Memanggil Pedang Suci

Pertarungan Pemanasan (13)



Pertarungan Pemanasan (13)

0"Masih terlalu amatir."     
0

Rhode menggeleng ketika dia melihat Joey dikepung oleh musuh-musuhnya. Dia tahu dengan jelas bahwa itu akibat kesalahan perhitungan Joey. Alasannya bukan karena kemampuan Joey yang kurang, tapi pengalamannya yang kurang. Dari segi kemampuan, Joey dan Hubert setara. Tapi, pengalaman Hubert jauh lebih unggul. Bagaimanapun juga, Hubert adalah pemimpin kelompok prajurit bayaran. Pengalamannya lebih banyak daripada Joey. Joey belum tentu bisa langsung memenangkan pertandingan meskipun dia sedang berada di atas angin saat ini.     

Meskipun demikian, Rhode tidak kecewa padanya. Bagaimanapun juga, kompetisi ini hanyalah pemanasan sebelum festival pertengahan musim panas. Tujuan utamanya bukan untuk memperlihatkan kemampuan kelompoknya pada prajurit bayaran lain, melainkan untuk menganalisa masalah yang akan mereka hadapi di kompetisi pemanasan. Lize dan Marlene bisa menunjukkan performa yang sempurna karena mental mereka siap dan pengalaman bertarung mereka cukup banyak. Tapi, ketika giliran Joey bertarung, dia langsung membuat kesalahan karena kurang pengalaman.     

Tetapi Rhode senang karena hal itu. Jika dia menemukan masalah ini di festival pertengahan musim panas, hal itu bisa menjadi masalah yang besar baginya.     

Saat ini, Joey sedang berada dalam situasi yang paling merepotkan bagi seorang Thief karena dirinya sedang dikepung.     

Kemampuan Thief untuk bersembunyi bukan skill yang sempurna. Mereka membutuhkan ruang dan waktu. Walaupun skill Thief level tinggi mampu menghilangkan keberadaan, Joey tentu belum mencapai tingkat itu. Oleh karena itu, dia membutuhkan ruang, waktu dan jubah Secret Cloak pemberian Rhode.     

Sayangnya, karena dia sedang dikepung oleh empat orang saat ini, maka Joey tidak bisa melakukannya.     

Apa yang akan dilakukan oleh Joey?     

Rhode ingin melihatnya.     

Joey sendiri terkejut ketika menyadari bahwa serangannya tengah dihadang. Joey pun segera menyadari bahwa dia telah melakukan kesalahan. Yang lebih penting lagi adalah dia harus melakukan sesuatu untuk membayar kesalahannya saat ini.     

Ketika dia memikirkan hal tersebut, Joey berusaha keluar dari kepungan musuh-musuhnya. Dia segera mengayunkan pisau dan menghalau serangan Hubert. Dia berusaha menekan Hubert ke samping dan menghindari serangan prajurit bayaran lainnya dengan cara mundur ke belakang.     

Tapi Joey sadar bahwa dia terlambat saat ini.     

Berbeda dengan dua tim elit yang sebelumnya, tim ketiga ini dipilih secara langsung oleh Hubert sendiri. Dia telah merekrut beberapa prajurit bayaran elit dari kelompok lain yang memiliki hubungan baik dengannya. Selain itu, dia juga mengajak dua prajurit bayaran dari kelompoknya sendiri. Semua orang bersedia menuruti perintahnya karena dia adalah satu-satunya pemimpin kelompok prajurit bayaran. Trik licik Joey mungkin bisa mengelabui prajurit bayaran biasa tapi tidak akan bisa mengelabui prajurit bayaran veteran seperti Hubert. Serangan Hubert memang tidak dimaksudkan untuk melukai Joey. Sebaliknya, dia ingin menangkap Joey dan memastikan apakah formasi pengepungannya sudah sempurna. Dan saat ini, setelah memastikan hal tersebut, Hubert akhirnya menarik diri.     

Ketika Joey menyadarinya, dia ingin kabur tapi semuanya sudah terlambat. Berbeda dengan tim-tim sebelumnya, tim ini terdiri dari empat Swordsman dan satu orang Thief.     

Salah satu Swordsman telah ditaklukkan oleh Joey. Jadi hanya ada tiga Swordsman dan satu orang Thief yang tersisa sekarang. Tapi mereka berempat sudah cukup untuk mengepung Joey. Kali ini, dia tidak akan bisa kabur.     

Ketika Joey menghindari serangan kedua, maka dia segera menyadari bahwa ada angin sepoi-sepoi yang berhembus dari arah belakang. Sebagai seorang Thief, dia tentu tahu dari mana angin tersebut berasal. Joey segera menunduk tanpa ragu. Dari belakang, sebuah pisau melesat dan menyerempet kepalanya serta memotong beberapa rambutnya. Untungnya, serangan itu tidak bisa mengenainya.     

Namun, Joey mulai terdesak ketika salah satu prajurit bayaran tiba-tiba menendang betisnya dari samping. Joey kesulitan menghindari tiga serangan dari berbagai arah secara bersamaan. Terlebih lagi, musuh-musuhnya adalah prajurit bayaran yang berpengalaman dengan naluri bertarung yang lebih baik darinya.     

Tubuh Joey terhuyung-huyung. Dia terjatuh ke lantai. Di saat yang bersamaan, ketiga anak buah Hubert mulai maju dan berusaha menghabisi Joey. Mereka berempat, termasuk Hubert, mengepung Joey sehingga para penonton tidak bisa melihat dengan jelas apa yang sedang terjadi.     

Namun, Joey bisa melihatnya dengan jelas.     

Ketika dia terjatuh, dia melihat sebuah kaki yang berusaha menendangnya. Dia pun segera berguling ke samping untuk menghindarinya. Namun keempat musuhnya tidak berhenti sampai di situ. Mereka terus berusaha menyerangnya. Tidak ada yang bisa dilakukan oleh Joey selain menghindar. Dia hanya bisa meringkuk untuk menghalau serangan musuh-musuhnya sambil mengayunkan pisaunya agar mereka menjauh.     

Hubert tentu menyadari apa yang ingin dilakukan oleh Joey. Walaupun empat lawan satu bukan cara bertarung yang terhormat, tapi mereka setidaknya berhasil membalikkan keadaan sekarang. Hubert bukannya tidak memiliki harga diri namun sebagian besar pemimpin kelompok prajurit bayaran tidak menganggap penting harga diri mereka. Selama mereka bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan, kehormatan dan harga diri tidak berarti apa-apa bagi mereka.     

Selama beberapa saat, keadaan menjadi kacau. Joey berguling kesana kesini untuk menghindari serangan musuh-musuhnya. Dia ingin berdiri namun dia tidak sempat melakukan hal tersebut. Tidak ada hal yang bisa dia lakukan saat ini kecuali menghindar.     

"Ketua, Joey sepertinya sedang terdesak."     

Randolf berbicara pada Rhode sambil duduk di sampingnya. Wajah Randolf terlihat cemas. Lapis sendiri tidak terlihat gugup. Dia sedang memegang jubah Rhode sambil menatap arena pertarungan dengan wajah yang gelisah.     

Anne, Lize dan Marlene bahkan terlihat khawatir juga. Mereka berdua bisa menang dengan mudah pada pertandingan pertama dan kedua. Hal itu membuat mereka yakin bahwa mengalahkan para prajurit bayaran elit tidaklah terlalu sulit.     

Tapi, kekuatan dan pengalaman adalah dua hal yang berbeda.     

"Kita lihat saja."     

Ketika mendengar ucapan Randolf, Rhode membalasnya dengan singkat. Rhode menyadari bahwa pengepungan Hubert memang sangat ketat tapi masih ada celah yang bisa diserobot. Masalahnya adalah bisakah Joey memanfaatkan celah tersebut? Jika dia bisa, maka Joey benar-benar memahami esensi seorang Thief.     

Tapi, di sisi lain, jika dia tidak bisa melakukannya dan mencoba cara lain….     

Akhirnya, Rhode hanya bisa melihat. Bagaimanapun juga, ini bukanlah pertarungan yang dia jalani.     

"Haahhh!!"     

Joey mulai lelah setelah menghindari serangan lain. Dia semula berharap bahwa dirinya bisa lolos dari kepungan mereka berempat. Jika dia bisa melakukannya, maka Joey yakin bahwa dia bisa bersembunyi di arena pertempuran ini.     

Namun, Hubert jelas tidak ingin memberikan kesempatan pada Joey. Joey telah berusaha meloloskan diri dari kepungan mereka. Sampai akhirnya Joey sadar jika dia memaksa lolos dari kepungan ini, maka mereka akan segera berhenti. Saat ini, Hubert dan anak-anak buahnya bisa akan menang.     

Lalu apa yang harus aku lakukan?     

Tidak ada gunanya menyesali kesalahannya sekarang. Sekarang, satu-satunya hal yang bisa dia lakukan adalah menunggu kesempatan yang tepat untuk kabur. Kesempatan yang tepat…     

Ketika dia memikirkan hal ini, Joey tiba-tiba terkejut.     

Apakah kesempatan adalah sesuatu yang harus ia tunggu?     

Salah! Kesempatan adalah sesuatu yang harus dia ciptakan! Bagaimana caranya dia bisa menang jika dia hanya menunggu kesempatan dengan pasrah seperti ini!?     

Saat itu, mata Joey berbinar. Dia tidak terlihat gentar seperti sebelumnya. Sebaliknya, Joey terlihat seperti telah menemukan sesuatu. Joey mengulurkan tangannya dan mengayunkan pisaunya untuk menghadang serangan Hubert.     

"Klang!!"     

Kedua senjata tersebut saling berbenturan dan menimbulkan suara yang nyaring. Walaupun serangan Hubert berhenti, tubuh Joey juga terhuyung. Ketiga prajurit bayaran lainnya tentu saja segera memanfaatkan kesempatan ini dan kembali menyerang Joey. Saat ini, Joey akhirnya bergerak.     

Dia menurunkan lengannya dan melucuti pedang Hubert. Itulah yang membuat Hubert kehilangan keseimbangannya. Pada saat yang bersamaan, Joey akhirnya berdiri dan menghindari Thief yang berniat menyerangnya diam-diam. Sayangnya, kedua prajurit bayaran lainnya segera menyerang Joey dan melukainya. Walaupun Joey sudah berusaha dengan keras, dia tetap tidak bisa menghindar.     

Kena kau!     

Kedua prajurit bayaran itu senang ketika melihat serangan mereka berhasil. Namun beberapa saat kemudian, mereka panik saat menyadari bahwa Hubert sedang kehilangan keseimbangan dan si Thief yang gagal mengenai Joey akhirnya terjatuh ke arah mereka!     

Beberapa saat kemudian, kedua prajurit bayaran tersebut segera mundur. Mereka berusaha menjauh dari Hubert dan si Thief. Hubert juga tidak menyangka bahwa setelah senjatanya dilucuti oleh Joey, pedang yang besar itu terlempar ke arahnya sehingga dia terpaksa mundur untuk menghindarinya. Keadaan Hubert dan anak-anak buahnya menjadi kacau sesaat. Mata Joey juga mulai berbinar.     

Sekarang!!     

Tubuh Joey bergetar. Dia melompat dari keepungan Hubert dan anak-anak buahnya seperti hantu. Pada saat yang bersamaan, Joey kembali mengayunkan pisaunya.     

"Duk!"     

Si Thief yang dia lewati terkena serangan pisau Joey dan terjatuh ke arah dua prajurit bayaran lainnya dalam kondisi pingsang. Ketika melihat hal itu, dua prajurit bayaran lain yang ada di belakangnya segera mundur untuk menghindarinya. Dalam keadaan yang kacau itu, mereka kehilangan fokus dan mereka mendadak jatuh ke tanah dalam kondisi pingsan.     

"Tenang!! Semuanya, tenang!!"     

Walaupun Hubert menyadari niat Joey, tapi sebelum dia selesai bicara, Joey sudah terlanjur menghilang dari hadapannya. Ini adalah situasi terburuk bagi Hubert.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.