Memanggil Pedang Suci

Sampai di Desa High Cliff



Sampai di Desa High Cliff

0Hujan itu berhenti tengah malam. Keesokan harinya, mereka berniat meneruskan perjalanan di bawah sinar matahari yang hangat dan udara yang menyegarkan di sekitar mereka. Suasana hati mereka menjadi lebih baik saat menikmati suasana pagi yang sejuk. Mereka semua segera mengemasi barang-barang mereka dan kembali melanjutkan perjalanan setelah sarapan.     
0

Tidak jauh di belakang, gadis kecil yang mereka temui kemarin mengikuti mereka. Dia menggunakan pakaiannya yang biasa. Dari gadis itu, Rhode memastikan bahwa dia memang berasal dari desa High Cliff. Tapi, dia tidak bisa menanyakan hal-hal yang lain. Topeng yang terpasang di wajahnya membuat gadis tersebut susah berbicara. Dia hanya bisa berkomunikasi dengan anggukan atau gelengan kepala. Karena itulah, dia tidak bisa menjelaskan situasinya lebih detail. Akhirnya, Rhode membawa gadis itu kembali ke desa High Cliff dan mencari tahu apa yang terjadi kepadanya.     

Karena perawatan dari Lize, kondisinya sedikit membaik. Meskipun demikian, dia tetap menolak tawaran dari prajurit bayaran lain untuk membantunya. Sambil menggertakkan gigi, gadis itu menuntun domba-dombanya. Untungnya, domba-domba tersebut mengikutinya dengan patuh.     

Sementara itu, di depannya, para prajurit bayaran kelompok Starlight sibuk membicarakan gadis itu sambil berjalan. Walaupun pengalaman mereka sebagai prajurit bayaran cukup lama, mereka belum pernah menjumpai kasus seaneh ini.     

"Gadis yang malang. Siapa sebenarnya yang tega memperlakukannya seperti itu?"     

"Apakah dia memang terkutuk?"     

"Jangan bercanda. Kalau gadis itu memang terkutuk, pastinya Nona Lize bisa merasakannya. Tapi dia hanya mengatakan bahwa gadis itu sedang sakit."     

"Apakah gadis itu cacat sehingga dia menyembunyikan wajahnya? Aku pernah melihat seorang wanita di kota yang selalu menutupi wajahnya dengan cadar setiap hari. Kudengar ada luka bakar di wajahnya."     

"Ku rasa itu hanyalah topeng penutup biasa. Tidakkah kau melihat kerah dan rantai di leher gadis itu? Itu jelas merupakan siksaan."     

"Tapi manusia macam apa yang tega melakukannya? Aku tidak bisa membayangkan sekejam apa pelakunya hingga dia menyiksa gadis itu dengan cara seperti ini…"     

"Sayangnya, menurutku, bajingan-bajingan brengsek dari desa High Cliff tidak bisa dianggap sebagai manusia."     

Menanggapi pertanyaan prajurit bayaran lainnya, salah satu prajurit bayaran menjawabnya dengan nada menghina.     

Jujur saja, tidak ada satu pun dari mereka yang sudi mengunjungi Desa High Cliff. Mereka lebih memilih membiarkan penduduk-penduduk di desa itu tewas di tangan para mayat hidup daripada menolong mereka. Bagaimanapun juga, desa itu punya reputasi yang buruk. Dan semua orang di kelompok Starlight, kecuali Marlene, punya pengalaman yang buruk dengan penduduk-penduduk desa itu.     

Di kalangan masyarakat umum, penduduk-penduduk Desa High Cliff dikenal sebagai sekumpulan manusia terburuk di dunia ini. Tidak ada satu pun prajurit bayaran yang sudi menolong mereka. Tapi orang-orang desa itu selalu menangis dan memohon bantuan Asosiasi Prajurit Bayaran tanpa rasa malu. Tapi begitu para prajurit bayaran membantu mereka, tingkah laku penduduk-penduduk desa tersebut kembali seperti semula. Mereka bahkan berani mengusir orang-orang yang telah menolong mereka tanpa mengucapkan terima kasih.     

Sayangnya, para prajurit bayaran marah dan benci dengan tingkah laku penduduk-penduduk desa High Cliff tidak bisa berbuat apa-apa. Hal ini karena adanya seorang kapten militer dari daerah di dekat desa tersebut. Para penduduk desa selalu mengeluh pada kapten itu setiap kali mereka berselisih dengan para prajurit bayaran. Jika mereka tertangkap oleh para penjaga, maka prajurit-prajurit bayaran itu akan segera dijebloskan ke dalam penjara.     

Namun, kali ini anggota-anggota kelompok Starlight bersedia mengikuti Rhode karena adanya bayaran yang tinggi dari Klautz, pemilik kota Deep Stone.     

Setiap orang menerima selusin koin emas. Dan jumlah itu masih setengahnya. Berhubung kali ini yang memberikan upah kepada mereka adalah seorang petinggi, maka kelompok Starlight pun rela melakukan pekerjaan yang merepotkan ini. Intinya, mereka tidak keberatan menunjukkan profesionalitas mereka selama mereka menerima upah yang tinggi.     

Di sisi lain, anggota-anggota kelompok Starlight juga penasaran dengan apa yang akan dilakukan oleh Rhode ketika berhadapan dengan penduduk-penduduk desa tersebut. Meskipun mereka belum terlalu lama mengenalnya, mereka tahu Rhode bukanlah seorang pemuda yang ramah dan baik hati. Bagaimanapun juga, Rhode sama sekali tidak ragu membunuh seorang prajurit bayaran tepat di depan gedung Asosiasi Prajurit Bayaran hanya karena dia dihina. Saat mereka memikirkan hal tersebut, tidak ada yang bisa menjamin keselamatan penduduk-penduduk desa High Cliff.     

Karena itulah, selain uang, bisa dibilang motivasi mereka menerima misi tersebut adalah karena hal ini. Para anggota Starlight tidak sabar menyaksikan bagaimana cara Rhode menghabisi penduduk-penduduk desa tersebut…     

"Tuan Rhode, gadis itu…"     

Lize yang berjalan di samping Rhode sesekali berbalik untuk menengok gadis kecil yang berjalan di bagian belakang kelompok. Meskipun mereka sengaja memelankan langkah mereka, gadis itu tetap terlihat kepayahan saat mengikuti mereka. Meskipun dia sudah berusaha sekeras mungkin, kakinya tetap saja pendek dan staminanya rendah membuat nafasnya terengah-engah sepanjang perjalanan. Meskipun Lize sudah berkali-kali menawarkan bantuannya, gadis itu tetap menolak tawaran tersebut. Sepertinya gadis penggembala tersebut tetap tidak menyerah.     

"Perjalanan ini sepertinya terlalu berat baginya."     

Di sisi lain, Marlene menatap gadis itu dengan wajah yang kagum. Walaupun dia terlihat kepayahan dalam perjalanan ini, gadis itu tetap gigih tidak bergantung kepada orang lain. Melihat sikapnya, Marlene salut. Sebagai tanda rasa hormat, dia tidak membantunya karena tidak ingin menghancurkan jerih payah gadis penggembala tersebut.     

"Kelihatannya gadis itu suka dengan ketua." Anne menyeletuk sambil meregangkan tubuh.     

Gadis itu memang sepertinya tertarik dengan Rhode. Dia beberapa kali mencuri pandang ke arah Rhode tanpa alasan yang jelas. Meskipun demikian, mereka semua tidak heran karena wajah Rhode yang memang terlihat 'feminim'. Rhode juga sebenarnya menyadari lirikan gadis itu tapi dia tidak mengatakan apa-apa.     

"Aku bisa merasakan energi kejahatan dari dalam tubuh anak itu."     

Saat itu, tiba-tiba Rhode mendengar suara seorang malaikat.     

Rhode diam-diam memanggil Celia pagi ini. Karena dalam misi ini mereka akan menghadapi gerombolan mayat hidup, Rhode tentu saja membutuhkan kekuatan Celia. Bagaimanapun juga, elemen suci para malaikat adalah salah satu kelemahan terbesar mayat hidup.     

Meskipun demikian, prajurit bayaran lainnya tidak terlihat kaget saat melihat kemunculan Celia yang mendadak. Setelah pertarungan mereka diTwilight Forest, mereka tahu bahwa Celia selalu siap siaga melindungi Rhode di sampingnya.     

"Energi kejahatan?"     

Marlena mengerutkan keningnya saat mendengar perkataan Celia.     

"Garis keturunan? Atau kutukan?"     

"Aku tidak tahu. Tapi sepertinya anak itu bahkan belum menyadarinya. Mungkin energi itu belum bangkit dari dalam tubuhnya."     

Celia berbicara dengan pelan sambil melirik gadis itu.     

"Tapi energi kejahatan di dalam tubuhnya termasuk lemah. Hal itu seharusnya tidak akan membahayakan orang-orang di sekitarnya."     

"Mungkin itu alasannya dia memakai topeng tersebut?"     

Anne bertanya dengan penasaran sambil menggaruk kepalanya.     

"Anne rasa gadis itu bukanlah anak yang jahat."     

"Sayangnya manusia tidak sebaik itu. Mereka cenderung merasa takut dengan hal-hal yang asing bagi mereka."     

Marlene melanjutkan ucapan Anne.     

"Tapi tetap saja, menyiksanya seperti itu sangatlah keterlaluan. Bahkan jika kita memikirkan kata-kata nona Celia, kita tetap tidak bisa memastikan apapun dari gadis itu. Saat ini, kita hanya bisa menunggu sampai kita tiba di desa High Cliff dan mencari tahu tentang gadis itu."     

-     

Tidak lama kemudian, mereka tiba di Desa High Cliff.     

Desa High Cliff adalah desa kecil yang terletak di kedalaman pegunungan. Dari luar, desa itu terlihat seperti desa biasa. Sebuah dinding kayu mengelilingi ratusan rumah kecil di dalamnya. Dari kejauhan, mereka bisa melihat sejumlah penduduk desa yang sedang memanen tanaman dan sekumpulan anak kecil yang bermain dengan ceria.     

"Tch!"     

Namun, saat melihat pemandangan tersebut, sebagian besar prajurit bayaran yang ada dalam rombongan itu mendecakkan lidah mereka dengan tidak senang.     

"Kalian semua, berhenti!"     

Sesaat kemudian, langkah mereka dihentikan oleh beberapa penjaga di pintu masuk desa. Penjaga-penjaga itu melihat mereka dengan wajah yang menghina.     

"Apakah kalian adalah prajurit bayaran?"     

"Benar."     

Rhode melangkah ke depan dan mengangguk.     

"Kami mendapatkan perintah dari tuan Klautz pemilik kota Deep Stone untuk membasmi gerombolan mayat hidup yang menyerang desa ini. Apakah ada masalah?"     

"Terlambat! Seharusnya kalian datang lebih cepat! Kenapa kalian baru datang sekarang?!"     

Sambil menatap Rhode, salah seorang penjaga yang berdiri di depan menggeram dan mengayunkan senjatanya.     

"Apa kalian tahu betapa merepotkannya makhluk-makhluk sialan itu? Kami bahkan tidak bisa berbuat apa-apa! Sial, sudah kuduga kalian para prajurit bayaran adalah sekumpulan orang rendahan yang hanya bekerja demi uang. Aku yakin jika kalian tidak dibayar, kalian tidak akan peduli dengan kami, benar kan? Cepat masuk! Tapi pertama-tama kuperingatkan kalau kalian berani membuat masalah di tempat ini, kurasa kalian semua tahu konsekuensinya."     

"Tch!"     

Mendengar perkataan penjaga itu, salah satu prajurit bayaran meludah ke tanah. Mata penjaga tersebut terbelalak     

"Kau punya masalah, heh?! Biar kuberitahu kalian, kalau bukan karena situasi genting yang sedang kami hadapi saat ini, kami tidak akan meminta bantuan kepada petugas administrasi daerah Paphield. Kalian seharusnya merasa senang setelah sampai di desa ini. Sekarang dengarkan aku baik-baik. Jangan membuat masalah dan cepat selesaikan pekerjaan kalian. Kemudian segera tinggalkan tempat ini. Jika kalian berani bermacam-macam, kami akan segera melapor kepada Tuan Klautz!"     

Penjaga tersebut tidak menyadari bahwa pandangan Rhode berubah menjadi tajam kepadanya. Kemudian, dia berjalan menuju kelompok prajurit bayaran tersebut sambil menarik pedangnya. Ketika penjaga itu melihat gadis yang berdiri di bagian belakang kelompok, wajahnya berubah menjadi marah.     

"Dasar gadis nakal! Kemana saja kau!"     

Penjaga itu menggeram dan mendekati si gadis penggembala. Gadis kecil itu mulai gemetar ketakutan saat melihat penjaga yang mendekatinya. Dia memegang tongkatnya dengan erat dan tidak tahu harus berbuat apa.     

Sebuah tangan tiba-tiba menghalangi langkah penjaga tersebut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.