Memanggil Pedang Suci

Sebuah Taruhan



Sebuah Taruhan

1"Buumm!!"     

Pedang besar Executioner menusuk ke bawah sehingga suara menggelegar muncul. Para penonton merasa bulu kuduk mereka berdiri saat mendengar suara itu. Namun, Barter mendadak berhenti bergerak. Dia menatap Rhode yang berdiri di depannya. Rhode memegang gagang pedangnya dan bersiap menarik pedang tersebut. Hal itu membuat orang-orang merasa heran seakan-akan pertarungan sebelumnya hanyalah ilusi. Wajar saja karena mereka berdua sebenarnya belum mulai bertarung dengan serius.     

"Lumayan. Kau menarik juga, Nak."     

Barter tersenyum sambil memandang Rhode.     

"Kau benar-benar menarik, Nak. Tapi dengan kemampuan yang hanya segitu, kau akan sulit mengalahkanku. Bukan begitu, kan?"     

"Kita lihat saja nanti."     

Rhode mengerutkan keningnya dan membalas ucapan Barter dengan wajah yang datar. Di saat yang bersamaan, dia juga merasa agak ragu. Dia telah memahami gaya bertarung Barter dari pertarungan mereka sebelumnya. Sesuai dengan dugaan, kekuatan serangan pedang besar Executioner tinggi, namun pedang itu juga punya jeda antar serangan yang besar.     

Walaupun hembusan angin dari serangan pedang itu mampu menutupi jeda tersebut sampai tingkat tertentu, namun hal itu tidak ada gunanya bagi Rhode yang punya kecepatan tinggi. Sayangnya, atribut fisik Rhode masih berada di level elit sehingga dia tidak yakin apakah dia bisa bertahan dari serangan Barter. Rhode biasanya tidak akan ragu mengambil resiko ini. Dengan mengandalkan Composition Adornment dan juga pengalaman bertarungnya sebagai 'mantan' Spirit Swordsman berlevel tinggi, dia bisa mengalahkan Barter dengan mudah.     

Namun, mengalahkan seseorang dengan level yang jauh lebih tinggi tidak akan mudah.     

Rhode yakin bahwa dia bisa mengalahkan Barter. Tapi dia khawatir dengan apa yang akan terjadi setelahnya. Setelah mengalahkan Barter, dia pasti akan terluka parah. Dalam kondisi seperti itu, dia tidak akan bisa mengalahkan empat prajurit bayaran yang lainnya. Dia tentu saja bisa menyerahkannya pada Lize dan Anne. Tetapi, dia tidak yakin apakah mereka bisa menang. Lebih tepatnya, Rhode tidak ingin menghabiskan tenaganya sebelum memasuki pertandingan selanjutnya.     

Tapi jika dia kalah, maka tidak akan ada 'pertandingan selanjutnya' bagi Rhode.     

"Bagaimana kalau begini, Nak?"     

Ketika Rhode termenung, Barter tiba-tiba berbicara sambil menatapnya.     

"Ayo kita bertaruh."     

"Bertaruh?"     

Rhode terkejut saat mendengar ucapan Barter. Dia menyipitkan matanya dan memandang Barter dengan waspada. Dia menunggunya berbicara. Ketika melihatnya, Barter tersenyum dan mengangguk. Kemudian, dia melanjutkan ucapannya.     

"Benar, taruhan. Ayo kita bertaruh demi kemenangan kita."     

Rhode mengerutkan keningnya. Walaupun ucapan Barter tidak masuk akal, tapi Rhode yakin bahwa Barter belum selesai berbicara sehingga dia hanya mendengarnya dengan tenang. Benar saja, Barter kemudian melanjutkan perkataannya.     

"Jika kau bisa mengalahkanku, maka Purple Lily akan langsung menyerah dan kau akan menang. Aku rasa kau tidak butuh penjelasan lagi."     

Ketika dia mendengarkan pernyataan Barter, semua orang terkejut, termasuk Rhode.     

"Benarkah?"     

Rhode bertanya sambil menatap Barter. Barter hanya mengangguk dan tersenyum padanya saat mendengar pertanyaan Rhode.     

"Ya, aku tidak akan pernah mengingkari kata-kataku. Singkirkan semua keraguanmu. Bertarunglah seperti pria sejati!"     

Ketika mendengar ucapan Barter, Rhode merasa ragu sesaat tapi dia segera mengangguk.     

"Baiklah, aku terima taruhan ini…Aku harap kau tidak akan menyesal, Tuan Barter!"     

"Kalau begitu kita lihat apakah kau mampu membuatku menyesali pilihanku, Nak!"     

Kemudian, Barter segera mengayunkan tangannya.     

Dua pedang besarnya terangkat tinggi. Beberapa saat kemudian, lantai arena bergetar dan hawa ambisi pedang yang transparan muncul pada tubuhnya yang kekar. Barter meraung dan menyilangkan pedangnya. Kemudian, dia mengarahkannya ke Rhode.     

Earth Strike!     

Dia mulai serius!     

Rhode terkejut saat melihat serangan itu, tapi dia tidak gentar sama sekali. Sebaliknya, Rhode mengaktifkan Shadow Flash dan melesat ke arah Barter. Pedangnya bersinar seperti meteor.     

"Kemarilah!"     

Barter meraung ketika dia melihat Rhode menyerangnya. Namun, pedangnya terus melesat ke depan. Seiring dengan gerakannya, lantai arena menjadi retak. Puing-puing yang tajam beterbangan ke mana-mana. Mereka seolah-olah bergerak di bawah komando dua pedang besar Barter.     

Puing-puing itu pun melesat ke depan dan berbenturan dengan serangan Fury Meteor milik Rhode. Beberapa saat kemudian, suara ledakan bergema di dalam arena, menerbangkan debu ke segala arah. Namun, Barter tidak berhenti menyerang. Pedang besar di tangan kirinya mengayun ke belakang dan melesat ke depan. Gerakan itu memunculkan gelombang energi. Batu-batu lantai arena hancur dan berserakan ketika terkena serangan Barter. Kemudian, serakan-serakan batu itu berubah menjadi pilar-pilar keras yang melaju ke depan.     

Para penonton merasa senang. Serangan Barter meledak bagaikan ombak yang memberikan sensasi luar biasa. Hanya dengan berdiri di arena, Barter memancarkan aura seorang raja dimana tanah adalah wilayah sekaligus rakyatnya.     

Tapi bagaimanapun juga, ada elemen yang bisa menahan dan membalas elemen tanah.     

"----!!"     

Suara yang nyaring tiba-tiba terdengar.     

Debu-debu di sekitar mereka tiba-tiba hilang terkena hembusan angin kencang. Burung Roh merentangkan sayapnya sambil menatap arena pertarungan. Di bawah Burung Roh, petir menyambar ke berbagai arah.     

Apa itu?!     

Semua orang tertegun ketika melihat burung besar transparan tersebut. Mereka menatap Burung Roh yang sedang terbang dengan takjub. Di bawah cahaya matahari, Burung Roh memantulkan cahaya berwarna emas. Ekornya yang panjang terlihat luar biasa. Burung itu terlihat seperti kurir yang bertugas menyampaikan pesan para dewa.     

Burung Roh menatap Barter dengan tajam. Kemudian dia mengepakkan sayapnya sekuat tenaga.     

Walaupun kekuatan Burung Roh kelihatannya jauh dibawah Barter. Tapi sebagai makhluk elemental, Burung Roh memiliki kontrol elemen yang jauh lebih baik. Diiringi dengan kepakan sayapnya, sebuah badai angin yang tercampur dengan sambaran petir melesat ke depan dan bertabrakan dengan Earth Strike milik Barter. Pilar-pilar tajam itu langsung meledak saat berbenturan dengan tornado Burung Roh. Sebelum pilar-pilar itu dapat menghantam Rhode, mereka meledak berkeping-keping terkena sambaran petir yang tersembunyi dalam tornado. Earth Strike Barter menghilang sepenuhnya dalam sekejap.     

"Haaa!!"     

Barter tidak tertegun ketika dia melihat kemunculan Burung Roh seperti para penonton. Sebelumnya, dia telah menyelidiki Rhode sehingga dia mengetahui teknik bertarung Rhode yang aneh. Tapi ini adalah pertama kalinya Barter menyaksikan teknik bertarung itu secara langsung.     

Oleh karena itu, Barter tidak terlalu terkejut saat dia melihat kemunculan Burung Roh. Dia meraung dan kembali menggabungkan pedangnya lalu dia memegang pedangnya dengan kedua tangan. Kemudian, Barter memukul balik tornado yang menuju ke arahnya.     

Saat itu, tornado Burung Roh terbagi menjadi dua. Hawa ambisi pedang yang muncul di tubuh Barter berbenturan dengan sambaran petir di balik tornado tersebut. Saat ini, semua orang akhirnya bisa melihat kekuatan Barter sebagai swordsmaster level tinggi dan itu membuat mereka tertegun.     

"Guk guk!"     

Tiba-tiba, sebuah suara gonggongan terdengar. Semua orang mengalihkan perhatian mereka pada kobaran api yang muncul di belakang Barter. Kemudian, anjing hitam besar muncul dari dalam api tersebut. Saat Pembunuh Api membuka mulutnya, kobaran api membungkus tubuhnya. Anjing itu pun melesat ke arah Barter. Api menjulur keluar dari mulut Pembunuh Api dan berubah menjadi gelombang api yang melaju ke arah Barter.     

"Kau pikir trik murahan seperti ini akan mempan padaku?!"     

Barter tidak kaget saat menghadapi serangan Rhode. Dia hanya mendengus dingin. Dia berbalik sambil membelah pedangnya menjadi dua dan mengayunkan tangan kanannya. Pedang di tangan kanan Barter melayang ke depan, menembus serangan api tersebut dan menusuk tubuh Pembunuh Api.     

0

Informasi yang telah dia terima sepertinya benar.     

Sebuah ledakan terjadi.     

Ledakan yang meletus dari dalam tubuh Pembunuh Api membuat arena itu tertutup oleh kobaran api. Api yang berkobar dan juga udara yang panas berputar di udara sehingga membentuk sebuah pilar api.     

Para penonton tertegun. Mereka menatap arena dengan takjub. Mereka tidak tahu apa yang sedang terjadi di depan mereka. Mereka tidak sadar bahwa sebuah bayangan sedang melesat.     

Barter mengangkat kedua pedangnya dan membelah lautan api di sekitarnya. Saat itu, dia melihat bayangan yang melesat dari sudut matanya. Lalu Rhode tiba-tiba muncul di sampingnya.     

Rhode kembali menyarungkan pedang merahnya.     

Storm Slaughter, aktif.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.