Memanggil Pedang Suci

Kejayaan Suci yang akan Datang



Kejayaan Suci yang akan Datang

0Sementara itu, ada sesuatu yang terjadi di kastil kota Deep Stone.     
0

Saat itu, Petugas Administrasi Daerah Paphield sekaligus kepala kota Deep Stone, Klautz, sedang menundukkan kepala dengan hormat. Wajahnya terlihat pucat saat dia memandang lantai di bawah kakinya. Ada gadis malaikat yang memancarkan aura suci di depannya.     

"Ah, aku sudah lama tidak mengunjungi kota Deep Stone," Lydia berbicara dengan lembut. Lydia sedang menatap pemandangan Kota Deep Stone yang terhampar di luar jendela. "Kota ini tidak berubah sama sekali. Masih terlihat indah seperti sebelumnya. Kombinasi antara alam yang indah dengan kebijaksanaan serta kerja keras manusia. Tidakkah kau berpikir demikian, tuan Klautz?"     

"Benar sekali, Yang Mulia." Klautz menyeka keringat di dahinya sambil menjawab pertanyaan Lydia.     

Saat ini, Klautz sangat tegang. Terus terang, saat Yang Mulia Lydia dan Royal Mage Amund tiba-tiba mengunjungi kediamannya, Klautz hampir pingsan.     

Ketegangan Klautz bukannya tanpa alasan. Lydia memang jarang meninggalkan kota Golden. Dia biasanya mengirim bawahannya untuk mengurus masalah-masalah yang ada di daerah. Bisa dibilang bahwa Lydia sangat mempercayai bawahan-bawahannya. Namun, para bawahan Lydia, termasuk Klautz, menganggap kepercayaan Lydia sebagai tekanan untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka dengan baik. Mereka bisa saja membuat kesalahan. Namun Lydia tidak akan membiarkan mereka menyerah begitu saja atau mengganti idealisme mereka.     

Sebagai Petugas Administrasi Daerah Paphield, Klautz yakin bahwa dia tidak pernah melanggar idealisme Lydia. Meskipun demikian, Klautz tidak bisa menebak apa alasan Lydia mengunjungi kota Deep Stone saat ini. Meskipun sudah berpikir dengan keras, Klautz tidak bisa mengingat kesalahan apa yang dia buat sehingga Lydia langsung datang ke rumahnya seperti ini. Jangan-jangan dia datang ke sini untuk menyelidiki alasan kenaikan harga mineral di kota ini? Tapi seharusnya hal remeh seperti itu tidak akan membuat Yang Mulia repot-repot datang ke sini, kan?     

Walaupun Klautz merasa penasaran, dia menahan keinginannya untuk bertanya. Dia menyambut kedatangan Lydia sambil menebak-nebak apa alasannya datang ke tempat ini.     

"Manusia adalah salah satu keajaiban dunia ini. Di antara mereka, ada beberapa yang lebih berkilau dibandingkan yang lainnya. Merekalah yang mampu menarik perhatianku."     

Lydia tersenyum dan membalikkan badan. Dia kemudian berjalan menuju sofa dan duduk di atasnya. Dia memakai gaun panjang yang terlihat mewah sekaligus elegan. Secara umum, gaun itu terlihat sangat serasi dan menonjolkan lekuk tubuhnya.     

Grand Mage Amun duduk di sampingnya sambil tersenyum masam. Dia tidak mengatakan apa-apa saat melihat sikap Lydia. Dia semula tidak menyetujui keinginan Lydia untuk mengunjungi daerah Paphield di saat seperti ini. Tapi, dia akhirnya memutuskan untuk mengalah. Yah, kita lihat saja apa yang akan terjadi nanti.     

"Tuan Klautz."     

"Ya? Apakah ada yang bisa saya bantu, Yang Mulia?"     

"Kudengar ada beberapa kejadian menarik di daerah ini."     

Lydia mulai bersandar di sofa dengan santai sambil menyilangkan tangannya. Dia tersenyum polos seperti anak kecil yang ingin mendengar dongeng sebelum tidur.     

"Walaupun aku telah menerima laporanmu, tulisan seperti itu tidak akan bisa memberikan informasi apapun padaku. Bagaimana kalau kau menceritakannya lagi padaku?"     

"Ah, itu…"     

Klautz tersenyum masam saat mendengar permintaan Lydia. Dia mulai memahami alasan Lydia mengunjungi kota ini. "Saya mengerti, Yang Mulia. Tapi saya mohon anda bersedia memaklumi kemampuan bercerita saya yang buruk."     

"Aku tidak peduli tentang hal itu jika ceritanya memang cukup bagus. Aku hanya peduli apakah ceritanya bagus atau tidak." Lydia kembali tersenyum. "Jika ceritanya memang menarik, maka siapapun yang menceritakannya tidak akan berpengaruh."     

Ketika mendengarkan jawaban dari Lydia, keraguan Klautz lenyap. Kemudian dia berdehem pelan dan memandang Lydia dengan wajah yang serius. "Cerita ini dimulai dua bulan yang lalu…"     

-     

Dua hari telah berlalu sejak Rhode dan kawan-kawan meninggalkan Desa High Cliff.     

Dengan adanya Christie, perjalanan pulang mereka menjadi lebih lama daripada sebelumnya. Rhode memerintahkan mereka untuk beristirahat beberapa kali. Untungnya, para prajurit bayaran tidak keberatan dengan hal itu. Menurut Lize, tubuh Christie memang sangat lemah.     

Tinggal di sebuah gudang yang dingin seperti itu selama beberapa tahun memang memengaruhi kesehatan Christie. Ditambah lagi, dia sering mendapatkan perlakuan kasar dari para penduduk desa. Itu membuat tubuhnya menjadi semakin lemah. Tangan kanannya ternyata retak dan tidak pernah dirawat dengan benar. Namun ajaibnya, Christie masih mampu menggunakan tangan kanannya dengan normal, walaupun dia tidak lagi mampu mengangkat barang-barang yang berat.     

Kemarahan para prajurit bayaran meledak ketika mengetahui hal ini. Anne bahkan bertekad kembali ke desa itu demi memberikan 'pelajaran' kepada para penduduk desa. Demikian juga dengan Marlene yang menyesal karena tidak menggunakan sihir penghancur dengan jangkauan luas dan meledakkan desa itu bersama para mayat hidup. Setidaknya, dia tidak akan disalahkan.     

Di sisi lain, Rhode tetap terlihat tenang. Ketika dia menerima laporan dari Lize, dia hanya memberikan beberapa pertanyaan mengenai kondisi tubuh Christie dan menyuruhnya beristirahat dengan benar. Sebagai Cleric, tidak sulit bagi Lize untuk menyembuhkan luka atau cedera yang dialami oleh Christie.     

Meskipun demikian, Lize tidak bisa melakukan apa-apa terhadap kondisi tubuh Christie yang lemah. Walaupun dia bisa memulihkan luka ataupun cedera apapun yang diderita oleh Christie, tapi Lize tidak punya sihir yang bisa digunakan untuk memperkuat kondisi tubuhnya.     

Di samping itu, para prajurit bayaran lainnya merasa bahagia setelah mendapatkan bayaran ekstra. Rhode memutuskan untuk membagi-bagikan uang 'hadiah' dari para penduduk desa High Cliff kepada mereka. Selain itu, Rhode juga mengikuti ketentuan yang ada dalam kontraknya. Para prajurit bayaran yang bekerja lebih keras akan mendapatkan bayaran 50 hingga 60 koin emas lebih banyak. Sedangkan para prajurit bayaran yang bekerja lebih sedikit mendapatkan 20 hingga 30 koin emas.     

Bayaran itu setara dengan hadiah dari Asosiasi Prajurit Bayaran bagi kelompok prajurit bayaran yang baru saja menyelesaikan misi. Dan itu baru bayaran ekstra. Ketika mereka kembali ke kota Deep Stone, mereka akan mendapatkan bayaran 'utama' dari Klautz atas kesuksesan misi ini. Keuntungan yang mereka dapatkan ini membuat mereka bersyukur karena telah bergabung dengan kelompok Starlight. Akhirnya, mereka bisa mendapatkan imbalan yang layak atas kerja keras mereka.     

Di saat yang bersamaan, hal ini juga meningkatkan semangat para prajurit bayaran untuk bekerja lebih baik pada misi berikutnya. Mereka ingin bekerja lebih keras lagi agar tidak keluar dari kelompok ini. Jika mereka bisa menetap di kelompok ini, para prajurit bayaran yakin bahwa mereka dapat menyelesaikan misi-misi mereka dengan mudah sekaligus mendapatkan keuntungan-keuntungan yang lain. Bayangkan, mereka bisa mendapatkan berbagai macam ramuan sihir secara gratis! Di kalangan prajurit bayaran, ramuan itu dianggap sebagai harta yang berharga. Tapi di kelompok Starlight? Rhode selalu memberikan ramuan semacam itu sebanyak 5 hingga 6 botol sebagai perlengkapan misi!     

Perubahan suasana hati para prajurit bayaran tentunya disadari oleh Rhode. Ketika tiba di kota Deep Stone, Rhode menyuruh mereka kembali ke markas dan beristirahat. Perintah itu membuat mereka semakin senang. Beberapa dari mereka segera pergi ke kedai minum untuk merayakan keberhasilan misi. Meskipun demikian, Lize dan beberapa prajurit bayaran lainnya memutuskan untuk kembali ke markas karena mengkhawatirkan kondisi Christie.     

Rhode juga menyetujui keputusan mereka.     

Tapi saat mereka tiba di markas, seseorang menghalangi jalan mereka.     

"Hah, kau akhirnya pulang juga, Nak." Walker, yang bertugas untuk melindungi markas segera menghampiri Rhode begitu dia menyadari kedatangannya.     

"Aku sudah lama menunggu. Kemana saja kalian? Hm? Siapa gadis kecil itu?"     

"Akan kuceritakan nanti." Rhode melambaikan tangannya kepada Walker.     

"Jadi, ada apa?"     

"Kemarin Sereck datang mencarimu dan bilang bahwa dia ingin berbicara denganmu. Tapi soal apa, aku tidak tahu…"     

"Baiklah, aku akan pergi ke Asosiasi Prajurit Bayaran sekarang." Rhode mengangguk setelah mendengar laporan dari Walker. Dia sebenarnya tidak peduli kenapa Sereck mencarinya namun dia teringat dengan para Cleric dari Asosiasi Prajurit Bayaran yang membantunya saat misi di Silent Highway. Dia bermaksud meminta bantuan mereka untuk menyembuhkan Christie.     

Rhode pun segera pergi ke Asosiasi Prajurit Bayaran.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.