Dunia Online

Umpan yang Kejam



Umpan yang Kejam

2"Sedang untuk pasukan lama yang kalian pimpin sebelumnya." Ketika Ouyang Shuo mulai membahas masalah ini, dia segera menyadari bahwa keenam jenderal yang baru saja menjadi tenang kembali menjadi tegang. Dia hanya tertawa di dalam hatinya dan kemudian berkata, "Memindahkan mereka semua menjadi pasukan kalian jelas merupakan hal yang mustahil, tapi aku akan memastikan bahwa pada divisi baru kalian, setidaknya separuh pasukan akan terdiri dari prajurit kalian yang lama. Bagaimana kalau begitu?"      0

Dua janji Ouyang Shuo bisa dibilang telah menunjukkan ketulusannya. Karena itu, para jenderal yang ada di sana pada dasarnya tidak memiliki alasan untuk menolaknya.     

"Paduka telah memperlakukan kami dengan baik. Kami akan selalu setia kepada paduka hingga mati!" Hu Yihuang dan Qin Ri Gang bisa dibilang merupakan jenderal yang cukup setia pada Ouyang Shuo dan mereka segera berdiri di waktu yang tepat untuk menyatakan kesetiaan mereka.     

"Kami akan selalu setia kepada paduka hingga mati!" Mengikuti contoh dua jenderal sebelumnya, jenderal pasukan pertahanan lokal Yang Fuqing juga menyatakan sumpah setianya. Yang Fuqing menyadari dengan jelas situasi yang tengah dihadapinya. Terlebih lagi, kedua janji Ouyang Shuo sebelumnya juga telah memenuhi apa yang dia inginkan. Yang lebih penting lagi, dia saat ini memimpin kurang dari 10 ribu prajurit. Jika dia bisa menjadi seorang mayor jenderal maka itu merupakan kenaikan pangkat bagi dirinya. Jelas dia merasa gembira.     

Ketika Ouyang Shuo melihat mereka menyuarakan sumpah setianya, dia langsung mengangguk. Jika waktunya tepat, menjadikan Yang Fuqing sebagai jenderal sebuah Divisi Garnisun juga merupakan hal yang mungkin saja dilakukan. Ini akan bisa dianggap sebagai sebuah imbalan bagi dirinya.     

Hanya Lin Qi Rong, Shi Zhenji dan si rubah tua Ceng Tianyang yang masih tersisa. Ketiganya saling menatap satu sama lain. Jelas, mereka tidak menyangka bahwa situasi mereka akan menjadi seperti sekarang. Menghadapi kondisi yang sangat baik ini, jika mereka berani menentang Ouyang Shuo maka ambisi di hati mereka akan terungkap olehnya dengan jelas.      

Setelah beberapa waktu, ketiganya terpaksa harus menahan diri, mereka pun berlutut dan bersumpah setia pada Ouyang Shuo. Walaupun mereka bersumpah setia secara terpaksa, wajah Lin Qi Rong dan Ceng Tianyang tidak memiliki ekspresi yang aneh sama sekali; mereka bahkan terlihat seakan hatinya telah tersentuh dan penuh rasa syukur.      

Ouyang Shuo duduk kembali di singgasana penguasa dengan wajah yang gembira, dia pun tertawa dan di dalam hatinya memandang rendah kedua aktor yang menghayati peran mereka dalam-dalam. Keduanya mungkin tidak tahu bahwa Divisi Intelijen Militer telah lama menyadari niat buruk mereka.     

Sejujurnya, perasaan dingin dan gembira kini mulai muncul di hati Ceng Tianyang. Dia tidak pernah mengira bahwa Marquis Lianzhou, yang sekarang tengah berdiri di depannya, berani membayar harga semahal ini untuk merekrut pasukan lama mereka.      

'Dia benar-benar tolol', seru Ceng Tianyang di dalam hatinya     

Awalnya, dia masih berpikir untuk memulai badai di dalam Kota Tianjing, dan memimpin pasukan mereka untuk menyerang kediaman Lin Fengxiang untuk membunuh sang Marquis dan membalaskan dendam dari Hong Xiuquan. Namun sekarang, dia untuk sementara mengurungkan niat itu.     

Ouyang Shuo telah menjanjikan posisi mayor jenderal pada dirinya, dan dia juga dapat mempertahankan separuh pasukan lamanya. Sebagai hasilnya, dia dapat menggunakan kesempatan ini untuk menyusup ke dalam Pasukan Shanhai. Ini benar-benar merupakan kesempatan pemberian langit. Dengan ini, dia dapat memainkan berbagai macam trik lainnya.     

Entah itu menyebarkan ajaran agamanya di dalam Pasukan Shanhai untuk merekrut pengikut dan memperluas kekuatannya, ataupun memberikan serangan mematikan bagi Shanhai di saat pertempuran penting, kedua hal ini jelas merupakan ide yang sangat menggoda bagi dirinya. Hanya dengan berpikir seperti ini saja telah membuat dirinya bersemangat.     

Jika dibandingkan, maka membunuh Ouyang Shuo begitu saja terlihat begitu membosankan. Karena itulah, bagi Ceng Tianyang, tindakan Ouyang Shuo ini sama saja dengan mengundang serigala untuk masuk ke dalam kamar. Hanya dengan pikiran seperti ini saja telah membuat Ceng Tianyang menjadi sangat gembira.      

Ceng Tianyang dan Lin Qi Rong saling bertukar pandang dengan cepat. Mereka tahu mengenai apa yang ada di kepala mereka masing-masing tanpa perlu mengucapkannya.     

….     

Jika dibilang bahwa Ceng Tianyang dan Lin Qi Rong tengah bersandiwara, maka ekspresi Shi Zhenji malah terlihat aneh, seakan ini adalah campuran rasa bingung dan tidak senang. Berbeda dengan saudara satu klan-nya, Shi Dakai, Shi Zhenji merupakan jenderal muda yang penuh dengan ambisi. Sejujurnya, sebelum rapat ini dimulai, dia memiliki kesan yang sangat buruk terhadap Marquis Lianzhou ini karena perasaan tidak suka yang dia miliki terhadap Yang Xiuqing.      

Sebelum ini, Ceng Tianyang diam-diam telah mencoba menguji apa yang dipikirkan oleh Shi Zhenji mengenai kondisi saat ini. Rubah tua itu telah menunjukkan keinginannya untuk memulai kudeta ketika sang Marquis tiba di Kota Tianjing.      

Shi Zhenji sama sekali tidak menunjukkan ketertarikan ataupun reaksi terhadap pengujian yang dilakukan oleh Ceng Tianyang. Ini berarti bahwa dirinya tergoda untuk melakukan hal itu, hanya saja dia belum memutuskan untuk bertindak.      

Ceng Tianyang si rubah tua ini benar-benar sangat cerdik, sehingga dia segera memahami pemikiran Shi Zhenji. Baru-baru ini, Ceng Tianyang telah meningkatkan intensitas pertemuannya dengan Shi Zhenji. Awalnya, Shi Zhenji benar-benar nyaris berhasil diyakinkan oleh Ceng Tianyang. Tidak disangka, rapat hari ini telah merubah sepenuhnya kesan Shi Zhenji terhadap sang Marquis.     

Sejujurnya, Shi Zhenji sangat penasaran dengan Penguasa yang belum pernah ditemuinya ini. Dia sangat ingin mengetahui orang macam apa yang bisa memimpin pasukan sekuat ini dan berhasil menghancurkan Negara Taiping ini.     

Selama rapat kemarin, Shi Zhenji hanya memperhatikan sang Marquis dari kejauhan. Saat itu, Ouyang Shuo terlihat luar biasa lembut dan hangat, yang merupakan hal yang tidak menarik bagi jenderal seperti dirinya. Saat dia berhasil melihat sosoknya dari dekat hari ini, Shi Zhenji telah mendapatkan pemahaman baru terhadap sosok Ouyang Shuo.      

Walaupun pria yang tengah duduk di singgasana penguasa ini masih sangat muda, umurnya yang muda ini sama sekali tidak mencerminkan dirinya. Dia duduk di sana dengan postur sekokoh gunung, dan memiliki semacam aura dan kegagahan yang membuat orang merasa takut untuk melakukan hal bodoh di depannya. Ini juga termasuk bagi para jenderal ini.     

Walaupun Ouyang Shuo tidak terlalu banyak bicara, semua hal yang terjadi pada rapat ini terus berada di dalam kendalinya. Dua janjinya juga tidak diragukan lagi telah berhasil membuktikan bahwa dia juga memiliki hati yang lapang, dan ini juga berarti dirinya adalah seorang Penguasa ambisius yang memiliki baik pesona maupun kemampuan untuk bersiasat. Shi Zhenji tidak bisa menahan dirinya dan mulai membandingkan Marquis Lianzhou ini dengan Raja Hong Xiuquan. Dalam perbandingan ini, siapa yang lebih baik dapat diputuskannya dalam sekejap.     

Ketika Shi Zhenji masih berada dalam Pasukan Negara Taiping, dia pernah mendengar saudara satu klan-nya Shi Dakai berbicara bahwa dirinya tidak menyetujui beberapa keputusan sang raja. Namun, karena raja telah memberikan perintah, Shi Dakai tidak memiliki pilihan selain menurutinya. Shi Zhenji juga merasa bahwa raja sebelumnya terlalu senang bersiasat dan terlihat palsu. Sejujurnya, orang itu hanyalah penipu yang tidak memiliki hawa seorang raja. Terutama jika dibandingkan dengan pria yang sekarang ada di hadapannya, kekurangan raja terdahulu menjadi semakin terlihat jelas.     

Karena itulah, Shi Zhenji yang sekarang merasa gundah. Saudara satu klan-nya itu bahkan telah menyia-nyiakan potensi dan masa depannya bahkan mimpi dan ambisinya untuk raja terdahulu, apakah itu sepadan?     

 Ini mungkin bukanlah hal yang ingin dilihat oleh Shi Dakai. Shi Zhenji memiliki perasaan bahwa Pasukan Shanhai mungkin adalah tempat paling ideal bagi dirinya.      

Semua pemikiran ini terjadi tepat ketika dia tengah menyatakan sumpah setianya. Saat itu, dia tidak bisa memastikan berapa besar kesetiaannya dan seberapa besar dari kesetiaan itu yang merupakan sebuah kepura-puraan.     

….     

Setelah keenam jenderal selesai memberikan sumpah setia mereka, Ouyang Shuo segera mengumumkan masalah pengaturan pasukan yang baru secara spesifik. Resimen 1 Divisi Pengawal akan mengawal 30 ribu prajurit pasukan pertahanan kota yang dipimpin oleh Lin Qi Rong dan Yang Fuqing menuju Benteng Mulan untuk diatur ulang. Ke-30 ribu prajurit ini akan membentuk pasukan garnisun, dan bergabung dengan Divisi Garnisun lainnya.      

Dua puluh ribu prajurit pimpinan Hu Yihuang dan Shi Zhenji akan dibagi menjadi dua. Hu Yihuang akan memimpin 10 ribu prajurit ke barat untuk bergabung dengan Legiun Naga yang tengah menyapu Prefektur Zhen An. Dan Resimen 2 Divisi Pengawal akan mengawal 10 ribu prajurit yang akan dipimpin oleh Shi Zhenji ke arah Benteng Bunga Layu yang tengah dalam masa pembangunan untuk diatur ulang.      

Rencana ini terlihat biasa saja. Namun, hal ini sebenarnya telah direncanakan dengan matang. Hu Yihuang adalah jenderal yang bisa dipercaya. Karena itu, dia dikirim ke Zhen An yang tengah berada dalam kondisi relatif kacau. Di sisi lain, Shi Zhenji merupakan elemen yang sedikit tidak pasti, jadi dia diatur untuk masuk ke dalam Legiun Macan Tutul.      

Bagaimanapun juga, seluruh Prefektur Xunzhou sekarang telah berada dalam kendali Shanhai, sehingga walau hanya ada satu resimen yang mengawal ereka, jika Shi Zhenji berani macam-macam, dia tidak akan bisa menimbulkan gelombang apa pun.     

Dan melihat ekspresi Shi Zhenji yang sekarang, selama Ouyang Shuo memanggilnya untuk bicara empat mata dengannya, dia mungkin akan berhasil merekrut jenderal muda ini secara penuh. Ouyang Shuo merupakan orang yang sangat menghargai orang berbakat.     

Mirip dengan itu, Qin Ri Gang akan memimpin 25 ribu prajurit Kota Tianjing menuju Prefektur Zhen An bersama dengan Hu Yihuang untuk bergabung dengan Legiun Naga. Sama seperti sebelumnya, Ouyang Shuo juga telah mengatur Resimen 3 Divisi Pengawal untuk mengawal mereka.      

Ini bukan karena Ouyang Shuo tidak mempercayai Qin Ri Gang, tapi dia takut bahwa ke 25 ribu prajurit ini akan membuat masalah. Karena itulah dia menyiapkan satu resimen Divisi Pengawal untuk berjaga-jaga     

Sedangkan untuk Ceng Tianyang si rubah tua, dia memimpin 25 ribu prajurit yang tersisa dari Pasukan Kota Tianjing menuju Benteng Bunga Layu untuk diatur ulang. Kali ini, Ouyang Shuo telah mengatur agar Resimen 4 dan 5 bertindak sebagai pengawal.      

Ouyang Shuo masih belum siap untuk mengurus Ceng Tianyang di Kota Tianjing. Namun, ketika dia tiba di Benteng Bunga Layu, apa pun yang akan terjadi kepada Ceng Tianyang bukan urusan Ouyang Shuo. Ouyang Shuo yakin bahwa Han Xin tidak akan mengecewakan dirinya.     

Saat ini, 100 ribu prajurit Pasukan Taiping telah bergerak keluar dari Kota Tianjing.      

Ouyang Shuo telah memberikan waktu dua hari untuk mereka berkemas. Dua hari ini merupakan waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkan segalanya. Ini juga ujian terakhir bagi para pemberontak di dalam pasukannya. Bagaimanapun juga, begitu mereka meninggalkan Kota Tianjing, maka tidak semudah itu bagi mereka untuk membuat masalah.      

Keenam jenderal ini jelas tidak keberatan terhadap penawaran Ouyang Shuo ini. Saat ini, rapat militer pun telah secara resmi berakhir. Melihat bayangan punggung orang-orang yang mulai menghilang, Ouyang Shuo mulai menyeringai dingin.     

Hari ini, Ceng Tianyang dan yang lainnya benar-benar 'bersikap baik' karena mereka takut untuk membongkar ambisi dan niat mereka, tapi yang terpenting, kedua janji Ouyang Shuo membuat mereka tergoda. Mereka mungkin tengah berpikir untuk menggunakan kesempatan ini untuk menyusup ke bagian dalam dari Teritori Shanhai.     

Sayangnya, mereka tidak tahu bahwa ini semua hanyalah umpan yang telah dipasang oleh Ouyang Shuo. Begitu mereka menggigit umpan ini, mereka tidak akan bisa lolos.     

Ouyang Shuo telah menyiapkan rencana seperti ini karena mereka tidak tahu perbedaan antara sistem militer dari Negara Taiping dan Shanhai.     

Di dalam Negara Taiping terdahulu, seorang komandan memiliki kekuasaan yang besar. Mereka bisa membentuk prajurit kepercayaan mereka sendiri, menunjuk jenderal dari pasukan mereka, dan juga mempersiapkan perbekalan untuk misi mereka.      

Ini sama saja dengan mengatakan bahwa selama mereka mengikuti perintah sang raja, semua hal lain akan bergantung pada setiap jenderal. Satu kalimatnya saja dapat mengirim orang-orang menuju liang kubur mereka. Jika dibandingkan, Shanhai memiliki sistem militer yang jauh lebih sempurna dan ketat, yang menahan serta mengendalikan semua jenderal yang dimilikinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.