Datangnya Sang Penyihir

Akhir yang Buruk untuk Kehidupan yang Agung



Akhir yang Buruk untuk Kehidupan yang Agung

0Ketika aliran waktu kembali normal, Bryant telah mencapai ruang bawah tanah pertama.     
0

Terdengar suara sesuatu yang hancur. Suara itu datang dari segel waktu dewa di tangannya. Dalam sekejap, benda itu hancur menjadi tumpukan abu yang tersebar ke udara.     

Ia pun terkejut. "Bagaimana mungkin ini terjadi? Ini baru sepersepuluh detik!"     

Targetnya telah melawan efek Rune. Ia sudah menduga ini. Tapi, ia berharap efek Rune itu akan bertahan setidaknya delapan persepuluh detik. Meskipun durasinya tidak selama yang diinginkannya, Merna sudah membuat rencana meloloskan diri dari sini. Delapan persepuluh detik sudah cukup bagi Bryant untuk memasuki tempat itu, menyelamatkan Katyusha, dan segera berteleportasi keluar dari sana.     

Hanya sepersepuluh detik berlalu. Begitu pikiran itu melintas di benaknya, ia merasakan gema sihir yang intens di sekitarnya. Sebuah penghalang sihir mulai terbentuk di sekitarnya.     

Ia membalikkan tubuhnya dan melihat rune sihir muncul di dinding di sekitarnya. Kubah sihir Level 11 muncul satu demi satu, benar-benar menjebaknya di dalam dan mencegahnya menghancurkan Menara Penyihir.     

Rasa dingin merambat di sekujur tulang belakang Bryant ketika ia melihat kubah itu membuat lapisan satu demi satu.     

Ia sempat berpikir untuk menghancurkan Menara Penyihir sebagai pilihan terakhirnya, tetapi kemungkinan itu tidak dapat terjadi dengan kubah itu di sekitarnya. Semua kubah sihir ini berkekuatan Level 11. Meskipun ia masih bisa merobohkan seluruh tempat ini, ia masih akan membutuhkan waktu yang tidak dia miliki saat ini. Begitu Link meraihnya, riwayatnya akan tamat.     

Ia tahu satu-satunya pilihan untuknya saat ini adalah melarikan diri. Ia tidak bisa membuang-buang waktu lagi, atau ia pasti akan terbunuh di Menara Penyihir ini. Dialah orang yang telah merapalkan mantra Ledakan Matahari di pinggiran Kota Bukit Tandus. Tidak mungkin ia bisa menyembunyikan jejaknya dari musuhnya. Ia mengenal Link. Jika ia punya kesempatan, ia pasti akan mengeksekusi Bryant di tempat.     

Ia harus segera melarikan diri dari tempat ini!     

Ketika ia membalikkan tubuhnya, ia melihat sosok kecil berlari keluar dari pintu masuk menuju ruang bawah tanah kedua Menara Penyihir. Suara melengking pun kemudian terdengar berteriak padanya, "Tunggu aku! Bawa aku bersamamu!"     

Suara itu milik Merna. Ia menyadari ada sesuatu yang salah. Jika mereka tidak melarikan diri sekarang, mereka berdua akan mati. Ia tidak benar-benar mengenal Naga Agatha, dan ia tidak berniat membuang nyawanya untuk orang asing. Sekarang setelah rencana mereka gagal, reaksi pertama Merna adalah melarikan diri juga.     

Ia juga tahu bahwa ia tidak akan bisa keluar dari sana hidup-hidup sendirian. Ia melawan empat Master Legendaris Ferde dan Menara Penyihir itu sendiri. Ia membutuhkan bantuan Bryant dalam hal ini.     

Bryant meliriknya, lalu pada kubah sihir yang mengelilinginya. Tanpa ragu-ragu lagi, ia berbalik dan mulai berlari.     

Empat Peri Tinggi sepertinya melawan dirinya seorang. Akan menjadi keajaiban jika ia berhasil melarikan diri dari Menara Penyihir dengan tubuh utuh. Ia tidak peduli dengan iblis kecil lemah seperti Merna.     

Tubuhnya pun melebur dengan udara dan berubah menjadi cahaya hijau samar. Seperti kilat, ia bisa melewati celah di bawah pintu sihir yang muncul di kusen pintu dan mencapai aula besar di lantai pertama.     

Lapisan kubah sihir mulai terbentuk di aula besar. Tiap lapisan memiliki kekuatan Level 11. Skala sihir yang digunakan di sini sangat tinggi. Saat itu dua lapisan kubah sudah muncul di aula.     

Bahkan ada lebih banyak lagi kubah sihir yang terbentuk di dekat pintu besar Menara Penyihir. Lawannya tampaknya tidak berniat membiarkannya meninggalkan tempat itu. Tetapi, berkat reaksi kilatnya, Bryant telah memilih untuk mundur segera setelah semuanya gagal. Ia melihat hanya ada dua lapisan penghalang sihir di sekitar pintu besar Menara Penyihir. Ia masih bisa menerobosnya.     

Dalam keputusasaannya, Kekuatan Alam mendidih di tubuhnya saat ia berlari di udara dengan kecepatan kilat. Ia juga menyalurkan energi sihirnya ke dalam tongkatnya. Daun perak melesat keluar, membersihkan jalan di depannya.     

Daun perak itu kemudian menerobos kubah dan lantas kembali ke tongkat Bryant. Mengambil kesempatan tersebut, Bryant langsung menerobos pintu besar.     

Begitu ia berada di luar menara, energi sihir Bryant kembali mengalir ke tongkatnya. Ada tiga daun di atasnya. Cahaya yang menyilaukan lalu bersinar dari mereka secara bersamaan. Salah satu daun membesar dan berubah bentuk menjadi perisai zamrud. Dua daun lainnya menari-nari di sekitarnya, siap untuk mencegat setiap serangan yang datang dari segala arah.     

Ketika ia selesai membaca mantra, tiba-tiba jantung Bryant berdebar-debar. Menara Penyihir telah mengunciku dan bahkan dapat mempengaruhi waktu. Sialan, serangannya di atas Level 15. Tidak mungkin aku bisa memblokirnya!     

Ia berbalik dengan cepat dan mulai melakukan tarian yang tidak menentu di udara, mencoba menghindari serangan yang datang.     

Namun, saat ia mulai bergerak, seberkas cahaya menyilaukan turun dari langit dan mengenai perisai zamrud yang berputar di sekelilingnya.     

Sihir perisai zamrud itu berkekuatan Level 12. Bryant tidak terluka, tetapi ia bisa merasakan dampak serangan itu.     

Sementara ia masih terguncang oleh dampaknya, Menara Penyihir meluncurkan serangan laser kedua yang sama sekali tidak dapat dihindari seperti sebelumnya. Ia masih sedikit linglung. Tidak mungkin ia bisa menghindari serangan tepat waktu.     

Apakah ini akhir hidupku? Tidak, aku masih punya kesempatan! Mantra Substitusi!     

Dalam sekejap, salah satu daun terbang maju dengan kecepatan yang menyilaukan. Sebuah kabut hijau samar lantas larut dengan udara dengan Bryant yang muncul di tengah-tengahnya. Kabut hijau yang ditinggalkannya memadat menjadi daun lain dengan bentuk yang sama seperti sebelumnya.     

Daun yang baru terbentuk tertembak jatuh oleh laser. Daun Pohon Dunia memiliki kekuatan Level 17, tetapi daun itu langsung hancur oleh serangan Menara Penyihir.     

Bryant tidak punya waktu untuk melihat apa yang terjadi di belakangnya. Ia baru saja merapalkan Mantra Substitusi untuk mendorong dirinya sendiri 1.000 kaki ke depan. Ia sekarang terbang melewati bagian luar Kota Bukit Tandus.     

Ketika ia hendak mendesah, jantungnya berdebar-debar lagi. Menara Penyihir masih menargetinya. Sepertinya tidak ada akhir dari serangan Menara itu.     

'Untung saja aku sudah agak menjauh dari Menara itu. Aku masih bisa menghindari serangannya.' Bryant akan menghindar ke samping. Tetapi, sebelum ia bisa bergerak, laser lain jatuh dari langit. Kali ini serangan itu memblokir jalannya.     

Bryant tertegun sejenak. Dalam keadaan seperti itu, kecepatan reaksinya melambat. Sebelum ia bisa bereaksi, terdengar suara robekan di udara. Laser transparan telah menembus bentuk cahaya hijaunya.     

Sebelum energi laser meledak di dalam tubuh Bryant, rasa sakit membakar merambat melalui kepalanya. Bryant segera bereaksi terhadap rasa sakit itu dengan mengaktifkan efek khusus tongkatnya.     

Substitusi Kematian!     

Substitusi Kematian     

Mantra Dewa Pohon Dunia     

Deskripsi: Setelah diaktifkan, tongkat Pohon Dunia akan menyerap semua kerusakan yang dialami perapal dan kemudian mati sebagai pengganti dirinya.     

(Catatan: Cobalah untuk tidak membuat dirimu terbunuh, karena kau hanya bisa menggunakan ini satu kali.)     

Ketika Bryant mengaktifkan mantra, tongkat Pohon Dunia di tangannya mulai hancur. Tak lama tongkat itu benar-benar menjadi hancur berkeping-keping.     

Tongkat itu telah berada di sisi Bryant selama 300 ratus tahun, dan sekarang benda itu hancur dan tak dapat diperbaiki lagi. Namun, tidak ada waktu baginya untuk berduka karena bahaya belum berlalu.     

Tanpa perlindungan tongkat Pohon Dunia, ia kehilangan kemampuannya untuk mengganggu aliran waktu. Di sisi lain, Menara Penyihir Link tampak mampu membekukan waktu itu sendiri, dan tembakan senapan sihir Celine juga tidak pernah meleset. Bryant tidak memiliki kesempatan untuk menghindari salah satu dari serangan mereka. Ia pasti akan mati ketika gelombang serangan berikutnya sampai padanya.     

Bryant merasakan ketakutan yang semakin besar ketika ia menyadari bahwa ia sudah ditakdirkan untuk mati. Ia kembali ke bentuk fisiknya dan memperbesar suaranya dengan sihir ketika ia berteriak pada Menara Penyihir di belakangnya, "Aku menyerah! Aku menyerah! Jangan bunuh aku!"     

Ia mengambang tak bergerak di udara.     

Menyerahkan diri adalah satu-satunya jalan untuk bisa bertahan hidup.     

Celine hendak melepas tembakan ke arahnya, tetapi segera berhenti ketika ia melihat Bryant menyerah. Di area inti sihir, Link juga terpana. Formasi sihir serangan Menara Penyihir sudah terisi dan siap untuk menembakkan tembakan lain pada Bryant.     

Di sekitar Link, Eliard dan ketiga Peri Tinggi memandang Bryant. Tak satu pun dari mereka berkata sepatah kata pun ketika mereka menunggu Link untuk membuat keputusan.     

Merasa khawatir Link tidak memiliki niat untuk mempertahankan hidupnya, Bryant lalu berteriak lagi, "Aku tahu semua rahasia Peri Tinggi, termasuk Pohon Dunia. Aku mengenal Ratu Peri Tinggi, serta semua anggota inti bangsawan Keluarga Peri Tinggi. Jika kau berjanji membiarkanku hidup, aku akan memberitahumu semua yang perlu kau ketahui. Aku bahkan akan membelot pada Ferde dan mencurahkan seluruh bakatku untukmu."     

Bryant telah mengatakan semua ini dengan sungguh-sungguh. Mantra amplifikasi suaranya berlaku satu arah. Hanya Link dan Penyihir inti yang dapat mendengar apa yang ia katakan, sementara semua orang di kota tidak bisa mendengarnya. Dengan cara ini, ia tidak akan memicu kemarahan orang-orang Ferde, dan Link tidak akan membuat Bryant untuk bertanggung jawab atas kekacauan yang dihasilkan di kota.     

Kejahatan seseorang biasanya cenderung menghilang dari ingatan orang-orang jika disembunyikan dari orang-orang untuk waktu yang cukup lama.     

Ketika mendengar itu, Evelina berkata, "Tuanku, kita harus segera menundanya. Ia lebih berguna bagi kita hidup-hidup."     

Eliard tahu bahwa Mantra Ledakan Matahari yang meledak di selatan kota adalah perbuatan Bryant. Melihat Bryant menyerahkan dirinya untuk hidup sedikit lebih lama, membuat kebencian Eliard terhadap Bryant semakin bertambah. Tapi dari sudut pandang logis, memang lebih baik membiarkan Bryant tetap hidup. Eliard tidak mengatakan sepatah kata pun. Ia tidak mengatakan setuju ataupun tidak setuju pada pendapat Evelina.     

Meskipun dua Peri Tinggi lainnya merupakan Penyihir Master Legendaris, mereka bukanlah Penyihir inti dari Menara Penyihir. Dengan demikian, mereka tidak dalam posisi apa pun untuk menyuarakan pendapat mereka. Mulut Milose berkedut seolah ingin mengatakan sesuatu, tetapi Elovan menarik lengannya ke belakang, segera menghentikan Milose.     

Link memikirkan hal ini selama setengah menit dan kemudian ia berkata kepada Celine, "Tembak ia dari atas. Matikan kekuatannya, tapi jangan bunuh dia."     

Meskipun Bryant tetap hidup, tindakannya tidak bisa diampuni dengan mudah. Pengetahuan luas Peri Tinggi mengenai Pulau Dawn adalah satu-satunya yang dibutuhkan Link dari Bryant. Dan mengenai kekuatannya, Ferde tidak membutuhkannya sama sekali. Hal itu bahkan akan membawa lebih banyak bahaya, dan karena itu, kekuatannya tidak diperlukan. Bryant mungkin akan menyerang Ferde lagi di masa depan.     

Celine tahu apa yang dipikirkan Link. Tanpa ragu-ragu, ia menembakkan senapannya.     

Dor! Garis cahaya melesat melintasi langit dan merobek kaki Bryant.     

Terdengar suara ledakan lagi. Garis cahaya lain mengenai salah satu lengan Bryant. Bryant tidak bisa lagi bertahan di udara setelah menerima dua pukulan itu. Seperti burung yang sayapnya terluka, ia pun jatuh dari langit.     

Cahaya ketiga melengkung melintasi langit dan mengenai lengan Bryant yang lain, memperlambat kecepatan jatuhnya di udara.     

Sesaat kemudian terdengar bunyi gedebuk. Bryant telah mendarat di atas tanah, dan hanya dewa yang tahu ada berapa tulangnya yang patah. Namun, karena peluru terakhir telah memperlambat gerakannya, ia berhasil selamat dari dampaknya.     

Bryant berbaring di tanah dengan rasa sakit yang melumpuhkan lengan dan kakinya. Karena semangatnya yang tak tergoyahkan, ia masih cukup sadar untuk merasakan sakit yang tak terlukiskan, mencengkeram tubuhnya setelah ia jatuh.     

Ia menghela napas. Siapa yang mengira kehidupan agungnya yang telah dia jalani sampai sekarang semuanya akan hancur?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.