Memanggil Pedang Suci

Iblis dan Tentakel



Iblis dan Tentakel

0Ada apa ini?     
0

Barney merasa gelisah ketika menuntun anak-anak buahnya berjalan di dalam gua sambil membawa obor.     

Mereka telah memasuki Blackrock Depths sejak 5 hari yang lalu.     

Namun, di luar dugaan, mereka masih belum menemukan musuh sama sekali. Lebih tepatnya, mereka tidak bisa mendeteksi keberadaan musuh di tempat ini. Gua bawah tanah ini ternyata berbeda dengan terowongan yang mereka lalui sebelumnya. Di terowongan tersebut, beberapa Goblin dan Earth Protoplasm terus muncul dan menyerang mereka. Sebaliknya, suasana di tempat ini benar-benar hening seolah-olah mereka adalah satu-satunya makhluk hidup yang ada di gua tersebut.     

"Barney, apakah kamu mau berhenti dan beristirahat sejenak?"     

Si perempuan setengah peri berjalan ke samping Barney dan bertanya kepadanya. Kemudian, dia membalikkan badan dan melirik prajurit-prajurit bayaran yang ada di belakangnya.     

"Semuanya…semuanya terlihat khawatir."     

"Aku tahu."     

Barney kurang senang ketika mendengar ucapan si perempuan setengah peri. Tetapi, dia hanya bisa menghela napas.     

"Maaf, aku hanya…"     

"Aku tahu…tapi ini bukan solusinya, Barney. Kita tidak tersesat. Saat ini, kita memang sedang berada di Blackrock Depths. Tapi kenapa kita tidak bisa melihat apa-apa?"     

Dengan darah perinya, si perempuan setengah peri mampu melihat di dalam kegelapan dengan baik. Namun, dia hanya bisa melihat puing-puing dan debu tulang yang berserakan. Setelah menghabiskan waktu di gua ini selama lima hari, hanya itu yang bisa mereka temukan. Tidak ada sesuatu yang menarik di tempat ini.     

Tetapi, Barney yakin pasti ada sesuatu yang berharga di dalam gua ini. Sebelum memasuki Blackrock Depths, dia telah mengirimkan beberapa pengintai untuk mengintai area ini. Mereka melaporkan bahwa tempat ini memang sangat berbahaya. Beberapa legenda mengenai tempat ini mengatakan hal yang sama. Selain itu, gereja meminta bantuan kepada Asosiasi Prajurit Bayaran pasti karena tempat ini bukanlah tempat yang aman. Rhode juga tidak akan memilih misi ini kalau bukan karena imbalannya.     

Walaupun Barney sangat membenci Rhode, dia harus mengakui bahwa Rhode memang sangat tangguh. Tapi dia pun bahkan merasa ragu untuk mengambil misi ini.     

Entah kenapa tempat ini terlihat sangat sepi. Dimana bahaya yang terkenal itu?     

Oleh karena itu, Barney merasa takut. Kesunyian tempat ini begitu menyesakkan sehingga Barney sangat gugup karena dia tidak tahu dari mana bahaya akan datang. Kegelisahan membuatnya merasa tidak nyaman. Dia semula mengira bahwa tempat ini akan dihuni oleh banyak monster. Oleh karena itulah, dia memberikan perintah pada anak buahnya untuk membeli beberapa scroll tipe api.     

Di sisi lain, si perempuan setengah peri juga tidak tahu harus berbuat apa. Indranya yang tajam sama sekali tidak berguna dalam situasi seperti ini. Mereka sejak awal hanya berjalan ke depan. Namun mereka masih tetap tersesat. Jika situasi ini terus berlanjut, entah apa yang akan terjadi.      

"Oi, Ketua!"     

Salah satu anak buah Barney berteriak.     

"Berapa lama lagi kita harus berjalan?!"     

Barney hanya terdiam sambil mengerutkan keningnya. Dia menyadari bahwa anak-anak buahnya mulai merasa muak dengan perjalanan ini. Ketika mereka akan memulai misi ini, Barney telah memotivasi mereka dengan keuntungan dan ketenaran. Namun, setelah berjalan tanpa arah selama berhari-hari, ketegangan mereka akhirnya menghilang. Mereka mulai merasa tidak puas. Menurut Barney, itu adalah hal yang wajar. Dia bahkan merasa terkejut karena anak-anak buahnya protes pada hari kelima.     

"Hmm? Bau apa ini?"     

Saat itu, mereka mencium aroma yang menggiurkan.     

Para prajurit bayaran Jade Tears saling memandang sambil mengernyitkan hidung.     

"Baunya benar-benar sedap…apakah ada sesuatu di depan sana?"     

"Ayo, cepat!"     

Dalam situasi biasa, sebagian besar prajurit bayaran akan merasa curiga atau semakin waspada ketika mereka menemukan kejadian aneh di tengah-tengah misi. Namun, para prajurit bayaran Jade Tears saat ini merasa sangat bosan sehingga mereka mati-matian mencari sesuatu yang bisa menarik perhatian. Kewaspadaan mereka telah menghilang sepenuhnya. Sambil memegang obor di tangannya, Barney menyentuh gagang pedangnya dengan tangan kanan dan berjalan ke depan secara perlahan.     

Setelah berbelok di pojokan, mereka memasuki sebuah ruangan yang luas.     

Mereka masih bisa melihat keadaan ruang itu dengan sangat jelas meskipun tanpa penerangan. Tempat itu terlihat terang karena ada sumber 'cahaya' di dalamnya.     

Dalam gua selebar tujuh meter itu, sebuah hutan luas membentang. Daun-daun hijau di pepohonan tersebut bergoyang tertiup angin. Buah-buah merah yang terlihat lezat menjuntai dari cabang-cabang pohon itu dan mengeluarkan aroma yang sedap. Di bawah pepohonan tersebut, mereka bisa melihat taman indah yang terhampar.     

Apa ini? Kenapa ada tempat seperti ini di dalam gua ini?     

Barney mengamati pohon-pohon yang aneh itu. Dia mencurigai tempat ini. Tidak ada air ataupun cahaya matahari. Namun entah bagaimana pohon-pohon ini terlihat cukup segar. Namun, sebelum dia bisa berpikir lebih jauh, beberapa anak buah telah memetik buah-buahan yang tergantung di pohon-pohon tersebut.     

"Oooohhh…baunya benar-benar sedap…"     

Kulit buah itu berwarna merah terang. Bentuknya terlihat seperti pisang yang sangat tebal. Setelah mengupas kulitnya, mereka bisa mencium aroma manis yang sangat menggoda.     

"Aku sudah tidak tahan lagi. Selamat makan!"     

Salah satu prajurit bayaran mulai memakan buah tersebut. Barney pun terkejut.     

"Tunggu! Jangan dimakan! Situasi ini terlalu aneh!"     

"Aneh? Apanya yang aneh?"     

Beberapa prajurit bayaran berhenti setelah mendengar perintah Barney. Namun sebagian besar anak buahnya mengabaikan ucapan Barney dan memakan buah-buah itu dengan lahap. Beberapa dari mereka masih bisa menahan nafsu karena mereka juga curiga. Namun, ketika banyak prajurit bayaran yang mulai memakan buah itu, aroma buah-buahan tersebut juga semakin kuat. Akhirnya, mereka yang sebelumnya bisa menahan diri pun menyerah dan ikut memakan buah-buah itu. Beberapa prajurit bayaran yang masih bisa menahan diri mengelilingi tempat itu sambil mengamati teman-teman mereka dengan waswas.     

"Bagaimana menurutmu?"     

Barney memegang dahinya dengan pasrah dan bertanya pada si perempuan setengah peri.     

"Aku…aku tidak tahu, Barney."     

Perempuan itu hanya menggeleng.     

"Hutan ini terlalu aneh…Entah bagaimana…Pohon-pohon itu sepertinya bukan tumbuhan biasa…"     

"Lupakan saja."     

Barney menyela ucapan si perempuan setengah peri dan melambaikan tangannya.     

"Periksa tempat ini. Tempat ini adalah bagian terdalam dari gua. Aku yakin ada sesuatu yang bisa kita temukan di sini. Pasti ada sesuatu yang kita lewatkan!"     

"Baik, Barney. Aku…"     

"Ahhhhh!!"     

Sebelum mereka selesai berbicara, Barney dan si perempuan setengah peri mendengar jeritan kesakitan. Mereka berdua sangat terkejut dan segera menoleh ke arah datangnya suara itu.     

Para prajurit bayaran yang memakan buah-buah itu terjatuh ke tanah sambil mengerang kesakitan. Mereka meronta-ronta dan berguling-guling di tanah. Sambil menjerit kesakitan, mereka mengoyak-ngoyak kulit mereka untuk menahan rasa sakit. Tiba-tiba, pepohonan di sekitar mereka bergetar. Buah-buah yang masih tergantung pada pohon-pohon terkupas sendiri dan menunjukkan jala lembut di dalamnya. Kemudian, buah-buah itu terjatuh ke tanah dan bergerak dengan cepat ke arah para prajurit bayaran yang terbaring di tanah. Buah-buah itu masuk ke dalam mulut mereka secara paksa     

Beberapa saat kemudian, para prajurit bayaran yang tidak memakan buah hanya bisa terpaku sambil menatap teman-teman mereka yang kesakitan. Sebagai pemimpin, Barney adalah orang yang pertama kali bereaksi.     

"Semuanya, keluarkan scroll elemen api kalian!! Bakar mereka!!"     

Sambil memberikan perintah, Barney mengeluarkan scroll elemen api yang mengeluarkan semburan api ke arah pepohonan. Prajurit bayaran lainnya pun tersadar dan ikut melemparkan scroll elemen api. Tidak lama kemudian, lautan api membakar hutan-hutan di sekitar mereka dan menarik perhatian buah-buah iblis tersebut. Buah-buahan itu berbalik dan melaju ke arah para prajurit bayaran. Dua prajurit bayaran tidak sengaja menginjak buah-buah tersebut dan terjatuh ke tanah. Kemudian, buah-buah itu memasuki mulut mereka secara paksa dan merusak tubuh mereka dari dalam.     

"M-mundur!!! Cepat!!"     

Barney menyuruh prajurit-prajurit bayaran yang tersisa untuk mundur sambil melemparkan scroll elemen api. Dia berniatmundur dengan menggunakan dinding api di depannya sebagai pelindung. Si perempuan setengah peri berlari di belakang Barney. Wajahnya terlihat ketakutan.     

"Barney, jumlah mereka terlalu banyak!!"     

"Segera kabur ke terowongan itu dan halangi mereka dengan scroll-scroll elemen api. Jika kita bisa melakukannya, kita bisa mencegah mereka mendekati kita!"     

Barney berteriak sambil menunjuk terowongan di dekat situ.     

Saat ini, dia akhirnya mengerti kenapa Rhode membutuhkan banyak scroll elemen api untuk memasuki tempat ini.     

Tanah di bawah kaki mereka mulai bergetar.     

Tanah itu mengkerut seakan-akan ada sesuatu yang menjepitnya. Kemudian, buah-buah iblis itu memanfaatkan elemen mereka dan diam-diam melaju ke arah para prajurit bayaran. Mereka menggali tanah untuk melewati dinding api yang menghalangi mereka.     

Sebuah tentakel tiba-tiba keluar dari dalam tanah dan melesat ke arah perempuan setengah peri. Tentakel itu melilit kakinya.     

"Aaahhh!!"     

Perempuan itu menjerit ketakutan ketika dia merasakan sesuatu di kakinya. Barney segera berbalik ketika dia mendengar jeritannya. Tapi saat itu, beberapa tentakel lain mulai muncul dari dalam tanah dan melilit perempuan tersebut dengan erat.     

"Barney, tolong aku, tolong aku! Tolong!! Ahhh!!"     

Perempuan setengah peri meronta tapi dia tetap tidak dapat melepaskan diri. Jeratan tentakel itu justru bertambah kuat. Bajunya sobek dimana-mana dan menunjukkan kulitnya yang putih mulus. Kemudian, tentakel-tentakel itu mempererat lilitan mereka pada perempuan setengah peri dan membuatnya sesak napas.     

"Barney, tolong aku…tolong…"     

Kesadaran si perempuan setengah peri mulai hilang. Dia berjuang mengulurkan tangannya ke arah Barney. Saat itu, dua tentakel yang tebal merayap ke balik roknya. Wajah perempuan itu berubah pucat dan meronta semakin keras.     

"Tidak…Tidak!! Jangan!! Hentikan!! Hentikaaannn aaaahhhhh!!!"     

Perempuan setengah peri mulai menjerit kesakitan. Dua tonjolan tebal di perutnya berputar dan bergerak tanpa henti. Tubuh perempuan itu bergetar dengan keras ketika kedua tentakel tersebut memasuki tubuhnya. Tubuhnya bergerak naik turun dan dia muntah berkali-kali ketika tentakel lain memasuki mulutnya. Mata perempuan setengah peri itu berguling ke belakang dan tubuhnya bergetar dengan sangat keras.     

"Argh…Ah…"     

Gerakan tentakel-tentakel itu semakin lincah dan mereka mempermainkan tubuh perempuan itu dengan melemparnya ke kiri dan kanan.     

"---!!"     

Perempuan setengah peri merasa tubuhnya semakin panas. Matanya terbelalak dengan kaget ketika tubuhnya melengkung naik. Kemudian, matanya berputar ke belakang dan tubuhnya tiba-tiba kejang. Suara tercekik keluar dari mulutnya ketika tentakel-tentakel itu menarik diri dari tubuhnya. Di antara kedua kakinya, keluarlah cairan putih yang kental. Saat itu, perempuan itu terjatuh ke tanah. Pakaiannya telah tercabik-cabik dan berserakan di mana-mana.     

Tanah mulai bergetar lagi.     

Sepotong daging besar muncul dari dalam tanah dan meraih tubuh perempuan setengah peri dengan tentakelnya. Kemudian, dia memperkosa perempuan itu sekali lagi.     

"Sial! Kenapa hal seperti ini terjadi!!"     

Barney melemparkan scroll elemen api lain tanpa menoleh ke belakang. Dia menggertakkan giginya dengan marah.     

Bagaimana bisa hal ini terjadi? Kenapa? Kenapa? Apa-apaan makhluk itu?!     

Aaahh!! Tidak ada gunanya memikirkan hal ini!! Yang penting aku harus kabur secepatnya dari sini! Selama aku masih bisa hidup…     

Sebuah sensasi dingin terasa di leher Barney.     

Air?     

Barney melirik ke atas. Kemudian, wajahnya terlihat ketakutan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.