Datangnya Sang Penyihir

Mawar Bintang Peri Kegelapan (2)



Mawar Bintang Peri Kegelapan (2)

0Setelah mendengar apa yang dikatakan Ellie, Lawndale menggelengkan kepalanya dengan marah. "Putri, kau tidak mengerti. Penguasa Ferde lebih menakutkan daripada yang bisa kau bayangkan. Kau tidak tahu berapa banyak orang yang menginginkan ia mati, dan berapa banyak dari orang-orang itu yang telah mati."     
0

Ia kemudian menghela napas, merasa sedikit kurang optimis tentang peluang sang putri di dunia. Sang putri masih sangat muda dan harus belajar banyak tentang cara dunia. Tampaknya ia masih membutuhkan pelatihan.     

Eugene meliriknya diam-diam. Ia telah berdiri di puncak Firuman selama 400 tahun. Dibandingkan dengannya, Lawndale jauh lebih tidak bijaksana tentang dunia itu sendiri. Pikirannya seperti buku terbuka untuk Eugene.     

"Kau pikir aku meremehkan Penguasa Ferde?" tanya Eugene lirih, melawan desakan untuk mengeluarkan tawa pahit.     

"Tidak, Yang Mulia. Aku hanya berpikir bahwa kau sebaiknya tetap bersikap hormat ketika berbicara tentang seseorang selevel Penguasa Ferde." Lawndale memilih kata-katanya dengan hati-hati agar tidak melukai harga diri sang putri. Tentu saja upaya Peri Kegelapan untuk memilah kata-kata tidak banyak berpengaruh pada Eugene.     

Eugene semakin meremehkan Peri Kegelapan muda itu yang cambangnya sudah memutih. Namun, ia tahu jika ia ingin naik status di dalam bangsa Peri Kegelapan, maka ia akan membutuhkan dukungan Lawndale.     

Reaksi Lawndale juga memungkinkan Eugene untuk mengakui bahwa Link telah mendapatkan rasa hormat dari setiap ras di dunia itu. Meskipun jauh lebih muda dari para master veteran dunia dan fakta bahwa ia baru saja membuat nama untuk dirinya sendiri belum lama ini, Link telah membayangi dunia. Bahkan musuh-musuhnya bisa merasakan dampak pengaruhnya di seluruh Firuman.     

Bisakah Link benar-benar menjadi Avatar Dunia? Bagaimana lagi ia bisa berkembang hingga sekuat itu? Tetapi sepertinya ia masih kekurangan sesuatu yang membuatnya benar-benar menjadi Avatar Dunia. Ia penasaran, sungguh penasaran.     

"Kau benar, Lawndale. Tetapi pertama-tama, tidakkah kau ingin mendengar apa yang harus kukatakan lebih dahulu?" kata Eugene dengan rendah hati mengakui bahwa ia salah, meski ia berpikir sebaliknya.     

"Tentu saja, Yang Mulia. Tolong katakan apa yang ingin kau katakan." Lawndale mengangguk segera. Tidak ada salahnya mendengarkan sang putri.     

Eugene berkata, "Kau menyebutkan sesuatu tentang celah di Lembah Naga. Meskipun celah itu sudah disegel, celah itu masih belum benar-benar diperbaiki, bukan?"     

Lawndale mengangguk.     

Eugene melanjutkan, "Saat ini segalanya berjalan dengan baik antara Ferde dan Lembah Naga. Celah ini mengancam keselamatan dunia Firuman. Jika kita mematahkan segel yang menahan celah, Penguasa Ferde pasti akan bergegas ke sana untuk memperbaikinya, bukan?"     

Lawndale mengangguk lagi, tidak menemukan apapun yang bertentangan.     

"Ketika Penguasa Ferde meninggalkan Ferde, kita akan memiliki banyak pilihan untuk dilakukan. Kita bisa menyergapnya saat ia berjalan ke sana, menyerang Ferde itu sendiri, atau bahkan memicu kekacauan di seluruh kota manusia di luar Benteng Orida. Pasukan Ferde akan tersebar di seluruh wilayah dalam upaya untuk menjaga keamanan, dan kita akan dapat menghancurkan pertahanannya sedikit demi sedikit."     

"Tapi, ia akan membalas dendam..." ujar Lawndale. Kedengarannya itu seperti rencana yang bagus, tetapi pikirannya menjadi semakin tumpul baru-baru ini. Ia secara naluriah akan mencoba untuk menyangkal apapun tanpa membentuk argumen balasan yang masuk akal.     

Eugene menjelaskan, "Tentu saja ia akan membalas dendam, tetapi jangan lupa kalau kita berada di Hutan Hitam. Kita selalu bisa mundur kembali ke kegelapan jika ia melakukannya. Sementara Peri Tinggi mungkin memiliki Pohon Dunia untuk melindunginya, kita sudah terlindungi oleh geografi habitat alami kita. Kita hanya harus bersikap defensif karena kita mengirim pasukan elit untuk menyerang kota-kota manusia. Sebagian besar manusia hidup terutama di daratan datar. Begitu mereka tersebar, mereka akan lebih rentan terhadap serangan kita. Perdagangan di antara manusia akan sangat melemah di dalam kekacauan yang terjadi, dan sumber-sumber pendapatan Ferde juga akan terputus. Ikuti rencanaku sampai ke detailnya, dan manusia akan menjadi sangat lemah sehingga yang perlu kita lakukan adalah memberi mereka sedikit dorongan, dan seluruh peradaban mereka akan jatuh."     

"Rencanamu terdengar masuk akal," kata Lawndale, merenungkan rencana Eugene. Ia jelas tersentuh oleh rencana itu.     

Tentu saja itu masuk akal! Eugene sekarang menjadi semakin meremehkan Peri Kegelapan yang tampaknya telah tenggelam begitu dalam ke dalam lubang kegagalan. Tidak ada harapan untuk menariknya keluar dari sana. Tentu saja Eugene berhasil menyembunyikan rasa jijiknya saat melanjutkan bicara, "Ini hanya langkah pertama. Ada langkah kedua dalam rencanaku."     

"Oh, teruskan, Yang Mulia," kata Lawndale.     

Eugene melanjutkan, "Ada Sindikat di sebelah selatan wilayah manusia. Bukankah Morpheus berencana menjadi dewa? Dan juga, bukankah ia sekutu kita? Kenapa kita berhenti bekerja bersama? Biarkan Sindikat menyerang Ferde dari Selatan. Bahkan jika itupun sulit bagi mereka, mereka masih bisa memblokir kapal dagang menuju Ferde dan mengganggu bisnis di sana. Bagaimana menurutmu?"     

"Ya, kau benar sekali." Mata Lawndale bersinar untuk sesaat tapi kemudian menggelengkan kepalanya seraya tertawa pahit. "Itu rencana yang bagus, tapi aku khawatir itu mustahil untuk dilakukan."     

Eugene mengerutkan kening.     

Aura yang menekan mulai meluap dari kedalaman jiwa Eugene. Cahaya yang dimiliki oleh fitur sempurna putri Peri Kegelapan di luar telah memudar tiba-tiba dan digantikan oleh sinar wajah dingin yang menakutkan.     

Pada saat itu Lawndale merasakan dirinya menjadi sulit untuk bernapas. Hawa dingin menyusuri tulang punggungnya saat ia melihat sang putri. Ia dengan cepat menundukkan kepalanya, tidak berani menatap mata sang putri. Semua pikiran di kepalanya meleleh seperti salju di bawah sinar matahari yang berapi-api.     

Seperti yang telah diharapkan oleh seseorang yang diberkati oleh para dewa sendiri. Seharusnya aku tidak membuka mulut sembarangan. Ia benar-benar adalah putri Peri Kegelapan! Semua ketidakpercayaan Lawndale terhadap Eugene berubah menjadi kekaguman dalam sekejap.     

"Mengapa tidak mungkin untuk dilakukan?" tanya Eugene.     

Lawndale tersenyum pahit. "Yang Mulia, aku telah membuat rencana yang mirip dengan rencanamu pada waktu itu, tetapi rencana itu seperti didengar orang tuli. Hutan Hitam sekarang menjadi milik Naga Agatha. Jangan biarkan penampilan feminin mereka membodohimu. Sebenarnya, mereka sekeras baja dan selalu lebih suka konfrontasi langsung dengan Ferde. Mereka tidak pernah akan memahami rencana canggih seperti milikmu, Putri. Mereka lebih memilih solusi pertempuran habis-habisan secara langsung melawan manusia di Benteng Orida. Menurut mereka, hal itu akan menyenangkan Dewa Kehancuran. Begitu Dewa itu puas akan hal tersebut, mereka akan menerima lebih banyak berkahnya."     

"Tapi, bukankah mereka akan kalah dalam pertarungan langsung?" Eugene memegang dahinya di tangannya. Ia tidak menyangka akan mengalami masalah seperti ini di sini.     

"Itulah sebabnya mereka memutuskan untuk mengambil langkah selanjutnya setelah Peri Tinggi berhasil menggabungkan kedua alam..."     

"Sialan!" kutuk Eugene sebelum Lawndale sebelum selesai berbicara. Ia kemudian mengambil napas dalam-dalam, menenangkan dirinya. "Penyatuan alam akan menghancurkan Firuman. Peri Tinggi telah menjadi gila. Inilah yang persis diinginkan oleh Dewa Kehancuran! Idiot... Lawndale, Peri Kegelapan akan mengambil alih pimpinan aliansi ini. Tidak mungkin aku mempercayakan nasib bangsaku kepada sekelompok orang gila dan pelayan Dewa Kehancuran!"     

Kata-kata Eugene menggetarkan hati Lawndale. Jauh di lubuk hatinya, Lawndale tidak bisa lagi setuju dengan mereka, tetapi tidak ada yang dapat ia atau orang lain lakukan pada saat ini. Ia menghela napas. "Yang Mulia, bangsa kita tidak pernah sama sejak perang antara cahaya dan kegelapan dua tahun lalu. Kita hanya bisa menyerahkan hal-hal ini ke bangsa yang lebih kuat."     

Eugene terdiam untuk waktu yang lama. Kemudian ia berbicara, "Aku pernah menemukan kehadiran sosok yang berada dalam distorsi ruang-waktu. Sosok itu mengajarkanku teknik pengorbanan yang akan memungkinkan aku untuk meningkatkan kekuatanku secara signifikan. Aku sudah mencobanya sekali. Cara itu efektif, tetapi aku membutuhkan bantuanmu untuk melakukannya."     

Lawndale tertegun. "Berapa banyak kekuatan yang bisa kau peroleh?"     

Eugene menyipitkan matanya. "Aku akan bisa mencapai Level 14 dalam tiga hari jika kita bisa mengorbankan lebih dari 30.000 orang."     

Sebelumnya, ia hanya mencapai Level 13 dengan teknik yang dimaksud. Setelah pertarungannya dengan Link, ia sekarang dapat dengan mudah menyelesaikan beberapa masalah yang telah menyiksanya di masa lalu. Ia sekarang yakin ia dapat mencapai Level 14 saat ini.     

"30.000? Kau dapat mencapai Level 14 dengan mengorbankan 30.000 nyawa?" Mata Lawndale membelalak. Ia bisa merasakan jantungnya berdebar kencang di dadanya. Jika sang putri bisa mendapatkan kekuatan seperti itu, para Peri Kegelapan akan terbebas dari nasib eksploitasi di tangan bangsa lain.     

Setelah mendapatkan kembali ketenangannya, ia berkata dengan suara rendah, "Yang Mulia, seberapa yakin kau tentang hal ini?"     

"Aku 90 persen yakin aku bisa melakukannya, tapi aku butuh bantuanmu, Lawndale." Eugene mengulurkan tangan dan menyentuh wajah Lawndale seraya menatap matanya dengan lembut. Ia bisa melihat bahwa Lawndale langsung terpesona oleh gerakannya.     

"Jangan khawatir, Yang Mulia. Aku akan menyiapkan 30.000 orang untukmu dalam sehari. Mereka akan mati untuk tujuan yang benar!" kata Lawndale sambil menggertakkan giginya dalam keteguhannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.