Dunia Online

Penobatan



Penobatan

0Gaia Tahun ke-2, Bulan ke-2, Hari ke-21, Hari ke-1 Kalender Cina.     
0

Malam Tahun Baru Cina yang ramai telah berakhir. Tahun baru akan segera tiba.     

Kabut pagi yang tipis melayang naik dan turun di tiup angin utara, yang menciptakan pemandangan bagaikan mimpi. Kota Shanhai telah tertidur semalaman, dan sebuah tirai kabut yang tipis menyelimuti seluruh penjuru kota ini. Kabut ini membuat Kota Shanhai terlihat seperti sebuah surga.     

Jalan Perdagangan terlihat seperti jalan di surga saat diselimuti oleh kabut pagi.     

Saat burung-burung ramai berkicau, Kota Shanhai perlahan mulai terbangun.     

Saat pintu kota mulai terbuka, para pedagang yang menghabiskan malam di luar Kota Shanhai mulai berkumpul dan memasuki kota. Rupanya terlihat beberapa rakyat kecil di antara para pedagang tersebut. Mereka juga telah bergegas kemari untuk merayakan tahun baru.     

Bagian tengah dan sisi dari Jalan Perdagangan yang paling awal menyambut hari baru.     

Para asisten toko mulai memompa semangat mereka. Di bawah arahan pemilik toko dan bos, mereka mulai membuka pintu dari toko mereka. Kemudian mereka menyapu lantai, merapikan barang dagangan, serta bersiap untuk menyambut para pelanggan.     

Dari hari pertama kalender Cina hingga Festival Lampion, Kota Shanhai akan mengadakan festival di Kuil Mazu selama setengah bulan. Banyak sekali penganut ajaran Mazu yang sekali lagi datang melintasi Quanzhou untuk bergabung dalam acara ini.     

Bukan hanya itu, berbagai penduduk dari berbagai Provinsi yang ada di Lembah Lianzhou ini juga telah bergegas datang ke Kota Shanhai baik untuk mengunjungi kawan dan keluarga atau membeli berbagai barang.     

Festival Kuil Mazu juga tidak terbatas hanya untuk menyembah Mazu. Malah, ini juga merupakan acara berkumpul tahunan yang besar bagi para rakyat kecil di Prefektur Lianzhou ini. Ini merupakan waktu bagi mereka untuk bersenang-senang.     

Bagian tengah dari Jalan Perdagangan yang terbentang sepanjang sungai dalam kota telah menjadi jalan yang paling ramai di kota ini.     

Teriakan para pedagang, suara orang yang saling menyapa, para anak kecil yang tengah bermain, serta wanita yang tengah bergosip. Semuanya membentuk sebuah gambaran jalan yang ramai.     

Kota Shanhai telah perlahan menjadi sebuah tempat yang mirip dengan kota besar.     

Pagi hari ini, Ouyang Shuo juga telah menghabiskan waktunya dengan aktivitas pemujaan.     

Pagi-pagi sekali, Zisu telah membantunya untuk mengenakan pakaian kehormatan Marquis yang telah dihadiahkan Istana Kerajaan padanya. Kemudian, dia tengah menunggu waktu penobatannya.     

Sesuai kata pepatah, pakaian seseorang mempengaruhi wibawanya.     

Setelah dia mengenakan baju penobatan, seluruh pembawaan Ouyang Shuo segera berubah. Dalam sekejap dia memancarkan aura seorang penguasa. Efek dari Liontin Giok Naga dan Phoenix serta Cap Qilin Emas, dan juga wibawa seorang Kaisar yang berasal dari Ilmu Tenaga Dalam Kaisar Kuning semakin menambah wibawanya.     

Wibawa Ouyang Shuo sendiri perlahan semakin tinggi dengan perubahan auranya. Ini merupakan aura seorang Maharaja. Ini bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan begitu saja.     

Wibawa seorang Penguasa mampu membuat orang gemetar ketakutan.     

Kemanapun dia pergi, semua orang di Puri Marquis Lianzhou akan membungkuk hormat padanya.     

Jika dikatakan bahwa sebelumnya rasa takut dan hormat dari orang-orang pada Ouyang Shuo adalah berkat pengaturan Gaia, maka sekarang, itu semua datang dari hati mereka sendiri. Mereka benar-benar menghormati Penguasa mereka.     

Di Kota Shanhai, Ouyang Shuo harus secara langsung menghadiri upacara pengorbanan di Kuil Kaisar Kuning, Kuil Konfusius, Kuil Perang, serta Kuil Mazu. Prefek Provinsi Shanhai akan menghadiri upacara yang ada di Kuil Chenghuang dan Kuil Dewa Bumi.     

Sebagai lokasi utama pemujaan, Kuil Kaisar Kuning berdiri sebagai pusat dari upacara pengorbanan. Ouyang Shuo telah secara khusus mengundang Jiang Shang yang terhormat untuk memimpin upacara ini dan membantu memberikan arak persembahan.     

Semua pejabat dan jenderal yang ada di teritori ini juga menghadiri upacara pengorbanan ini. Pagi-pagi sekali, mereka semua telah berkumpul di luar alun-alun di depan Kuil Kaisar Kuning.     

Para pejabat berada di kiri, sementara para jenderal berada di kanan.     

Pada pukul 8 pagi, Ouyang Shuo datang tepat pada waktunya.     

Para Pengawal, yang berjalan di sampingnya mulai berteriak, "Paduka telah tiba!"     

"Hormat pada Paduka!"     

Tiba-tiba semua orang berlutut di tanah.     

Ouyang Shuo terus berjalan maju melalui jalur yang terbentang di bagian tengah.     

Ketika dia mencapai panggung sementara, Ouyang Shuo perlahan berbalik dan menghadap mereka semua, "Bangkit!"     

"Terima kasih Paduka!"     

Mereka semua pun berdiri. Ketika mereka melihat Ouyang Shuo, mata mereka menyempit.     

Dengan memakai baju penobatan, Penguasa mereka terlihat begitu berwibawa, saat sang Marquis menampilkan kegagahannya.     

Fan Zhongyan merasa sangat emosional saat dia berdiri di bawah panggung. Dia telah tiba di Shanhai dari awal dan telah menyaksikan sang Marquis berkembang dari bawah. Setahun telah berlalu, sekarang, remaja pemula itu kini telah menjadi Penguasa sejati dari daerah Lianzhou.     

Di dalam hatinya, hanya ada rasa bahagia.     

Mereka semua jelas ingin melihat Penguasa yang lebih dewasa dan berkuasa.     

Bahkan Jiang Shang, yang berdiri di sampingnya, merasa perasaannya tidak terkontrol saat dia menatap Ouyang Shuo. Perkembangan dari Penguasa ini jauh lebih cepat dari yang dia perkirakan.     

Jiang Shang bertanya pada dirinya sendiri apakah jangan-jangan dirinya yang telah bertambah tua.     

Zhao Kuo juga memiliki ekspresi yang rumit. Dia telah menerima misi dari sang Marquis, dan dia akan menjadi wakil direktur dari Departemen Urusan Militer, serta Sekretaris Divisi Perang.     

Dia bahkan memiliki posisi yang lebih tinggi dari Direktur Departemen Logistik Perang, Ge Hongliang.     

Untuk masa depannya, Zhao Kuo menjadi lebih percaya diri.     

'Ayah, perhatikan aku. Anakmu ini akan menjadi terkenal dan menunjukkan perubahanku di Kota Shanhai ini'.     

Di dalam hatinya, Zhao Kuo berpikir seperti itu.     

Tepat di saat ini, sebuah notifikasi sistem terdengar di telinga Ouyang Shuo.     

"Notifikasi Sistem: Selamat pada pemain Qiyue Wuyi. Setelah melewati berbagai hal, Anda telah berhasil mengembangkan aura seorang Penguasa. Karena hal ini, kesetiaan dari seluruh penduduk serta orang berbakat meningkat 10%."     

Ouyang Shuo menatap pada semua pejabat dan jenderal yang ada di bawahnya, hatinya benar-benar tenang.     

Dia berharap agar ini menjadi awal yang baru.     

Upacara pengorbanan yang benar-benar megah akhirnya dimulai.     

Upacara ini berlangsung sepagian. Ketika upacara ini berakhir, hari sudah siang.     

Setelah beristirahat, di siang harinya, Ouyang Shuo berencana untuk menemui dua tamu penting yang datang bergantian.     

Tamu pertama adalah kepala suku dari berbagai Suku Barbar Gunung.     

Mereka berasal dari 24 Suku Barbar Gunung yang hidup di Prefektur Lianzhou, dengan total penduduk sebesar 78 ribu. Mereka semua tersebar di berbagai tempat, dan mereka merupakan komponen penting dari penduduk Prefektur Lianzhou.     

Karena Tahun Baru Cina baru saja berlalu, para kepala suku datang dengan membawa berbagai hadiah untuk bertemu sang Marquis.     

Ouyang Shuo mengatur agar pertemuan ini dilakukan di Aula Utama, Direktur Departemen Pemerintahan Fan Zhongyan juga hadir di sini.     

Para Suku Barbar Gunung ini bergegas melewati ribuan mil untuk tiba di tempat ini. Jelas sekali, mereka tidak hanya datang untuk memberikan hadiah mereka.     

Mereka juga memiliki masalah serta permintaan yang ingin disampaikan.     

Selain dari pemukiman pertama di timur, berbagai Suku Barbar Gunung yang lain telah melewatkan musim tanam kedua ketika bermigrasi menuju Lembah Lianzhou.     

Mereka semua mengalami kekurangan pangan.     

Sebelum ini, Ouyang Shuo telah berjanji bahwa lumbung teritori ini akan meminjamkan beras dan membantu mereka untuk melewati masa sulit ini. Ketika musim panen pertama tiba, mereka akan mengembalikan beras yang mereka pinjam.     

Karena itu, semenjak awal tahun, berbagai suku telah mulai membuka sawah. Mereka juga mendirikan sistem irigasi, demi mempersiapkan musim tanam setelah Tahun Baru Cina.     

Di sisi dari Sungai Persahabatan dan Sungai Qiushuui, terdapat air yang melimpah dan juga tanah yang subur. Teritori ini telah berhasil menjadikan sebagian besar lahan sebagai tanah pertanian. Dalam satu musim dingin yang pendek, ratusan ribu mu tanah pertanian di prefektur ini berhasil diambil alih.     

Populasi juga mulai meledak, Hanya berkat Pertempuran Lianzhou saja, ada tambahan 56 ribu orang di prefektur ini. Tidak perlu dikatakan lagi, setelah mereka berhasil merebut padang rumput, jumlah orang yang harus diberi makan dalam prefektur ini juga semakin besar.     

Bagaimanapun juga, pasukan aliansi Suku Nomaden memutuskan untuk menyerang juga karena mereka mengalami krisis pangan bukan?     

Teritori ini harus memikul beban mereka setelah Shanhai berhasil menundukkan aliansi Suku Nomaden.     

Prefektur Lianzhou juga saat ini sedang mengalami kekurangan pangan. Setiap bulan, Departemen Keuangan harus membeli beras dalam jumlah besar melalui berbagai Kelompok Pedagang.     

Pada akhirnya, mereka juga harus membiarkan para pedagang itu untuk membuka toko beras dan mulai menjual pada rakyat kecil.     

Beberapa Kelompok Pedagang bahkan langsung membawa beras dalam jumlah besar. Mereka mulai memasuki padang rumput untuk berdagang dengan para Suku Nomaden.     

Para pedagang ini menggunakan beras untuk dibarter dengan bulu dan kulit hewan milik para penggembala.     

Dengan ini, Divisi Bisnis terpaksa harus membuat beberapa peraturan untuk mengakhiri aktivitas semacam ini.     

Jika para Kelompok Pedagang tidak diberi sebuah kekang, dengan sifat yang menomor satukan keuntungan, siapa yang tahu apa yang akan mereka lakukan.     

Karena kekurangan beras inilah, Ouyang Shuo juga harus bertemu secara khusus dengan Sekretaris Divisi Pertanian, Sun Yannong.     

Ouyang Shuo memerintahkan agar Divisi Pertanian memastikan bahwa prefektur ini akan dapat menjadi mandiri dalam paruh akhir dari tahun ke-2. Di saat itu, prefektur ini harus mandiri dan tidak perlu lagi membeli beras lewat pasar.     

Untuk mencapai hal ini, Departemen Keuangan bahkan telah mempersiapkan subsidi sebesar 10 ribu koin emas untuk membeli peralatan pertanian, lembu untuk membajak, membangun fasilitas irigasi, dan sejenisnya.     

Ouyang Shuo bahkan tidak menyimpan sekeping emas pun dari pendapatan bulan pertama di tahun ini.     

Para kepala suku yang telah bergegas datang ini semuanya berharap agar Divisi Pertanian dapat membantu mereka di area kepemimpinan mereka.     

Bagaimanapun juga, mereka baru pertama kalinya bertani dan tidak terlalu paham dan ahli dalam hal ini.     

Terhadap permohonan minta tolong dari para kepala suku ini, Ouyang Shuo juga memberikan respon positif. Dia berjanji bahwa pemerintah akan menyediakan seluruh benih, peralatan, serta lembu untuk membajak sawah pada area pemukiman para Suku Barbar Gunung ini.     

Mereka semua terlihat bahagia karena telah mendapatkan janji dari sang Marquis.     

"Terima kasih paduka!"     

Ouyang Shuo mengangguk. Namun, ekspresi wajahnya sama sekali tidak berubah. Malah, dia menggunakan kesempatan ini untuk meminta sebuah permintaan kecil.     

"Para kepala suku! Aku memiliki saran. Kenapa kalian tidak kembali dan memikirkan hal ini?"     

"Mohon paduka memberitahu kami!"     

Karena mereka telah menerima bantuan sang Marquis, mereka semua jelas harus menjawab dengan ramah.     

"Sejujurnya, jika kalian benar-benar ingin bergabung dalam sistem Prefektur Lianzhou, kalian harus bekerja lebih keras lagi. Sistem suku yang kalian pakai sekarang memiliki sisi positif dan juga ada alasan bagi kalian untuk tetap menggunakannya, jadi aku tidak akan mengkritiknya. Namun, hal ini menjadi semakin tidak cocok bagi Lianzhou." Begitu Ouyang Shuo berbicara, langit seakan runtuh.     

Hati para kepala suku itu langsung gemetar, apakah sang Marquis ingin menjadikan mereka sebagai contoh bagi suku-suku yang lain?     

Ketika mereka menghadapi sang Marquis yang duduk di atas mereka dengan penuh wibawa dan tekad, mereka semua menjadi kesulitan untuk bernapas.     

Ouyang Shuo tersenyum, karena dia telah membaca pikiran mereka semua. Dia mengatakan dengan tenang, "Kalian tidak perlu khawatir. Membiarkan kalian mengurus suku kalian sendiri merupakan janjiku, dan itu tidak akan berubah."     

"Fiuh~"     

Semua kepala suku segera menghela napas lega.     

Selama sang Marquis mengizinkan agar Suku Barbar Gunung dapat mengatur suku mereka sendiri dan tidak melanggar batasan mereka, maka masih ada ruang untuk berdiskusi.     

Ouyang Shuo tentu tidak akan bergerak segegabah itu, dia lalu melanjutkan, "Maksudku adalah untuk memisahkan posisi pemimpin suku dan kepala suku."     

Selain dari Provinsi Gushan, para pemimpin suku juga memegang posisi kepala suku di berbagai pemukiman yang lain.     

Fan Zhongyan telah menggerutu tentang hal ini, karena sistem ini membuat para suku dapat berkumpul dengan mudah.     

Baik petugas pajak ataupun petugas pendataan penduduk, mereka akan mengalami kesulitan ketika mereka berusaha mencatat data para penduduk pemukiman secara detail.     

Mereka antara akan menyembunyikan jumlah populasi mereka ataupun ukuran tanah mereka.     

Masalahnya adalah para Suku Barbar Gunung ini juga memiliki pandangan kesukuan yang terlalu dalam. Mereka akan menempatkan kepentingan dari suku mereka melebihi prefektur ini. Ketika dua hal ini bertentangan maka masalah jelas akan muncul.     

Fan Zhongyan telah menyarankan agar mereka melakukan beberapa perubahan sistem pemerintahan.     

Ouyang Shuo telah mengesampingkan saran ini pada saat itu. Ouyang Shuo jelas tahu masalah apa yang akan dia hadapi.     

Tidak diragukan lagi, dia perlu menemukan waktu yang tepat untuk menyampaikan hal ini.     

Sekarang merupakan waktu yang terbaik. Para suku ini membutuhkan sesuatu dari teritori miliknya. Terlebih lagi, wibawa serta kekuatan Ouyang Shuo juga semakin besar, dan membuat para pemimpin suku ini takut padanya.     

Terlebih lagi, Ouyang Shuo juga telah menerima satu permintaan mereka, dan memberikan para pemimpin suku ini sebuah jalan keluar. Bagaimanapun juga, Puri Marquis Lianzhou tidak memaksa agar mereka menyetujui hal ini.     

Setidaknya, sang Marquis masih meminta persetujuan mereka.     

Terlebih lagi, hal ini juga bukanlah saran yang kecil.     

Sesuai perkiraan, setelah mereka mendengar sarannya, berbagai pemimpin suku segera terdiam. Mereka merupakan elit dari suku mereka, sehingga mereka jelas tahu makna tersembunyi dari hal ini.     

Setelah beberapa lama, salah satu pemimpin suku bertindak sebagai perwakilan yang lain dan berdiri, "Untuk saran paduka, kami harus kembali dan bertanya pada dukun dari suku kami. Hamba percaya kami dapat memberi paduka jawaban yang memuaskan."     

Ouyang Shuo mengangguk, "Kalau begitu aku tidak memiliki hal lain yang harus dikhawatirkan!"     

Fan Zhongyan yang duduk di samping, ketika melihat sang Marquis memainkan tipuan seperti ini, ekspresinya terlihat rumit. Sang Marquis yang sekarang, baik dalam wibawa ataupun kemampuan telah tumbuh dengan sangat pesat.     

Dan ini merupakan hal yang sangat dibutuhkan untuk menjadi seorang pemimpin besar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.