Dunia Online

Pembunuhan



Pembunuhan

2Gaia Tahun ke-2, Bulan ke-1, Hari ke-1, Jingdou.      1

Tidak peduli sebesar apapun berita mengenai potongan informasi kemarin, itu merupakan sesuatu yang akan muncul di masa depan. Yang paling dipedulikan oleh para pemain saat ini tetaplah pelelangan yang ke-2.     

Berjalan di jalan Jiangdou yang ramai, Ouyang Shuo tidak bisa tidak merasa kagum. Dibandingkan ibukota kekaisaran, wilayah kecilnya sama sekali bukan apa-apa, keduanya bahkan tidak berada di tingkatan yang sama.     

Di jalan yang lebar, orang-orang ramai berjalan dan gerobak serta kereta kuda sangatlah banyak. Toko di kedua sisi jalan semuanya setinggi dua lantai dan dibangun dengan menggunakan bata hijau dan genting merah. Jenis barang-barang yang dijual juga sangat banyak dan semua pemandangan ini benar-benar mendefinikasikan kemakmuran.     

Di samping Ouyang Shuo adalah Song Jia dan Bing'er.     

Dibandingkan dengan keramaian dari kota modern, kota di zaman lampau ini memiliki pesona yang berbeda.     

"Kakak, gula-gula!"     

Datang ke Jingdou, sifat asli Bing'er langsung muncul. Bocah kecil ini tengah memegang permen berbentuk orang-orangan dan juga menatap toko yang menjual gula-gula.     

Ouyang Shuo sudah lama tidak menemani Bing'er, dan sedikit merasa bersalah.     

Untuk menyenangkannya, dia hanya bisa memanjakan Bing'er.     

"Bos, beli gula-gulanya satu!" Ouyang Shuo lalu menyerahkan koin perak.     

"Tidak, dua tusuk!" Kata Song Jia tiba-tiba.     

Kedua gadis cantik ini, masing-masing memegang satu tusuk gula-gula, mereka perlahan berjalan-jalan di jalanan kota dan memakannya dengan nikmat.     

Bahaya tiba-tiba menyerang.     

Seorang pria yang nampak biasa saja yang berdiri di belakang Ouyang Shuo tiba-tiba mencabut pedang.     

Saat bilah tajam keluar dari sarungnya, bilah itu berkilau tertimpa cahaya.     

Bilah itu bergerak menikam tepat ke arah jantung Ouyang Shuo dari belakang.     

Ouyang Shuo merasa terpana, dan bulu kuduknya berdiri.     

Merasakan niat membunuh yang muncul dari belakang, Ouyang Shuo tidak memiliki waktu berpikir dan bergerak ke samping untuk menghindar. Bilah tajam itu menikam dadanya dan darah segar mengalir.     

Ouyang Shuo melompat menjauh dan segera membuat jarak diantara keduanya.     

Berbalik, dia melihat seorang pendekar pedang muda. Dia menyerbu ke arah Ouyang Shuo dan pedang di tangannya sudah berlumur darah.     

"Wuyi!"     

Song Jia yang ada di depan menjerit, dia mencabut Pedang Qingfeng miliknya dan bergegas menerjang ke depan.     

Ouyang Shuo tidak berbalik dan terus berkonsentrasi. "Jangan kemari, lindungi Bing'er!"     

Song Jia dalam sekejap berhenti, dia menarik tangan Bing'er dan melindungi gadis itu di sebelahnya sembari melihat Ouyang Shuo dengan cemas. Dia dapat merasakan bahwa jurus pedang dari pembunuh ini sangat spesial.     

Pembunuh ini sama sekali tidak memberikan Ouyang Shuo kesempatan, dan sekali lagi melompat ke depan.     

Ouyang Shuo terlihat serius. Dia sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk mengeluarkan Tombak Tianmo dari tas serba gunanya. Jika dia lengah, maka kemungkinan besar dia akan terbunuh.     

Untunglah, selain dari ilmu tombaknya, Bajiquan miliknya juga sangat bagus.     

Pedang menebas ke arahnya, Ouyang Shuo langsung mendorongnya ke samping sebelum mencoba merebut pedang tajam itu dari tangan si pembunuh.     

Pembunuh ini bukanlah seorang pemula, dan melihat bahwa musuhnya lebih baik dari yang dia perkirakan, ini semua benar-benar berbeda dari informasi yang telah dia terima. Pembunuh ini tidak berani untuk terlalu percaya diri dan mengerahkan seluruh kemampuannya, tidak memberikan kesempatan bagi Ouyang shuo.     

Baru sebentar saja, kedua tangan Ouyang Shuo telah dilumuri oleh darah, dan memiliki beberapa luka sabetan pedang.     

Jika bukan karena ketangguhan Ouyang Shuo, mungkin dia telah menjerit kesakitan.     

Gaia telah mengurang sensor rasa sakit sebesar 50%.     

Bajiquan sangat baik digunakan dalam jarak dekat. Karena pembunuh ini sangat cepat dan lincah, dia segera membuka jarak. Cahaya pedang terus berkilauan, dan terus memberikan luka yang dalam ataupun kecil di tubuh Ouyang Shuo.     

Ouyang Shuo benar-benar tidak berdaya. Tanpa senjata, dia tidak mampu berbuat apa-apa. Selain itu, pedang dari pembunuh itu telah berhasil menusuk dadanya di awal, dia tidak memiliki waktu untuk mengobatinya dan darah terus mengalir.     

Kehilangan darah dalam jumlah besar ini membuat kekuatannya menurun drastis dan dia tidak bisa lagi berkonsentrasi.     

Jika ini terus berlanjut, dia pasti mati kehabisan darah.     

Bagi si pembunuh, metode terbaik saat ini adalah untuk terus mengulur waktu.     

Sayangnya, orang tidak boleh lupa bahwa ini merupakan jalan paling ramai di Jingdou.     

Sebuah usaha pembunuhan di jalanan ini dalam sekejap menyebabkan kehebohan dan membuat panik semua orang.     

Tidak lama setelah ini, pendekar ahli yang bertugas untuk menjaga keamanan Jingdou pasti akan tiba.     

Tapi pada waktu itu, semuanya pasti sudah terlambat.     

Tepat di saat itu, dari lantai 2 sebuah toko, sebuah panah yang tajam dengan akurat menembak paha Ouyang Shuo. Hantaman besar ini menyebabkan dirinya terjatuh ke depan dan hampir berlutut di tanah.     

"Wuyi!"     

Song Jia kembali menjerit. Hatinya benar-benar hancur dan hampir menerjang ke depan.     

Namun, dia tidak bisa. Karena ada orang yang menembakkan panah, berarti musuh memiliki rekan. Dia harus melindungi keselamatan Bing'er. Dia tahu betapa penting bocah kecil ini bagi Ouyang Shuo.     

Ouyang Shuo tahu bahwa jika ini terus berlanjut, dia pasti mati dan mungkin akan mencelakakan Song Jia dan Bing'er.     

Dia hanya bisa bertaruh.     

Ouyang Shuo sengaja terjatuh ke depan dan berlutut di tanah.     

Ketika si pembunuh melihat kesempatan sebagus itu, dia segera maju dan berusaha mengambil nyawa Ouyang Shuo.     

Ouyang Shuo tetap menundukkan kepalanya saat senyum keji melintas di wajahnya. Tepat ketika pedang tajam tersebut akan menusuknya, dia bergerak menyamping dan pedang menusuk rusuk bawahnya.     

Rasa sakit segera menyebar dari bagian itu.     

Ouyang Shuo menggertakkan giginya, saat bulir keringat muncul di keningnya. Dia menggunakan seluruh tenaganya untuk mengunci pedang di rusuknya dan menahan musuh agar tidak dapat melarikan diri.     

Si pembunuh ingin mencabut pedangnya dan kembali menusuk tapi tersadar bahwa dia tidak bisa melakukannya. Dalam sekejap dia mendapatkan perasaan buruk.     

Sayangnya, itu sudah terlambat.     

Menggunakan kesempatan ini, sebuah cahaya putih bersinar dan Tombak Tianmo muncul di tangan Ouyang Shuo.     

Menggenggam Tombak Tianmo, aura Ouyang Shuo segera berubah dan sekarang dia bagaikan seorang Penguasa Tunggal.     

Tombak itu segera menusuk tepat ke arah si pembunuh. Walaupun terlihat biasa saja, serangan ini mustahil untuk dihindari.     

Si pembunuh benar-benar terkejut, segera melepaskan pedangnya dan nyaris gagal menghindari serangan tombak itu.     

Serangannya gagal, dan menyadari bahwa para pendekar penjaga sudah mulai bermunculan, si pembunuh merasa murka dan malu. Dia tidak mengira bahwa dirinya, seorang Petualang yang berada di jajaran puncak dari para ahli, akan gagal membunuh seorang Penguasa.     

"Marquis Lianzhou benar-benar mengejutkan orang-orang!"     

Saat si pembunuh itu mundur, di tangannya kembali muncul sebilah pedang lainnya.     

"Siapa kau?" Ouyang Shuo menahan rasa sakit, saat dia dengan dingin menatap musuhnya.     

"Kau tidak perlu mengulur waktu. Kami melakukan ini demi uang dan membantu menyelesaikan masalah orang!"     

Ouyang Shuo mengerutkan kening, karena merasa pernyataan ini cukup familiar. "Kau dari Pedang Darah?"     

"Kau, bagaimana kau bisa tahu?" Pembunuh ini benar-benar ketakutan dan tidak bisa tetap tenang. Ini seperti rahasia terbesar di hatinya yang mendadak terbongkar.     

Pedang Darah, organisasi pembunuh paling misterius di Cina pada kehidupan Ouyang Shuo sebelumnya.     

Moto organisasi mereka adalah : Asal ada uang, masalah kalian akan kami bereskan.     

Begitu mereka menerima misi, mereka tidak akan berhenti hingga menyelesaikannya.     

Tidak peduli siapapun, baik itu Penguasa atau kepala perguruan, mereka semua masuk ke dalam target pembunuhan mereka. Di puncaknya, mereka bahkan mengumumkan bahwa tidak ada orang yang tidak bisa mereka bunuh.     

Sebelumnya Pedang Darah masih mengumpulkan kekuatan secara diam-diam, sehingga orang luar tidak memiliki pengetahuan tentang keberadaan mereka.     

Jika menghitung waktu, ini merupakan waktu di mana Pedang Darah akan mengumumkan keberadaan mereka pada dunia.     

Yang tidak diperkirakan oleh Ouyang Shuo adalah dirinya telah menjadi target pertama Pedang Darah.     

Pedang Darah ingin menggunakan pembunuhan terhadap target terkenal untuk menjadi terkenal dalam sekejap.     

Bagaimana mungkin mereka mengira bahwa identitas mereka yang begitu rahasia dapat terbongkar begitu saja.     

Ini begitu mengejutkan sehingga dia tidak tahu apa yang harus dilakukan.     

"Kalian ternyata benar-benar Pedang Darah." Senyum dingin mengembang di wajah Ouyang Shuo.     

"Apa kau berusaha menggertakku?" Wajah pembunuh itu memerah. "Itu tidak benar, bagaimana mungkin kau bisa tahu nama kami?"     

"Karena kalian berusaha untuk membunuhku, kalian harus bersiap menerima pembalasanku." Ouyang Shuo tidak tahu di mana markas utama mereka terletak, karena setiap anggota mereka hanyalah pekerja paruh waktu dan bahkan lingkup dalam mereka juga tidak saling mengetahui identitas yang lainnya.     

"Besar sekali bualanmu!"     

Ouyang Shuo menggeleng. Dengan dibantu Tombak Tianmo, dia menstabilkan dirinya. Lukanya masih terbuka dan darah meresap ke dalam pakaiannya.     

Meski begitu, tidak ada yang berani meremehkan dirinya.     

Ketika si pembunuh mengetahui bahwa identitasnya telah terbongkar, ini membuat Ouyang Shuo menjadi jauh lebih menakutkan.     

Pembunuh ini merasa cemas dan ingin mengetahui apakah Ouyang Shuo berbohong atau tidak.     

Dengan penundaan seperti ini, para pendekar akan segera tiba. Pembunuh ini tidak berani mengambil resiko dan memilih untuk pergi. Begitu seseorang tertangkap oleh mereka, yang tertangkap bahkan tidak akan memiliki kesempatan untuk terlahir kembali.     

"Marquis Lianzhou benar-benar spesial, jadi sampai jumpa lain waktu!"     

Saat dia berkata seperti ini, pembunuh itu mundur dalam sekejap dan menghilang di tengah kerumunan.     

Sesuai yang diharapkan dari Pedang Darah, mereka sangat cepat dan tidak mengulur waktu.     

Saat pembunuh itu pergi, ini berarti percobaan pembunuhan telah berakhir.     

Selama Ouyang Shuo tidak mati, ini berarti dia akan terus menghadapi usaha pembunuhan mereka.     

Mereka memiliki berbagai banyak gaya dan metode, tapi mereka sangat ahli dalam pembunuhan diam-diam. Rencana mereka hari ini adalah untuk membuat mereka terkenal. Karena itu, mereka memutuskan untuk membunuh terang-terangan.     

Setelah si pembunuh itu pergi, Ouyang Shuo akhirnya tidak bisa bertahan lagi.     

"Uhuk!" Tubuh Ouyang Shuo tidak lagi mampu bertahan, hingga dia mulai memuntahkan gumpalan darah.     

"Wuyi!"     

"Kak!"     

Song Jia dan Bing'er berlari ke sampingnya untuk membantu Ouyang Shuo berdiri.     

"Wuyi, apa kau baik-baik saja!     

"Aku baik-baik saja!"     

Ketika dia bertarung, Bing'er benar-benar menurut, dan tidak bersuara ataupun menjerit.     

Setelah badai berlalu, gadis kecil ini tidak lagi bisa menahan diri dan melihat darah yang menodai kakaknya. Air mata mulai membentuk di matanya. "Kak, apa ini sangat sakit?"     

Ouyang Shuo mengulurkan tangannya dan mengelus kepala Bing'er untuk menenangkannya. Ketika tangannya di udara barulah dia sadar bahwa tangannya juga ternoda oleh darah.     

"Sayangku, kakak baik-baik saja!"     

Tepat di saat ini, para pendekar penjaga akhirnya tiba.     

"Marquis!" Pemimpin mereka berjalan di depan Ouyang Shuo.     

Ouyang Shuo mengangguk dan mulai menggambarkan sosok pembunuh itu. "Aku harap kalian dapat memberikanku penjelasan!"     

Dia merupakan seorang Marquis. Setelah dia hampir terbunuh di Jingdou, dia memiliki kewenangan untuk memerintah mereka.     

Penjaga ini berkata dengan serius, "Paduka Marquis tidak perlu khawatir."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.