan. Gunung mayat setinggi satu meter mulai bertumpuk di bawah tembok benteng. Dan mirip dengan itu, di bawah basuhan hujan panah, Suku Barbar Gunung di atas tembok juga sudah menderita kerugian besar.     

Para Suku Barbar Gunung ini memang tangguh, tapi mereka terlalu gagah berani dan tidak fleksibel. Ketika mereka bertempur, mereka tidak tahu bagaimana caranya mempertahankan diri mereka dari hujan panah, hingga mereka akhirnya satu persatu pun terbunuh. Seribu Suku Barbar Gunung kini telah beristirahat untuk selamanya di Terusan Guiping ini.     

Melihat hari sudah siang, Li Mu semakin tidak ingin memberikan kesempatan para Suku Barbar Gunung ini untuk beristirahat. Prajurit yang masih memiliki energi penuh langsung menggantikan prajurit yang telah kelelahan, dan mereka kembali melancarkan serangan demi serangan. Kecepatan pertukaran pasukan ini benar-benar terlalu cepat hingga membuat orang-orang merasa kagum.     

Suku Barbar Gunung di atas tembok hanya memiliki waktu untuk minum dan menelan mantou dingin sebelum pasukan musuh kembali menggunakan tangga pendaki untuk kembali mengerubungi tembok benteng ini.     

"Saudara-saudaraku, bunuh!" Shi Hu menelan mantounya, dan kembali mengangkat Golok Tang sambil menebas kepala salah satu prajurit pasukan aliansi.      

Darah segar itu terciprat ke atas mantou milik Suku Barbar Gunung. Namun, mereka sama sekali tidak peduli, mereka bahkan tidak menghapus darah dari mantou itu dan langsung menelannya. Mereka sudah terbiasa dengan darah ketika Chiyou berkuasa.      

Melihat kejadian di depan mereka, pasukan aliansi merasa merinding. Musuh di depan mereka benar-benar bukan manusia, mereka bagaikan sekumpulan setan dari neraka. Sebelum pertempuran dimulai, mereka sudah sangat ketakutan. Namun, sangkakala perang terus berbunyi. Pasukan aliansi ini hanya bisa menggertakkan gigi dan melawan para setan ini.      

Pembantaian ini membuat langit dan bumi berubah warna. Awan merah di atas medan tempur telah berubah menjadi pusaran yang sangat besar, yang perlahan berputar. Aura pembantaian tanpa akhir dan juga energi darah yang dihasilkan kemudian terserap ke dalam pusaran ini.      

Pertempuran ini merupakan pertempuran melawan waktu dan juga pertarungan mental antara kedua pasukan. Menghadapi serangan tanpa henti, para Suku Barbar Gunung bagaikan Asura yang tidak terkalahkan. Tubuh mereka seakan dipenuhi oleh energi dan mereka sama sekali tidak merasa lelah.     

Melihat langit malam perlahan mulai naik dari kejauhan, ekspresi Li Mu menjadi semakin serius. Musuhnya kali ini jauh lebih kuat dari yang dia perkirakan. Saat ini, Li Mu bahkan memikirkan musuh lamanya, Pasukan Qin yang sangat tangguh. Pasukan Qin juga memiliki kekuatan setangguh pasukan ini.     

"Aku benar-benar tidak menyangka bahwa ada sebuah pasukan darah besi seperti ini di rimba belantara." Li Mu menghela napas dan memerintahkan pasukannya untuk mundur dan bersiap untuk pertempuran besok.     

Setelah seharian bertempur, walaupun pasukan aliansi telah menderita kerugian besar, dan kehilangan 25 ribu prajurit, berdasarkan estimasinya, pasukan di dalam benteng juga telah kehilangan separuh dari anggota mereka. Sekarang bagaimana cara 4000 pasukan yang tersisa ini menghadapi serangannya besok? Jika semua berjalan lancar, maka mereka akan mampu merebut Guiping besok siang.     

Tekad Li Mu tidak pernah seteguh ini. Teritori Shanhai merupakan naga raksasa yang baru akan naik ke langit. Mereka harus memberikan pukulan telak sebelum naga ini mampu melebarkan sayapnya. Jika tidak, maka tidak akan ada teritori di region barat daya ini yang akan selamat.     

"Bahkan jika kau adalah seekor naga, kau harus berlutut!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.