Dunia Online

Kembali Mendiskusikan Senjata Api



Kembali Mendiskusikan Senjata Api

0Setelah dia berjalan keluar dari Rumah Berdoa Perak, Ouyang Shuo berbalik dan meninggalkan kota raja lalu bergerak menuju region selatan Kota Shanhai. Region selatan ini merupakan region kemiliteran.     
3

Sebulan telah berlalu semenjak Pelindung Ular Hitam menemukan Kitab Petunjuk Pembuatan Senjata Api Dinasti Ming di istana raja. Siapa yang tahu tahu bagaimana perkembangan penelitian Lin Mo sejak waktu itu. Karena Ouyang Shuo telah kembali ke Kota Shanhai, dia jelas harus pergi dan memeriksanya. Karena senjata api melambangkan tingkatan tertinggi dan juga arah utama dari teknologi senjata masa depan mereka.      

Senjata api Dinasti Ming memiliki dua jenis. Pertama, pistol dan senapan kopak; mereka memiliki ukuran yang kecil dan biasanya dilengkapi oleh peluru besi ataupun timah dengan jarak tembak dua hingga tiga ratus langkah. Jika dihitung dalam meter, jarak tembak maksimal kedua jenis senjata itu berada di sekitar dua hingga tiga ratus meter.      

Dari jenis pistol, yang lebih terkenal adalah Pistol Tiga Laras, Pistol Guaizi, Pistol Lianzi, Pistol Petir, dan Wulei Shenji. Di antara semua pistol ini, yang harus dibahas adalah Pistol Guaizi.      

Pistol ini merupakan pistol dengan sistem senapan kopak dengan gagang melengkung yang bisa menembakkan peluru secara berturut-turut. Pistol ini memiliki panjang 37,5 cm dan sistem pengisian ulang yang mirip dengan pistol barat. Pistol ini bisa menembakkan tiga tembakan secara berturut-turut dalam jarak 150 meter. Dinasti Ming menggambarkan pistol ini sebagai pistol yang dapat menandingi pistol barat dalam puluhan ribu pertempuran.      

Jenis kedua adalah dari senjata api ini adalah senjata api yang dipasang pada sebuah rangka, yaitu meriam besar. Jenis meriam ini menggunakan batu besar, besi, timah atau benda apa pun yang kokoh sebagai amunisi. Sejumlah kecil dari meriam ini akan dilengkapi oleh peluru ledak. Meriam-meriam ini memiliki jarak tembak beberapa ratus meter hingga dua sampai tiga ribu meter. Meriam-meriam ini biasa digunakan sebagai senjata pertahanan dan menyerbu kota, serta digunakan baik dalam pertempuran darat, air dan juga lautan. Hong Xiuquan kebanyakan hanya memfokuskan pada perkembangan senjata api jenis ini.     

Meriam yang ada di Kota Tianjing telah dikirim menuju Kota Shanhai untuk diteliti oleh Lembaga Penelitian Nomor 7.      

Jenis meriam Dinasti Ming yang lebih terkenal adalah mortir laras pendek, meriam gaya barat, dan juga Meriam Hongyi. Di antara semua jenis ini, Meriam Hong Yi juga dijuluki sebagai Meriam Jenderal. Meriam ini dibuat dengan menggunakan teknologi barat di akhir Dinasti Ming. Meriam ini memiliki trunnion dan juga jarak bidik. Meriam ini memiliki pengatur jarak dan ia juga dapat bertahan untuk waktu yang lama. Meriam yang berukuran besar memiliki berat 1,6 ton dan bisa menembak hingga 1,9 km.      

Selain dari pistol atau senapan dan meriam, terdapat juga satu jenis senjata api lagi – misil. Misil ini termasuk Misil Sebar, Gagak Terbang, dan juga Naga Api Muncul dari Air.      

Misil Gagak Terbang memiliki badan misil yang berbentuk seperti gagak dan dipenuhi peledak. Mesiu di dalamnya memiliki garis mesiu yang menghubungkannya ke dalam kotak mesiu, yang merupakan alat untuk meluncurkan misil ini ke udara. Ketika ditembakkan, sambungan mesiu ini akan menyala dan membuat bagian tengah misil terbang meluncur ke arah musuh. Kemudian, mesiu di dalam gagak akan meledak. Ini adalah senjata yang bagus untuk digunakan menyerbu benteng dan menghancurkan formasi musuh, karena meriam ini akan membantu menghancurkan pasukan musuh dan membakar kuda mereka.      

Sesuai namanya Naga Api Muncul dari Air, senjata ini sangat efektif dalam perang air. Ini merupakan misil dengan banyak sekali lapisan. Lapisan pertama dari misil ini dibungkus oleh kertas, sementara di dalam mulut naga, terdapat lapisan kedua yang meningkatkan jarak tembak dari misil ini. Misil ini digunakan selama serangan air dan memiliki jarak tembak hingga 1,5 km.     

Sepertinya senjata api Dinasti Ming memang sangat maju dan bisa digunakan dalam pertempuran sebenarnya. Namun, dibandingkan dengan standar yang berasal dari barat, mereka bahkan tidak berada di level yang sama.      

Sekarang kita bahas dulu soal pistol dan senapan.      

Pistol tiga laras, merupakan pistol atau senapan utama di Dinasti Ming, tapi jarak mematikan dari senjata ini bahkan gagal untuk mencapai 10 meter. Hanya dalam jarak 4 meter, barulah senjata ini memiliki daya bunuh yang tinggi. Terlebih, senjata ini juga tidak akurat dan hanya bisa berfungsi sebagai sebuah tongkat untuk memukul musuh jika tembakannya meleset.      

Pistol Guaizi merupakan senjata yang diambil dari negara barat. Sayangnya, keterbatasan teknologi dari Dinasti Ming berarti mereka tidak bisa menirunya dan memproduksi senjata ini. Bahkan jika mereka bisa, baik dalam hal keselamatan ataupun kekuatan, maka itu akan berkurang cukup besar.     

Pertama dari segi bahan. Dalam ilmu metalurgi, Cina jarang menggunakan besi kasar dan besi tepat. Namun, laras dari senapan atau pistol harus dibuat dari kedua bahan ini. Ini membuat orang-orang Cina kesulitan untuk membuatnya. Ini bahkan mencapai titik di mana mereka terpaksa harus menyerah. Namun, Shanhai telah memecahkan dilema ini.     

Sebelum Ouyang Shuo meninggalkan Kota Shanhai, dia sudah merencanakan pembangunan industri baja. Dan sekarang, kesepuluh pabrik baja itu telah selesai dibangun, dan mereka sudah memulai produksi baja. Departemen Keuangan juga telah menggelontorkan banyak koin emas untuk membeli ribuan unit bijih besi dan batu bara untuk mendukung kebutuhan produksi pabrik ini.     

Sekarang, mari kita bicarakan tentang meriam.      

Meriam laras pendek yang terkenal itu memiliki lubang laras yang sangat tebal karena tragedi metalurgi para orang Cina. Terlebih, meriam ini hanya bisa menembakkan bola besi bundar biasa yang seukuran sebongkah batu dalam jarak 100 meter. Jarak ini juga tidak bisa diatur dan meriam ini bahkan tidak memiliki roda.     

Meriam gaya barat merupakan meriam yang telah memudar dalam penggunaannya pada kapal dagang barat yang berukuran kecil, dan meriam ini bahkan disebut sebagai mainan yang tidak memiliki daya tempur sebenarnya. Namun, benda ini menjadi senjata api yang luar biasa ketika di tempatkan di dalam Dinasti Ming. Senjata api ini melebihi semua benda hasil teknologi termaju yang diproduksi oleh Cina di masa Dinasti Ming. Tanpa adanya orang barat yang mengajari mereka, mereka tidak akan bisa memproduksi meriam-meriam ini.      

Meriam yang dibuat oleh Cina biasanya mengalami masalah seperti laras yang meledak. Jumlah operator meriam Cina yang terbunuh oleh meriam-meriam ini bahkan sering melebihi jumlah musuh yang terbunuh oleh tembakan meriam ini. Ini jelas merupakan tragedi yang sangat menyedihkan.     

Di akhir Dinasti Ming, mereka berhasil membawa teknologi barat. Meriam Hongyi yang diciptakan pada masa itu merupakan senjata api terkuat di seluruh Dinasti Ming. Pada intinya, meriam ini tidak berbeda dengan meriam barat; ia hanya lebih besar dan memiliki jarak tembak yang lebih jauh.      

Standar Dinasti Ming dalam membuat meriam ukuran besar sangatlah rendah. Meriam-meriam ini sangat buruk dalam kualitas dan juga barang tidak berguna. Karena itu, mereka membutuhkan orang barat untuk berhasil membuatnya, tapi kualitas barang-barang mereka tetaplah buruk. Contohnya, badan meriam ini sangatlah tebal, dengan panjang 2 meter, ini merupakan sebuah meriam raksasa yang katanya dapat menembak sejauh sepuluh mil, tapi sejujurnya tembakan meriam ini hanya mencapai satu mil.      

Jika dibandingkan, Meriam Super yang dapat digerakkan di Dinasti Mogul memiliki panjang 3 meter, sementara laras meriam mencapai 20 meter. Berat meriam ini mencapai 50 ton dan memiliki jarak tembak 20 km. Di antara keduanya jelas terdapat perbedaan yang sangat jelas.     

Karena itulah, setelah Ouyang Shuo berhasil mendapatkan Kitab Petunjuk Pembuatan Senjata Api Dinasti Ming, dia tidak berencana untuk membuat setiap senjata api yang digambarkan buku petunjuk itu. Tentu saja, bagi Shanhai yang sekarang, mencapai tingkatan ini sama sekali bukan masalah sulit.      

Yang diinginkan Ouyang Shuo adalah untuk menggunakan buku petunjuk ini sebagai skema dasar untuk memodifikasi dan meningkatkan kualitas senjata api. Tujuan pertamanya adalah untuk menciptakan senjata api baru dengan standar yang sama dengan senjata api barat. Dia juga ingin menciptakan sebuah meriam jenis baru.      

Dan hanya itulah ambisinya terhadap senjata api sekarang.     

Sedangkan untuk senjata api lainnya seperti pistol atau senapan dan juga misil, dia sama sekali tidak tertarik untuk saat ini.      

Hanya dengan begitulah, Ouyang Shuo baru dapat memimpin Cina dan mencegah mereka untuk mengulang tragedi perang negara dalam kehidupannya yang sebelumnya. Dan untuk mencapai hal ini, Shanhai harus membangun sistem industri yang sempurna. Membangun pabrik baja merupakan langkah pertama dalam sistem ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.