Dunia Online

Prajurit yang Turun Dari Langit



Prajurit yang Turun Dari Langit

0_Medan Tempur Utara, sebelum kedua pasukan mulai bertempur._     
0

Zhao Kuo membagi 150 ribu prajurit menjadi 3: Pasukan Infanteri Utama yang terdiri dari 100 ribu orang menjadi dua gelombang, bergantian setiap jamnya, dan tidak memberi kesempatan Pasukan Kemah Wang Ling ini untuk beristirahat, 50 ribu Kavaleri bertindak sebagai sayap dan berkonsentrasi untuk membunuh Kavaleri yang telah disembunyikan Wang Ling di lembah untuk menyerang mereka secara diam-diam.     

Semua orang di pasukan Zhao mengetahui dengan jelas bahwa pertempuran ini akan menghasilkan kemenangan atau kekalahan bagi kubu mereka, karena itu mereka merasa sangat bersemangat dan memiliki moral yang tinggi. Bendera Zhao Kuo berkibar di atas bukit saat 50 ribu Infanteri menerjang maju setelah mendengar tiupan terompet. Dengan dua regu pemanah memberikan tembakan perlindungan, para pasukan yang menyerbu di depan segera menggunakan papan kayu untuk menutup parit. Ketika mereka menghadapi parit api, mereka segera melemparkan lumpur dan tanah ke dalamnya, lalu menerjang maju melewatinya, tangga pendaki dan berbagai tangga kayu lainnya di tempatkan di tembok dan para pasukan menerjang ke atas.     

Dalam waktu satu jam, ketika gelombang pertama sudah sedikit lelah, gelombang kedua mengambil alih dan terus menyerang.     

Dengan pembantaian yang bagai tsunami darah ini, akhirnya setelah 4 putaran, Pasukan Kemah Wang Ling mulai terluka cukup parah. Yang lebih buruk lagi adalah 25 ribu pasukan Kavaleri yang dia sembunyikan di lembah, karena serangan 50 ribu Kavaleri Zhao Kuo, telah kehilangan kemampuan mereka untuk menyerang secara diam-diam.     

Serangan yang terus dilancarkan pasukan Zhao ditahan oleh busur silang, lemari minyak api alkemia, batu berat, dan lain-lain, tapi semua mesin besar itu akhirnya hancur dan tidak bisa diperbaiki. Untunglah, Wang Ling cukup cepat dan menyerah untuk mempertahankan sisi utara, dia lalu mengatur ulang 10 ribu Kavalerinya dan mundur ke dalam kemah, semua pasukan mereka berbalik ke selatan untuk bertahan.     

Gelombang serangan pasukan Zhao terus berjalan, serangan mereka yang tidak berhenti sepertinya tidak dapat ditahan oleh 30 ribu pasukan Qin, dan mereka nampak seakan tidak sanggup bertahan lebih lama lagi. Tepat di saat ini, teriakan 70 ribu prajurit terdengar dari sisi tembok batu, tepat pada saat pasukan Qin telah dikepung di kedua sisi oleh banjir merah.     

Wang Ling mencabut pedangnya dan melompat keluar dari parit, dia lalu berteriak, "Saudara-saudaraku! Bertempur sampai mati! Bunuh mereka!" Dalam sekejap, seluruh pasukan Qin meninggalkan mesin mereka dan keluar dari parit, mereka lalu mengayunkan pedang dan tombak sembari bertempur dari depan.     

Sayangnya, tidak peduli seberapa besarnya keberanian mereka, tetap tidak bisa mengatasi perbedaan jumlah yang besar diantara kedua pasukan.     

Untuk pertempuran ini, Di Chen dan yang lain telah bertaruh terlalu besar, membawa pasukan paling elit mereka. 40 ribu prajurit pemain bersama dengan 30 ribu pasukan Zhao yang ada di Terusan Gu bagaikan prajurit yang turun dari langit saat mereka menyerang sisi utara dari kemah tersebut.     

Sisi utara itu saat ini benar-benar tidak memiliki pertahanan, karena Wang Ling telah terpaksa untuk menyerahkannya karena tekanan dari pasukan Zhao Kuo. Melihat pasukan musuh menyerbu dari utara, mereka terlambat untuk bertahan dan sekarang terkepung.     

Panggilan darurat dari sisi utara merupakan sesuatu yang terpaksa diabaikan oleh Wang Ling karena dia sama sekali tidak berdaya. Dia hanya bisa menyaksikan sisi utara kemah tertembus oleh musuh.     

Di Chen dan yang lain berdiri di atas Terusan Gu dan melihat jalannya pertempuran, mereka semua dipenuhi oleh rasa percaya diri. Sejujurnya, pertempuran ini berjalan sesuai dengan perkiraan mereka.     

Baik itu pasukan Qin maupun Zhao, mereka sama-sama kuat dengan pasukan mereka yang dilengkapi oleh equipment elit, dan terlebih lagi keduanya sama-sama ganas dan tidak memiliki rasa takut.     

Hantaman terakhir yang akhirnya menghancurkan Kemah Pasukan Wang Ling adalah 40 ribu pasukan pemain. Mereka bagaikan singa ganas, di bawah kepemimpinan dari Zhan Lang, mereka membawa pedang dan tombak di tangan dan menyerbu tepat ke jantung pasukan Wang Ling, dan membantai mereka semua.     

Melihat prajuritnya berguguran, Wang Ling berteriak.     

Jika Baiqi merupakan pemimpin seribu prajurit, Wang Ling memimpin ratusan Kavaleri; karena itu Wang Ling telah menjadi Jenderal Kavaleri Pasukan Qin. Ketika Baiqi ingin menggunakan kartu As-nya, dia pasti akan memilih Wang Ling untuk memimpinnya karena dia sangat fleksibel dan tidak kenal takut.     

Situasi saat ini merupakan pertempuran jarak dekat, pasukan Qin hanya memiliki pilihan untuk bertempur sampai mati hingga bala bantuan tiba. Kecerdasan serta fleksibilitas Wang Ling tidak berguna sekarang.     

Ketika pasukan Huan He tiba untuk membantu, pasukan Wang Ling sudah nyaris musnah dan hanya tersisa sedikit.     

Zhao Kuo memimpin pasukan yang ada di bukit sekeliling tempat itu, dan begitu melihat bala bantuan, dia tertawa dengan dingin. Dia lalu memerintahkan pasukan dari Terusan Gu untuk terus menghancurkan pasukan Wang Ling sehingga akan membuka jalan antara pasukan utama dan Terusan Gu.     

Di saat yang sama, Zhao Kuo memerintahkan pasukan yang dia bawa untuk berbalik dan menghadapi pasukan Huan He. Setelah bertempur sepanjang pagi, 150 ribu pasukan itu masih tersisa 120 ribu prajurit. Meski begitu, dia cukup yakin dapat menghentikan Huan He.     

Zhao Kuo memerintahkan pasukannya untuk kembali ke formasi untuk bersiap menghadapi pasukan Huan He. Kavaleri untuk sementara mundur ke bagian belakang formasi dan bersiap untuk menyerbu bersama Infanteri untuk menjepit Kavaleri Huan He.     

Setelah kegagalan yang lalu, Zhao Kuo telah belajar dari pengalaman pahitnya. Rencana dan formasi darinya sangat ketat dan detail, tidak menyisakan lubang buat lawannya.     

Melihat formasi mereka, Huan He mengerutkan keningnya. Dia tahu bahkan jika dia berhasil menembus, pasukan Wang Ling mungkin telah hancur. Pilihan terbaik sekarang adalah mundur.     

Namun, begitu dia teringat bahwa Wang Ling tengah bertahan dengan keras dan juga pada sekitar seribu saudaranya yang menunggu untuk diselamatkan, Huan He hanya bisa membuang rasa cemasnya dan jalan satu-satunya hanyalah bertempur sampai mati.     

Jika Huan He hanya mengandalkan 50 ribu pasukannya, dia sama sekali tidak percaya diri akan berhasil. Tapi untunglah, dia masih memiliki 20 ribu prajurit pemain elit yang ada dibelakangnya.     

Dengan 74 ribu Kavaleri Elit melawan 120 ribu pasukan Zhao yang baru saja bertempur dengan sengit, Huan He yakin bahwa dia sanggup menyelamatkan Wang Ling.     

Terompet perang yang menandakan pertempuran sampai mati kembali berbunyi saat Kavaleri Huan He mulai bergerak menyerbu musuh tanpa rasa takut.     

Bunyi terompet perang itu terdengar ke seluruh Lembah Dongcang, dan ketika pasukan Wang Ling mendengar suara terompet itu, mereka sudah hampir menangis. Mereka tahu bahwa bala bantuan akhirnya tiba.     

Hanya Wang Ling yang mengerutkan keningnya saat dia berpikir dengan sedih. "Bala bantuan benar-benar terlambat, mereka tidak akan membuat perbedaan."     

Ketika Ouyang Shuo bergegas menuju medan tempur dan melihat situasi ini, dia merasakan hal yang sama dengan Huan He. Satu-satunya perbedaan adalah dia menyadari bahwa diantara lautan merah yang tengah menyerang pasukan Wang Ling, ada aliran berwarna hitam yang tebal. Tidak perlu dikatakan lagi, itu pasti pasukan pemain dari pasukan Zhao.     

Pemandangan yang ada di depannya ini jelas mengejutkannya. Untunglah dia telah melakukan persiapan mental, dan melihat hal ini benar-benar terjadi, dia menghela napas.     

Melihat pasukan meniup terompet perang, Ouyang Shuo tidak memiliki banyak waktu untuk berpikir dan hanya bergerak mengikuti pasukan dan menyerbu ke arah pasukan Zhao Kuo.     

Ouyang Shuo berpikir bahwa walau mereka tidak berhasil menyelamatkan Wang Ling, mereka setidaknya harus menghancurkan pasukan Zhao Kuo.     

Di saat itu, Perintah Huan He telah disampaikan. Dia memerintahkan agar Pasukan Kavaleri Pemain untuk memotong 40 ribu Kavaleri Zhao sementara dia akan memimpin 50 ribu Kavaleri untuk menyerang pasukan Zhao Kuo.     

Shi Wanshui sang komandan Kavaleri ini tidak ragu-ragu dan segera memerintahkan mereka untuk memotong 40 ribu Kavaleri musuh dari sebelah kanan.     

Ini merupakan pertama kalinya Kavaleri Shanhai bertempur melawan Kavaleri Elit. Ini merupakan waktu terbaik baginya untuk menguji pasukannya, dan Ouyang Shuo sendiri tidak tahu akan seperti apa hasilnya. Kali ini, yang memimpin penyerbuan adalah Resimen 2 Divisi 1. Jenderal Er'Lai mengendarai Luosha dan berada di depan pasukan.     

Resimen 2 merupakan Kavaleri Zirah Berat, dan dapat dibilang Kavaleri Zirah terkuat di era senjata dingin. Di bawah pimpinan Er'Lai dan Lin Yi, mereka bagaikan banjir besi yang siap menghantam musuh.     

Semenjak pasukan Zhao mulai menggunakan Kavaleri Ringan. Kavaleri telah menjadi pasukan terkuat mereka. Mereka mengenakan zirah kulit yang lebih ringan dan ketat, dan dipersenjatai dengan golok sabit.     

Dengan Kavaleri Zirah Ringan menghadapi Kavaleri Zirah Berat, terutama ketika kedua sisi memiliki jarak menerjang yang cukup, hasilnya sudah jelas.     

Resimen 2 bagaikan palu yang menghantam, yang dimana membuka sebuah jalan berdarah di tengah Kavaleri Zhao.     

Mengikuti jalur ini, para Resimen Pengawal mengikuti dengan ketat di belakang mereka dan menghancurkan Kavaleri yang berusaha untuk menghentikan Resimen 2, membuat jalan darah ini menjadi semakin lebar.     

Ouyang Shuo mengikuti tepat di sebelah Resimen Pengawal, dan menggunakan Tombak Tianmo untuk menunjukkan kekuatan dari Ilmu Tombak Keluarga Yang. Kemampuan khusus Tombak Tianmo yaitu Iblis Penghisap Darah juga aktif dan cahaya iblis berwarna kemerahan terpancar dari tombak itu.     

Melihat Marquis Lianzhou yang begitu gagah, moral Kavaleri Shanhai segera meningkat tajam.     

Bergerak menembus lubang yang terbuka, sang Jenderal Muda Luo Shixin memimpin Resimen 4 dan Resimen Independen untuk menyerbu masuk.     

Melihat pasukan Shanhai menunjukkan kekuatan mereka, Zhang Liao yang memimpin di tengah juga tidak lebih buruk, dia segera memerintahkan 14 ribu pasukan aliansi untuk mengikuti dan memperbesar keuntungan mereka.     

Dengan seperti itu, Kavaleri Elit Zhao, karena keangkuhan mereka, menerima pelajaran besar.     

Baik itu Zhao Kuo yang tengah memimpin dari bukit ataupun Huan He yang tengah memimpin pasukannya untuk menyerang, merasa terkejut setelah melihat pemandangan seperti itu. Jelas mereka tidak mengira pasukan pemain memiliki kemampuan tempur sebesar itu.     

Melihat situasi yang mulai semakin tidak terkontrol, dan kemungkinan mereka dapat berhasil menerobos dan membantu Wang Ling, jelas ini tidak diinginkan oleh Zhao Kuo. Zhao Kuo-pun akhirnya berteriak, "Kavaleri, ikuti aku!"     

Kavaleri Zhao Kuo yang berkekuatan 1000 prajurit merupakan prajurit kelas 1 yang sangat ahli. Kuda perang yang mereka gunakan juga sangat langka dan nyaris punah.     

Mereka bagaikan angin puyuh yang menyerbu turun dari atas bukit, dan mereka bergegas untuk menghalangi Resimen 2 Shanhai.     

Kavaleri Zirah Berat tradisional seperti Resimen 2 memiliki kekuatan dan kelemahan yang jelas. Ketika mereka menerjang mereka tidak terhentikan. Kelemahan mereka adalah mereka tidak dapat berbalik dengan mudah dan fleksibilitas mereka yang buruk. Mereka sudah mulai melambat, dan menghadapi 1000 Kavaleri yang dipimpin oleh Zhao Kuo membuat Resimen 2 berada di posisi yang dirugikan.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.