Dunia Online

Pengejaran



Pengejaran

0Tentu saja, Jenderal yang berada di depan Unit Pemanah merupakan Kolonel Resimen 3, Er'Lai. Tunggangannya, Luosha, akhirnya memasuki medan pertempuran untuk pertama kalinya. Bukan hanya hal ini tidak terasa aneh, Nian itu bahkan meraung dengan semangat, "Niannn!"     
0

Tekanan dari Nian membuat takut pasukan aliansi musuh hingga menjadi kacau, yang membuat mereka sama sekali tidak dapat bergerak maju.     

Er'Lai berdiri di barisan terdepan, dia menggenggam tombak pisaunya dan berdiri sebagai perisai bagi pasukan Pemanah.     

"Hadapi kematian kalian!" Er'Lai berteriak. Dia tidak merasakan rasa takut bahkan ketika dia tengah menghadapi 200 Kavaleri sendirian. Dia lalu menyerbu masuk ke tengah pasukan musuh. Dia menggunakan tombak pisaunya dan mengayunkannya dengan sempurna. Tanpa hambatan dia mengayunkan tombak pisau seberat 20 kg. Senjata itu bagaikan kait neraka, setiap ayunannya berhasil mencabut nyawa musuh, dan membuat musuh gemetar ketakutan.     

Serangan Er'Lai sangatlah efisien dan mematikan. Setelah beberapa saat, dia membuat darah dan daging berterbarangan ke segala penjuru.     

Nian itu juga bergerak mengikuti contoh yang diberikan tuannya dan melepaskan sifat haus darah serta kemampuan menyerbunya. Ia memancarkan aura keganasan dan membuat takut semua tunggangan, beberapa bahkan jatuh ke tanah hanya karena melihatnya.     

Luosha memiliki kemampuan menerjang yang mampu menjatuhkan prajurit dari kuda mereka secara langsung. Tanduknya merupakan senjata yang sangat tajam, yang dapat dengan mudah menembus zirah dari kuda perang, dan melukiskan pemandangan yang sangat mengerikan.     

Kavaleri Aliansi mengepung Er'Lai, tapi mereka sama sekali tidak bisa mendekatinya. Bahkan jika mereka beruntung dan berhasil mendaratkan tusukan tombak ke arahnya, serangan itu bahkan nyaris gagal menggores Zirah Buren miliknya. Serangan mereka gagal menghasilkan luka yang berarti bagi Er'Lai. Hal yang sama terjadi dengan zirah besi yang melindungi tubuh, kepala, dan sendi dari Luosha. Sedangkan untuk area lain, Nian itu memiliki sisik yang sama kuatnya dengan Zirah Buren.     

Serangan kuat digabung dengan pertahanan yang tidak tertembus, dan ditambah keganasan dari Nian itu sendiri, gabungan ketiga faktor ini membuat mereka menjadi tidak terhentikan. Seorang pria dan tunggangannya membuat puncak bukit kecil ini menjadi neraka dunia dalam sekejap.     

Darah segar mengalir turun dari bukit dan perlahan berkumpul menjadi aliran yang menetes ke bawah. Diantara bukit yang hijau, ada sebuah garis yang berwarna merah terang.     

Pemandangan yang mengejutkan membuat semangat para prajurit dari Resimen 3. Jenderal Agung mereka telah membuat darah mereka mendidih, dan mereka langsung menyerbu musuh dengan gagah berani.     

Di sisi lain, pasukan aliansi ini benar-benar sudah compang camping, moral mereka telah berada di titik terendah, dan mereka sudah berada di ujung tanduk.     

Komandan pasukan aliansi, Ba Dao, memiliki ekspresi putus asa saat dia menyaksikan terbantainya pasukan yang dia pimpin. Dia sama sekali tidak melihat cara untuk merubah kondisi ini. Disaat terpenting, dia meninggalkan pasukannya dan membawa sepuluh dari pengawalnya untuk kabur dari medan tempur dan berbalik untuk kabur ke timur.     

Kaburnya Ba Dao akhirnya membuat pasukan aliansi runtuh seluruhnya.     

Ketika mereka melihat komandan mereka melarikan diri, para prajurit kehilangan tekad bertarung mereka dan segera mengikuti arah kabur komandan mereka.     

Dengtai Baifeng ternganga, saat dia menatap sosok Ba Dao yang melarikan diri. Dia tidak dapat mempercayai matanya. Dia tidak bisa memahami bagaimana bisa Ba Dao yang biasanya bersikap penuh keadilan akan menjadi seorang pengecut dan membuat kesalahan mendasar seperti ini. Ketika dia melihat kekacauan yang ada di depan matanya, Dengtai Baifeng menghela napas panjang dan mundur. Setidaknya dia masih memiliki sedikit aura dari seorang pemuda terhormat, dia membantu untuk melindungi jalur pelarian bagi Ruoshui Sanqian dan pasukannya sebelum mengikuti mereka.     

Orang akan menunjukkan sifat asli mereka ketika didorong hingga ke ujung jurang. Ba Dao merupakan orang sejenis ini. Dia akhirnya menemukan bahwa dirinya tidak seberani yang dia pikir ketika situasi berubah buruk.     

Setelah dia kabur sejauh 4 km, dia akhirnya menyadari betapa besar masalah yang dia sebabkan. Dia ingin kembali untuk mengatur pasukan. Sayangnya semuanya telah terlambat.     

Kavaleri Provinsi Shanhai tanpa lelah tengah mengejar mereka. Ketika pasukan aliansi melihat bahwa usaha kabur mereka sia-sia, mereka memutuskan untuk menyerah. Bagaimanapun juga, Penguasa mereka telah membuang mereka dan para prajurit tidak lagi memiliki kewajiban lagi untuk mempertahankan nama Penguasa mereka.     

Karena mereka harus mengumpulkan para tahanan perang, mereka melewatkan jeda waktu terbaik untuk mengejar musuh, yang membuat Ba Dao berhasil lolos dari kematian. Kedua Penguasa lainnya, Ruoshui Sanqian dan Dengtai Baifeng tidaklah seberuntung itu. Unit 2 dari Resimen 2 berhasil mengejar dan membunuh mereka.     

Dengan itu, Resimen 3 dan Unit 2 dari Resimen 2 telah membunuh 820 prajurit dan menangkap 1180 sisanya. Di saat yang sama, mereka hanya kehilangan 200 orang – benar-benar kemenangan sempurna.     

Di sisi timur, Ba Dao telah berhasil kabur, tapi para Penguasa yang lain tidak seberuntung dirinya.     

Ouyang Shuo dan Unit Pengawalnya, beserta Unit 3 dari Resimen 1 mengepung Sha Pojun dan yang lainnya. Pasukan aliansi ini bahkan tidak berhasil melewati dari perbatasan Provinsi Shanhai.     

"Sha Pojun, kenapa kau ada di sini?" Tanya Ouyang Shuuo.     

Sha Pojun menjawab dengan nada membangkang, "Apa urusanmu?"     

Ouyang Shuo menggeleng dan tertawa dingin, "Itu bukanlah urusanku, hanya saja aku takut bahwa seseorang tengah diperalat oleh orang lain tanpa dia sendiri menyadarinya." Jika Heise Pifeng ingin menemukan bala bantuan, dia pasti akan meminta pada Di Chen atau Chun Shenjun. Kenapa dia malah mencari Sha Pojun? Ouyang Shuo menebak bahwa seseorang telah menyusun siasat ini dan orang tersebut ingin memperalat Sha Pojun.     

Ekspresi Sha Pojun langsung berubah, dia terlihat tidak nyaman. Namun, dia memaksa dirinya untuk tenang dan mengatakan, "Omong kosong, aku hanya merasa kau menyebalkan dan ingin menghancurkanmu. Sesederhana itu."     

"Bagus! Kau benar-benar bernyali! Aku akan mengabulkan keinginanmu untuk mati!" Ouyang Shuo tidak banyak bicara lagi dan memerintahkan, "Bunuh dia!"     

"Baik paduka!"     

Tidak ada tantangan berarti dalam perang ini, Pasukan Shanhai telah mengepung ke 200 prajurit ini dan tidak membiarkan satupun dari mereka lolos. Mereka semua menghancurkan seluruh pasukan penyerang ini tepat di perbatasan Provinsi Shanhai.     

Sebelum Sha Pojun mati, dia menatap Qiyue Wuyi dengan tatapan murka. 2000 prajurit elitnya telah tewas. Dia tidak tahu bagaimana caranya menjelaskan hal ini kepada keluarganya. Satu-satunya hiburan adalah bahwa dia tidak perlu membayar biaya teleportasi. Dia dapat membuat dirinya merasa sedikit bahagia dengan menemukan hal positif dari situasi yang seburuk ini. Kata-kata Qiyue Wuyi meninggalkan benih keraguan di kepalanya. Setelah Sha Pojun berpikir dengan keras, tindakan Di Chen memang terlihat sedikit mencurigakan.     

Heise Pifeng dapat membayangkan hasil akhir yang menunggu teritorinya. Ketika dia teringat kembali masa satu tahun yang dia lewati untuk menjalankan teritorinya, dia tidak bisa mengontrol emosinya ketika dia menyadari bahwa Provinsi Shanhai akan menaklukan teritorinya. Dia mulai memaki, "Qiyue Wuyi kau pengecut, kau hanyalah seorang tukang jagal. Kau tidak berhak untuk mewakili para pemain dari rakyat jelata."     

Ouyang Shuo tetap diam. Sejujurnya, dia sama sekali tidak memiliki rasa kesal terhadap tindakan dari Heise Pifeng. Jika posisinya ditukar, dia juga akan mengambil resiko ketika akhirnya di dorong ke jalur seperti ini.     

Pemenang adalah raja, kau mati dan aku hidup. Perang antara teritori memang sekejam itu.     

Setelah menghancurkan sisa pasukan musuh, Ouyang Shuo mengumpulkan pasukannya dan kembali ke Markas Barat.     

Ketika dia kembali, tempat ini sudah kembali berjalan dengan baik. Unit 1 dari Resimen 2, dibawah komando Sun Tengfei, telah bergegas datang untuk membantu. Namun, mereka terlambat dan tidak tiba tepat waktu untuk bergabung dalam pertempuran akhir.     

Di dalam tenda, Ouyang Shuo memanggil para jenderalnya untuk rapat militer sederhana.     

Shi Wanshui melaporkan jumlah korban dan berkata dengan pedih, "Paduka, total 1100 prajurit dari Resimen 1 telah tewas, hampir separuh dari jumlah pasukan resimen ini. Unit 2 bahkan lebih buruk lagi, mereka hanya tersisa 100 prajurit, Unit ini harus dibangun ulang."     

Setelah menyelesaikan laporan mereka, Shi Wanshui maju ke depan dan berlutut, "Resimen 1 telah kehilangan banyak prajurit, sebagai komandan dari Markas Barat, hamba tidak bekerja dengan baik. Mohon paduka menghukum hamba."     

Kelima mayor lainnya juga maju dan berlutut di belakang Shi Wanshui, "Mohon paduka memberikan hukuman."     

Mereka semua telah menderita kerugian besar karena kurangnya kewaspadaan mereka yang membuat musuh dapat menjalankan serangan mendadak. Kesalahan semacam itu, membuat para jenderal memprediksi bahwa salah seorang harus menebus kesalahan ini dengan nyawa mereka.     

Tanpa ekspresi Ouyang Shuo berkata, "Bangkitlah!"     

Mereka semua saling tatap. Mereka tetap berlutut, karena merasa takut untuk berdiri.     

"Apa ini? Apa kalian semua harus aku bantu berdirikah?" Maksud Ouyang Shuo membingungkan mereka semua.     

"Kerugian dari pertempuran ini bukanlah sepenuhnya kesalahan kalian. Bahkan aku sendiri tidak mengira musuh akan menyerbu kemari, jadi aku tidak bisa menyalahkan kalian semua untuk tidak memperkirakan hal itu." Kata Ouyang Shuo. Namun nadanya berubah, "Tapi untuk membuat pasukan ini mengalami kerugian sebesar itu, maka kalian semua harus disalahkan. Musuh mencapai markas ini dan kalian semua tidak menyadarinya, bukankah itu terlalu lambat? Seluruh Resimen harus merenungkan kesalahan sederhana ini. Kita tidak dapat menjadi terlalu angkuh dan mengira bahwa karena kita berada dalam teritori kita sendiri maka tidak akan ada masalah yang akan menimpa kita."     

"Baik paduka." Semua jenderal merasa malu.     

"Di dalam militer, semua sangatlah adil. Jika kalian berjasa, kami akan memberikan hadiah. Tapi jika kalian gagal, kami akan menghukum kalian. Upah Shi Wanshui selama setengah tahun akan dipotong, dan kelima mayor akan dipotong upahnya selama 3 bulan," Kata Ouyang Shuo mengumumkan hukuman mereka.     

"Kami berterima kasih atas pengampunan dari paduka!"     

Setelah ini, Shi Wanshui mulai membicarakan mengenai situasi para tawanan, "Paduka, kami telah menangkap 320 pemanah, 1260 Infanteri Pedang Perisai, dan 54 Kavaleri – total semuanya 1634 orang."     

Ouyang Shuo mengangguk, "Serahkan mereka semua kepada Departemen Urusan Militer dan tempatkan mereka ke dalam pasukan cadangan. Sedangkan untuk Resimen 1, setelah operasi ini berakhir, kita akan kembali memperkuat pasukan kalian."     

"Operasi?" Shi Wanshui tidak paham apa maksudnya ini.     

"Benar sekali. Musuh kita telah berani untuk menantang teritori kita, jadi mereka harus membayar dengan darah mereka. Aku akan kembali ke Markas Utama dan mengumpulkan Unit Pertahanan Kota dan Unit Dewa Mesin untuk membantu Resimen 1 menghancurkan Kota Yongye dan Guangshui. Bagaimana? Apa kalian yakin berhasil?" Kata Ouyang Shuo yang mengumumkan rencana pembalasan dendam mereka.     

Karena Kota Yongye dan Guangshui telah menghabiskan banyak prajurit mereka dalam pertempuran ini, sekarang merupakan waktu terbaik untuk menyerang. Ouyang Shuo tidak ingin memberikan waktu bagi mereka untuk kembali mengumpulkan kekuatan, ataupun membiarkan mereka untuk merekrut dan melatih pasukan baru.     

Ketika Shi Wanshui mendengar bahwa mereka akan membalas dendam, darah dari jenderal itu langsung mendidih. Kemudian dengan penuh haru dia mengatakan, "Paduka tidak perlu khawatir, kami tidak akan mengecewakan paduka!" Walaupun Resimen 1 telah kehilangan separuh pasukan mereka, dengan bantuan Unit Pertahanan Kota dan Unit Dewa Mesin, dia memiliki keyakinan penuh dapat menjatuhkan dua kota yang sudah kosong itu.     

Karena ini merupakan masa perang, rapat berakhir dengan cepat. Ouyang Shuo sementara waktu menempatkan Unit Pengawal dan Unit 1 Resimen 2 di dalam Markas Barat, dan dia hanya membawa 10 pengawal untuk bergegas kembali ke Provinsi Shanhai.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.