Memanggil Pedang Suci

Kebangkitan (2)



Kebangkitan (2)

0Bunga dan Spirit Crystal yang ada di dada Lapis telah menghilang tanpa jejak. Spirit Crystal tersebut sepertinya telah kembali ke tubuh Lapis. Meskipun tubuhnya masih terlihat rapuh, tetapi ada beberapa perubahan pada tubuh Lapis. Rhode dan Gillian merasakan kekuatan jiwa yang besar dari dalam tubuh Lapis. Tak perlu diragukan lagi bahwa kekuatan jiwa Lapis telah meningkat dengan drastis.     
0

Selain itu, penampilannya juga terlihat agak berubah. Ada aksesori perak yang berbentuk segitiga terbalik di dahinya. Sebuah kalung panjang tergantung di kedua sisi dahinya. Di dadanya, aksesoris itu memanjang dari tulang selangka ke lehernya dan terlihat seperti tato. Aksesoris tersebut memberikan kesan yang aneh sekaligus indah.     

"Apakah kau yakin ingin membangunkannya, Tuanku?"     

Suara Gillian terdengar ragu.     

"Kita tidak tahu apa yang terjadi pada Lapis. Kita juga tidak tahu bagaimana keadaannya sekarang. Kau yakin dia tidak melakukan apa-apa pada kita saat dia sadar? Kekuatan jiwa di dalam tubuhnya benar-benar sangat besar sehingga rasanya sangat aneh untukku. Kekuatan Lapis sekarang mungkin sebanding dengan kekuatan seorang Mage atau Cleric."     

Gillian mengernyitkan hidungnya ketika berbicara.     

"Lalu, entah kenapa tubuhnya bau logam. Bagaimana kalau dia berubah menjadi 'terminator'?"     

"Setidaknya dia masih lebih baik daripada 'Smith'."     

Ketika membalas ucapan Gillian, Rhode membuka informasi mengenai Lapis melalui pemberitahuan sistemnya. Beberapa saat kemudian, atribut Lapis muncul di hadapan Rhode.     

Lapis     

Ras: Behermes (Belum Sempurna)     

Kelebihan Bakat: Induksi, Kemampuan Penggabungan     

Kekurangan Bakat: Penurunan Kekuatan Individu     

Kelas: Alchemist (Bisa Menuju Tingkat Lanjut) / Ranger Pemula     

Atribut Tersembunyi: Spirit Alchemy, Spiritual Energy     

Alchemy Skills: LV MAX     

Kecakapan: ??, Pembuatan Ramuan dan Perlengkapan     

Kondisi Fisik: Sehat     

Dilihat dari atributnya, memang ada beberapa perubahan pada diri Lapis.     

Rhode mengerutkan alisnya ketika membaca informasi tentang atribut Lapis. Atribut tersembunyi Lapis yang telah terbuka yaitu Spirit Alchemy dan Spiritual Energy. Tidak hanya itu, kemampuan alkimia Lapis ternyata telah mencapai level maksimal. Itu adalah perubahan yang besar. Rhode menduga bahwa perubahan besar dalam atribut Lapis karena dia menyerap kekuatan para roh Behermes yang sudah tewas. Lalu, Rhode juga menyadari bahwa kelas Alchemist Lapis bisa langsung mencapai tingkat lanjut. Kalau benar begitu, maka semuanya benar-benar sebanding dengan usaha Rhode.      

Level dalam kelas produsen seperti Alchemist berbeda dengan kelas petarung seperti Swordsman dan lain-lain. Alchemist bisa mencapai tingkat lanjut selama dia terus membuat berbagai barang dan mempelajari berbagai teknik produksi. Oleh karena itu, tingkat lanjut dalam kelas produsen lebih sulit dicapai daripada kelas petarung. Sebagian besar kelas petarung mendapat akses ke tingkat lanjut ketika mereka mencapai level 20. Namun, tingkat lanjut kelas produsen baru bisa diakses saat mereka mencapai level 30. Oleh karena itu, pemain-pemain yang memilih kelas produsen jarang ditemui dan sering dicari. Bagaimanapun juga, hanya sedikit pemain yang mau melakukan hal yang sama berulang kali dalam waktu yang lama. Namun mereka yang berhasil mencapai tingkat lanjut selalu dihormati oleh pemain lainnya.     

Jadi, Lapis mampu langsung meraih tingkat langsung karena melalui misi ini. Itu artinya dia bisa mencapai level Alchemist Master dalam sekejap. Itu berita yang bagus bagi Rhode karena Alchemist Master dapat membuat barang-barang yang lebih bervariasi. Selain itu, kemampuan produksinya juga lebih tinggi.     

Di sisi lain, kekhawatiran Gillian cukup masuk akal. Kemampuan Lapis meningkat drastis dalam waktu satu hari saja. Fenomena aneh seperti ini biasanya memiliki dampak-dampak negatif yang tidak terdeteksi. Seperti kata Gillian, mereka tidak yakin apakah Lapis masih sama seperti dulu. Namun, Rhode tidak terlalu khawatir.     

"Aku sendiri tidak begitu mengenal Lapis."     

Dia menatap wajah Lapis dan menjawab pertanyaan Gillian.     

"Aku tidak keberatan kalaupun dia berubah. Lagipula, aku rasa dia tidak akan menyakiti kita."     

Namun, membangunkan Lapis bukanlah pekerjaan mudah.     

Ketika Lapis membuka mata, dia terlihat linglung. Pandangannya terlihat kosong. Dia masih terkejut karena pengalaman mendebarkan yang dia alami tadi. Rhode mencoba berbagai cara untuk membangunkannya dengan mengguncang-guncang bahunya atau menamparnya berkali-kali. Namun, entah kenapa wajah Lapis masih terlihat datar. Pandangannya juga masih terlihat kosong.     

"Tuanku, jangan menggunakan cara kasar seperti itu…"     

Gillian menggoyang ekornya sambil menatap Lapis dengan pasrah. Ada bekas tamparan di pipinya yang berwarna merah terang. Rhode sepertinya tidak bisa menahan diri.     

"Jika kau terus menamparnya seperti itu, otak Lapis akan menurun kinerjanya sebelum dia bisa sadar sepenuhnya."     

"Ah, ya. Benar juga."     

Ketika melihat wajah Lapis yang datar, Rhode merasa bahwa usahanya membangunkan Lapis sia-sia saja. Namun, Rhode mengetahui beberapa cara lain untuk membangunkan orang.     

"Kalau cara kasar tidak berhasil, maka aku akan menggunakan cara yang 'halus' untuk membangunkannya."     

"Halus?"     

Wajah Gillian agak berubah.     

"Tuanku, kau…"     

Sebelum Gillian dapat menyelesaikan ucapannya, Rhode mengulurkan tangan kanannya dan memegang dagu Lapis. Kemudian dia mengangkat kepala Lapis dan mencium bibirnya dengan lembut. Sensasi hangat dan nyaman terasa di ujung mulut Rhode. Rhode membuka mulut Lapis tanpa ragu dan memasukkan lidahnya ke dalam. Bau yang menggoda tercium dari mulut Lapis.     

Tubuh Lapis bergetar dan dia tersadar. Dia sepertinya bereaksi terhadap ciuman Rhode. Lidahnya yang kecil tergulung dengan lidah Rhode. Dia mendesah dengan lembut. Beberapa saat kemudian, Rhode menjauhkan diri dari Lapis. Lapis menyadari apa yang baru saja dia lakukan.     

Apa yang kulakukan?     

Lapis menatap Rhode dengan wajah yang terkejut. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Dia merasa wajahnya menjadi panas. Bibirnya merasakan sensasi yang sulit terlupakan…     

"Ke-ke-ke-ke-ketua, apa yang kau lakukan?!!"     

Dalam sekejap, Lapis berdiri dan menunjuk ke arah Rhode. Wajahnya terlihat sangat merah seperti tomat. Namun, Rhode mengabaikannya sambil menyentuh wajahnya sendiri. Kemudian, dia menoleh pada Gillian yang terlihat bengong.     

"Sepertinya kisah-kisah dongeng cukup berguna dalam situasi seperti ini, ya?"     

Setelah Rhode selesai berbicara, dia merasakan tamparan yang keras di pipinya.     

"Plak!!"     

Tamparan yang nyaring bergema di dalam gua tersebut.     

Selama beberapa saat, keadaan menjadi hening.     

"Oke, oke. Jangan dipikirkan, Lapis. Kerja bagus!!"     

Gillian berusaha menghibur Lapis sambil melambaikan tangannya. Di sisi lain, Lapis melirik Rhode dengan cemas. Dia tidak tahu harus bilang apa. Beberapa saat kemudian, dia memberanikan diri untuk mengangguk. Walaupun dia sudah sepenuhnya sadar, euforia yang dirasakan oleh Lapis karena ciuman Rhode membuat kepalanya pusing. Bagi seorang gadis yang tidak pernah jatuh cinta seperti Lapis, ciuman itu membuatnya terlalu terkejut sekaligus merasa senang.     

Tapi, sekarang bukan saatnya membahas hal tersebut.     

Lapis terlihat sangat malu. Wajahnya merona merah. Di sampingnya, Gillian terlihat senang setelah melihat tindakan Rhode. Meskipun demikian, Rhode sama sekali tidak merasa bersalah. Sesaat kemudian, ketika suasana canggung sudah mulai agak reda, Rhode segera bertanya kepada Lapis. Pertama-tama, Rhode harus mengetahui apa yang telah terjadi pada tubuh Lapis.     

Tapi, Lapis sendiri bingung dengan pertanyaan Rhode. Dari penjelasannya, Lapis mengatakan bahwa dia tidak merasa bahwa dirinya berubah. Namun, pengetahuan dan pengalamannya mengenai Alchemist telah meningkat drastis. Pengetahuan-pengetahuan itu terasa aneh bagi Lapis. Sekarang, pengetahuan-pengetahuan itu telah ada di kepalanya. Selain itu, Lapis juga sadar bahwa dirinya memiliki kemampuan yang mengagumkan sekarang. Lapis bisa menciptakan berbagai barang melalui ilmu alkimianya hanya dengan kekuatan jiwa. Dia tidak membutuhkan peralatan-peralatan alkimia yang biasa digunakan. Namun, prosedur ini membutuhkan kekuatan jiwa yang cukup besar. Untuk saat ini, dia belum bisa memanfaatkan kemampuan barunya secara maksimal.     

Setelah mendengar penjelasan Lapis, Rhode akhirnya menyadari apa yang telah terjadi padanya.     

Menurut pendapatnya, Rafah pasti merupakan central core dari para Behermes. Setelah dia takluk di tangan Rhode, kekuatan Behermes yang telah kehilangan corenya membutuhkan 'inang' baru. Saat itu, kekuatan tersebut mendeteksi Spirit Crystal di dalam tubuh Lapis. Jadi, kekuatan, pengalaman dan pengetahuan ras Behermes langsung menyatu dan memasuki tubuh Lapis serta menjadi bagian darinya. Dengan kata lain, Lapis saat ini memiliki semua pengetahuan Keluarga Behermes. Apa yang akan Lapis lakukan dengan pengetahuan itu tergantung pada dirinya sendiri.     

Rhode sadar bahwa kepribadian Lapis tetap sama seperti sebelumnya. Khususnya reaksinya saat bangun tadi, benar-benar menunjukkan diri Lapis yang sebenarnya     

"Kalau begitu…"     

Setelah memastikan kondisi Lapis, Rhode akhirnya mengurai rambutnya dan menunjuk aksesoris yang tertempel di dahi Lapis.     

"Benda itu…apakah kau tahu apa fungsinya?"     

"Ini?"     

Tanpa sadar, Lapis menyentuh aksesoris tersebut dan memejamkan matanya. Setelah berpikir sejenak, dia menjawab.     

"Maaf, Ketua. Aku tidak yakin. Tapi kalau ingatanku benar, benda ini adalah senjata rahasia Keluarga Behermes, Composition Adornment."     

Oh?     

Alis Rhode berkerut ketika mendengar ucapan Lapis.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.