Dunia Online

Dewa Tabib Bianque



Dewa Tabib Bianque

0Ketika Bing'er kembali ke Kota Shanhai, keempat hewan kecil miliknya tidak ikut pulang bersamanya.      0

Si Putih dan Si Hijau tengah berlatih dalam Aula Hewan Roh, Taring Hitam ingin melindungi Si Putih sehingga dia juga tidak ikut pulang.     

Yang aneh adalah Xue'er, si kecil itu ternyata mampu berlatih di dalam aula hewan roh.     

Xue'er merupakan AI tingkat tinggi dan telah masuk ke dalam game ini sebagai hewan peliharaan. Tidak disangka bahwa Aula Hewan Roh ternyata begitu misterius.     

Dari keempat makhluk kecil itu, Xue'er memiliki kecerdasan paling tinggi. Berdasarkan apa yang dikatakannya saat dia akan memasuki Aula Hewan Roh, sebuah suara misterius terdengar di kepala Xue'er. Suara itu ingin mengajarkan ilmu khusus untuk hewan roh kepadanya.     

Ouyang Shuo mengangguk setuju. Xue'er mulai menjadi semakin mirip dengan pemain. Tidak perlu dikatakan lagi, ilmu hewan roh yang dipelajarinya mungkin sama dengan teknik rahasia yang dapat di bawa ke dunia nyata.     

Siapa yang mengira bahwa Xue'er akan memiliki keberuntungan seperti itu?     

Saat Ouyang Shuo tengah melangkah keluar dari Formasi Teleportasi, dia merasa terpana.     

Dibandingkan saat dia pergi, Kota Shanhai ternyata tidak terlalu mengalami banyak perubahan. Kerusakan yang terjadi pada Pertempuran Lianzhou telah selesai diperbaiki, dan semua rakyat jelata telah kembali ke kehidupannya masing-masing.     

Semua barikade dan menara panah di kota luar telah dirubuhkan.     

Dalam beberapa hari saja, sudah tidak terlihat lagi jejak perang dimanapun. Siapa yang menyangka bahwa tempat ini adalah pusat dari pandangan dunia dan merupakan teritori yang dikira semua orang akan hancur?     

Hanya area pemakaman di sebelah barat yang memiliki tambahan beberapa ribu kuburan baru, yang menunjukkan bahwa perang sangatlah kejam.     

Dengan semakin dekatnya musim festival, suasana bahagia juga membantu mengurangi rasa sakit dan sedih.     

Jalan perdagangan ramai oleh orang-orang yang mencari berbagai oleh-oleh tahun baru. Dibanding tahun lalu ketika Ouyang Shuo membeli barang semacam itu dari pasar, perbedaannya benar-benar bagai langit dan bumi.     

Para kelompok pedagang yang telah berinvestasi pada teritori ini juga tidak hanya membawa dana dan kesempatan baru dalam berbisnis. Mereka juga membawa berbagai barang yang mampu memuaskan kebutuhan pelanggan.     

Orang-orang yang muncul di jalan perdagangan juga tidak hanya terbatas pada para rakyat dari Kota Shanhai. Malah ada juga beberapa pedagang lain dan juga pelancong dari provinsi dan kota lain dari Prefektur ini. Bahkan, terlihat juga ada beberapa Suku Barbar Gunung dan Suku Nomaden yang ikut meramaikan suasana.     

Kota Shanhai perlahan menjadi pusat politik, ekonomi dan budaya di Lianzhou.     

Di persimpangan antara Sungai Persahabatan dan Sungai Lembah, sebuah pusat distribusi besar telah didirikan. Setiap hari, banyak kapal yang akan berangkat atau tiba melalui pusat distribusi ini.     

Dermaga awal telah diperluas dan kini telah menjadi sebuah kota kecil.     

Provinsi di timur dan barat menggunakan Sungai Persahabatan dan Qiushui, yang melintasi sebagian besar Prefektur Lianzhou, untuk membuat hubungan antara mereka dan Kota Shanhai menjadi lebih dekat.     

Kota Shanhai terus berkembang di bawah manajemen dari Wei Ran.     

Sebelum Ouyang Shuo kembali, dia sama sekali tidak memberi kabar pada siapapun. Sebagai hasilnya, tidak ada satu orangpun yang menyambut kedatangan sang Marquis. Baru ketika dia kembali ke Puri Marquis Lianzhou, orang-orang merasa terkejut melihatnya dan menyebabkan kehebohan di puri besar tersebut.     

Teritori ini pada dasarnya sekarang memiliki banyak hal yang harus diurus dan membutuhkan Ouyang Shuo untuk mengambil keputusan. Sangat tidak praktis untuk mengandalkan Mulan Yue untuk menyampaikan pesan kepada Ouyang Shuo. Jadi ketika mereka menyadari bahwa sang Marquis telah kembali, berbagai pejabat tinggi dan juga jenderal segera mendatanginya.     

Ouyang Shuo hanya bisa menggelengkan kepalanya, karena dia telah mengira situasi seperti ini akan terjadi.     

Du Ruhui, Fan Zhongyan, dan masih banyak lagi pejabat lainnya memiliki hal yang harus dibicarakan dengannya, tapi Ouyang Shuo hanya mengibaskan tangannya dan mengatakan, "Semua akan ditunda hingga tahun baru usai!"     

Setelah mendengar kata-kata ini, Du Ruhui dan yang lain hanya bisa tercengang di tempat.     

Ketika dia melihat para pejabatnya memasang muka sedih, Ouyang Shuo mengerutkan keningnya dan menggoda mereka, "Jika kalian bekerja terlalu keras berarti bawahan kalian juga sama. Jika seperti ini, mereka mungkin akan mulai menggerutu padaku. Orang kan tetap harus mendapatkan beberapa hari libur dalam setahun bukan?"     

Du Ruhui dan Fan Zhongyan saling bertukar pandang dan tersenyum, "Kami akan mengikuti keputusan Paduka Marquis!"     

"Benar sekali, kalian semua adalah tulang punggung dari teritori ini, jadi kalian juga harus memperhatikan kesehatan diri kalian sendiri!"     

Tubuh Du Ruhui selalu lemah, sehingga kata-kata Ouyang Shuo juga bertindak sebagai peringatan baginya. Ouyang Shuo telah mendengar bahwa Du Ruhui telah bekerja gila-gilaan dan telah melewati banyak malam tanpa tidur.     

"Terima kasih atas perhatian Paduka Marquis!"     

Ouyang Shuo mengangguk dan melanjutkan, "Setahun telah berakhir, jadi mungkin akan ada hal menarik yang akan terjadi. Dengan kalian berdua sebagai pemimpin, siapkan hadiah bagi para pejabat militer dan pemerintahan. Ambillah dana dari Departemen Keuangan."     

Fan Zhongyan tertawa kecil, karena dia teringat akan apa yang terjadi pada malam tahun baru sebelumnya.     

Waktu itu, sang Marquis sendirilah yang membeli hadiah tersebut. Sang Marquis pula yang memutuskan standar hadiah. Dengan berjalannya waktu, hal seperti ini tidak lagi menjadi prioritas yang terlalu tinggi bagi Ouyang Shuo.     

Setelah dia memberikan dua pejabat ini pekerjaan untuk dilakukan, Ouyang Shuo akhirnya memiliki waktu untuk kembali ke ruang bacanya.     

Sedangkan untuk Fan Lihua, Bing'er sang tuan puteri kecil tentu membantu untuk membawanya berjalan-jalan.     

Ketika Bing'er kembali ke Puri Penguasa, tempat ini tentu saja akan kembali kacau. Semua orang mengingat dengan jelas betapa jahilnya gadis ini yang membuat semua orang menyayanginya sekaligus sakit kepala. Untunglah, keempat hewan kecil miliknya tidak ada di sini, dan ini cukup mengurangi beban mereka.     

Walau Bai Nanpu tidak berada di sini, Kantor Juru Tulis masih berfungsi seperti biasa.     

Berbagai surat penting ditempatkan dengan rapi di meja, menunggu Ouyang Shuo untuk menyelesaikannya.     

Ouyang Shuo menunda rapat hingga setelah tahun baru, dia ingin menggunakan beberapa hari ini untuk membiasakan dirinya dengan semua yang ada di teritori ini.     

Di siang hari, Ouyang Shuo pergi mengunjungi Jiang Shang dan Sun Wu. Walaupun kedua orang hebat ini tidak berpartisipasi dalam masalah kota, mereka tidak boleh diremehkan. Karena Ouyang Shuo telah kembali, dia tentu saja harus mengunjungi mereka.     

Kali ini, Ouyang Shuo berharap untuk mendapatkan bantuan mereka.     

Untuk langkah berikutnya bagi teritori ini, Ouyang Shuo telah membuat rencana. Tapi sebelum dia menjalankan rencana ini, dia berharap untuk mendapatkan pendapat dari keduanya.     

Dengan berjalannya waktu, perasaan Jiang Shang terhadap Kota Shanhai menjadi semakin intim. Sebagai hasilnya, dia menjawab Ouyang Shuo dengan hangat.     

Beberapa kalimat dari Ouyang Shuo telah membantu merubah pandangan Jiang Shang.     

Ketika dia melihat Penguasa muda yang ada di hadapannya ini, banyak pikiran yang muncul dalam kepala Jiang Shang. Pemuda dengan pengetahuan luas ini memiliki kedalaman serta keberanian. Dan lebih menakjubkan lagi, dia memiliki pandangan yang jauh ke depan.     

Beberapa ide dan rencana dari Kota Shanhai bagaikan sebuah perintah dewa jika dilihat dari sudut pandang Jiang Shang.     

Pemuda sehebat ini terlebih lagi dia sudah memiliki posisi setinggi ini, bukan saja dia tidak bersikap angkuh, tapi dia juga bersedia untuk meminta bantuan pada orang lain!     

Benar-benar bakat yang langka!     

Bahkan ketika Raja Wu masih muda, dia tidak sehebat ini.     

Dengan hampir dibukanya Akademi Pasukan Militer, Sun Wu juga sibuk menyiapkan bahan-bahan pelajaran. Dengan adanya kunjungan dari Ouyang Shuo ini, sikap hangatnya jelas mengalir dengan melimpah.     

Sun Wu merupakan War Saint. Sesuai perkiraan, dia berhasil menunjukkan kekurangan dari rencana Ouyang Shuo.     

Pengetahuan dari ahli zaman kuno jelas tidak dapat diremehkan.     

Mendekati akhir perbincangan, keduanya juga bertukar pendapat mengenai bangunan akademi ini. Ouyang Shuo ingin memilih murid untuk semester pertama akademi ini dari anggota militer saat ini.     

Sun Wu mengangguk setuju, karena dia menyadari dengan jelas aspek lemah dari Pasukan Shanhai.     

Ouyang Shuo telah mengambil keputusan setelah menimbang banyak hal.     

Setelah dia berpamitan pada sang War Saint, Ouyang Shuo berjalan mengelilingi kota sebelum kembali ke Puri Marquis Lianzhou.     

Populasi Kota Shanhai telah menembus batas 300 ribu penduduk. Tidak semua rakyat mengenali dirinya. Jika bukan karena adanya pengawal yang ada di belakangnya, mereka mungkin akan memperlakukannya sebagai orang kaya biasa.     

Keesokan harinya, setelah latihan paginya, Ouyang Shuo terus menyelesaikan berbagai masalah pemerintahan. Walau dia telah meminta para pejabat dan bawahannya untuk beristirahat, dia sendiri tetap bekerja.     

Pelajaran kemarin telah banyak membantu membuka pemikiran Ouyang Shuo. Dia harus berpikir seorang diri untuk membantu menjernihkan pikirannya.     

Ouyang Shuo memerintahkan pada Kantor Juru Tulis bahwa jika tidak ada hal penting, maka jangan mengganggunya.     

Di ruangan ini, Ouyang Shuo sedang sendirian. Di tempat lain, Kota Shanahi juga telah kedatangan dua tamu penting.     

Keduanya telah kebetulan bertemu dan memutuskan untuk berjalan bersama-sama.     

Salah satu dari mereka adalah sesosok orang tua, yang terlihat sangat energik. Dia berpakaian seperti layaknya seorang dokter.     

Yang satunya walau masih muda, tapi dia lumpuh dan tidak dapat berjalan. Dia duduk pada sebuah kursi roda yang terbuat dari kayu, dan orang tua itu mendorongnya maju.     

Pemuda ini memiliki ciri khas di wajahnya, dari mata kiri hingga ke bawah dagunya terdapat sebuah bekas luka yang panjang. Jika orang yang melihat ini cukup mengenal hukuman kerajaan kuno, mereka akan tahu bahwa ini adalah bekas luka penanda narapidana.     

Penjaga gerbang kota menghentikan mereka berdua.     

"Siapa kalian?"     

Orang tua itu tertawa, "Aku hanyalah tabib keliling. Aku mendengar bahwa kota ini memiliki banyak tanaman obat yang berharga, jadi aku datang untuk berkunjung."     

Penjaga tersebut mengangguk dan menunjuk ke arah pria di kursi roda, "Dan siapa dirinya?"     

Setiap harinya, Kota Shanhai akan selalu didatangi ribuan orang yang masuk dari gerbang kota maka dari itu, para penjaga tidak akan mampu memeriksa mereka satu persatu. Namun, pemuda yang ada di hadapan mereka ini benar-benar berbeda.     

Penjaga ini berasal dari militer sehingga dia dapat mengenali bekas luka ini. Biasanya, untuk mendapatkan tanda terdapat dua kemungkinan, antara dia budak atau orang yang telah melakukan kejahatan besar.     

Yang manapun juga, ini sudah cukup untuk menarik perhatiannya.     

Pemeriksaan ini menyebabkan ratusan orang untuk berkumpul di gerbang.     

Ketika kerumunan orang tersebut melihat sosok pemuda itu, semua orang mulai bergosip. Beberapa merasa kasihan, sementara yang lain mengejeknya.     

Pemuda ini terlihat tidak peduli tentang semua kehebohan di sekitarnya, dia terlihat seperti sudah terbiasa dengan hal ini.     

Pemuda itu mengangkat kepalanya, wajahnya luar biasa tampan. Bekas luka itu sama sekali tidak merusak penampilannya. Malah, hal ini menambah pesona khusus bagi pemuda itu.     

"Aku di sini untuk bertemu kakekku!"     

"Kakek? Siapa kakekmu?"     

Pemuda itu melambai ke arah penjaga tersebut dan memintanya mendekat.     

Penjaga itu sama sekali tidak curiga dan segera mendekat.     

Pemuda ini berkata dengan lembut dan mengatakan sebuah nama di telinga si penjaga.     

"Ah, ternyata beliau? Apa benar?" Ketika penjaga itu mendengar nama ini, dia segera bertanya.     

Pemuda itu membalasnya, "Jika kau tidak mempercayaiku, kau dapat ikut denganku untuk bertemu kakekku. Ini sebenarnya bagus sekali. Aku juga tidak terlalu paham dengan jalanan kota ini, jadi apa kau bisa mengantarku ke sana?"     

Saat dia mengatakan hal ini, penjaga itu tidak lagi mempedulikan para rakyat jelata yang ada di samping jalan. Dia segera membawa keduanya memasuki kota.     

Semua ini jelas menarik perhatian dari para orang-orang. Semua orang berusaha menebak identitas dari kakek pemuda itu yang mampu membuat penjaga gerbang menjadi begitu terkejut.     

Harus diketahui bahwa penjaga itu merupakan seorang prajurit elit dari Divisi Pertahanan Kota. Dan biasanya dia bersikap begitu tenang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.