Dunia Online

Membuat Lubang Besar



Membuat Lubang Besar

1Dalam sejarah, Yang Xiuqing telah mengambil alih kontrol dari Negara Taiping. Jika dia tidak menjadi terlalu ambisius dan tamak hingga berusaha menggantikan Hong Xiuquan, maka pencapaiannya tidak akan berakhir hanya sampai di sana.       3

Sebagai hasilnya, Hong Xiuquan yang sekarang ada di rimba belantara ini sangat mewaspadai Yang Xiuqing. Dari awal, dia telah menempatkan Yang Xiuqing di kemiliteran dan tidak ingin Yang Xiuqing memiliki peran dalam mengatur negara.     

Hong Xiuquan bisa dibilang cukup baik dalam membangun agamanya, membentuk organisasi serta menggunakan kekuasaannya. Namun, ketika membicarakan masalah menjalankan negara, dia benar-benar tidak tahu apa-apa.      

Karena itulah, ketiga prefektur di bawah Negara Taiping tidak berjalan dengan baik dalam hal perekonomian. Hanya wibawa dari Hong Xiuquan-lah yang membuat mereka tetap berkuasa.      

Orang-orang yang ada dibawah kekuasaan mereka semuanya hidup dengan sulit.      

Meskipun waktu berubah, hal itu tidak berlaku dengan sifat seseorang. Walaupun Hong Xiuquan tidak seboros di masa lalu, dia tetap menikmati hidup dalam kemewahan. Di kehidupan yang sekarang, Hong Xiuquan merupakan seseorang yang menggenggam erat kekuasaannya.     

….     

Kembali ke medan tempur, Yang Xiuqing memimpin pasukannya untuk melancarkan serangan ketiga pada Benteng Mulan.      

Di medan tempur, asap mengepul di langit.     

Hong Long!     

Tembakan meriam yang terus menghantam membuat Benteng Mulan berada di bawah tekanan yang besar.      

Pasukan selatan Negara Taiping sama sekali tidak takut akan kematian. Para prajurit dengan membawa perisai besi mereka, tanpa rasa takut, mempertahankan keempat meriam, mereka bertekad untuk membuka lubang besar di tembok Benteng Mulan.     

Sekuat apa meriam Dinasti Ming ini? Pembombardiran yang tidak ada hentinya akhirnya berhasil membuka lubang besar di sudut tembok kota sebelah timur.      

"Bidik ke arah lubang itu dan tembak hingga terbuka!"     

Perwira penanggung jawab meriam itu terlihat sangat bersemangat, saat dia melihat secercah cahaya kemenangan.      

Keempat meriam itu mulai menembak bergiliran, satu demi satu 'peluru halilintar' menghantam tembok kota, dan semakin memperlebar lubang di tembok.     

Karena kekurangan dari meriam Dinasti Ming, meriam ini cukup buruk dalam hal akurasi. Dari 4 peluru meriam yang ditembak jika ada satu yang bisa mengenai target, maka itu bisa dibilang sudah sangat beruntung.      

Pada masa Dinasti Ming, senapan ataupun meriam digunakan dalam skala besar. Namun, kenapa mereka tidak bisa menggantikan senjata dingin seperti di negara barat?     

Ada 4 alasan utama.     

Pertama, meriam harus dapat menembakkan 'peluru meriam yang mekar'– peluru yang bisa meledak. Kenapa? Karena hanya peluru meriam yang bisa meledaklah yang dapat merubah meriam dari senjata penyerbuan menjadi senjata perang terbuka yang bisa menyebabkan kerusakan dalam skala besar. Jika mereka hanya bisa menembakkan bola besi, maka kerusakan yang bisa ditimbulkan jelas terbatas. Sementara itu, peluru meriam yang dapat meledak akan melepaskan banyak sekali serpihan dan membuat kerusakan dalam area yang luas.      

Laras meriam dari 'Feibo Api Beracun' yang diciptakan pada masa Dinasti Ming dibuat dari besi tempa dan menggunakan lebih dari 10 jenis mesiu. Peluru meriam itu sendiri dibuat dari besi tuang dan mengandung racun sulfur. Setelah ditembakkan, peluru meriam ini akan melayang hingga 300 meter dan meledak, yang akan melukai orang-orang.     

Sayangnya, teknik ini tidak diteliti hingga matang pada masa Dinasti Ming, sehingga tidak tersebar dengan luas.      

Lalu pada masa Dinasti Qing, bukan saja teknik ini gagal untuk berkembang, teknologi yang sudah ada malah mengalami kemunduran. Mereka mulai menggunakan besi sebagai inti dan bahkan batu untuk menggantikan peluru meriam. Sebelum pergerakan penguatan negara dimulai, kekuatan dari meriam Dinasti Ming hanya setingkat mainan.      

Pada abad ke-19, Zuo Zongtang berlayar dan menemukan 'peluru meriam yang mekar' di Shanxi Fengxiang. Dia benar-benar dipenuhi oleh perasaan yang campur aduk, "Senjata mematikan seperti ini sudah ada di Cina dari 300 tahun yang lalu, hingga membuat seseorang memperhatikan hal ini. Bagaimana bisa kita membiarkan orang-orang kepulauan dapat menaklukan lautan, sementara kita hanya diam di tempat dan menjadi angkuh selama lebih dari puluhan tahun?"     

Pada masa Perang Opium, sifat kolot dari Dinasti Qing dalam hal persenjataan telah membuat mereka harus membayar dengan mahal. Sebelum pergerakan penguatan negara, dalam 200 tahun Dinasti Qing berkuasa, senjata panas yang mereka miliki bahkan lebih lemah dari Dinasti Ming. Dibandingkan dengan Dinasti Ming yang selalu berusaha untuk maju, dapat dilihat celah dari Kaisar Dinasti Qing.     

Kedua, meriam bukanlah senjata yang fleksibel. Karena mereka tidak fleksibel, senjata ini tidak cocok dibawa-bawa. Meriam Dinasti Ming, baik Folang Jichong yang merupakan mortar laras pendek ataupun Meriam Hongyi, tidak ada satu pun yang fleksibel.     

Walaupun mortar laras pendek berukuran tidak terlalu besar, meriam jenis ini tetap harus dipaku ke tanah sebelum ditembakkan. Meriam Hongyi juga awalnya merupakan meriam kapal dari Portugis yang memiliki berat ratusan kilogram. Karena itu, meriam ini cukup sulit untuk dibawa ke medan perang dan hanya cocok untuk digunakan sebagai alat pertahanan.     

Sebaliknya, para orang barat memiliki meriam yang cukup ringan, dan mereka bisa menggunakan kuda untuk membentuk formasi meriam dalam waktu singkat. Pasukan Ming juga memiliki kereta meriam, tapi kekuatan dari meriam yang dipasang di kereta terlalu kecil.     

Sama seperti lima meriam yang dikirimkan oleh Negara Taiping dari Tianjing. Mereka sudah menghabiskan begitu banyak waktu dan usaha untuk membawa meriam ini ke medan tempur Benteng Mulan. Jika hal ini tidak sulit, mungkin sudah akan ada sepuluh meriam atau lebih di medan tempur saat ini.     

Ketiga, mereka membutuhkan pasukan penembak yang cukup      

Bahkan jika senapan kopak memiliki kelebihan lebih besar dari busur, jangan dulu membahas senapan lontak yang dapat menembakkan empat hingga lima peluru per menit. Pada masa perang saudara di Jepang, strategi pasukan penembak tiga bagian yang digunakan Oda Nobunaga sangat terkenal di zamannya. Sayangnya, Dinasti Ming tidak pernah memiliki pasukan penembak yang cukup berarti.     

Pistol tangan berukuran besar dan kecil telah distandarisasi. Beberapa bahkan membutuhkan orang lain yang mengisi pelurunya, yang membuatnya sangat tidak praktis.      

Keempat, meriam membutuhkan kemampuan untuk mengontrol api.     

Kontrol api berarti pengaturan pada penggunaan senjata api, seperti dalam perkiraan jarak tembak dan juga teknik pengisian ulang amunisi dan bubuk mesiu. Tanpa adanya keahlian tersebut, tingkat akurasi dan kecepatan menembak hanya akan menjadi sebuah lelucon besar.     

Penembak elit harus dapat memperkirakan jarak antara mereka dan musuh sebelum menembak. Walaupun penembak dapat memperkirakan jarak melalui teleskop, jika ada metode untuk memperkirakan jarak secara langsung maka hal ini akan membuat perkiraan jarak menjadi lebih akurat.     

Di awal kekuasaan Chongzhen, Pasukan Dinasti Ming telah mulai membuat Meriam Hongyi secara massal. Namun, berbeda dengan orang barat yang menggunakan peralatan lain untuk meningkatkan akurasi dari meriam mereka, Pasukan Ming tidak memiliki peralatan semacam itu, yang selalu menjadi kelemahan dari kebanyakan para penembak Pasukan Ming.     

Setelah Hong Xiuquan mendapatkan Kitab Petunjuk Pembuatan Senjata Api Dinasti Ming, dia jelas tidak memiliki kemampuan untuk meningkatkan kualitas dari meriam tersebut. Untuk memproduksi meriam-meriam ini saja sudah cukup sulit bagi mereka. Karena itulah, keempat meriam yang digunakan oleh pasukan selatan hanya memiliki kualitas biasa saja dalam hal akurasi.     

Keempat meriam itu secara bergantian membidik dan menembak selama sepagian, tapi hanya delapan peluru meriam yang dapat menghantam lubang itu, sementara sisanya meleset dari sasaran. Hal ini membuat wajah Yang Xiuqing benar-benar berubah hitam tapi tidak ada yang bisa dilakukan olehnya untuk memperbaiki hal ini.      

Selama sepagian ini, pasukan selatan telah kehilangan 6000 prajurit lagi. Secara keseluruhan, mereka telah kehilangan 30 ribu prajurit tanpa menghasilkan kemajuan yang berarti. Memikirkan tentang surat dari Hong Xiuquan yang memerintahkannya untuk menyerbu habis-habisan, wajah Yang Xiuqing menjadi semakin buruk. Dia lalu memerintahkan pasukannya untuk terus bertahan, dan mereka tidak boleh mundur hingga berhasil menghancurkan tembok Benteng Mulan.     

….     

Di tembok kota Benteng Mulan, ekspresi Baiqi juga terlihat sangat serius. Walaupun meriam musuh masih belum berhasil, mereka tetap membuat Baiqi sangat terkejut.      

Sebagai seorang jenderal yang terlahir pada Periode Negara Berperang, dia benar-benar buta terhadap senjata api. Melihat musuh mengeluarkan monster yang mampu membuat lubang pada sebuah tembok pertahanan yang tebal, bagaimana mungkin dirinya tidak merasa terkejut?     

Ini membuat Baiqi menyadari bahwa dengan munculnya meriam ini akan merevolusi jalannya perang di masa depan. Sebagai seorang jenderal dewa, dia tidak akan puas dengan standar kemampuannya saat ini, dan dia akan terus berharap agar dirinya dapat terus berkembang. Setelah perang ini, maka sudah saatnya bagi dirinya untuk meningkatkan pengetahuannya dalam senjata api.     

Sepertinya, hanya tinggal masalah waktu sebelum musuh berhasil menjebol tembok kota. Dan melihat hal ini, Baiqi segera memerintahkan para prajuritnya untuk memindahkan 10 Kereta Penghadang Golok ke dekat area tembok kota yang sedang diserang.      

Kereta Penghadang Golok merupakan senjata pertahanan yang digunakan untuk menghadang dan menahan gerbang kota. Terdapat 20 bilah baja di kereta itu, dan ia dapat didorong ke dalam sebuah lubang. Senjata ini dapat digunakan untuk membunuh musuh sembari menghadang semua anak panah dan batu yang ditembakkan. Ini membuat musuh menjadi sulit untuk mendaki masuk. Karena itulah, Kereta Penghadang Golok ini merupakan senjata terbaik untuk menghambat musuh yang berhasil menerobos tembok kota.      

Benteng Mulan memiliki rancangan gerbang yang rumit. Bukan hanya mereka membangun dua Wengcheng berturut-turut, mereka juga menggunakan batu-batu besar untuk menutup gerbang pintu masuk utama, dan mereka harus menggunakan mesin untuk menarik batu-batu itu. Dan mesin ini telah dimodifikasi setelah para Mohist pindah ke Kota Shanhai.     

Karena itulah, bagi pasukan selatan Negara Taiping, akan jauh lebih mudah bagi mereka untuk menghancurkan tembok pertahanan ini daripada menerobos melalui gerbang.      

Satu-satunya kelemahan dari Benteng Mulan adalah tempat ini tidak memiliki Sungai Pelindung Kota.     

Sekarang setelah musuh ingin menghancurkan tembok kota, Baiqi hanya bisa memindahkan Kereta Penghadang Golok untuk meningkatkan pertahanan benteng ini.     

Selain dari itu, Baiqi juga memanggil Er'Lai dan memintanya untuk memimpin dua resimen infanteri berat dari Divisi 3 untuk bersiaga di tembok utara, yang saat ini sedang diserang habis-habisan.      

Begitu musuh berhasil menerobos masuk, sebuah pertumpahan darah yang luar biasa akan dimulai. Menghadang serangan musuh dan mempertahankan lubang di tembok kota akan menjadi kunci dalam pertempuran kali ini. Saat ini, Baiqi jelas harus menggerakkan pasukan elit-nya untuk membantu pertahanan. Dan di seluruh pasukan ini tidak ada lagi kelompok yang lebih sesuai untuk tugas ini dibandingkan resimen infanteri berat dari Divisi 3 pimpinan Er'Lai.     

Setelah merencanakan semua hal, Baiqi kembali menghela napas lega, karena dia telah mempersiapkan diri untuk menghadapi kondisi terburuk.     

…..     

Pada pukul 2 siang, perubahan terbesar di medan tempur kali ini akhirnya terjadi.     

Hong Long!     

Saat salah satu peluru meriam secara akurat menghantam lubang yang ada di tembok kota, musuh akhirnya berhasil menghancurkan tembok di sebelah timur. Dalam sekejap, pasukan selatan Negara Taiping mengeluarkan sorakan yang memekakkan telinga; ini seakan mereka telah memenangkan seluruh pertempuran ini.     

Ekspresi Yang Xiuqing juga menjadi lebih baik. Dia tahu bahwa semangat pasukannya saat ini sangatlah bagus, dan dia tidak perlu untuk terus menyerang besok. Dia segera memerintahkan pasukannya untuk melancarkan serangan yang terganas mereka melalui lubang besar di tembok kota itu. Mereka benar-benar harus memenangkan pertempuran ini.     

Pasukan terdepan adalah pasukan yang dipimpin oleh Li Xiucheng.     

"Bunuh!"     

Li Xiucheng sang jenderal muda memimpin pasukan perintis, yang merupakan infanteri paling elit di bawah kekuasaannya. Mereka langsung menyerbu ke arah lubang yang terbuka, mata mereka telah menjadi semerah darah. Pasukan ini sudah tidak peduli lagi dengan kematian.     

Dan begitu tembok kota berhasil ditembus, prajurit pasukan Shanhai dengan cepat membersihkan batu puing-puing tembok kota dan menyumbat lubang yang terbuka dengan Kereta Penghadang Golok. Pasukan infanteri berat pimpinan Er'Lai juga telah menunggu di belakang kereta ini. Luosha, yang merupakan tunggangan dari Er'Lai, langsung meraung dengan ganas; ia benar-benar bersemangat untuk terjun ke medan tempur.     

Bagian tersulit dari pertempuran antara penyerbu benteng dan pasukan pertahanan akan terjadi di lubang yang cukup sempit ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.