Datangnya Sang Penyihir

Tanpa Usaha, Tak Ada Hasil



Tanpa Usaha, Tak Ada Hasil

0Dengan suara ledakan yang teredam, energi transparan Lautan Hampa mulai mengalir keluar dari sayap Naga Hitam dan mendorongnya maju.     
0

Namun, momentum gerakan Naga itu tidak bertahan lama karena ia ditarik dari belakang oleh tangan raksasa yang tak terlihat dengan mudah.     

Hum, hum... Feri Hampa berbentuk piring yang berdiameter lebih dari 300 kaki itu perlahan mendekatinya dan akhirnya berhenti 50 mil jauhnya dari tubuh besar Naga. Hologram merah tinggi kemudian muncul di atas kapal.     

Tingginya sekitar 10.000 kaki. Feri Hampa melayang di bawahnya seperti serangga yang melayang-layang di hamparan gelap Lautan Hampa. Setelah beberapa saat, ilusi gambar yang berkilauan itu akhirnya membeku menjadi bentuk ular Dewa Kehancuran.     

Dari hologram Ular itu kemudian keluar suara bergema melalui kabut putih yang tersebar ke segala arah. "Link, kau telah terperangkap. Menyerahlah dan bersumpah setia kepadaku, dan aku akan membantumu."     

Pendorong sayap Link masih terus berusaha mendorongnya ketika ia mati-matian berusaha melepaskan diri dari perangkap energi negatif. Ia lalu menjawab, "Aku lebih baik mati."     

"Aku lihat kau benar-benar tidak punya pilihan lain," kata Dewa Kehancuran dengan nada gembira dalam suaranya. Ia menyaksikan Link berjuang melawan tarikan gravitasi lubang itu. "Di alam Firuman, aku mungkin tidak bisa berurusan denganmu secara pribadi, tapi di sini di Lautan Hampa, kau tidak lebih dari serangga di hadapanku. Kau telah membunuh banyak bawahanku. Sejauh ini segalanya berjalan mulus bagimu di Firuman. Sesekali aku ingin melihatmu perlahan-lahan dihancurkan oleh keputusasaan."     

Feri Hampa lalu perlahan melanjutkan pendekatannya menuju perangkap energi negatif. Dewa Kehancuran pun diam-diam mengamati perjuangan Link melawan kematian yang akan terjadi dari tempatnya bergumul.     

Bum! Link menggerakkan sayapnya kembali saat dirinya berusaha menjauhi jebakan. Namun, semuanya sia-sia. Ia sekarang benar-benar seperti serangga yang terperangkap dalam jaring laba-laba. Usahanya seolah tak berpengaruh apa-apa ketika dirinya berusaha membebaskan diri dari jaring laba-laba yang tak kasat mata itu.     

Setiap ledakan energi Lautan Hampa baru dari sayapnya merampas sebagian besar energi di tubuhnya, dan mendorongnya semakin dekat ke arah kematiannya.     

Namun, bangsa Naga Merah umumnya memiliki stamina tinggi. Meskipun dapat dikatakan bahwa dirinya sekarang berada di jalur satu arah menuju kehancuran, prosesnya akan sangat lambat. Butuh lebih dari empat jam sebelum Link mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan.     

Dewa Kehancuran terus mengamati perjuangan Naga itu melawan kematian secara diam-diam. Bagi dewa seperti dirinya, jangka waktu empat jam bukanlah apa-apa. Ia akan menerima gelombang kepuasan ketika ekspresi putus asa di wajah Link semakin intensif di setiap detiknya. Ia bahkan tidak keberatan untuk menunggu selama delapan jam untuk melihat peristiwa itu.     

Ketika Link tampak seolah-olah akan jatuh ke dalam perangkap energi negatif, Dewa Kehancuran lalu mengulurkan tangannya dengan malas, yang kemudian mencapai tubuh Naga itu dengan cepat.     

"Sungguh menyenangkan... Tunggu, kau bukan Link!"     

Saat ia menggapai tubuh Naga itu, Dewa Kehancuran segera merasakan ada sesuatu yang tidak benar. Tubuh itu hanyalah wadah kosong belaka!     

Tubuh yang dipegangnya masih mempertahankan sisik naganya yang sempurna, otot yang kokoh, dan kerangka. Dari jauh, tubuh itu tampak persis seperti aslinya. Namun, setelah memegang tubuh itu di tangannya, ia segera menyadari bahwa tubuh itu tidak memiliki jiwa.     

Bagi seorang dewa, esensi sejati sebuah kehidupan tinggal di dalam jiwa seseorang. Sedangkan, tubuh fisik seseorang hanyalah hasil penggabungan berbagai energi. Dewa manapun dapat mengambil wujud fisik manusia tanpa harus bersusah payah.     

"Permainan yang bagus! Kau mengeluarkan jiwamu dari tubuh fisikmu dan meninggalkan wadah kosong di belakang untuk membodohiku. Permainan yang bagus! Kau punya semangat yang kuat, fana!" Yang dirasakan oleh Dewa Kehancuran saat ini adalah rasa amarah yang membara. Energinya lalu melonjak menuju ujung jarinya dalam bentuk gelombang. Bum! Tiba-tiba terdengar suara ledakan dan tubuh Naga itu pun pecah berkeping-keping seperti balon di antara jari-jarinya!     

Tubuh Naga Link mungkin hampir tidak bisa dihancurkan oleh kebanyakan manusia, namun di hadapan kekuatan dewa, tubuhnya sama rapuhnya seperti sepotong tahu.     

Ketika tubuh Naga itu meledak, kemarahan Dewa Kehancuran mereda. Yang tersisa dalam dirinya hanyalah perasaan kecewa yang aneh.     

Tubuh Naga yang telah dihancurkannya jauh lebih kuat daripada kebanyakan tubuh Legendaris. Tidak hanya ia memiliki resistensi sihir Level 18, tetapi mantra abadi yang sangat halus juga tampaknya juga telah dirapalkan di atasnya. Tubuh seperti itu akan memiliki nilai yang tak tertandingi bagi Master Legendaris Level 13 seperti Link. Ia tidak akan pernah berpikir bahwa Link akan menyerah begitu saja.     

Namun, Link berhasil menipunya dengan meninggalkan tubuh wujud Naganya di belakang. Bawahannya juga telah menunjukkan semangat yang sama seperti yang diperlihatkan oleh Link beberapa saat yang lalu.     

Jika ia memiliki bawahan seperti Link, ia sudah lama membuat seluruh Firuman berlutut kepadanya. Sungguh memalukan jika Link meloloskan diri sekali lagi dari tangannya.     

Dia pasti sudah meninggalkan tempat itu empat jam yang lalu. Tidak akan ada gunanya untuk mengejarnya. Dewa Kehancuran kemudian menarik sosoknya yang sangat besar dari luar Feri Hampa dan kembali ke bagian dalam kapal.     

"Yang Mulia, selamat atas keberhasilanmu membunuh Link." Glyn, si Penyihir iblis, melangkah maju untuk memberikan ucapan selamat kepada tuannya. Ia hanya melihat tubuh Naga itu meledak berkeping-keping di tangan Dewa Kehancuran.     

Seraya menatap ke arahnya, Dewa Kehancuran pun berbicara dengan dingin, "Pergi, kembali ke Firuman!"     

Dewa Kehancuran telah menjadikan Firuman sebagai tempat tinggalnya. Lebih buruk lagi, ia kini memiliki lebih dari 3.000 Iblis Legendaris di bawahnya. Ia bisa melakukannya tanpa harus menguasai seluruh dunia untuk dirinya sendiri. Ia tidak bisa membiarkan Link untuk tetap hidup di dunia ini!     

Glyn bingung akan apa yang sedang terjadi. Namun, Dewa Kehancuran sepertinya tidak dalam suasana hati yang pas untuk diganggu oleh siapapun saat ini. Demi nyawanya sendiri, ia memutuskan untuk tutup mulut. Jangan sampai ia mengatakan sesuatu yang mungkin membuat murka dirinya.     

Di luar, Link sudah meluncur cepat menyusuri Lautan Hampa dengan kecepatan tinggi. Segera, bola cahaya kabur mulai terlihat di hadapannya. Itu adalah alam Firuman, rumah keduanya.     

Untuk mengulur waktu, Link telah meninggalkan tubuh wujud Naganya, dan juga sebagian besar jantung Naganya. Yang tersisa hanyalah wujud manusianya yang ditutupi oleh lapisan sisik naga anti sihir yang menghalangi energi perusak mengalir ke tubuhnya.     

Ia masih mempertahankan level kekuatan pertengahan Level 13-nya. Namun, skala kekuatannya telah berkurang lebih dari 80 persen. Tingkat pemulihan kekuatannya juga telah berkurang setengahnya. Kehilangan yang ia alami saat ini benar-benar tak terbayangkan.     

Namun, kehilangan tubuh wujud naganya adalah harga yang rela ia bayar jika itu artinya ia dapat melarikan diri dari perbudakan abadi di bawah Dewa Kehancuran.     

Waktu pun tampaknya bekerja secara berbeda di tiap alam. Aku bertanya-tanya berapa banyak waktu yang telah berlalu sejak kepergianku dari Firuman? Apakah Peri Tinggi masih melanjutkan rencana mereka untuk menyatukan alam? Jika demikian, berapa banyak kemajuan yang telah mereka buat sekarang? Apakah Benteng Orida akhirnya terlibat dalam pertempuran? Bagaimana kabar Celine sekarang?     

Semua pertanyaan ini mulai bermunculan di kepala Link. Namun, karena ia telah kehilangan wujud naganya, ia hanya dapat melintasi Lautan Hampa menuju Firuman dengan lambat.     

Perlahan-lahan alam Firuman pun meluas di bidang penglihatannya. Sebuah kekuatan yang terasa hangat terpancar ke arahnya.     

Sesuatu yang aneh pun terjadi begitu kekuatan itu mengenai tubuhnya.     

Link merasakan gelombang kehangatan tiba-tiba masuk ke tubuhnya. Arus kehangatan ini mulai mengalir dalam dirinya, semakin kuat dalam setiap gelombang yang mengalir. Ia bisa merasakan lebih banyak kekuatan berpusar di dalam dirinya ketika ia mendekati Firuman.     

"Di mana aku mendapatkan kekuatan sebanyak ini? Ini luar biasa." Link menarik antarmuka sistem game di depannya dan melihat bahwa level kekuatannya meningkat satu poin setiap 20 detik. Semakin ia mendekati Firuman, semakin meningkat kekuatan yang mengalir ke tubuhnya.     

Hum... Link telah mencapai lapisan luar alam Firuman. Ia kemudian memperhatikan sesuatu yang aneh. Ia tidak merasakan perlawanan apapun terhadapnya saat ia melewati lapisan tersebut. Seperti seorang ibu yang menyambut kembali anaknya ke dalam pelukannya, Link dapat dengan mudah masuk ke dalam alam Firuman. Pada saat yang bersamaan, sejumlah besar energi mulai mengalir ke tubuhnya. Ia merasa benar-benar merasa nyaman seolah-olah ia berbaring di rerumputan lembut di bawah sinar matahari musim semi yang hangat, tanpa peduli apapun yang terjadi di dunia.     

Level kekuatannya sekarang meningkat satu poin setiap sepuluh detik. Pada saat itu Link merasa seolah-olah sinar matahari kini telah memenuhi jiwanya, menghilangkan kesedihan yang ia rasakan atas hilangnya sebagian jantung naganya.     

Benih awal kepercayaan dirinya telah tumbuh di dalam dirinya.     

"Luar biasa!"     

Meskipun ia hanya memiliki kekuatan Level 13 menengah, meskipun musuh-musuhnya masih berlari mengejarnya hingga Firuman, meskipun masih ada musuh kuat lainnya di Firuman seperti Pencuri Bayangan Morpheus dan Pohon Dunia yang dapat menghapusnya dari keberadaan kapanpun mereka mau, Link kini percaya dari lubuk hatinya bahwa tidak ada yang bisa mengalahkannya dan bahwa ia sekarang mampu menghadapi siapa saja yang menghalangi jalannya.     

Link agak terkejut dengan kepercayaan diri yang baru didapatkannya sendiri. Dari mana semua kepercayaan diri ini berasal? Ini adalah reaksi yang aneh, terutama bagi seseorang yang baru saja lolos dari jurang kematian.     

Saat ia merasa bingung dengan apa yang terjadi padanya saat ini, Pedang Syair Bulan Purnama yang tetap diam selama ini lalu tiba-tiba berbicara.     

'Selamat, Link.'     

"Untuk apa kau memberi ucapan selamat padaku? Aku baru saja menderita kerugian yang sangat besar," kata Link, mengerutkan kening.     

'Tidakkah kau sekarang merasa bahwa dirimu adalah raja alam?' tanya roh pedang.     

"Ya, sedikit," jawab Link.     

'Itu berarti kau telah menerima pengakuan dari alam Firuman itu sendiri. Kau sekarang benar-benar seorang Avatar Alam,' jelas pedang. Aku menyaksikan sesuatu seperti ini ketika aku masih menjadi milik Penguasa Jiwa. Karena itu, aku cukup akrab dengan apa yang kau alami sekarang.'     

"Avatar Alam? Kenapa sekarang?" Link tertegun. Ia dalam-dalam merasakan semua yang terjadi di tubuhnya. Itu benar-benar terasa seperti ia baru saja menerima berkah Alam.     

'Mungkin itu karena kau telah menjadi mandiri dengan membebaskan dirimu dari kendali Dewa Cahaya?'     

Perkataannya terdengar logis. Sebuah notifikasi dari sistem game lalu muncul di bidang pandang Link seolah-olah menjawa pertanyaan pedang itu.     

Memeriksa masuknya energi asing di dalam tubuh Pemain... Memeriksa komposisi energi... Pemeriksaan selesai. Pemain telah menerima berkah dunia.     

Konfirmasi sistem game pun menghapus semua kecurigaan Link tentang masalah yang dihadapinya. Ia menghela napas lega. Ini adalah hadiah yang cukup untuk menebus kerugiannya yang mengerikan di Lautan Hampa.     

Tiba-tiba terlihat kilatan cahaya di depannya. Ketika cahaya itu memudar, Link pun menyadari bahwa dirinya sekarang muncul di tengah-tengah Hutan Girvent.     

Matahari bersinar terang di atasnya dan di sekelilingnya terdapat pepohonan tinggi dan hijau. Tidak jauh dari situ, Link juga bisa melihat sisa-sisa Desa Creekwood yang telah dihancurkan oleh api peperangan. Anehnya, tidak ada penduduk desa yang memperhatikan kehadirannya di hutan.     

"Apa yang terjadi?" pikir Link, mengerutkan kening.     

Saat itu ia tiba-tiba memperhatikan seorang wanita berdiri di bawah naungan hutan di depannya. Wanita itu terlihat berusia sekitar 30 tahun. Meskipun ia berpakaian seperti seorang gadis desa sederhana, ada sesuatu tentang dirinya yang tidak bisa dipahami oleh Link.     

Ada orang di dunia ini yang mampu meninggalkan kesan yang abadi dalam pikiran seseorang. Bagi orang yang memiliki mental yang lemah, mereka akan membuat diri mereka sendiri menderita untuk mengejar orang tersebut dalam ingatan. Mereka akan terus dihantui oleh orang itu bahkan dalam tidur mereka.     

Wanita itu lalu tersenyum pada Link. Matanya berbinar bagai rasi bintang di langit malam. Ada ekspresi memelas di wajahnya. Link hendak mengatakan sesuatu padanya. Tampaknya dialah satu-satunya orang di desa yang dapat melihat Link. Tiba-tiba pemandangan di depannya berubah. Penduduk desa itu pun menghilang. Begitu juga wanita itu. Semua yang tersisa di hadapannya adalah sisa-sisa serpihan Desa Creekwood di tengah Hutan Girvent.     

Apa yang ia lihat tadi hanyalah ilusi.     

Saat Link berdiri di dekat reruntuhan desa, ia mencoba mengingat penampilan wanita itu. Wanita tadi mungkin merupakan kehendak alam Firuman dalam bentuk manusia.     

Di dunia game sebelumnya, kehadiran Kehendak Alam tidak pernah secara resmi diakui oleh para pengembang game, tetapi ada catatan tertulis tentang hal itu tersebar di seluruh game. Beberapa pengembara bahkan memanggil kehendak alam ini sebagai "Freyar."     

Menurut legenda, Freyar selalu mendukung para pahlawan. Ia akan selalu memberikan berkah bagi mereka yang telah jatuh pada titik terendah, dan mendorong mereka untuk terus berjuang dalam pertarungan yang baik.     

Wanita tadi pastilah Freyar.     

Sambil meringkuk, Link mencubit sedikit tanah di bawahnya. Ia kemudian tersenyum. "Apakah kau menyuruhku untuk menyelamatkan dunia? Aku sudah melakukan itu sejak awal, kau tahu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.