Dunia Online

Monster yang Luar Biasa



Monster yang Luar Biasa

3Akhirnya hari ini telah kembali memasuki senja. Satu-satunya perbedaan adalah senja hari ini terlihat sangat mengerikan; matahari tenggelam yang berwarna kemerahan dan juga awan yang semerah darah menciptakan sebuah perasaan menekan yang menyelimuti langit.      2

Jika diperhatikan, seakan langit dan bumi terselubung oleh warnah merah. Yang begitu mengguncang dan juga tragis.     

Angin musim gugur bertiup dan membawa suara berdesir yang pelan.      

Pertempuran berdarah yang terjadi di bawah tembok Benteng Mulan telah berakhir. Para prajurit Suku Barbar Gunung yang menggunakan zirah tebal tengah beristirahat di atas tembok kota, dengan napas yang terengah-engah. Bekas tebasan golok dan darah memenuhi zirah mereka.     

Tidak jauh dari mereka, lubang pada tembok kota itu dipenuhi oleh mayat yang bergelimpangan di sekitarnya. Beberapa merupakan Suku Barbar Gunung, tapi kebanyakan dari mereka adalah mayat dari para prajurit Negara Taiping. Seragam pasukan mereka yang berwarna kuning sangat mencolok di tengah medan pertempuran ini.      

Dalam ganasnya pertempuran yang terjadi siang tadi, kedua belah pihak mengerahkan seluruh kekuatan mereka dan bertempur di sekitaran lubang ini; tidak ada satu pun yang ingin mundur dari area ini. Lubang kecil di tembok kota ini telah menjadi zona yang melarang orang hidup untuk memasukinya. Siapa pun yang berani untuk masuk sama seperti orang yang melompat ke jurang yang dalam. Hanya prajurit terkuat saja yang dapat berhasil lolos dari perjuangan ini.     

Ada banyak kejadian di mana pasukan Negara Taiping telah menyerbu masuk ke dalam lubang itu dan tanpa kenal takut terus menyerang Benteng Mulan. Namun, setiap kali mereka melakukan itu, mereka selalu dipukul mundur oleh Er'Lai dan pasukan Suku Barbar Gunungnya.     

Kendali area kecil ini sudah berubah hingga lima sampai enam kali hanya dalam satu siang. Setiap inci dari tempat ini telah dilumuri oleh darah segar dari begitu banyak prajurit. Banyak noda darah yang terciprat dan melumuri tembok Benteng Mulan ini, hingga membuatnya terlihat sangat dingin di tengah sinar matahari yang terbenam.     

Ini merupakan pertempuran paling brutal semenjak perang antara dua pasukan ini telah dimulai.      

Dengan mengandalkan kegigihan dari Suku Barbar Gunung, Shanhai telah berhasil mempertahankan markas mereka ini. Bukan hanya itu, Er'Lai juga berhasil menangkap salah satu ikan kakap dari pihak musuh – wakil jenderal Pasukan Selatan, Li Xiucheng.     

Sebagai salah satu pilar dari Negara Taiping, Li Xiucheng berasal dari keluarga miskin. Ketika dia masih muda, dia akan pergi untuk mencari makanan bersama dengan orang tuanya, dan menjalani kehidupan yang luar biasa keras.     

Setelah bergabung dengan Pasukan Negara Taiping, kecerdasan dan keberaniannya dalam pertempuran telah membuat dirinya dapat dengan cepat mendaki jajaran pangkat militer Negara Taiping mulai dari posisi sebagai prajurit hingga menjadi seorang jenderal muda. Setelah kekacauan Tianjing, Chen Yucheng, Li Shixian, dan Li Xucheng membantu menenangkan situasi dan mendapatkan kemenangan melawan pasukan Jiangbei, Sanhe Dajie, dan pasukan Jiangnan. Hong Xiuquan lalu memberi gelar Raja Zhong kepada Li Xicheng.     

Setelah Tianjing runtuh, Li Xiucheng akhirnya ditangkap dan dibunuh.      

Walaupun Li Xiucheng terlihat lembut, dia merupakan orang yang memiliki tekad baja. Dari hari di mana dia terlahir di keluarga yang miskin, dia telah sangat memperhatikan penderitaan dan kehidupan para rakyat kecil, dan mengerahkan seluruh upayanya untuk membantu meningkatkan taraf hidup rakyat kecil dibandingkan mendapatkan gelar dan ketenaran. Lawan Li Xiucheng seperti Zeng Guofan, menggambarkan bahwa Li Xiucheng merupakan orang yang cerdik seperti rubah tapi juga sangat pemberani.     

Ketika Li Xiucheng memimpin pasukannya untuk menyerang lubang di tembok Benteng Mulan ini, dia menusuk terlalu jauh ke depan pasukan, dan para prajuritnya tidak bisa melindunginya. Karena itulah, Er'Lai menggunakan kesempatan ini untuk melukainya dan menangkapnya.      

Tertangkapnya Li Xiucheng ini mendorong pertempuran siang hari ini untuk masuk ke titik terpanas.     

Melihat jenderal mereka tertangkap, pasukan Li Xiucheng bahkan semakin menggila, dan mereka tanpa rasa takut terus melancarkan gelombang demi gelombang serangan. Mereka bahkan tidak mempedulikan nyawa mereka sendiri.     

Bahkan Suku Barbar Gunung yang kuat sekalipun tidak bisa menangani pasukan yang seganas itu. Jika bukan karena Er'Lai yang sama kuatnya dengan monster hingga berhasil membangkitkan semangat pasukannya, prajurit Negara Taiping pasti telah berhasil untuk menerobos masuk.     

Meski begitu, Suku Barbar Gunung tetap menderita kerugian besar. Ada total 500 pejuang elit dari Suku barbar Gunung yang akhirnya beristirahat untuk selamanya di bawah tembok Benteng Mulan, sementara prajurit negara Taiping yang terbunuh telah berjumlah hingga ribuan. Selama pertempuran di lubang tembok ini berjalan, jumlah prajurit yang gugur telah mencapai tidak kurang dari 4000 prajurit.     

Pada akhir pertempuran, hanya mayat para korban pertempuran ini saja telah cukup untuk menutup lubang di tembok itu. Prajurit Negara Taiping tidak memiliki pilihan selain untuk terus membersihkannya dari waktu ke waktu sebelum mereka kembali bisa melancarkan serangan.      

Ketika senja tiba, pasukan Li Xiucheng benar-benar telah hancur. Meski begitu, kumpulan prajurit ini masih ingin terus menyerbu ke depan. Dapat dilihat betapa berharganya Li Xiucheng bagi mereka, dan ini jelas membuktikan bahwa Li Xiucheng sangat disayangi oleh mereka hingga membuat mereka berani bertindak segila ini..     

Akhirnya, Yang Xiuqing sendiri yang harus memberi perintah agar sisa pasukan Li Xiucheng untuk meninggalkan medan pertempuran.     

…..     

"Anak-anak, bangkitlah. Panglima Utama telah berbicara. Kalian semua telah berjuang dengan baik dan harus mendapatkan imbalan!" Sebuah suara yang serak tiba-tiba memecah suasana yang sunyi dan damai ini. Tentu saja, yang berbicara ini adalah jenderal yang berjasa paling besar dalam pertempuran ini, Er'Lai.     

Monster yang luar biasa ini benar-benar tidak kenal kata takut ataupun lelah. Setelah bertempur dengan sengit selama siang hari tadi, para pejuang Suku Barbar Gunung ini telah terbaring di tanah karena kelelahan. Di sisi lain, jenderal mereka malah bersikap biasa-biasa saja. Setelah pertempuran, dia segera berlari menuju posisi Baiqi untuk meminta imbalan bagi pasukannya.      

Ketika dia kembali, senyum yang tulus terpasang di wajah Er'Lai. Karena dia telah pergi dengan terburu-buru, Er'Lai masih belum membersihkan darah di wajahnya. Senyumnya ini menggerakkan otot wajahnya dan juga darah yang telah mengering. Ketika para prajurit melihat hal ini, mereka merasa hawa dingin menerpa mereka.     

Tentu saja, para pejuang Suku Barbar Gunung ini sangat menghormati jenderal mereka Er'Lai dari dasar hati mereka. Suku Barbar Gunung adalah ras yang menghormati orang yang kuat. Dan Er'Lai merupakan perwujudan dari kekuatan. Selama pertempuran berlangsung di siang hari, tidak kurang dari 100 orang yang telah tewas di bawah tombak pisau gandanya. Tidak perlu dikatakan lagi, bahkan satu serangan kejutannya berhasil menangkap jenderal pasukan musuh. Pencapaian seperti ini membuat semua Suku Barbar Gunung menatapnya dengan kagum.     

Er'Lai memang kuat, dan dia bahkan memiliki sedikit rasa egois dan sombong, tapi dia tidak akan pernah memandang rendah para pejuang Suku Barbar Gunung ini. Sebagai hasilnya mereka juga memperlakukan Er'Lai sebagai bagian dari suku mereka. Beberapa bahkan bergurau bahwa darah Suku Barbar Gunung pasti mengalir di tubuh Er'Lai. Jika tidak, bagaimana mungkin kepribadian dan tindakannya itu begitu mirip dengan mereka.      

Bahkan terhadap Panglima Utama Baiqi sekalipun, para Suku Barbar Gunung ini tidak menunjukkan rasa hormat sebesar kepada Er'Lai.      

Namun, kali ini, mereka benar-benar terlalu lelah. Mereka begitu lelah hingga otak mereka bahkan berhenti berfungsi, dan mereka hanya ingin berbaring di sana dan tidur dengan tenang.     

Ketika Er'Lai melihat reaksi mereka, dia merasa tidak senang dan berteriak dengan suara yang menggelegar, "Hei, anak-anak, aku telah memuji kalian semua di depan Panglima Utama. Kenapa, hanya dalam satu siang saja kalian menjadi tidak punya tenaga untuk menjawab?"     

Para prajurit hanya bisa memutar bola mata mereka mendengar sindiran jenderal mereka. Melihat bahwa jenderal mereka ini masih bisa bergerak dan berteriak dengan sekuat ini, tidak ada lagi yang bisa mereka katakan untuk membantah sang jenderal.     

"Hahaha!" Memperhatikan pemandangan ini, Er'Lai menjadi gembira dan tertawa terbahak-bahak.     

Er'Lai yang sekarang bagaikan iblis besar, karena dia masih bisa tertawa dengan gembira di tengah medan tempur.      

Saat dia tertawa, dia teringat tentang sebuah hal penting dan mengumumkan, "Panglima Utama telah memberikan perintah, Resimen 1 dan 2 semuanya akan mendapatkan hadiah tingkat 6. Semua prajurit akan mendapatkan kenaikan satu tingkat. Di saat yang sama, Panglima Utama juga bahkan mengatakan akan meningkatkan jumlah makan malam kita untuk malam ini dan memberikan kalian daging panggang!"     

Kali ini, para pejuang Suku Barbar Gunung berhasil mengumpulkan kembali energi mereka, dan mata mereka semua dalam sekejap langsung menyala.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.