Datangnya Sang Penyihir

Kuil Sang Pencipta (1)



Kuil Sang Pencipta (1)

0Link akhirnya dapat mengejar Unicorn Romeon dalam bentuk naganya.     
0

Romeon tampak sangat lemah. Keringat dingin membasahi dahinya, yang sekarang seputih selembar kertas. Unicorn putih salju miliknya juga tampak telah mencapai batasnya karena telah membawa Romeon dan dua iblis di punggungnya yang mengakibatkan energinya habis.     

Sambil memperlambat langkahnya di belakang, Link mengulurkan cakar dan dengan hati-hati menutup jari-jarinya di sekitar mereka.     

Romeon akhirnya dapat beristirahat sedikit di telapak tangan Link. Ia pun lalu bertanya, "Apakah kau mengalahkannya?"     

Melihat Link tidak memiliki satu goresan pun pada dirinya, Romeon berpikir bahwa ia telah mengalahkan Nozama. Namun, setelah menyaksikan kekuatan iblis yang luar biasa dengan mata kepalanya sendiri, ia tidak tahu sama sekali bagaimana Link bisa mencapai prestasi seperti itu.     

"Tidak juga. Namun, aku bisa mengetahui beberapa kelemahannya tanpa terkena serangan darinya. Mungkin itulah yang bisa kulakukan... Jadi, seberapa jauh kita dari tempat tujuan?" tanya Link.     

"Dengan kecepatan kita saat ini, kita mungkin akan mencapai tempat itu sekitar empat jam."     

Empat jam? Link memperkirakan ia memiliki energi yang cukup hingga tempat tujuan, walau ia akan akan benar-benar kehabisan energi di akhir perjalanan nanti.     

Namun, level kekuatannya sekarang berada di Level 13, yang berarti ia sekarang dapat terbang lebih cepat dari sebelumnya. Namun, dengan mempertahankan kecepatan tertinggi di udara akan membuatnya lelah dengan cepat. Untuk saat ini, ia hanya perlu menjaga jarak antara dirinya dan Nozama.     

Sambil menetapkan kecepatan yang nyaman baginya, Link pun mulai terbang maju.     

Ia saat ini terbang di ketinggian sekitar 30.000 kaki di udara. Di bawahnya, ia bisa melihat desa dan kota sesekali, serta jalan raya mulus yang berkelok-kelok melintasi pemandangan. Beberapa karavan dan pengembara terlihat memenuhi beberapa titik di perjalanan, berjalan beriringan seperti semut. Pepohonan tersebar di seluruh negeri dalam hamparan hijau subur. Meskipun wilayah itu dilanda peperangan, Link dapat melihat bahwa tempat itu juga dipenuhi oleh kehidupan.     

"Cantik, bukan?" tanya Romeon.     

"Tidak buruk," jawab Link, mengangguk.     

Romeon kemudian bertanya, "Dari perkataan kalian, aku dapat katakan bahwa hubunganmu dengan iblis-iblis itu benar-benar tidak baik. Mereka memanggilmu Penguasa Ferde. Apa benar Ferde adalah lembah naga yang kau sebut rumah?"     

"Lembah naga?" Link tersenyum. Romeon mungkin telah salah mengiranya sebagai Raja Naga Hitam dari legenda mereka, di mana setiap raja naga memiliki lembah naga miliknya sendiri. "Aku rasa begitu. "     

"Bisakah kau memberitahuku lebih banyak tentang itu?" tanya Romeon.     

Link menurunkan pandangannya dan melihat Romeon sedang menatapnya. Wajahnya memucat akibat efek samping dari mengambil beban Penolakan Dimensi yang dimaksudkan untuk Link. Awalnya, Link ingin menolaknya. Namun, melihat Romeon dalam keadaan seperti itu, Link pun menyerah. "Karena kau bersikeras, aku hanya akan memberitahumu apa yang perlu kau ketahui tentang tempat itu."     

Ia kemudian memberi Romeon penjelasan singkat tentang kekuatan dominan yang memerintah wilayah Firuman sebelum masuk ke beberapa perang yang terjadi di sana dalam beberapa tahun terakhir. Akhirnya, ia memberitahu Romeon tentang alasannya memasuki dunia Fedaro. Dalam sepanjang kisahnya, Link tidak menyebutkan apa pun tentang benda misterius yang telah ia cari di Lautan Hampa.     

Ketika ia selesai bicara, ia lalu berkata, "Itulah intinya. Itu bukan sesuatu yang dapat aku ceritakan dengan bangga, tapi satu-satunya alasanku memasuki dunia ini adalah untuk menghindari pengejarku."     

Romeon tidak mengatakan sepatah kata pun. Ada campuran kehati-hatian dan keingintahuan di wajahnya. Ia tetap diam untuk waktu yang lama. Akhirnya, ia berbicara, "Sungguh kebetulan untuk kita saling bertemu, meskipun alam kita berjauhan."     

Link merasa bahwa Romeon tampaknya sedang menyindir sesuatu kepadanya. "Itu benar-benar kebetulan," jawab Link tanpa mengerti maksudnya.     

Romeon lalu terdiam lagi. Ketika Link terbang selama 30 menit, Romeon tiba-tiba bertanya, "Boleh aku tahu apa yang kau rencanakan dengan kedua iblis ini? Aku harus memperingatkanmu, iblis adalah makhluk yang licik dan berbahaya. Tindakan mereka dipacu oleh keserakahan dan keinginan membunuh yang tak pernah puas. Kau sebaiknya bersiap ketika mereka mengkhianatimu. Itu kalau kau masih berniat menginginkan mereka menjadi pelayanmu."     

Link melirik kedua Iblis di cakarnya. Berkat fisik mereka yang kokoh, mereka berdua akhirnya sadar kembali. Tidak berani memberi balasan, kedua iblis itu dengan bodohnya memandangi Link, menunggunya untuk memutuskan nasib mereka.     

Kontrak jiwa yang telah ditandatangani kedua iblis dengan Link memiliki arti bahwa ia dapat mengakhiri hidup mereka hanya dengan pikirannya saja jika ia menginginkannya. Mereka kini mengenal raja naga dengan cukup baik untuk mengetahui bahwa ia bukanlah seseorang yang akan dengan mudah tergerak oleh kata-kata belaka. Saat ini hidup mereka bergantung pada kegunaan diri mereka untuk Link.     

Link berpaling dari dua iblis dan berkata, "Iblis yang kita temui bernama Nozama, Penguasa Kegelapan. Apakah kau memperhatikan ia tidak terlihat berbeda dari kau dan aku, setidaknya dari luar?"     

"Ya, jika bukan karena mata dan auranya, aku akan mengira ia hanya manusia biasa," kata Romeon sambil mengangguk.     

"Ia masih memiliki bentuk lain. Ketika ia kehilangan kesabaran, ia akan mengambil bentuk seraphim yang menyala-nyala dalam api. Kapasitas tempurnya akan meningkat drastis, dan ia bahkan akan dapat melakukan perjalanan antar alam. Dengan harga tertentu, ia bahkan dapat memperoleh kemampuan untuk melakukan perjalanan waktu. Nozama pernah mengungkapkan bentuk seraphimnya dalam catatan sejarah di duniaku. Setelah pertempuran, ia membantai hampir semua penguasa di wilayahku. Meskipun ia mengalami luka parah, ia masih mampu melakukan perjalanan kembali ke titik sebelum pertempuran bahkan dimulai. Pada dasarnya ia dapat meniadakan semua luka yang telah ia terima dan membuatnya seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa."     

Romeon mengerutkan kening setelah mendengar itu. "Jika itu tidak pernah terjadi, bagaimana bisa hal itu tercatat dalam buku sejarahmu?"     

"Aku menemukan catatan kejadian dalam naskah Penyihir Waktu. Mantra yang mengganggu aliran waktu akan selalu memicu beberapa bentuk efek riak pada dunia, terutama mantra pembalik waktu, yang efeknya biasanya bersifat lebih akut. Melalui riak-riak ini, Penyihir Waktu dapat menyaksikan bencana masa lalu yang telah luput dari perhatian sejarawan di masa lalu. Ia kemudian meninggalkan entri kode peristiwa ini di perpustakaan lembah naga."     

Sebenarnya, ia telah menerima informasi ini dari dunia game sebelumnya. Manuskrip Penyihir Waktu adalah kunci untuk mengakhiri hidup Nozama. Dengan itu, pemain akan dapat menyegel semua rute pelariannya melalui waktu bersama dengan bantuan dari setiap NPC yang menyertainya untuk mengakhiri tirani Penguasa Kegelapan. Kalau tidak, ia akan bisa menyelinap ke masa lalu, menghaluskan semua kekusutan dalam rencananya dan menyerbu wilayah Firuman sekali lagi dengan upaya baru.     

Pada saat itu Link menyadari bahwa bencana semacam itu mungkin pernah terjadi sebelumnya di Firuman. Mungkin, mungkin saja, naga bukan satu-satunya yang mampu menavigasi Lautan Hampa... Tentu saja, ini semua hanya dugaan. Ia masih perlu membuktikannya entah bagaimana caranya.     

Ini semua mengejutkan Romeon. Ia tergagap, "Apakah… apakah benar ada orang sekuat ini? Jadi, itu sebabnya ia juga disebut Iblis Mimpi Buruk..."     

"Apa itu Iblis Mimpi Buruk?" tanya Link tiba-tiba.     

"Ah?" Romeon tersentak. Ia tidak mengira Link bisa mendengarnya. Sambil menenangkan diri, ia kemudian berkata, "Oh, aku hanya berpikir pada diriku sendiri bahwa kekuatan Nozama benar-benar menakutkan seperti sesuatu yang keluar dari mimpi buruk."     

Link dapat merasakan Romeon menyembunyikan sesuatu darinya. Namun, ia tidak mendesaknya untuk menjawab.     

Setelah beberapa saat, Romeon bertanya, "Naga, apakah kau pikir kerajaanmu akan mampu mengalahkan Nozama ini?"     

"Aku tidak tahu, tapi aku akan melakukan segalanya dengan kekuatanku untuk mengalahkannya."     

"Ia sepertinya sangat membencimu. Aku rasa kau telah menghalangi rencananya selama beberapa waktu. "     

"Nozama bukan satu-satunya musuh yang dimiliki oleh alam Firuman. Pusaran merah gelap yang membawa Nozama ke duniamu saat itu, apakah Kau melihatnya? Itulah karya Dewa Kehancuran. Ia juga melihatku sebagai ancaman."     

Romeon tersenyum pahit. "Apakah kau mengatakan bahwa kau sedang diburu oleh dewa dan Penguasa Kegelapan tingkat legendaris pada saat yang bersamaan? Sepertinya kau punya banyak masalah saat ini."     

Link tertawa terbahak-bahak. "Yah, di sisi baiknya, aku masih hidup."     

Romeon kemudian terdiam. Namun, Link dapat melihat bahwa ia tenggelam dalam pikirannya, mencoba memproses semua yang telah Link katakan kepadanya. Ia juga merasa bahwa ketika waktunya tepat, Romeon akan berbicara dengannya lagi.     

Tiga jam pun berlalu tanpa sepatah kata. Tiba-tiba sekelompok besar awan muncul di depan mereka, membentang sejauh mata memandang ke langit yang tinggi.     

"Apa itu normal?" Link terpana oleh pemandangan dinding awan. Bentuk naganya yang sepanjang 100 kaki hanyalah setitik debu di depannya.     

Kedua iblis itu juga menganga, kagum bahwa sesuatu yang begitu agung ada di dunia ini.     

Romeon berkata dengan sedikit bangga, "Kau jangan hanya melihatnya sebagian. Kau harus benar-benar melihat keseluruhannya. Apa yang kau perhatikan?"     

Setelah mengikuti saran Romeon, Link memiringkan kepalanya ke belakang agar bisa melihat lebih baik seluruh dinding awan. "Tunggu, apakah ini..."     

Ia melihat pola enam gigi bergigi pada dinding awan. Desainnya menggema dalam setiap ukiran pada permukaan benda di Lautan Hampa. Itu tampak persis seperti sketsa yang disediakan Piasce dari Omiria kepada Link.     

Pastilah hal ini ada hubungannya antara dua roda gigi yang ada secara bersamaan di Lautan Hampa dan di alam Fedaro.     

Kemudian, Link mendengar suara Romeon di telinganya. "Bisakah kau melihatnya? Di belakang awan terletak Kuil Sang Pencipta. Tanda yang kau lihat di depan adalah Lambang Sang Pencipta!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.