Memanggil Pedang Suci

Arah Menuju Masa Depan



Arah Menuju Masa Depan

0Setelah mengaktifkan sinyal dan memodifikasi antarmuka sistem, kelompok Rhode menyegel Deepest Labyrinth lagi dan kembali ke Void Territory. Ini adalah masalah yang sangat penting bagi semuanya. Rhode mengumpulkan anak-anak buahnya yang terpercaya dan mengadakan rapat. Marlene, Lize, Anne, Lapis, Canary, Bubble, Orchid Heart, Alice, Gillian, kelima roh pedang suci, dan siapapun yang berhak mengetahui rahasianya berkumpul setelah Rhode kembali ke Void Territory. Kali ini, Rhode menjelaskan semuanya, termasuk keberadaan para Naga Pencipta, hubungannya dengan Void Dragon, hal yang akan terjadi di masa depan, serta usulannya untuk 'memindahkan' seluruh benua ke dunia lain.      
0

Setelah mendengar penjelasan Rhode, para NPC atau pemain seperti Marlene atau Canary langsung tertegun. Dalam sekejap, ruang rapat tempat dimana mereka berkumpul langsung menjadi hening. Beberapa saat kemudian, Bubble terbelalak dan bertanya dengan takjub.      

"Apa kau yakin? Game yang kita mainkan dibuat oleh para Naga Pencipta?"     

"Setelah aku membangkitkan kekuatanku, aku mengetahuinya dari ingatan masa laluku bahwa kelima Naga Pencipta telah meninggalkan dimensi ini dan pergi menuju ke dunia lain. Tapi aku tidak menyangka….bahwa kau berasal dari dunia itu, Rhode…." Marlene tersadar dan terbata-bata. Berita ini membuatnya terpana. Mungkin lebih tepatnya, semua orang tertegun dengan berita ini. Kecuali satu orang.      

"Gillian."     

Rhode menyipitkan mata dan melirik Gillian yang tersenyum icik.      

"Tidakkah kau ingin menjelaskan sesuatu?"     

"Aiyah, Tuanku. Karena kau sudah tahu semuanya, maka aku tidak punya pilihan selain mengakuinya sekarang…"     

Gillian tertawa, berdiri tegak dan membungkuk.     

"Baiklah kalau begitu, izinkan aku memperkenalkan diri lagi. Aku adalah program unit utama dari server utama perusahaan B&M Company….'AI Integrasi dan Pengoleksian Info Umum Ke-7'. Singkatnya, kau bisa memanggilku dengan sebutan 'Nomor 7' atau Gillian. Aku tentu lebih suka dipanggil dengan Gillian. Bagaimanapun juga, rasanya aneh jika kau memanggilku sebagai AI atau apalah itu, kan?"     

"Aku tidak sadar bahwa teknologi AI telah berkembang secanggih ini…."     

Bubble menatap Gillian yang tertawa sambil cemberut.      

"Apakah kak Canary dan aku juga adalah AI sepertimu?"     

"Tidak, Bubble. Yah, kurasa aku tidak perlu menyembunyikan rahasia lagi. Faktanya, roh siapapun yang memainkan game ini akan diekstraksi secara rahasia. Mereka akan berubah menjadi kekuatan jiwa yang bisa kugunakan untuk mempertahankan dan mendukung pengumpulan informasiku. Keberadaan roh-roh sangat penting untuk menciptakan sebuah dunia. Akhirnya, kalian bisa menganggap diri kalian sebagai klon dari tubuh asli kalian sedangkan Tuanku memiliki kekuatan untuk mewujudkan klon kalian menjadi nyata dengan kekuatan pikiran."     

Gillian menggoyangkan jarinya dengan bangga.      

"Oh, omong-omong, aku bukanlah AI. Aku adalah keberadaan yang diciptakan oleh keempat Naga Pencipta. Tapi kalau dipikir…Aneh kan jika aku ada di dunia itu tapi aku tidak memiliki nama yang canggih?"     

"Aku tidak mengerti…Tapi…Nona Bubble, Nona Canary, dan Tuan Rhode sepertinya berasal dari dunia lain?" Lize mendongak dengan malu-malu dan bertanya. "Kalau begitu…Apakah kalian semua akan kembali ke dunia kalian?"     

"Seperti kataku, kami tidak bisa kembali meskipun kami ingin kembali karena di antara dunia kita tidak ada banyak dunia lain. Kalau bukan karena keperkasaan keempat Naga Pencipta, aku mungkin tidak akan berkomunikasi dengan mereka melalui proyeksiku. Bagi kami, tempat ini sudah seperti rumah kedua sekarang."     

"Ah…Syukurlah…Ah, tidak! Bukan itu maksudku…"     

Lize menghela napas lega setelah mendengar jawaban Rhode, sebelum bergumam pelan. Sesaat kemudian, dia sadar bahwa ucapannya terdengar tidak pantas sehingga dia langsung melambai-lambai dengan malu. Untungnya, tidak ada yang merasa tersinggung. Bubble bahkan menepuk bahu Lize.      

"Tidak masalah, Lize. Memangnya kenapa kalau kami tidak bisa kembali? Selain itu, meskipun kami kembali, kami akan membawa kalian bersama dengan kami. Dengar, meskipun dunia kami membosankan, namun ada banyak hal menyenangkan yang bisa kita lakukan. Aku jamin banyak hal yang tidak pernah kalian lihat sebelumnya! Hahaha. Saat membayangkan bagaimana ekspresi kalian nanti, aku jadi ingin melihatnya!"     

"Ugh…"     

Lize menunduk. Wajahnya merona merah. Tapi, ini hanyalah masalah sepele. Rhode hanya meliriknya sebentar, sebelum berbalik badan untuk membahas hal yang jauh lebih penting.      

"Jadi Tuan telah menemukan solusi untuk meningkatkan kekuatan 'Ketertiban'…."      

Berbeda dengan Lize, Alice lebih mencemaskan permasalahan utamanya. Dia mungkin memang tidak tertarik untuk menjadi bagian dari 'harem' Rhode.      

"Aku tidak terlalu memahami detail dunia itu. Tapi beberapa hal…seperti tingkat reputasi yang kau sebutkan, Yang Mulia…Apakah mereka bisa diandalkan?"     

"Aku rasa itu bukanlah masalah besar," ucap Canary yang merenung sejak tadi.      

"Hal-hal ini sangat berhubungan dengan realita. Namun, dunia ini hanya tidak memiliki konsep itu. Dalam dunia kami, konsep ini adalah hal yang umum. Dengan belajar, kau mendapatkan pengetahuan dan kekuatan..Ini adalah EXP Point. Setelah kau mencapai tingkat tertentu dari kegiatan belajarmu, kau bisa menembus batas dan mencapai tahapan yang baru…Ini adalah peningkatan level. Meskipun aku tidak tahu bagaimana hukum alam dan aturan dalam dunia ini namun aku rasa mereka menambahkan sebuah standar pada aturan awal. Hanya itu saja."     

Masuk akal…Mempertimbangkan waktu yang kita habiskan untuk memainkan game simulasi bumi. Ini memang tidak terlalu mengejutkan.      

"Baiklah kalau begitu. Selanjutnya, mari kita bahas masalah terpenting sekarang."     

Rhode menoleh ke arah Lapis.     

"Lapis, seperti yang sudah aku jelaskan. Jika kita memindahkan seluruh Dragon Soul Continent ke dunia lain melalui Dimension Gate, bagaimana penilaianmu tentang tingkat resiko dan kemungkinan keberhasilan berdasarkan tingkat teknologi kita untuk saat ini? Berapa lama waktu yang kita butuhkan?"     

"Ah, baik…Tolong berikan waktu padaku untuk memikirkannya…" Lapis mengerutkan alisnya dan berpikir dengan keras. Kemudian, dia menoleh ke arah Marlene. Mereka pun saling berbisik. Lapis menggeleng dan mengangguk, sebelum mendongak dan berbicara pada Rhode. "Maaf, Tuan Rhode. Informasi yang kami miliki terbatas, khususnya informasi-informasi yang berhubungan dengan Dragon Soul Continent serta titik-titik pemasangan…."     

"Tidak masalah."     

Rhode menggeleng dan memotong ucapan Lapis. Kemudian, dia mengambil sebuah batu permata di sakunya, yang merupakan peninggalan dari keempat Naga Pencipta padanya. Setelah kembali ke dunia ini, Rhode sempat memeriksa isinya tapi dia tidak bisa memahaminya. Lebih baik dia menyerahkannya pada yang lebih ahli.      

"Semua informasi tentang Dimension Gate dan area-area lain ada di dalam batu permata yang diberikan oleh para Naga Pencipta padaku. Aku ingin kau dan Marlene menyelidiki dan melaporkan jumlah bahan, waktu dan tenaga kerja yang diperlukan untuk melaksanakan rencana ini secepat mungkin. Lalu, cari tahu lokasi dimana kita harus memasang barang-barang ini serta berbagai macam bahaya dan situasi yang akan kita hadapi. Jika tugas kalian tidak begitu penting untuk saat ini, serahkan saja pada asisten-asisten kalian. Tugas baru ini akan menjadi tugas utama kalian. Jadi, tolong prioritaskan tugas ini. Oh, omong-omong, aku telah mengambil keputusan tentang masalah produksi tungku sihir. Para penduduk sipil diperbolehkan untuk membelinya dalam jumlah terbatas. Sedangkan untuk aspek-aspek lainnya, kita akan menjadikan mereka sebagai milik kita."     

"Aku mengerti, Rhode."     

Marlene mengangguk. Kemudian, dia menatap Rhode dengan cemas.     

"Apa kau ingin meyakinkan pewaris-pewaris jiwa naga lainnya?"     

"Tidak ada salahnya untuk mencoba. Dalam skenario terburuk, kita mungkin harus melakukan rencana ini sendiri. Aku tahu itu kejam, tapi aku tidak ingin memaksa mereka untuk mengikuti rencana ini. Jika mereka ingin menetap dan hancur bersama dengan benua ini, maka aku tidak akan menghalangi mereka…" Rhode merentangkan tangannya dan mengangkat bahu. "Aku akan berusaha meyakinkan mereka, tapi jangan terlalu berharap padaku. Bagaimanapun juga, aku tidak bisa membaca pikiran mereka."     

"Ya…Kau harus mengancam, memeras dan menipu untuk menjadi diplomat yang sempurna."     

Marlene menghela napas dan menggeleng. Sesuai dengan ucapan Rhode, tidak akan mudah baginya untuk meyakinkan pewaris jiwa naga lain untuk menyetujui rencananya. Rhode sudah memandang masa depan, tapi mereka masih fokus ke masa sekarang. Tentu saja, keberanian dan imajinasi dibutuhkan untuk menciptakan rencana-rencana masa depan. Seseorang hanya bisa berhubungan dengan kenyataan ketika kenyataan itu terbentuk oleh masa lalu, masa kini dan masa depan.      

"Kak Heart."     

Rhode mengalihkan perhatiannya pada Orchid Heart.     

"Aku ingin kau membentuk sebuah tim prajurit elit untuk menghabisi 'Kekacauan'. Seperti kita, mereka akan menerima berbagai macam misi, menghabisi 'Kekacauan', dan menerima hadiah. Bentuklah sebuah tim yang komprehensif dan suruh Gillian mengurus mereka. Aku mendapatkan beberapa informasi dari jiwa Grazite. 'Kekacauan' sepertinya tidak akan tinggal diam. Kita harus bersiap-siap sebelum itu."     

Orchid Heart mengangguk dengan pelan. Kemudian, dia menguap sebelum menjawab.      

"Tidak masalah. Tapi Rhode, apa yang harus kita lakukan jika kita kehilangan mereka?"     

"Jangan khawatir."     

Rhode tersenyum.      

"Sebelumnya, aku telah berkata bahwa setelah hukum-hukum alam dari kedua dunia bergabung, maka benua ini akan menjadi mirip dengan dunia kita. Dengan kata lain, beberapa hal yang hanya bisa dilakukan dalam game juga bisa dilakukan di sini."     

"Maksudmu…"     

Semua orang tertegun. Sesaat kemudian, Canary, Bubble dan Orchid Heart tersadar. Bubble menatap Rhode dengan perasaan bahagia sedangkan Rhode mengangguk ke arahnya.      

"Benar, Bubble. Sesuai dengan dugaanmu. Tidak lama lagi waktunya akan tiba bagimu untuk menunjukkan potensimu yang sesungguhnya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.