Dunia Online

Paduka



Paduka

0Keesokan paginya, Yingyu membawa Er Wazi untuk berterima kasih pada Ouyang Shuo.     
0

"Cui Tianqi memberi hormat pada tuan, terima kasih karena tuan telah mengadopsi hamba." Er Wazi, yang sekarang bernama Cui Tianqi, membungkuk hormat pada Ouyang Shuuo.     

Pertumbuhan anak-anak NPC lebih cepat dibandingkan dengan di dunia nyata. Ketika Cui Tianqi datang ke teritori ini, kulitnya terlihat gelap dan tubuhnya kurus. Walaupun dia telah berumur 11-12 tahun, dia benar-benar kurang gizi, karena itu awalnya dia terlihat seperti anak umur 8 tahun. Setelah hanya 8 bulan, dia telah mendapatkan gizi yang cukup, hingga tulangnya mulai tumbuh dan ditambah dengan pendidikan di sekolah, bocah yang dulu nakal ini sekarang telah menjadi remaja.     

Ouyang Shuo memerintahkannya agar dia berdiri sebelum melanjutkan, "Baik belajar ataupun berlatih ilmu bela diri, aku akan mendukungmu. Karena kau memilih ilmu bela diri, maka kau harus terus melangkah hingga ke ujung jalan ini agar dapat menjadi orang yang berguna bagi teritori. Apa kau mengerti?"     

"Hamba mengerti!" Cui Tianqi membalasnya dengan sungguh-sungguh.     

Ouyang Shuo mengangguk senang, "Sekarang beri hormat pada gurumu!"     

Tepat saat Cui Tianqi akan memberi hormat pada Song Jia, Song Jia mengangkat tangan dan menghentikannya, Cui Tianqi terlihat bingung dan tidak tahu harus berbuat apa.     

Song Jia berbalik kepada Ouyang Shuo dan mengatakan, "Wuyi, sebelum dia memanggilku guru aku juga ingin mengajari salah satu dari anak buahmu yang lain. Apa tidak apa-apa?" Di acara resmi, Song Jia sama seperti Bai Hua dan yang lainnya, akan memanggilnya dengan nama game-nya.     

Ouyang Shuo tidak mengerti apa yang sedang terjadi. "Siapa?"     

"Banxia!"     

"Kau ingin terus membiarkan Banxia melayanimu?" Ouyang Shuo hanya dapat berpikir seperti itu. Song Jia sangat sibuk mengurus perguruannya, dan tidak memiliki waktu untuk menyewa pelayan lain, dan Banxia-lah yang selama ini melayaninya.     

Song Jia menggeleng. "Aku ingin agar dia menjadi murid intiku."     

Ouyang Shuo mengerutkan keningnya, dia segera menebak apa yang sudah terjadi, ekspresinya berubah dan dia berkata dengan nada rendah. "Banxia!"     

"Tuan!" Banxia langsung maju dan membungkuk di depan Ouyang Shuo, wajahnya dipenuhi rasa takut dan cemas.     

"Katakan, apa maksudnya semua ini?" Song Jia tidak akan begitu saja mengambil Banxia sebagai murid tanpa alasan, jadi Ouyang Shuo menebak bahwa Banxia pasti sudah memohon pada Song Jia, dan karena Song Jia terlalu baik sehingga dia menyetujui permintaan itu. Dengan terjadinya hal seperti ini di Puri Penguasa, dimana jabatan dan kekuasaan selalu diperhitungkan, Ouyang Shuo tidak bisa menerimanya.     

Suasana di ruangan ini langsung menjadi sangat serius.     

Melihat Ouyang Shuo yang sedang murka, Banxia merasa sangat ketakutan dan air mata hampir mengalir di wajahnya. Dia bersujud ke tanah dan menangis, "Pelayan ini bersalah, silahkan tuan menghukumku." Tepat sesuai perkiraan Ouyang Shuo, Banxia yang mendengar Song Jia menerima Er Wazi sebagai murid inti langsung memohon kepadanya agar juga diterima.     

Desa Banxia telah dirampok oleh sekelompok bandit dan dia bertahan hidup hanya dengan bersembunyi di semak-semak. Malam itu, dia menyaksikan secara langsung keluarganya yang dibunuh oleh bandit dan benih kebencian tertanam di hatinya, membuat dia berharap suatu hari nanti dapat membalas dendam.     

Tiba di Provinsi Shanhai dan direkrut oleh Yingyu ke dalam Puri Penguasa, Banxia telah menyingkirkan niatnya untuk membalas dendam, dan ingin menjalani kehidupan yang damai di Puri ini. Siapa sangka bahwa ada perubahan yang terjadi dan pengumuman Song Jia yang mau menerima murid menyalakan kembali api kebencian di dalam hati Banxia.     

Banxia tidak berani untuk memohon pada Ouyang Shuo, karena takut Ouyang Shuo akan menolaknya. Semalam, dia mengambil kesempatan ketika sedang melayani Song Jia untuk menceritakan padanya tentang masa lalu dirinya dan memohon padanya agar dirinya diterima sebagai murid. Hati Song Jia langsung melembut dan melihat kualitas Banxia tidak terlalu buruk, dia lalu setuju dan kemudian sekarang meminta izin pada Ouyang Shuo.     

Ouyang Shuo menenangkan dirinya, dia ingin sekali menendang gadis ini keluar dari Puri Penguasa. Untunglah Yingyu maju untuk menenangkan dirinya. "Kakak tertua, melihat dia belum dewasa, biarkan dia kali ini."     

"Benar kakak tertua, mohon berikan dia kesempatan!" Kata Qing'er ikut memohon.     

Terakhir, bahkan Zisu maju dan berlutut. "Tuan, mohon berikan dia kesempatan."     

Banxia masih sangat muda dan melihat semua orang memohon ampun untuk dirinya dia benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Dia hanya tahu bahwa dirinya telah melakukan kesalahan besar dan menyulitkan semua orang, yang membuatnya lebih cemas, dia lalu menatap Ouyang Shuo dengan tatapan sedih.     

Ouyang Shuo menghela napas dan mengatakan, "Banxia tidak bekerja dengan baik dan melanggar aturan dari Puri Penguasa. Mulai hari ini dia diusir dari tempat ini dan dibiarkan kembali bebas. Mulai hari ini, dia tidak boleh menggunakan nama Puri Penguasa untuk kepentingan apapun atau dia tidak akan diampuni." Ouyang Shuo tidak memiliki pilihan lain, selain untuk tetap menghukumnya, jika tidak seperti itu bagaimana dia bisa memimpin Puri Penguasa?     

"Terima kasih tuan!" Keputusan Ouyang Shuo sama saja dengan mengizinkan Song Jia untuk menerimanya sebagai murid. Banxia merasa sangat emosional tapi juga sedikit sedih karena dia tidak bisa lagi menjadi bagian dari Puri Penguasa.     

Badai berlalu begitu saja. Banxia dan Cui Tianqi membungkuk hormat pada guru mereka dan menjadi murid inti dari perguruan Song Jia. Sebagai calon kakak tertua dari Perguruan Pedang Dongli, masa depan mereka tidak terbatas.     

Karena Banxia telah menjadi muridnya, Song Jia memutuskan untuk tidak menyewa pelayan lagi karena dia telah memiliki murid yang dapat melayaninya. Ouyang Shuo juga tidak ingin menyewa pelayan lain, jadi hanya Zisu yang tersisa untuk mengurus halaman utama.     

--------     

Gaia Tahun ke-1, Bulan ke-8, Hari ke-25     

Ouyang Shuo mengadakan pertemuan mengenai urusan pemerintahan teritori     

Sebelum para direktur dapat melapor, Sekretaris Divisi Pendidikan dan Budaya Xu Shuda berdiri dan membungkuk khidmat kepada Ouyang Shuo, "Tuan, divisi kami memiliki sebuah saran, mohon tuan menerimanya."     

"Saran apa?"     

"Saat ini, kekaisaran telah memberikan tuan gelar sebagai Marquis Lianzhou. Berdasarkan kebuyadaan kami, maka tuan harus mulai dipanggil sebagai paduka. Sehingga memanggilmu 'tuan' harus dihentikan dan semua harus mulai memanggil anda sebagai paduka, lalu para pejabat sebagai menteri, Puri Penguasa juga harus dinamai ulang sebagai Puri Marquis Lianzhou, untuk mengikuti tradisi." Xu Shuda ingin mengikuti etika tradisional.     

Jangan berpikir bahwa ini hanyalah perubahan kecil, sebenarnya ini melambangkan perubahan dalam sifat teritori ini sendiri. Sebelum diberikan gelar kebangsawanan, ketika seorang Penguasa mengambil sebuah lahan di hutan belantara ataupun di tempat lainnya, kekaisaran tidak memberikan izin mereka. Setelah menjadi Penguasa, terutama dengan pangkat Marquis yang dianugerahkan langsung oleh kekaisaran, teritori Ouyang Shuo saat ini telah menjadi teritori resmi.     

Awalnya, semua ini harusnya dilakukan tepat saat pangkat telah dianugerahkan. Sekretaris Xu baru menyadari masalah ini.     

Dalam 2 hari setelah Ouyang Shuo mendapatkan gelar resmi ini, teritori mengalami peningkatan. Kemudian Ouyang Shuo juga tinggal di Provinsi Phoenix Jatuh selama tiga hari. Xu Shuda akhirnya memutuskan untuk mengajukan hal ini pada rapat akhir bulan.     

"Benar Paduka, para bawahanmu setuju!" Fan Zhongan segera mengubah sebutannya dan berhenti memanggil tuan.     

"Benar Paduka, para bawahanmu setuju!" Tian Wenjing mengikuti.     

"Benar Paduka, para bawahanmu setuju!" Semua bangkit dan membungkuk hormat.     

Ouyang Shuo lalu berkata tanpa ekspresi, "Diizinkan!" Mulai hari ini, Ouyang Shuo selangkah lebih dekat dengan rasa sepi.     

Setelah Xu Shuda mundur, Sekretaris Divisi Penganugerahan Jasa berdiri. "Paduka, semenjak rumah bordil dibuka, banyak pejabat yang mulai menghabiskan waktu bermalas-malasan di sana. Bagaimana kita harus menindak para pejabat seperti itu?"     

Tian Wenjing segera berbicara. "Menteri ini menyarankan untuk menyelidiki dan menutup rumah bordil untuk mencegah penyebaran masalah." Tian Wenjing tidak terbiasa bersikap lembek dan memutuskan bahwa sikap keras sangat dibutuhkan.     

Ouyang Shuo menggelengkan kepalanya. "Metode seperti itu tidak bisa dilakukan, tempat itu merupakan tempat hiburan. Kita tidak dapat menutupnya atau bertindak terlalu keras. Jika kita bertindak seperti itu, kita akan membuat marah para rakyat. Di lain pihak, Sekretaris Qin juga benar, kita tidak boleh membiarkan para pejabat untuk pergi ke tempat itu. Sebarkan titah Penguasa: Selama jam kerja, jika para menteri ditemukan satu kali di rumah bordil, maka mereka akan didenda sebesar upah 3 bulan. Dua kali, dan mereka akan diskors, dan jika sampai tiga kali, maka mereka akan dipecat."     

Ouyang Shuo cukup penasaran pada rumah bordil di zaman kuno dan ingin pergi memeriksanya, namun sekarang situasi ini tidak mengizinkannya. Sebagai Penguasa, dia harus memberi contoh. Apalagi dengan adanya Song Jia, dia sudah tidak bisa lagi untuk pergi ke tempat seperti itu.     

"Baik paduka!" Jawab Qin Shijian, dia lalu mundur kembali ke tempatnya.     

Tian Wenjing lalu mendekat sekali lagi dan membungkuk. "Paduka, ada perkembangan baru dengan Suku Barbar Gunung."     

"Oh? Cepat, cepat, ceritakan padaku!" Ouyang Shuo merasa bersemangat.     

"Baru-baru ini, menteri ini telah mengunjungi beberapa suku dan mendengar hal yang sama. Berdasarkan penjabaran mereka, jauh di dalam gunung ada sebuah markas raksasa milik bandit gunung, dan mereka sering turun gunung untuk merampok para Suku Barbar Gunung. Mendengar bahwa kita memiliki pasukan yang begitu kuat, para pemimpin dari suku itu berkata jika kita dapat membantu mereka menghancurkan benteng itu, maka mereka akan bersedia untuk bekerja sama dengan kita dan mengirimkan pejuang elit mereka untuk bergabung dengan Pasukan Shanhai."     

"Benteng bandit?" Ouyang Shuo tidak mengerti kenapa hanya sebuah benteng dapat menyebabkan Tian Wenjing bersikap begitu serius, dan berdasarkan kekuatan militer dari Provinsi Shanhai, mereka dapat menjatuhkan benteng seperti ini dengan mudah.     

"Berdasarkan penggambaran mereka, para bandit ini sangatlah cerdik dan membangun benteng mereka pada puncak yang terjal. Hanya ada jalan sempit untuk mendaki ke sana, dan membuat benteng ini mudah dipertahankan dan sulit untuk diserang. Jumlah mereka juga tidak kecil. Walaupun kita tidak memiliki angka pasti, jelas mereka berjumlah lebih dari 10 ribu orang. Karena itu untuk menjatuhkannya pasti bukan hal yang mudah."     

Ouyang Shuo mengangguk. Jadi itulah alasannya, ini benar-benar tidak mudah. Walaupun Militer Provinsi Shanhai berjumlah cukup besar, lebih dari separuhnya adalah Kavaleri dan Pelaut. Hanya sekitar 4000 orang yang dapat digunakan dalam penyerangan ke benteng. Dengan orang yang sangat sedikit, Ouyang Shuo tidak terlalu yakin.     

"Pertama, hubungi Divisi Intelijen Militer. Lalu bekerja samalah dengan Suku Barbar Gunung untuk menemukan informasi detail mengenai benteng ini. Kedua, bujuk mereka untuk mengirimkan pejuang mereka turun gunung untuk dirubah kelasnya dan membentuk Resimen 3. Setelah menyelesaikan kedua hal ini, aku tidak percaya kita tidak bisa menjatuhkan benteng semacam ini."     

"Baik paduka!"     

"Hari ini, Resimen 3 masih dalam pembentukan, dan setelah selesai dibentuk, kita masih harus menyapu bersih para bandit. Karena itu, Direktur Tian harus bekerja sama dengan Departemen Urusan Militer, untuk tidak membuat para Suku Barbar Gunung merasa bahwa kita adalah pembohong. Ketika diperlukan, kita dapat mengirimkan beberapa batch beras untuk menunjukkan ketulusan kita." Ouyang Shuo sudah siap untuk memainkan kartu beras sekali lagi. Bagi para Suku Barbar Gunung, beras ini adalah penyelamat mereka.     

"Mengerti, Hamba tidak akan mengecewakan paduka!" Tian Wenjing telah menghabiskan banyak waktu untuk membangun hubungan dengan Suku Barbar Gunung, dan mengerti kelemahan mereka. Dengan janji dari Ouyang Shuo, dia lebih dari yakin dapat menyelesaikan misinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.